Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Peningkatan prevalensi hipertensi banyak ditemukan pada kelompok pra lansia (usia 45–59 tahun) yang mulai mengalami perubahan fisiologis dan penurunan elastisitas pembuluh darah. Faktor gaya hidup seperti aktivitas fisik yang rendah serta kebiasaan konsumsi pangan ultra-proses diketahui berperan penting dalam meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Pangan ultra-proses umumnya mengandung kadar garam, gula, dan lemak tinggi yang dapat memengaruhi tekanan darah melalui mekanisme retensi natrium dan resistensi insulin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan kebiasaan konsumsi pangan ultra-proses dengan kejadian hipertensi pada pra lansia di Puskesmas Tanah 600 Marelan. Metode: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diperoleh melalui teknik probability sampling dengan metode proportionate random sampling. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan kejadian hipertensi (p-value = 0,034 < 0,05). Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi pangan ultra-proses dan kejadian hipertensi (p-value = 0,013 < 0,05). Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa aktivitas fisik dan kebiasaan konsumsi pangan ultra-proses berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi pada pra lansia. Oleh karena itu, disarankan agar masyarakat, khususnya kelompok pra lansia, aktif mengikuti kegiatan posyandu, meningkatkan aktivitas fisik secara teratur, serta menerapkan pola makan sehat dengan membatasi konsumsi pangan ultra-proses guna menjaga tekanan darah tetap terkendali.
Copyrights © 2025