Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika di MTs Negeri Kota Jayapura, sebuah madrasah di wilayah perbatasan, mencerminkan tantangan kompleks dalam pendidikan matematika di daerah khusus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kemandirian belajar (self-regulated learning) dan gaya belajar (visual, auditori, kinestetik) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di MTs Negeri Kota Jayapura. Metode kuantitatif dengan desain survei cross-sectional diterapkan pada sampel 162 siswa yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan menggunakan angket dan tes uraian, kemudian dianalisis dengan regresi linier. Hasil penelitian mengungkap temuan yang paradoksal: kemandirian belajar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah, sementara gaya belajar visual terbukti menjadi prediktor positif terkuat dibandingkan gaya auditori dan kinestetik. Secara simultan, kombinasi variabel-variabel ini hanya menjelaskan 16.4% varians kemampuan pemecahan masalah, mengindikasikan dominannya faktor lain yang tidak terukur. Temuan ini menyoroti ketidakselarasan potensial antara konstruk kemandirian belajar generik dengan tuntutan spesifik pemecahan masalah matematika di konteks MTs Negeri Kota Jayapura. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan pedagogis yang berfokus pada penguatan representasi visual dan pengembangan strategi pembelajaran yang kontekstual diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika di madrasah perbatasan.
Copyrights © 2025