Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS PRODUKSI SERASAH Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba DI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE DAN BEKANTAN KOTA TARAKAN Wahyuni, Yeni; Taqwa, Amrullah
Jurnal Harpodon Borneo Vol 7, No 1 (2014): Volume 7 No 1 April 2014
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.915 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v7i1.10

Abstract

Hutan Mangrove menghasilkan bahan organik  yang  tinggi, karena  adanya  guguran  serasah  vegetasi baik  berupa  daun,  ranting,  bunga dan buah.  Penelitian  bertujuan  untuk mengetahui  produksi  serasah  R. apiculata  dan  S. alba di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan. Penelitian ini dilaksanakan  pada  bulan April - Juni  2013. Metode  penelitian  yang  digunakan untuk mengumpulkan  serasah daun,  ranting dan  bunga  adalah litter-trap  (jaring penampung  serasah)  yang  berukuran  2 x 2  m2  dengan  menempatkan  4 jaring penampung serasah di bawah kanopi tegakan mangrove di masing-masing jenis. Produksi serasah dengan satuan gram/m2/bulan. Produksi  serasah  daun R. apiculata meningkat dari April ke Juni, sedangkan S. alba menurun dari April ke Juni.  Serasah  ranting  R. apiculata tertinggi  pada bulan Mei,  sedangkan  S. alba tertinggi pada bulan  April.  Serasah  bunga  R. apiculata tertinggi  pada bulan Mei, sedangkan S. alba tertinggi pada bulan Juni. Iklim memberikan pengaruh  yang besar  terhadap produksi  serasah  dimana  adanya  fluktuasi  di  setiap  bulan, karena adaptasi masing-masing jenis terhadap iklim dan perbedaan morfologi dari kedua jenis mangrove.Kata kunci :  mangrove, produksi serasah, R. apiculata dan S. alba
PERBANDINGAN STRUKTUR UKURAN DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN NOMEI (Harpadon nehereus) ANTARA JUATA DAN AMAL taqwa, amrullah
Jurnal Harpodon Borneo Vol 10, No 1 (2017): Volume 10 No. 1 April 2017
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.726 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v10i1.227

Abstract

Penelitian tentang struktur ukuran dan hubungan panjang – berat ikan Nomei telah dilakukan pada bulan Nopember 2016 hingga Januari 2017 di dua lokasi, yaitu perairan Juata dan perairan Amal. Pengambilan sampel ikan di perairan Juata menggunakan pukat hela dan di perairan Amal menggunakan jermal. Panjang total diukur di atas papan ukur dengan penggaris berskala 1 mm. Berat total diukur dengan timbangan elektrik dengan ketelitian 1 gram. Selang kelas ukuran panjang ikan menggunakan aturan Sturges (Cimbala, 2014). Pola hubungan panjang-berat ikan   digunakan   persamaan   hukum kubik Le Cren (1951). Pada bulan Nopember, Desember dan Januari di perairan Juata ukuran ikan Nomei yang mendominasi berturut-turut 21,1 – 22,0 cm; 20,1 – 21,0 dan 19,1 – 20,0; sedangkan di perairan Amal berturut-turut 17,1 – 18,0; 19,1 – 20,0 dan 17,1 – 18,0. Hubungan panjang – berat ikan Nomei di perairan Juata adalah W = 0,0061.L2,95, sedangkan di perairan Amal adalah W = 0,0052.L3,00. Ikan Nomei di kedua perairan merupakan populasi yang berbeda.Kata kunci: Ikan Nomei, struktur ukuran, hubungan panjang berat
PRODUKTIVITAS PRIMER FITOPLANKTON DAN KEANEKARAGAMAN JENIS FAUNA MAKROBENTHOS BERDASARKAN KERAPATAN MANGROVE Taqwa, Amrullah; Supriharyono, Supriharyono; Ruswahyuni, Ruswahyuni
Jurnal Harpodon Borneo Vol 3, No 1 (2010): Volume 3 No. 1 April 2010
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.021 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v3i1.437

