Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH AGREGAT KASAR BERGRADASI CELAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON Irianti, Laksmi; Sebayang, Surya; Wibowo, Rivan Adlia
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 19, No 2 (2015): Edisi Agustus 2015
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of construction and transportation industrial shows significant increase together with the increases of people and the needs. Part of construction which increases significantly is concrete. In concrete making, aggregate gradation affects concrete strength a lot. Aggregate gra- dation can be categorized in 3 kinds that is continuous graded, uniform graded, and gap graded. The purpose of this research is to compare concrete pressure strength of gap graded aggregate and continuous graded aggregate. The research was done by making cylinder samples (d=150 mm, t=300 mm) with concrete pres- sure strength 17,5 MPa, 27,5 MPa and 37,5 MPa. Course aggregate variations which was used were 2 – 3,75, cm, 1 – 2 cm and 0,5 – 1 cm , 2 – 3,75 cm. The treatment of samples was done by drowning it into water and blowing it for 7 days. The samples were tested in 28 days. The result of the test was: (1) average concrete pressure strength with gap graded course aggre- gate was lower than concrete which used continuous graded course aggregate, (2) In concrete mixture with pressure strength 17,5 MPa, maximum load which can be hold by concrete with gap graded course aggregate was not so different from concrete with continuous graded course aggre- gate, (3) The higher pressure strength which was planned, the lower maximum load which can be hold by concrete with gap graded course aggregate, (4) There are differences between elasticity modulus values from this research and elasticity modulus from empirical formulas prediction in ACI 318-83M and Hognestad.
Pengaruh Abu Ketel sebagai Bahan Penambah Campuran Beton Normal terhadap Kuat Tekan Hidayatullah, Hadi; Irianti, Laksmi; Helmi, Masdar; Widyawati, Ratna
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 12, No 1 (2024): Edisi Maret 2024
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Much of the kettle ash waste found in palm oil mills is wasted and can pollute the environment. Therefore, efforts need to be made to handle this waste. One of them is its use as an additional ingredient in concrete mixtures. . This research aims to analyze the effect of kettle ash on the rate of increase in compressive strength through laboratory testing with variations in kettle ash used, namely 0%, 5%, 10%, 15% and 20% of the cement weight. The test specimens have dimensions of 15 cm x 15 cm x 15 cm with testing times at 3 days, 7 days, 14 days, 28 days and 56 days. Based on analysis of research data, it was found that the majority experienced an increase in the compressive strength of concrete without additional materials. Increases occurred at 3 days, 7 days, 14 days and 28 days. The percentage increase in compressive strength for the majority decreased at the age of 3 days, 7 days, 14 days. Meanwhile, at the age of 56 days the majority experienced an increase in the percentage of compressive strength which was caused by a quite significant increase in compressive strength. The highest compressive strength at 56 days was produced by test object code BAK 1 of 38.59 MPa
ANALISIS KOMBINASI CAMPURAN 3D DRAMIX DAN KAWAT BENDRAT PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) Zahra, Ainaya Maudia; Isneini, Mohd; Irianti, Laksmi; Widyawati, Ratna
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 11, No 3 (2023): Edisi September 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SCC is fresh concrete that is able to flow through the reinforcement and fill the entire space in the mold without requiring manual compaction or mechanical vibration. SCC has a shortage of weak tensile strength values as in other concrete. So an innovation was made, namely the addition of fiber to the concrete. In this study, using a combination of bendrat wire and 3D Dramix with a length of 6 cm and a diameter of 0.8 mm, the volume fraction of the mixture amounted to 1% and 1.5% with a total of 8 combinations.  The compressive strength test object was a cylinder with a diameter of 150 mm and a height of 300 mm totaling 24 pieces and the flexural tensile strength test was a beam with a length of 400 mm, a width of 100 mm, and a height of 100 mm totaling 24 pieces. Tests were conducted at the age of 28 days. From the test results, the highest compressive strength occurred in BSV, namely a combination of 1.25% bendrat wire and 0.25% 3D Dramix with an increase in compressive strength of 15.04% of normal concrete. In the flexural tensile strength test, the maximum increase was obtained in BSV, namely the combination of 1.25% bendrat wire and 0.25% 3D Dramix with a percentage increase of 1206.5% from normal concrete.  This shows that the addition of 3D Dramix and bendrat wire increases the compressive strength and flexural strength of SCC. However, the more fiber in SCC causes the workability of the concrete to decrease and the pores in the concrete to increase.
