Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP PERGURUAN SUMATERA TANJUNG MORAWA Khairunnisa Lumban Gaol; Syawal . Gultom
INSPIRATIF : JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 5, No 3 (2019): Inspiratif : Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.532 KB) | DOI: 10.24114/jpmi.v5i3.24069

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi Bilangan Bulat di Kelas VII-5 SMP Perguruan Sumatera Tanjung Morawa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-5  yang berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui penerapan model Two Stay Two Stray pada materi bilangan bulat. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran Two Stay Two Stray menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai kriteria kemampuan pemecahan masalah adalah 15 dari 35 siswa atau 42,79% dengan rata-rata kelas 53,57. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa yang mencapai kriteria kemampuan pemecahan masalah yaitu 30 dari 35 siswa atau 85,71% dengan rata-rata kelas 83,14. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalalui model Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi bilangan bulat.Kata Kunci: kemampuan pemecahan masalah matematika, model TSTS, bilangan bulat ABSTRACTThe purpose of this study was to determine whether the using of Two Stay Two Stray model can improve the mathematic problem solving ability on integer of class VII-5 SMP Perguruan Sumatera Tanjung Morawa. This type of research is classroom action research conducted in two cycles. Subjects in this study were students of class VII-5  totaling 35 peoples. The object of this research is to improve the mathematic problem solving ability with the model Two Stay Two Stray on integer of class VII-5. Based on Analysis of data on the first cycle after the using of Two Stay Two Stray model show that sum of students has met the criteria of the mathematic problem solving there are 15 from 35 peoples or 42,79% of students with an average value was 53,57. Analysis of data on the second cycle after the using same the model show that sum of students has met the criteria of the mathematic of problem solving there are 30  from 35 people or 85,71% of students with an average value was 83,14. so that it can be concluded that by using of TSTS model can improve the mathematic problem solving ability on integers.Keywords: the mathematic problem solving ability, TSTS model, integer
PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DI KELAS VIII SMP NEGERI 9 MEDAN Agum . Budianto; Syawal . Gultom
INSPIRATIF : JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 6, No 3 (2020): Inspiratif : Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.891 KB) | DOI: 10.24114/jpmi.v6i3.23201

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan Model Pembelajaran Quantum Learning pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sampel yang diambil adalah kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen A yaitu kelas yang diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen B yaitu kelas yang diajar dengan Model  Pembelajaran Quantum Learning. Sebelum memulai pemberian perlakuan, peneliti melihat kesamaan kondisi awal kelas eksperimen A dan kelas eksperimen B berdasarkan nilai rapor siswa. Kemudian prosedur yang pertama dalam penelitian ini adalah memberi tes kemampuan awal kepada kelas yang diteliti, guna untuk melihat kemampua awal siswa. Dari hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata observasi siswa dalam materi kubus dan balok adalah sebesar 34,75. Setelah dilakukan posttest pada kedua kelas, dan diperoleh hasil berupa rata-rata nilai kelas eksperimen A sebesar 65,184 dan rata-rata nilai kelas eksperimen B sebesar 58,333. Artinya, kedua kelas sampel penelitian mengalami kondisi yang berbeda terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika setelah mendapat perlakuan. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan Model Pembelajaran Quantum Learning pada materi Kubus Dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan. Kata Kunci : Pemecahan Masalah, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Model        Pembelajaran Quantum Learning. ABSTRACTThis study aims to determine the differences in the mathematical problem solving abilities of students who are taught with the Problem-Based Learning Model (PBM) and the Quantum Learning Model on cubes and blocks in class VIII SMP Negeri 9 Medan. This type of research is a quasi experiment. The sample taken is class VIII-1 as experimental class A, which is the class taught with the Problem Based Learning Model and class VIII-5 as the experimental class B, which is the class taught by the Quantum Learning Model. Before starting the treatment, the researcher saw the similarities in the initial conditions of experimental class A and experimental class B based on student report cards. Then the first procedure in this study is to give an initial ability test to the class under study, in order to see the students' initial abilities. From the results of the initial test obtained, it showed that the average value of student observations in the cube and block material was 34.75. After the posttest was carried out in both classes, the results obtained were the average value of the experimental class A of 65.184 and the average value of the experimental class B of 58.333. That is, the two classes of the research sample experienced different conditions regarding their mathematical problem solving abilities after receiving treatment. Based on hypothesis testing, it can be concluded that there are differences in the mathematical problem-solving abilities of students who are taught using the Problem Based Learning Model (PBM) with the Quantum Learning Model on Cube and Block material in class VIII SMP Negeri 9 Medan. Keywords: Problem Solving, Problem-Based Learning Model, Quantum Learning Model.
BUDAYA ORGANISASI, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU BAHASA MANDARIN SD DI KOTA MEDAN elly romy; syawal gultom; yuniarto mudjisusatyo
ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED Vol 11, No 3 (2021): ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED
Publisher : FIP Unimed

