Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana etnoagronomi dalam pengolahan biji kakao pada masyarakat Desa Capa Paloh, Kabupaten Pidie. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif bersifat verifikatif yang akan dituangkan dalam bentuk cerita atau uraian mengenai kearifan lokal masyarakat setempat terhadap pemanfaatan biji kakao di Desa Capa Paloh. Informan pada penelitian ini: petani kakao, masyarakat; dan perangkat desa berjumlah 10 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan: wawancara, observasi, studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan bersifat deskriptif untuk menguraikan informasi-informasi yang diperoleh di lapangan untuk menganalisis etnoagronimi dalam pengolahan biji kakao pada masyarakat Desa Capa Paloh. Adapun hasil penelitian yaitu pengolahan kakao secara tradisional masih diterapkan secara luas oleh masyarakat, dimulai dengan pemanenan buah secara manual, menggunakan alat sederhana seperti pisau atau kayu. Pengupasan buah dilakukan secara hati-hati untuk menjaga kualitas biji. Setelah itu, biji kakao dijemur di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air, dengan menggunakan tikar dari anyaman bambu atau pandan, yang dinilai lebih ramah lingkungan dan menjaga keaslian rasa biji kakao. Dilanjutkan dengan proses fermentasi, menggunakan kotak kayu berlapis daun pisang, selama 5 hingga 7 hari, fermentasi dilakukan alami tanpa bahan kimia, dan berkontribusi terhadap peningkatan aroma, rasa, serta kualitas biji kakao, sehingga berdampak pada nilai jualnya di pasaran. Etnoagronomi dalam praktik pengolahan kakao mencerminkan kearifan lokal yang sarat akan nilai-nilai budaya. Semangat gotong royong sangat terasa terutama saat masa panen, di mana warga saling membantu tanpa pamrih sangat mencerminkan nilai sosial masyarakat.
Copyrights © 2025