Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua Barat. Lembaga ini memiliki peran strategis dalam membangun kapasitas aparatur sipil negara, namun efektivitasnya masih menghadapi tantangan terutama dalam aspek koordinasi, inovasi pelatihan, dan konsistensi kinerja pegawai. Penguatan budaya organisasi menjadi kunci penting bagi peningkatan efektivitas lembaga, karena nilai-nilai bersama yang kuat dapat membentuk perilaku kerja yang disiplin, kolaboratif, dan berorientasi hasil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif-verifikatif. Seluruh populasi sebanyak 53 pegawai BPSDM dijadikan responden melalui teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian berupa kuesioner berbasis skala Likert yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linear sederhana dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,721 dan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,520. Artinya, 52% variasi kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh budaya organisasi, sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti gaya kepemimpinan, motivasi, dan sistem penghargaan. Temuan ini memperkuat teori Robbins dan Judge (2011) serta Schein (2010) bahwa budaya organisasi berfungsi sebagai pedoman perilaku kolektif yang membentuk karakter kerja dan komitmen pegawai. Budaya kerja yang berorientasi hasil, disiplin, dan kolaboratif terbukti mampu meningkatkan efisiensi, tanggung jawab, serta adaptabilitas terhadap perubahan sistem kerja di lingkungan birokrasi daerah. Penelitian ini merekomendasikan agar manajemen BPSDM Papua Barat memperkuat internalisasi nilai-nilai inti organisasi melalui pelatihan perilaku kerja, pembinaan berkelanjutan, dan sistem penghargaan berbasis budaya kinerja. Pengembangan budaya inovatif dan digitalisasi pelatihan juga perlu diintegrasikan untuk mendukung percepatan reformasi birokrasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi empiris bagi lembaga pemerintah lain di Indonesia Timur dalam membangun budaya organisasi yang efektif untuk mendorong peningkatan kinerja aparatur.
Copyrights © 2025