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/esjpgsd.v11i3.24927

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengkaji model penelitian yang dibangun berdasarkan hubungan kausal asosiatif antara variabel eksogenus dengan variabel endogenus kinerja guru diimplementasikan pada SD di kota Medan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diperoleh koefisien jalur yang signifikan antara budaya organisasi dengan motivasi kerja, yaitu: ρ51 = 0,285. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam diperoleh koefisien jalur yang signifikan  antara kompetensi pedagogik dengan motivasi kerja, yaitu:  ρ53= 0,196. Selanjutnya, berdasarkan hasil perhitungan pengaruh proporsional diperoleh pengaruh langsung kompetensi pedagogik terhadap motivasi kerja sebesar 0,038. Jadi, kompetensi pedagogik berpengaruh langsung positif terhadap  motivasi kerja, yang mana 3,8 %  perubahan-perubahan motivasi kerja dapat ditentukan oleh kompetensi pedagogik
PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU SMA NEGERI KOTA BANDA ACEH Akmaluddin Akmaluddin; Rosmala Dewi; Syawal Gultom; Darmawati Darmawati
Jurnal Visipena Vol 11 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.813 KB) | DOI: 10.46244/visipena.v11i1.1075

Abstract

The objectives of this study are: (1) to find out whether there is an effect of perceptions about the principal's participative leadership with the teacher's affective commitment and (2) to find out whether there is an influence of work motivation with the teacher's affective commitment. This research uses quantitative methods, the model used is path analysis with inferential data analysis techniques. The population is all teachers in state high schools in the city of Banda Aceh as many as 108 people, a sample of 84 people. The sampling technique used is random probability sampling or random sampling. Namely the technique chosen to be a representative sample member. Data collection techniques are done using a questionnaire. The instrument was tested for validity with a product moment with an acceptance rate of 95% or at a significant level of 0.05. Reliability is calculated by the alpha r11 coefficient formula. The results showed: (1) There was a significant influence between perceptions about the principal's participatory leadership and the teacher's affective commitment. The correlation coefficient obtained was 0.523 with an alpha significance level of 0.05 and a regression line equation Ŷ = 62.97 + 0.436X1. (2) There is a significant influence of work motivation with the teacher's affective commitment. The correlation coefficient obtained was 0.681 with a significance level of alpha 0.05 and the regression line equation Ŷ = 24.35 + 0.729X2. This study concludes: (1) perceptions about the participatory leadership of the principal do not have a direct influence on the teacher's affective commitment. (2) work motivation has a direct effect on the teacher's affective commitment with a contribution of 48%. (3) the perception of the principal's participatory leadership has an indirect effect on the teacher's affective commitment through teacher work motivation with a contribution of 60%. Thus it is suggested in increasing the affective commitment of teachers it is necessary to increase the perception of the principal's participatory leadership and teacher work motivation. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dengan komitmen afektif guru dan (2) untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi kerja dengan komitmen afektif guru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah analisis jalur dengan teknik analisis data inferensial. Populasi adalah seluruh guru di SMA Negeri di Kota Banda Aceh sebanyak 108 orang, sampel berjumlah 84 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah probability sampling random atau pengambilan sampel secara acak. Yaitu teknik yang dipilih menjadi anggota sampel yang representatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Instrumen di ujii validitasnya dengan product moment dengan tingkat penerimaan 95% atau pada taraf signifikan 0,05. Reliabilitas dihitung dengan rumus koeefisien alpha r11. Hasil Penelitian menunjukkan : (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dengan komitmen afektif guru. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,523 dengan level signifikansi alpha 0,05 dan persamaan garis regresi Ŷ = 62,97 + 0,436X1. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja dengan komitmen afektif guru. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,681 dengan level signifikansi alpha 0,05 dan persamaan garis regresi Ŷ = 24,35 + 0,729X2. Penelitian ini menyimpulkan : (1) persepsi tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah tidak mempunyai pengaruh langsung dengan komitmen afektif guru. (2) motivasi kerja mempunyai pengaruh langsung dengan komitmen afektif guru dengan kontribusi sebesar 48%. (3) persepsi tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap komitmen afektif guru melalui motivasi kerja guru dengan kontribusi sebesar 60%. Dengan demikian disarankan dalam meningkatkan komitmen afektif guru perlu ditingkatkan persepsi tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Kata Kunci: persepsi guru tentang kepemimpinan partisipatif kepala sekolah, motivasi kerja dan komitmen afektif
Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang di Ajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan Model Pembelajaran Quantum Learning di Kelas VIII SMP Negeri 9 Medan Agum Budianto; Syawal Gultom
JURNAL INOVASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.958 KB) | DOI: 10.12928/jimp.v1i1.4172