Perbandingan Antara Regangan Susut yang Terjadi pada Jalan Beton di Iklim Tropis Lembap dan Prediksi ACI 209R-92 Malau, Joses Aristo; Niken, Chatarina; Helmi, Masdar; Irianti, Laksmi
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 11, No 4 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini membahas tentang perbandingan antara prediksi susut ACI 209R-92 dengan susut yang terjadi dalam perkerasan kaku. Penelitian ini dilakukan di Indonesia, yang memiliki iklim tropis lembab dengan suhu dan kelembapan yang tinggi sepanjang tahun. Perilaku beton akan berbeda dengan negara yang memiliki empat musim seperti Amerika Serikat, tempat dimana ACI diterbitkan. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 5m × 4,5m × 0.3m. Regangan susut beton didapatkan dari pembacaaan keempat alat vibrating wire strain gauges(VWSG) yang ditanam dalam beton. Pengamatan dilakukan sampai beton berusia 90 hari. Hasil dari regangan beton kemudian dibandingkan dengan prediksi ACI 209R-92. Hasil regangan beton yang terbesar terjadi pada daerah tengah pelat (VWSG 1) dikarenakan daerah tengah memiliki luasan yang berkontak langsung dengan udara sekitar paling besar, jadi suhu dan kelembapan sekitar bisa masuk ke dalam beton dan mempercepat penguapan air yang ada dalam beton. Hasil prediksi dari ACI 209R-92 sekitar 15,6%-36,7% lebih kecil daripada hasil penelitian. Perbedaan ini disebabkan karena lokasi penelitian ini memiliki suhu yang cukup tinggi dankelembapan tinggi karena berada di iklim tropis.
Analisis Perbandingan Pengaruh Variasi Ukuran Panjang Serat Baja Dramix 3D Terhadap Beton Self Compacting Concrete (SCC) Ramadhan, Vernady Napatino; Isneini, Mohd; Widyawati, Ratna; Irianti, Laksmi
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 11, No 3 (2023): Edisi September 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSelf Compacting Concrete (SCC) merupakan beton inovatif yang dapat memadat sendiri (tanpa vibrator) dan mampu mengalir dengan beratnya sendiri untuk mengisi bekisting dengan jenuh tanpa mengalami segregasi. Hal ini dapat mengatasi masalah dalam hal produktivitas, kualitas, dan juga keselamatan kerja. Beton adalah bahan bangunan komposit yang kuat dalam menahan gaya tekan, tetapi lemah terhadap gaya tarik, juga getas dan mudah retak. Serat baja ditambahkan dalam campuran beton untuk memperbaiki karakteristik beton tersebut. Pada penelitian ini menggunakan serat baja Dramix 3D pada SCC dengan volume fraksi 1% pada setiap variasi panjang 20 mm, 40 mm, dan 60 mm. Sampel yang digunakan pada benda uji kuat tekan dan tarik belah berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Sedangkan uji kuat tarik lentur berupa sampel balok dengan ukuran 100x100x400 mm. Pengujian sampel dilakukan pada umur 28 hari. Peningkatan nilai kuat tekan tertinggi terjadi pada variasi panjang 40 mm sebesar 5,99% dari beton normal. Peningkatan nilai kuat tarik belah tertinggi terjadi pada variasi panjang 60 mm sebesar 36,44% dan peningkatan nilai kuat tarik lentur tertinggi terjadi pada variasi panjang 60 mm sebesar 531,7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi panjang serat baja pada SCC dapat mempengaruhi kuat tekan, kuat tarik,dan juga mengurangi workability atau kemudahan pengecoran beton.
