Adaptasi antar budaya menjadi penting dalam konteks kehidupan multietnis seperti di Kabupaten Sikka. Terdapat pertemuan tiga kelompok etnik yang menonjol yakni etnik Sikka Krowe sebagai penduduk asli, serta etnik Bugis dan etnik Tionghoa sebagai pendatang yang telah lama bermukim dan menjadi bagian dari tatanan sosial lokal. Ketiga kelompok etnik ini hidup berdampingan dalam ruang sosial yang sama, namun membawa latar belakang budaya yang berbeda. Dalam situasi seperti ini, adaptasi antar budaya menjadi kunci utama untuk menciptakan kohesi sosial dan mencegah konflik horizontal. Dalam penelitian ini berupaya untuk mengetahui proses adaptasi yang dilakukan oleh etnik Bugis dan Tionghoa dan etnik Sikka Krowe di Kabupaten Sikka dengan tujuan penelitian yakni menganalisis bagaimana efektivitas adaptasi etnik Bugis, etnik Tionghoa dan etnik Sikka Krowe dan menganalisis faktor yang menghambat proses adaptasi antara etnik Bugis, etnik Tionghoa dan etnik Sikka Krowe di kabupaten Sikka. Penelitian ini menggunakan metode metode penelitian kualitatif dimana informan berasal dari etnik Bugis dan etnik Tionghoa. Hasil penelitian ini menunjukan adanya efektivitas adaptasi antarbudaya oleh etnik Bugis dan etnik Tionghoa yakni seikap saling menghormati budaya dan bahasa, penggunaan bahasa secara jelas dan sederhana, mempelajari dan memahami budaya serta membangun hubungan kerja sama dan toleransi sedangkan faktor hambatan oleh kedua etnik tersebut yakni gangguan pada nada bahasa, nilai budaya dan norma sosial yang berbeda dan kurangnya ruang pertemuan budaya
Copyrights © 2025