This community engagement program aimed to strengthen the Pancasila Student Profile (P5) through the Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity) theme at SMP Swasta Sultan Agung, Pematangsiantar. Implemented in September and October 2023 with mentoring for 444 students, the project showcased traditional houses, culinary products, and ethnic fashion to celebrate Indonesia’s cultural diversity. Methods included project design workshops, group mentoring, participant observation, artifact documentation, and reflective sessions. Findings indicate high student engagement, increased knowledge of cultural diversity, and strengthened tolerance and patriotism. The discussion highlights that contextual, authentic, and collaborative project design effectively nurtures P5 elements under the Bhinneka Tunggal Ika theme. We recommend enhancing authentic assessment tools (rubrics for attitudes/ products) and facilitator training to scale up the program. Structured and contextualized culture-based mentoring effectively internalizes diversity values and boosts students’ love for Indonesia.ABSTRAKKegiatan pengabdian ini bertujuan menguatkan profil pelajar Pancasila melalui tema Bhinneka Tunggal Ika di SMP Swasta Sultan Agung Pematangsiantar. Latar belakang kegiatan bertumpu pada implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka yang mendorong pembelajaran lintas disiplin berbasis projek untuk menumbuhkan kompetensi dan karakter sesuai nilai Pancasila (beriman, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, kreatif). Projek dilaksanakan selama September dan Oktober 2023 dengan pendampingan intensif pada 444 siswa, berfokus pada pameran produk rumah adat, makanan adat, dan fashion pakaian adat sebagai wahana mengapresiasi keragaman budaya Indonesia. Metode pengabdian meliputi perancangan modul kegiatan, pendampingan kelompok, observasi-partisipan, dokumentasi karya, dan refleksi terstruktur di akhir kegiatan. Hasil menunjukkan keterlibatan siswa yang tinggi, peningkatan pengetahuan tentang keberagaman budaya, serta penguatan sikap toleransi dan kecintaan terhadap tanah air. Diskusi menggarisbawahi bahwa desain projek yang kontekstual, autentik, dan menonjolkan kolaborasi lintas kelompok efektif menumbuhkan elemen-elemen Bhinneka Tunggal Ika pada P5. Kegiatan ini merekomendasikan penguatan instrumen asesmen autentik (rubrik sikap/ produk) dan pelatihan fasilitator untuk replikasi pada satuan pendidikan lain. Pendampingan projek budaya yang terstruktur dan kontekstual efektif menginternalisasi nilai kebhinekaan dan meningkatkan kecintaan siswa pada Indonesia. Rangkaian langkah dan perangkat yang disajikan dapat diadaptasi sesuai karakteristik sekolah dan daerah.
Copyrights © 2025