Pengaruh Penggunaan Ordinary Portland Cement (OPC), Semen Modifikasi Jenis III dan Jenis IV, dan Portland Composite Cement (PCC) Terhadap Kuat Tekan Beton Prameswari Tw, Aqilla Regita; Irianti, Laksmi; Sebayang, Surya; Isneini, Mohd.
Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain Vol 11, No 4 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Cement is one of the main materials used in making concrete. Cement is useful as a hydraulic binder when mixed with water. Based on the differences in usage characteristics and properties of cement, this research will discuss the effect of using OPC cement (type I), modified cement (type III and type IV), and PCC cement to see how the compressive strength of concrete develops over time with testing periods of 3 days, 7 days, 14 days, and 28 days. The research method used is an experimental study aimed at obtaining a comparison of compressive strength of concrete using OPC and PCC cement. The test specimens used are cylindrical in shape (diameter 150 mm and height 300 mm) with a total of 48 samples with 4 variations, each consisting of 3 samples. The planned concrete quality is 25 MPa. The highest compressive strength of concrete at 3 days, 7 days, 14 days, and 28 days is obtained by OPC cement, modified cement type III, PCC cement, and modified cement type III, while the lowest compressive strength of concrete at 3 days, 7 days, 14 days, and 28 days is obtained by modified cement type IV. Key words : cement, OPC cement, PCC cement, modified cement, compressive strength. AbstrakSemen merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan beton. Semen berguna sebagai perekat hidrolis ketika dicampur dengan air. Berdasarkan perbedaan karakteristik penggunaan dan sifat pada semen, maka penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh penggunaan semen OPC (jenis I), semen modifikasi (jenis III dan jenis IV), dan semen PCCuntuk melihat bagaimana kuat tekan beton terhadap perkembangan umur beton dengan waktu pengujian beton berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan28 hari. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah studi eksperimental yang bertujuan untuk mendapatkan hasil perbandingan kuat tekan beton pada semen OPC dan semen PCC. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder (diameter 150 mm dan tinggi 300 mm) dengan sampel sebanyak 48 buah dengan 4 variasi yang masing-masing terdiri dari 3 sampel. Mutu beton yang direncanakan, yaitu 25 MPa. Kuat tekan beton terbesar pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari secara berturut diperoleh oleh semen OPC, semen modifikasi jenis III, semen PCC, dan semen modifikasi jenis III, sedangkan kuat tekan beton terkecil pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari diperoleh oleh semen modifikasi IV. Kata kunci : semen, semen OPC, semen PCC, semen modifikasi, kuat tekan.