Abstract

Pemecahan masalah siswa khususnya di dalam pelajaran matematika masih di kategorikan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran quantum learning pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan T.A 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sampel yang diambil adalah kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen A yaitu kelas yang di ajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen B yaitu kelas yang diajar dengan model  pembelajaran Quantum Learning. Sampel penelitian dilihat berdasarkan kesamaan kondisi awal berdasarkan nilai rapor siswa. Kemudian prosedur yang pertama  adalah memberi tes kemampuan awal kepada kelas yang diteliti. Dari hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata observasi siswa dalam materi kubus dan balok adalah sebesar 34,75. Setelah dilakukan posttest pada kedua kelas, dan diperoleh hasil berupa rata-rata nilai kelas eksperimen A sebesar 65,184 dan rata-rata nilai kelas eksperimen B sebesar 58,333. Artinya, kedua kelas sampel penelitian mengalami kondisi yang berbeda terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika setelah mendapat perlakuan. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang di ajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan Model Pembelajaran Quantum Learning pada materi Kubus Dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan T.A 2018/2019.
Persepsi guru SMK pusat keunggulan tentang model kepemimpinan etnis Jawa: Asta Brata Kisno Kisno; Sumaryanto Sumaryanto; Syawal Gultom; Darwin Darwin
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol 10, No 2 (2022): September
Publisher : Faculty of Education, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jamp.v10i2.48896

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi guru tentang gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan-Pusat Keunggulan berbasis kearifan lokal yakni etnis Jawa. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan lokasi penelitian yang dipilih untuk melaksanakan penelitian yaitu 5 SMK Pusat Keunggulan di Cabang Dinas Lubuk Pakam, Provinsi Sumatera Utara. Sampel penelitian berjumlah 172 orang guru dan data dikumpulkan melalui angket berskala Likert yang disebarkan via Formulir Google. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa 68-79% guru memiliki persepsi bahwa kepala sekolah di SMK Pusat Keunggulan telah menerapkan model kepemimpinan sifat melalui filosofi Asta Brata dengan baik melalui indikator-indikator yang terdapat dalam dimensi sifat matahari, bulan, bintang, angin, angkasa, api, bumi dan samudra. Dengan demikian, model kepemimpinan berbasis etnis atau kearifan lokal dapat untuk diterapkan untuk mendukung program SMK Pusat Keunggulan sebagai wujud kolaborasi antara Kemendikbud dan pemerintah daerah, dalam meningkatkan kualitas SMK.
Management of Continuous Professional Development through Competency-Based Training Model for Junior High School Teachers . Sherly; Syawal Gultom; Eka Daryanto; . Nasrun
Emerging Science Journal Vol 7, No 1 (2023): February
Publisher : Ital Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28991/ESJ-2023-07-01-014

Abstract

One of the strategies to improve teachers' skills and professionalism is the practice of continuous professional development. To fulfill the demands of students and learning in the 21st century, teachers must have a strong foundation and knowledge of ongoing professional development. However, a-business-as-usual continuous professional development does not contribute to any significant improvements for teachers of junior high school in Pematangsiantar. The objective of this research was to develop a management model for teachers’ continuous development. This is carried out through competency-based training with a heutagogy approach. A development model called ADDIE, which stands for Analysis, Design, Develop, Implementation, and Evaluation was used to develop the management model. The subject of this research was 80 junior high school students in Pematangsiantar. They were divided into 30 and 50 people for the limited trial and the broad trial, respectively. Questionnaires were distributed as the instrument of data collection. The data was then analyzed using a statistical descriptive analysis technique. The research found that the effectiveness of the competency-based training management model was measured by the N-Gain score, in which the G-value was 0.79 and 0.82 for limited trial and broad trial, respectively, which was in the high category. The results of the assessment of the effectiveness of the model obtained an average value of 94%, which was in the "very good" category. The effectiveness of the training program was assessed from the aspects of reactions, learning, behavior, and results, and the results show that the assessment of the classroom action research training program obtained an average score of 92%, or a very good category, which means that the classroom action research training program is very effective in improving teachers’ competence. The significance of this model has been proven to give an innovative solution to teachers’ continuous professional development. Doi: 10.28991/ESJ-2023-07-01-014 Full Text: PDF
KAJIAN IMPLEMENTASI SPMI (SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL) SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA Muhammad Syahril Harahap; Syawal Gultom; Darwin .; Rosnelli .; Nurhidaya Fithriyah Nasution
Jurnal Education and Development Vol 11 No 1 (2023): Vol.11 No.1. 2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.336 KB) | DOI: 10.37081/ed.v11i1.4616