Abstract

The studies of phytoplankton primary productivity and diversity of macrobenthic fauna in different density of mangrove were carried out from May to June 2009 in mangrove conservation area, in Tarakan, East-Kalimantan, Indonesia. Content of chlorophyll-a converted to phytoplankton primary productivity by Strickland formula.  Diversity of macrozoobenthos calculated with Shannon?s Index. Phytoplankton primary productivity in high, middle and low density of mangrove are 50.13±5.53 mgC/m3/d; 45.32±6.48 mgC/m3/d and 41.48±6.48 mgC/m3/d respectively.  Shannon?s index value in low, middle and high density of mangrove are 2.24-2.61; 1.33-2.51 and 1.35-2.51 respectively.  The results of this study showed a strong correlation betweeen diversity of macrobenthic fauna and the density of mangrove (Contingency coefficient = 0.554; Sig.= 0.147)Key words: mangrove,  phytoplankton, diversity, macrobenthos.
ANALISIS PRODUKSI SERASAH Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba DI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE DAN BEKANTAN KOTA TARAKAN Yeni Wahyuni; Amrullah Taqwa
Jurnal Harpodon Borneo Vol 7, No 1 (2014): Volume 7 No 1 April 2014
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/harpodon.v7i1.10

Abstract

Hutan Mangrove menghasilkan bahan organik  yang  tinggi, karena  adanya  guguran  serasah  vegetasi baik  berupa  daun,  ranting,  bunga dan buah.  Penelitian  bertujuan  untuk mengetahui  produksi  serasah  R. apiculata  dan  S. alba di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan. Penelitian ini dilaksanakan  pada  bulan April - Juni  2013. Metode  penelitian  yang  digunakan untuk mengumpulkan  serasah daun,  ranting dan  bunga  adalah litter-trap  (jaring penampung  serasah)  yang  berukuran  2 x 2  m2  dengan  menempatkan  4 jaring penampung serasah di bawah kanopi tegakan mangrove di masing-masing jenis. Produksi serasah dengan satuan gram/m2/bulan. Produksi  serasah  daun R. apiculata meningkat dari April ke Juni, sedangkan S. alba menurun dari April ke Juni.  Serasah  ranting  R. apiculata tertinggi  pada bulan Mei,  sedangkan  S. alba tertinggi pada bulan  April.  Serasah  bunga  R. apiculata tertinggi  pada bulan Mei, sedangkan S. alba tertinggi pada bulan Juni. Iklim memberikan pengaruh  yang besar  terhadap produksi  serasah  dimana  adanya  fluktuasi  di  setiap  bulan, karena adaptasi masing-masing jenis terhadap iklim dan perbedaan morfologi dari kedua jenis mangrove.Kata kunci :  mangrove, produksi serasah, R. apiculata dan S. alba
PRODUKTIVITAS PRIMER FITOPLANKTON DAN KEANEKARAGAMAN JENIS FAUNA MAKROBENTHOS BERDASARKAN KERAPATAN MANGROVE Amrullah Taqwa; Supriharyono Supriharyono; Ruswahyuni Ruswahyuni
Jurnal Harpodon Borneo Vol 3, No 1 (2010): Volume 3 No. 1 April 2010
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/harpodon.v3i1.437

Abstract

The studies of phytoplankton primary productivity and diversity of macrobenthic fauna in different density of mangrove were carried out from May to June 2009 in mangrove conservation area, in Tarakan, East-Kalimantan, Indonesia. Content of chlorophyll-a converted to phytoplankton primary productivity by Strickland formula.  Diversity of macrozoobenthos calculated with Shannon’s Index. Phytoplankton primary productivity in high, middle and low density of mangrove are 50.13±5.53 mgC/m3/d; 45.32±6.48 mgC/m3/d and 41.48±6.48 mgC/m3/d respectively.  Shannon’s index value in low, middle and high density of mangrove are 2.24-2.61; 1.33-2.51 and 1.35-2.51 respectively.  The results of this study showed a strong correlation betweeen diversity of macrobenthic fauna and the density of mangrove (Contingency coefficient = 0.554; Sig.= 0.147)Key words: mangrove,  phytoplankton, diversity, macrobenthos.
PERBANDINGAN STRUKTUR UKURAN DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN NOMEI (Harpadon nehereus) ANTARA JUATA DAN AMAL amrullah taqwa
Jurnal Harpodon Borneo Vol 10, No 1 (2017): Volume 10 No. 1 April 2017
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.725 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v10i1.227

