Kawasan pesisir Pantai Amal, Kota Tarakan, menghadapi permasalahan ganda yang kompleks, melimpahnya limbah biomassa budi daya rumput laut yang belum terkelola sehingga menurunkan kualitas lingkungan, serta meningkatnya ancaman dampak perubahan iklim seperti abrasi dan cuaca ekstrem. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan hasil program pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang menawarkan solusi terintegrasi melalui pemberdayaan komunitas. Metode pelaksanaan PkM menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) yang melibatkan mitra (kelompok pembudidaya) secara aktif dalam empat tahapan: (1) analisis situasi dan identifikasi kebutuhan prioritas, (2) pelatihan dan lokakarya inovasi teknologi tepat guna untuk mengolah limbah rumput laut menjadi produk bernilai tambah, seperti pupuk organik cair, (3) implementasi aksi adaptasi perubahan iklim berbasis alam (Nature-based Solutions) melalui penanaman mangrove di zona rawan abrasi, dan (4) pendampingan penguatan kelembagaan melalui pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Kesimpulan dari program ini menunjukkan keberhasilan signfikan, diman terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis mitra dalam mengolah limbah, yang dibuktikan dengan dihasilkannya dua unit produk prototipe teknologi inovasi berupa rak pengeringan tenaga surya (solar dryer portable) dan mesin pencacah biomassa (chopper). Selain itu, telah terlaksana penanaman 1000 bibit mangrove dan kegiatan aksi bersih lingkungan yang merupakan salah satu program kerja paling mendasar dan vital bagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), yang siap merintis paket eduwisata. Program ini membuktikan bahwa sinergi antara inovasi pengelolaan limbah (circular economy) dan aksi adaptasi iklim merupakan fondasi yang kuat untuk mewujudkan Desa Wisata Mandiri di Pantai Amal.
Copyrights © 2025