Penelitian ini mengangkat bagaimana sapaan lokal “iyye” dan “tabe” digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk memperkuat nilai-nilai karakter mahasiswa di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Ahmad Dahlan (UIAD) Sinjai. Kedua sapaan ini berasal dari budaya Bugis-Makassar dan memiliki makna yang kuat dalam menunjukkan rasa hormat, sopan santun, dan penghargaan kepada orang lain. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi langsung di kelas, wawancara dengan mahasiswa, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa terbiasa menggunakan “iyye” sebagai bentuk persetujuan yang sopan, dan “tabe” sebagai ucapan permisi atau tanda hormat, baik kepada dosen maupun sesama teman. Kebiasaan ini bukan hanya memperlihatkan identitas budaya mereka, tetapi juga ikut membentuk sikap saling menghargai, saling mengingatkan, dan memperkuat nilai etika dalam berkomunikasi. Dalam konteks pembelajaran, sapaan lokal ini berfungsi lebih dari sekadar alat bahasa ia menjadi media yang efektif untuk menanamkan karakter positif dan membangun suasana akademik yang berakar pada nilai-nilai kearifan lokal.
Copyrights © 2025