Penelitian ini bertujuan menganalisis gaya bahasa dalam novel Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma. Kajian dilatarbelakangi oleh peran krusial gaya bahasa dalam membentuk makna, suasana, dan karakterisasi penulisan Andina Dwifatma. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Data primer berupa keseluruhan isi novel Lebih Senyap dari Bisikan, sedangkan data sekunder berdasar dari literatur stilistika. Pengumpulan data melalui pembacaan intensif, penyeleksian kutipan, klasifikasi gaya bahasa berdasarkan teori stilistika Keraf dan Tarigan. Analisis data mengikuti tahapan reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel ini memanfaatkan gaya bahasa secara estetis dan fungsional. Majas perbandingan, terutama perumpamaan, metafora, dan personifikasi muncul paling dominan dan berperan memperkuat imaji serta nuansa emosional. Majas pertentangan seperti hiperbola dan ironi digunakan untuk menyoroti ketegangan maupun konflik pada bagian awal cerita. Majas pertautan, termasuk metonimia, sinekdoke, alusi, dan eufemisme, berfungsi memperkaya asosiasi makna dan simbolisme. Majas perulangan seperti epizeuksis, anafora, dan asonansi berkontribusi pada penguatan ritme dan tema di beberapa bagian penting narasi. Temuan ini menegaskan bahwa Andina Dwifatma mengintegrasikan gaya bahasa sebagai perangkat naratif yang memperkaya struktur cerita, memperdalam karakterisasi, dan memperhalus penyampaian isu sosial serta emosional. Penelitian ini memberikan kontribusi pada kajian stilistika dengan memperlihatkan bahwa strategi kebahasaan membentuk kedalaman estetik dalam sastra Indonesia kontemporer.
Copyrights © 2025