Abstract

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah suatu keniscayaan bagi sekolah dasar, menengah dan juga Perguruan Tinggi. Penetapan penjaminan mutu (quality assurance) bagi seluruh Perguruan Tinggi melalui Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) telah lama diumumkan pemerintah. Berdasarkan Undang undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Senada dengan ini di sekolah juga sudah ditetapkan SPMI dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2016 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 4. SPMI itu membuat suatu organisasi menjadi berbudaya mutu, selain itu akan meningkatkan juga citra instansi terlebih di dunia pendidikan yang harus memenuhi kebutuhan pengguna. Namun di Indonesia SPMI ini terkadang dilaksakan hanya bersifat insidensial artinya dilaksakan dan disiapkan untuk akreditasi (SPME) Sistem Penjaminan Mutu Eksternal. Sehingga hasil mutu yang digambarkan terkadang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Maka selayakna Instansi pendidikan di Indonesia perlu membudayakan mutu dalam kesehariannya dan rutin. Maka perlu kita kaji bagaimana rekomendasi implementasi SPMI yang baik bagi Instansi Pendidikan di Indonesia.
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Media Interaktif menggunakan Aplikasi Macromedia Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis di SMP Gema Buwana Lasma Ivana Maria Hutasoit; Syawal Gultom
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.332 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) mengetahui kepraktisan bahan ajar pembelajaran matematika berbasis media interaktif menggunakan aplikasi Macromedia Flash untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas VIII SMP Gema Buwana; (2) mengetahui keefektifan bahan ajar pembelajaran matematika berbasis media interaktif menggunakan aplikasi Macromedia Flash untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas VIII SMP Gema Buwana; (3) mengetahui peningkatan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan bahan ajar pembelajaran matematika berbasis media interaktif menggunakan aplikasi Macromedia Flash. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) ini menggunakan model ADDIE. Objek dari penelitian ini yaitu pengembangan bahan ajar berbasis media interaktif menggunakan aplikasi Macromedia Flash untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pokok bahasan relasi dan fungsi. Hasil penelitian ini diperoleh: (1) bahan ajar berbasis media interaktif menggunakan aplikasi Macromedia Flash 8 diperoleh dari hasil angket kepraktisan guru dan siswa diperoleh rata-rata bahan ajar yang dikembangkan yaitu 87,55% dengan kategori “sangat praktis”; (2) keefektifan bahan ajar berbasis media interaktif menggunakan aplikasi Macromedia Flash 8 diperoleh dari hasil tes siswa yaitu 86,67% dengan kategori “sangat efektif”; (3) peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan bahan ajar berbasis media interaktif menggunakan aplikasi Macromedia Flash 8 diperoleh dari hasil analisis N-Gain yaitu dengan persentase 66,45% yang termasuk kategori efektif.
PENGARUH PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP SWASTA ISLAM TERPADU AL-HIJRAH DELI SERDANG Fakhrurrozi Fakhrurrozi; Syawal Gultom
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.19017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeahui seberapa jauh pengaruh Pendekatan Matematika Realistik (PMR) terhadap kemampuan repesentasi matematika siswa di SMP Islam Terpadu Al-Hijrah Deli Serdang Tahun Ajaran 2022/2023 dan mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematika dengan menerapkan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) di SMP Islam Terpadu Al-Hijrah Deli Serdang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental dengan desain penelitian One-Group Pretest-Postest Design, Sampel penelitian ini 32 siswa dari kelas VIII-A dan VIII-B yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian menujukkan nilai rata-rata hasil tes kemampuan representasi matematika siswa pada pretest sebesar 66,41 dan pada postest sebesar 81,17. Uji hipotesis penelitian menggunakan uji t dengan uji prasyarat yang telah dipenuhi dan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji t dengan analisis regresi dan pada taraf signifikasi ? = 0,05 diperoleh harga t hitung = 8,630 dengan t tabel = 1,697 karena thitung > ttabel dan sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan pembelajaran yang diajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistisk (PMR) berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan representasi matematika siswa. Nilai gain score = 0,440, maka dari analisis tersebut terdapat peningkatan kemampuan representasi siswa yang diajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi matematika siswa meningkat ketika diajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR).