Background: Pernikahan anak masih menjadi persoalan krusial di wilayah perdesaan, termasuk Desa Banjarsari, yang berdampak pada kesehatan reproduksi, psikologis, serta masa depan pendidikan remaja. Kurangnya pemahaman mengenai risikonya menjadi faktor utama pendorong praktik tersebut. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan kesadaran siswa SMP dan SMA tentang risiko pernikahan usia muda melalui edukasi kesehatan reproduksi dan mental. Metode: Participatory Action Research (PAR) dengan pendekatan partisipatif melalui diskusi kelompok, pemutaran video, dan pembuatan poster kampanye. Kegiatan dilaksanakan selama satu bulan di dua sekolah dengan melibatkan 60 siswa. Hasil: Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan signifikan pemahaman siswa terhadap dampak pernikahan anak serta munculnya komitmen untuk menunda pernikahan hingga menyelesaikan pendidikan. Kesimpulan: Pendekatan edukasi kontekstual berbasis partisipasi terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran remaja perdesaan mengenai kesiapan usia dalam membangun rumah tangga.
Copyrights © 2025