Meningkatnya kasus tuberkulosis resistan obat (TB-RO) pada populasi menghadirkan tantangan yang signifikan, khususnya di daerah dengan sumber daya terbatas seperti Semarang, Indonesia, dimana praktik perawatan mandiri sangat penting untuk keberhasilan hasil pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pola perawatan diri pada pasien TB-RO di Semarang. Studi analitik cross-sectional dilakukan pada Bulan Juli-November 2024 yang melibatkan 30 kasus penderita TB-RO dari fasilitas kesehatan terpilih di Semarang. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan pasien dan keluarga pasien, menilai informasi demografi, status sosial ekonomi, kepatuhan minum obat, sikap, dan dukungan tenaga kesehatan. Perilaku perawatan diri dievaluasi menggunakan kuesioner yang divalidasi. Analisis statistik secara deskriptif dilakukan menjelaskan gambaran self-care pada penderita TB-RO serta keluarganya. Penelitian ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara tingginya tingkat pengetahuan pasien dan rendahnya kepatuhan mereka terhadap pengobatan TBC. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan saja tidak cukup untuk memastikan kepatuhan. Selain itu, tingginya prevalensi efek samping pengobatan (83,3%) muncul sebagai hambatan utama terhadap kepatuhan, sehingga menekankan perlunya strategi manajemen yang lebih baik untuk mendukung retensi pasien dalam pengobatan. Penelitian ini menemukan bahwa meningkatkan kepatuhan pengobatan TBC memerlukan pendekatan komprehensif yang mengatasi hambatan medis, psikologis, dan sosial ekonomi melalui perawatan terpadu, peningkatan dukungan pasien, dan intervensi yang disesuaikan.
Copyrights © 2025