ABSTRAKBambu di Indonesia diperkirakan 157 jenis, dan 50% diantaranya merupakan bambu endemik Indonesia. Umur panen yang relatif cepat yaitu 3 - 4 tahun serta mudahnya bambu tumbuh dan berkembang menjadikan bambu semakin banyak diminati oleh pengrajin untuk menafaatkan bambu dalam berbagai macam bentuk. Permasalahan yang kemudian timbul adalah umur pakai bahan yang terbuat dari bambu tidak bertahan lama karena rentan terhadap organisme perusak seperti kumbang bubuk dan rayap, permasalahan ini juga dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara yang banyak memanfaatkan bambu dalam kehidupan sehari-harinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai bahan pengawet alami bambu betung (Dendrocalamus asper backer) terhadap serangan kumbang bubuk, serta memanfaatkan daun cengkeh sebagai pengawet alami. Perbandingan ekstrak daun cengkeh yang digunakan yaitu 0,75%, 1 % dan 1,5 %. Hasil penelitian menunjukkan pengawetan bambu betung dengan pengawet alami dari ekstrak daun cengkeh berpengaruh sangat nyata terhadap retensi dan penurunan berat bambu. Pemberian ekstrak daun cengkeh dengan konsentrasi 1,5 % memberikan hasil yang lebih baik untuk semua variabel pengamatan.Kata Kunci : Bambu betung, pengawetan, kumbang bubuk, ekstrak kulit cengkeh
Copyrights © 2018