Kecenderungan masyarakat terhadap pangan sehat berbasis bahan alami mendorong pengembangan camilan fungsional yang rendah gula dan bebas gluten. Meskipun daun katuk (Sauropus androgynus) diketahui kaya senyawa bioaktif dan gula semut aren (Arenga pinnata) memiliki indeks glikemik rendah, pemanfaatan keduanya dalam produk modern masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan brownies daun katuk dengan substitusi gula semut aren sebagai alternatif camilan sehat berbahan lokal serta menilai tingkat penerimaan konsumen. Metode yang digunakan ialah eksperimen deskriptif melalui uji hedonik dan sensoris terhadap 31 panelis tidak terlatih. Penilaian dilakukan terhadap atribut warna, aroma, rasa, tekstur, dan aftertaste menggunakan skala hedonik 1–5. Hasil menunjukkan nilai rata-rata kesukaan 4,2 dengan kategori “suka”. Brownies memiliki warna cokelat tua menarik, aroma karamel lembut, rasa manis seimbang, serta tekstur lembut-padat khas brownies fudgy. Aftertaste sedikit pahit dari daun katuk masih dapat diterima, dan 58,1% panelis menyatakan suka terhadap produk ini. Penelitian ini masih terbatas pada jumlah panelis dan belum mencakup analisis kimia. Kombinasi daun katuk dan gula semut aren berpotensi dikembangkan sebagai camilan fungsional berbasis bahan lokal dengan cita rasa seimbang dan nilai gizi lebih baik.
Copyrights © 2025