Tradisi bekarang ikan di Desa Pasar Terusan, Muara Bulian, merupakan salah satu warisan kearifan lokal yang diwariskan lintas generasi dan masih dilestarikan hingga kini. Prosesi ini dilaksanakan pada musim kemarau saat air surut di lubuk larangan, yaitu kawasan perairan yang dijaga bersama masyarakat sepanjang tahun untuk memastikan keberlangsungan ekosistem ikan. Bekarang tidak hanya dipahami sebagai aktivitas menangkap ikan, tetapi juga wujud rasa syukur kepada Tuhan, sarana memperkuat solidaritas sosial, serta bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Rangkaian doa bersama, kerja sama saat proses penangkapan ikan, hingga makan basamo setelah kegiatan memperlihatkan integrasi nilai religius, sosial, dan ekologis yang menyatu dalam satu perayaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bekarang berfungsi sebagai media pendidikan budaya, penguatan identitas kolektif, serta pelestarian lingkungan berbasis adat yang tetap relevan di tengah tantangan modernisasi.
Copyrights © 2025