Abstract

Penelitian tentang struktur ukuran dan hubungan panjang – berat ikan Nomei telah dilakukan pada bulan Nopember 2016 hingga Januari 2017 di dua lokasi, yaitu perairan Juata dan perairan Amal. Pengambilan sampel ikan di perairan Juata menggunakan pukat hela dan di perairan Amal menggunakan jermal. Panjang total diukur di atas papan ukur dengan penggaris berskala 1 mm. Berat total diukur dengan timbangan elektrik dengan ketelitian 1 gram. Selang kelas ukuran panjang ikan menggunakan aturan Sturges (Cimbala, 2014). Pola hubungan panjang-berat ikan   digunakan   persamaan   hukum kubik Le Cren (1951). Pada bulan Nopember, Desember dan Januari di perairan Juata ukuran ikan Nomei yang mendominasi berturut-turut 21,1 – 22,0 cm; 20,1 – 21,0 dan 19,1 – 20,0; sedangkan di perairan Amal berturut-turut 17,1 – 18,0; 19,1 – 20,0 dan 17,1 – 18,0. Hubungan panjang – berat ikan Nomei di perairan Juata adalah W = 0,0061.L2,95, sedangkan di perairan Amal adalah W = 0,0052.L3,00. Ikan Nomei di kedua perairan merupakan populasi yang berbeda.Kata kunci: Ikan Nomei, struktur ukuran, hubungan panjang berat
PRODUKSI PAKAN MANDIRI UNTUK BUDIDAYA IKAN NILA Amrullah Amrullah; Mohammad Adnan Baiduri; Wahidah Wahidah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v2i1.406

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi mitra petani ikan nila di Desa Coppo tompong, Pangkep adalah biaya operasional pakan komersial tinggi, padahal pakan pellet komersial merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan ikan.  Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani mitra adalah pembuatan pakan sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di lingkungan sekitar petani.  Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam memproduksi pakan buatan murah. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri atas penyuluhan non teknis, penyuluhan teknis, kegiatan demonstrasi/praktik dan pendampingan.  Kegiatan penyuluhan non teknis dilakukan untuk membuka wawasan kelompok tani tentang pentingnya pemberian pakan pada pemelihara ikan nila.  Selain itu juga diharapkan peningkatan motivasi kerja serta pentingnya menumbuh-kembangkan minat berwirausahaan.  Penyuluhan teknis terdiri atas pemilihan bahan baku pakan; menghitung kebutuhan bahan baku; penepungan; penimbangan; pencampuran pakan; pelleting pakan; penjemuran pakan; dan uji pakan secara fisik, kimia dan biologi.  Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa petani dapat menerima inovasi, mampu mempersiapkan bahan baku beserta sarana pendukung pembuatan pakan dan mampu melakukan pembuatan pakan murah.
KARAKTER MORFOLOGIS DAN KOMPOSISI UKURAN UDANG GALAH HASIL TANGKAPAN BUBU DI SUNGAI KAYAN, KABUPATEN BULUNGAN Firdaus, Muhammad; Salim, Gazali; Haryono, M. Gandri; Jabarsyah, Abdul; Taqwa, Amrullah; Abdiani, Ira Maya; Rasi, Moh.
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.139-148

Abstract

Karakter morfologis merupakan informasi penting dalam pengkayaan data ilmiah spesies pada pengetahuan taksonomi dan pemahaman variasi ukuran yang terkait dengan aktivitas penangkapan dan lingkungannya. Sumberdaya udang galah di Sungai Kayan memiliki ragam ukuran dan karakteristik morfologis yang belum terlaporkan secara ilmiah, termasuk komposisi ukurannya. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis karakter morfologis dan komposisi ukuran udang galah (Macrobrachium spp.) di Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan. Penelitian dilaksanakan dari Januari-Maret 2023 di Perairan Sungai Kayan Kabupaten Bulungan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 12 kali, dengan jumlah sampel sebanyak 30 ekor per sampling (total 360 data). Data yang diambil meliputi: jenis kelamin, kondisi galah, warna, abdomen, karapas, rostum, uropoda, kaki jalan, kaki renang, dan alat kelamin. Hasil penelitian didapatkan karakteristik corak udang yaitu warna hijau kebiruan, hijau kecoklatan, hijau kekuningan, dan hijau putih. Udang galah jantan dan betina memiliki kesamaan berupa 5 ruas galah berwarna biru kehijauan dan ujung capitnya warna coklat yang bentuknya seperti lumpur dengan tekstur kasar, terdapat 5 kaki jalan dan 5 kaki renang, namun perbedaannya dari capit dan duri lebih besar udang galah jantan. Komposisi ukuran panjang total terbentuk 9 kelas dengan kisaran ukuran 8,4-26,2 cm, panjang karapas kisaran 2,9-9,9 cm, panjang abdomen 5,4-14,5 cm, dan komposisi berat 5,0-245 g.
KAMPANYE KEGIATAN INTERNASIONAL CONSERVACY SUISTAINABLE COASTAL CLEANUP (ICSCC) DI KELURAHAN PANTAI AMAL LAMA KOTA TARAKAN Salim, Gazali; Haryono, Muhammad Gandri; Alawiyah, Tuty; Irawati, Heni; Firdaus, Muhammad; Rachmawani, Dori; Wiharyanto, Dhimas; Jabarsyah, Abdul; Laga, Asbar; Taqwa, Amrullah; Achyani, Ratno; Roem, Muhammad; Gaffar, Syamsidar; Damanik, Balqis Nurmauli; Anwar, Syahferi; Prasetio, Heri; Hartati, Hartati; Wulandari, Suci; Marhamah, Marhamah; Rahmawati, Dwi Ulan; Darliah, Lilis
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat SAPANGAMBEI MANOKTOK HITEI
Publisher : Universitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/8s736a49