Pengaruh Substitusi Bahan Penyusun Beton Menggunakan Abu Ketel dan Limbah Genteng Terhadap Kuat Tekan Beton Safari, Azka Muhammad; Irianti, Laksmi; Helmi, Masdar; Husni, Hasti Riakara
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 15 No. 1 (2025): Volume 15 Nomor 1, Maret 2025
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v15i1.1198

Abstract

Abstrak Hasil dari pembakaran limbah kelapa sawit menghasilkan abu ketel yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pozzolan. Limbah genteng juga dimanfaatkan sebagai substitusi dari agregat kasar. Pembuatan benda uji kubus 15cm x 15cm x 15cm untuk diuji kuat tekan pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari, dengan variasi pada bahan penyusunnya 5% abu ketel terhadap berat semen dan 5%, 10%, 15%, dan 20% limbah genteng terhadap berat agregat kasar. Kuat tekan terbesar pada umur 28 hari untuk beton dengan substitusi hanya limbah genteng terdapat pada variasi 5% (G5) dengan kuat tekan 34,86 MPa. Substitusi 5% abu ketel untuk semen pada G5, kuat tekan beton mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 37,45 MPa. Hasil kuat tekan pada benda uji dengan kadar limbah genteng lain seluruhnya mengalami peningkatan kuat tekan setelah dilakukan substitusi 5% abu ketel pada semen. Sehingga subtitusi 5% abu ketel dapat meningkatkan kuat tekan pada beton dengan substitusi limbah genteng. Kata kunci: Abu ketel, limbah genteng, kuat tekan Abstract The combustion of palm oil waste produces boiler ash, which can be used as pozzolanic material. Tile waste is also used as a substitute for coarse aggregate. A 15cm x 15cm x 15cm cube specimen was produced to test the compressive strength at 3, 7, 14 and 28 days with variations in the constituents 5% boiler ash by weight of cement and 5%, 10%, 15% and 20% tile waste by weight of coarse aggregate. The highest compressive strength at 28 days for concrete with only tile waste substitution found in the 5% variation (G5) with a compressive strength of 34.86 MPa. Substituting 5% boiler ash for cement in G5, the compressive strength increased to 37,45 MPa. The compressive strength of other variations of tile waste increased after 5% substitution of boiler ash in cement. Therefore, 5% boiler ash substitution can increase the compressive strength of concrete with tile waste substitution. Keywords: boiler ash, tile waste, compressive strength
Pemanfaatan Limbah Industri Berupa Abu Ketel dan Silica Fume Untuk Peningkatan Kuat Tekan Beton Irianti, Laksmi; Helmi, Masdar; Widyawati, Ratna; Abdullah, Habib Ilham; Hidayatullah, Hadi
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 15 No. 2 (2025): Teras Jurnal (September)
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v15i2.1247

Abstract

Abstrak Pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan abu ketel dan silica fume dalam beton sebagai alternatif berkelanjutan. Variasi percobaan mencakup penambahan dan penggantian sebagian semen dengan abu ketel dan silica fume. Hasil menunjukkan bahwa campuran dengan kandungan abu ketel dan silica fume memiliki slump yang lebih rendah, namun meningkatkan kuat tekan pada umur 28 dan 56 hari. Proporsi optimum sebagai bahan tambah adalah 5% abu ketel dan 5% silica fume dengan peningkatan kuat tekan dari 28 hari ke 56 hari sebesar 9,42 MPa sedangkan sebagai bahan pengganti sebagian semen adalah 85% semen, 5% abu ketel, dan 10% silica fume, mencapai kuat tekan beton kubus sebesar 28,93 MPa pada umur 28 hari dan 30,67 MPa pada umur 56 hari. Penelitian ini memberikan wawasan tentang potensi penggunaan limbah kelapa sawit dan sisa industri sebagai bahan tambahan dalam industri konstruksi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.   Kata kunci: Abu Ketel, Silica Fume, Kuat Tekan Beton   Abstract Infrastructure development in Indonesia has experienced significant progress. This research explores the use of palm kettle ash and silica fume in concrete as a sustainable alternative. Experimental variations include adding and replacing some of the cement with palm kettle ash and silica fume. The results showed that the mixture containing palm kettle ash and silica fume had a lower slump, but increased compressive strength at the ages of 28 and 56 days. The optimum proportion as an additive is 5% palm kettle ash and 5% silica fume with an increase in compressive strength from 28 days to 56 days of 9.42 MPa while as a partial replacement material for cement it is 85% cement, 5% palm kettle ash and 10% silica fume, reaching a compressive strength of cube concrete of 28.93 MPa at 28 days and 30.67 MPa at 56 days. This research provides insight into the potential for using palm oil waste and industrial residue as additional materials in the construction industry to support sustainable development.   Keywords: Palm Kernel Ash, Silica Fume, Compressive Strength of Concrete