Perilaku makan remaja di Indonesia cenderung ke pangan olahan, jajanan tinggi gula, garam, lemak, serta minuman berpemanis di sekitar sekolah sehingga risiko kelebihan berat badan dan transisi gizi makin cepat. Edukasi membaca label dan penerapan front-of-pack label (FOPL) yang menandai kandungan GGL tinggi dinilai murah dan efektif. Review ini menelaah >20 uji acak terkendali pada remaja SMP/SMA di Indonesia periode Januari 2015–Oktober 2025 yang ditelusuri melalui Garuda, Neliti, SINTA, OJS kampus, DOAJ, PubMed, dan Google Scholar. Dari 214 rekaman, 23 artikel memenuhi kriteria karena membandingkan kelompok intervensi dan kontrol serta mengukur pengetahuan, sikap, intensi, atau perilaku. Edukasi kelas menaikkan pengetahuan 6,5–32,4 poin dan menurunkan intensi konsumsi pangan tidak sehat 8–28%, sedangkan label peringatan di kemasan/kantin menggeser pilihan aktual 4–7 poin. Efek terbaik muncul saat edukasi dipadukan media visual, namun pelaporan randomisasi dan follow-up masih lemah, sehingga diperlukan RCT multisit terstandar untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan gizi sekolah yang lebih presisi.
Copyrights © 2025