Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran induktif siswa kelas VII dalam menyelesaikan soal cerita bilangan bulat di MTs Habib Sholeh Kubu Raya. Fokus utama penelitian ini adalah menganalisis secara mendalam bagaimana siswa mengumpulkan informasi, menemukan pola, dan menarik kesimpulan atau hipotesis berdasarkan data yang diperoleh dari soal cerita matematika. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita secara logis, serta kurangnya soal-soal yang menstimulasi penalaran induktif dalam proses pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian berjumlah 15 siswa kelas VII, yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori kemampuan berdasarkan skor tes dan hasil wawancara, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen penelitian berupa tiga soal cerita bilangan bulat yang disusun berdasarkan indikator penalaran induktif: (1) mengumpulkan data (data gathering), (2) menemukan pola (finding pattern), dan (3) menarik hipotesis (hypothesis generation). Validasi terhadap instrumen dilakukan dengan indeks Aiken, yang menunjukkan bahwa seluruh instrumen berada dalam kategori valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan tinggi (27%) dapat menjalankan semua tahapan penalaran induktif dengan tepat. Mereka mampu mengidentifikasi informasi penting dari soal, menemukan pola secara konsisten, dan menyusun hipotesis secara logis serta sesuai dengan data yang diperoleh. Dalam wawancara, siswa dalam kategori ini mampu menjelaskan proses berpikir mereka secara reflektif dan runtut. Sementara itu, siswa dengan kemampuan sedang (60%) umumnya mampu menyelesaikan soal dengan benar, namun masih terdapat ketidaktepatan dan ketidaklengkapan dalam menyajikan data maupun dalam menarik kesimpulan. Mereka cenderung memahami maksud soal, tetapi kesulitan menuliskan proses secara lengkap dan logis. Sedangkan siswa dengan kemampuan rendah (13%) mengalami hambatan signifikan sejak tahap awal, seperti dalam memahami maksud soal, mencatat informasi yang relevan, hingga menyusun pola dan hipotesis. Menariknya, beberapa dari mereka memberikan jawaban yang benar, tetapi berdasarkan dugaan atau keberuntungan, bukan dari proses penalaran yang terstruktur. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa kemampuan penalaran induktif siswa dalam menyelesaikan soal cerita bilangan bulat masih sangat bervariasi. Mayoritas siswa belum mampu mengaitkan informasi secara utuh dan logis untuk menyusun solusi yang tepat. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan induktif siswa secara bertahap. Saran praktis diberikan kepada siswa agar lebih aktif dalam melatih kemampuan berpikir logis melalui soal cerita yang menantang. Guru juga diharapkan menyusun soal yang sesuai dengan indikator penalaran induktif dan mendorong siswa untuk mengeksplorasi pola serta menarik kesimpulan sendiri. Penelitian ini juga membuka peluang bagi penelitian selanjutnya untuk mengkaji faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kemampuan penalaran induktif, seperti gaya belajar, motivasi, dan kecerdasan emosional.
Copyrights © 2025