Abstract

Kawasan pantai Amal Lama merupakan daerah pesisir yang dijadikan masyarakat sekitar sebagai daerah rekreasi. Daerah estuaria di kawasan Timur kota Tarakan tepatnya di pantai Amal Lama merupakan daerah pemukiman penduduk, yang cukup tinggi sehingga terkendala dengan permasalahan limbah, dimana semakin tinggi atau besarnya pertambahan jumlah penduduk akan bertambah pula permasalah limbah yang akan dikeluarkan berdasarkan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat setempat. Limbah dalam hal ini adalah sampah baik yang di tidak dapat di daur ulang ataupun sampah yang dapat di daur ulang.  Jenis sampah bukan hanya disebabkan oleh manusia juga, melainkan sampah juga dapat disebabkan oleh alam, salah satunya adalah sampah berasal dari serasah daun mangrove ataupun ranting daun mangrove ataupun batang mangrove. Selain itu pula kegiatan tersebut dijadikan sebagai salah satu bagian program kegiatan dari pengabdian kepada masyarakat di daerah pesisir pantai Amal Lama kota Tarakan sebagai salah satu destinasi kegiatan Coastal Clean-Up. Kegiatan bersih pantai (coastal cleanup), di laksanakan pada hari Minggu tanggal 29 September 2024 di wilayah pantai Amal Lama kota Tarakan dengan di hadiri oleh Siswa SMA Negeri 1 Kota Tarakan, SMA Negeri 2 Kota Tarakan, SMA Negeri 3 Kota Tarakan, SMA Negeri 4 Kota Tarakan, SMK Negeri 3 Kota Tarakan dan warga RT 03 Pantai Amal Lama Kota Tarakan. Hasil kegiatan menghasilkan 60 kantong plastik sampah yang terdiri dari berbagai jenis sampah baik sampah dari wisatawan lokal, sampah dari warga, sampah dari industri ataupun sampah dari alam
public awareness about climate change impacts and the importance of plastic waste management through the Climate Village Program (ProKlim) Gaffar, Syamsidar; Haryono, M Gandri; Laga, Asbar; Jabarsyah, Abdul; Firdaus, Muhammad; Roem, Muhamad; Taqwa, Amrullah; Rachmawanti, Dori; Achyani, Ratno; Alawiyah, Tuty; Irawati, Heni; Wiharyanto, Dhimas; Salim, Gazali; Yushra, Yushra; Yusuf, Muhammad Yusfi; Romdoni, Taufiq Ahmad; Kase, Ardy Andreas Bernard; Muhtar, Dian Islamia; Saputri, Resti Amelia; Rahmadania, Sabrina Nourramzy; Theresia, Theresia; Damanik, Balqis Nurmauli
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat SAPANGAMBEI MANOKTOK HITEI
Publisher : Universitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/38d97k39

Abstract

Perubahan iklim memberikan dampak signifikan terhadap sektor kelautan dan perikanan, terutama di wilayah pesisir yang rentan seperti Kelurahan Pantai Amal, Kota Tarakan. Praktik budidaya yang kurang ramah lingkungan, seperti penggunaan botol plastik bekas, telah memperburuk pencemaran plastik dan mengancam ekosistem laut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga tentang dampak perubahan iklim dan pentingnya pengelolaan sampah plastik melalui Program Kampung Iklim (ProKlim). Program ini dilaksanakan melalui lima tahapan, yaitu koordinasi dengan pihak kelurahan, penyusunan materi edukasi, sosialisasi kepada masyarakat tentang sampah plastik dan program iklim, pelatihan aksi nyata, serta evaluasi. Kegiatan edukasi di Pantai Amal meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan dampak pencemaran plastik dari budidaya rumput laut. Diskusi interaktif mendorong warga mengevaluasi praktik lama dan mencari solusi ramah lingkungan. Siswa juga berinisiatif melakukan kampanye lingkungan di sekolah. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa pendekatan edukasi berbasis komunitas efektif membangun kesadaran kolektif di wilayah pesisir.