Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SIFAT FISIKA ROTAN TOHITI (Calamus inops Becc.) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG PAPALIA DESA MATA WOLASI KECAMATAN WOLASI KABUPATEN KONAWE SELATAN Nurhayati Hadjar; Niken Pujirahayu; Marniati Marniati
Jurnal Ecogreen Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.457 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisika Rotan Tohiti (Calamus inops Becc.).  Rotan Tohiti yang diamati berasal dari Mata Wolasi Kecamatan Wolasi.  Sifat fisika rotan yang diamati terdiri dari kadar air dan berat jenis. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dan di uji lanjut dengan BNJ.  Jumlah contoh uji yang digunakan untuk pengujian sifat fisika rotan dengan contoh uji yang telah ditetapkan yaitu 3 pohon x 3 bagian (P, T, U) x 3 (Ulangan) = 27 contoh uji. Pengujian sifat fisika rotan dilaksanakan mengikuti Japan Industrial Standart JIS Z 2101 dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm.  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Rotan Tohiti (Calamus inops Becc.) mengandung kadar air basah rata-rata 38 %, kadar air kering udara rata-rata  11 %, berat jenis basah rata-rata 0.5, berat jenis kering udara rata-rata 0.6, dan berat kering tanur rata-rata 0.7. Kata Kunci : Rotan Tohiti, Sifat Fisika, kadar air, berat jenis.  ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the physical properties Tohiti Rattan (Calamus inops Becc.).  Rattan Tohiti observed coming from the District Desa Mata Wolasi Kecamatan Wolasi.  Rattan observed physical properties consist of water content and density. This research was conducted using analytical models using RAL followed by a further test HSD if significant., each treatment was repeated 3 times. Amount of test sample used for testing the physical properties of rattan with a predetermined test sample tree is 3 x 3 (P, T, U)  x 3 (Dt) = 27 sample. Tests carried out according to the physical properties of rattan Japan Industrial Standard JIS Z 2101 with a size of 2 cm x 2 cm x 2 cm.  The results showed that Rattan Tohiti (Calamus inops Becc.) contain a moisture content of wet average of 38 %, the water content of air dry average of 11 %, by weight wet type average 0.5, dry density of water on average 0.6 and weight the average dry kiln 0.7. Key Word : Rattan Tohiti, hysical properties, moisture content, specific gravity.
PENGARUH EKSTRAK DAUN CENGKEH (SYZYGIUM AROMATICUM) DALAM PENGAWETAN BAMBU BETUNG (DENDROCALAMUS ASPER BACKER) TERHADAP SERANGAN KUMBANG BUBUK Nurnaningsih Hamzah; Niken Pujirahayu; Nurhayati Hadjar; Wa Ode Rosdia
Jurnal Ecogreen Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.974 KB)

Abstract

ABSTRAKBambu di Indonesia diperkirakan 157 jenis, dan 50% diantaranya merupakan bambu endemik Indonesia. Umur panen yang relatif cepat yaitu 3 - 4 tahun serta mudahnya bambu tumbuh dan berkembang menjadikan bambu semakin banyak diminati oleh pengrajin untuk menafaatkan bambu dalam berbagai macam bentuk. Permasalahan yang kemudian timbul adalah umur pakai bahan yang terbuat dari bambu tidak bertahan lama karena rentan terhadap organisme perusak seperti kumbang bubuk dan rayap, permasalahan ini juga dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara yang banyak memanfaatkan bambu dalam kehidupan sehari-harinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai bahan pengawet alami bambu betung (Dendrocalamus asper backer) terhadap serangan kumbang bubuk, serta memanfaatkan daun cengkeh sebagai pengawet alami. Perbandingan ekstrak daun cengkeh yang digunakan yaitu 0,75%, 1 % dan 1,5 %. Hasil penelitian menunjukkan pengawetan bambu betung dengan pengawet alami dari ekstrak daun cengkeh berpengaruh sangat nyata terhadap retensi dan penurunan berat bambu. Pemberian ekstrak daun cengkeh dengan konsentrasi 1,5 % memberikan hasil yang lebih baik untuk semua variabel pengamatan.Kata Kunci : Bambu betung, pengawetan, kumbang bubuk, ekstrak kulit cengkeh
JENIS DAN KEANEKARAGAMAN SERTA PEMANFAATAN BAMBU OLEH MASYARAKAT KELURAHAN TOBIMEITA KECAMATAN NAMBO KOTA KENDARI Nurhayati Hadjar; Sitti Marwah; Mustika Sari; Sahindomi Bana; zakiah Uslinawaty; Niken Pujirahayu; Nurnaningsih Hamzah; Abigael Kabe; Agus Setiawan
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.322 KB) | DOI: 10.33772/jc.v1i1.12348

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui jenis dan keanekaragaman bambu yang terdapat di Kelurahan Tobimeita Kecamatan Nambo Kota Kendari (2) Untuk mengetahui bentuk pemanfaatan bambu oleh masyarakat di Kelurahan Tobimeita Kecamatan Nambo Kota Kendari.  Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tobimeita Kecamatan Nambo Kota Kendari pada Bulan Juli-November 2018 menggunakan metode observasi lapangan dengan anilisis vegetasi untuk mengetahui jenis dan keanekaragaman bambu dan wawancara untuk mengetahui pemanfaatan bambu oleh masyarakat.  Hasil penelitian menujukan bahwa, terdapat 5 jenis bambu  yaitu bambu wuluh (Schizotachyum blumei) berjumlah 288 rumpun dengan keanekaragaman 0,262, bambu kuning (Bambusa vulgaris var. Striata ex Wendl) terdapat 3 rumpun dengan keanekaragaman 0,042, bambu ampel (Bambusa vulgaris Scharder ex Wendland) berjumlah 22 rumpun dengan keanekaragaman 0,179,  bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea) terdapat 56 rumpun keanekaragaman 0,299 dan bambu betung (Dendrocalamus asper) terdapat 26 rumpun dengan keanekaragaman yaitu 0,198.  Jenis bambu yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kelurahan Tobimeita yaitu bambu betung yang digunakan untuk pagar, kandang ayam, lantai rumah atau lantai gazebo dan bambu wuluh yang digunakan untuk tiang tempat menjalar sayuran kacang panjang, peyangga atap tradisional seperti  atap rumbia  dan dinding anyaman bambu. Kata Kunci:  Bambu, jenis Bambu, Keanekaragaman dan Pemanfaatan  Types, Diversity and Use of Bamboo by Tobimeita Village, Nambo Sub-District, Kendari CityAbstract:  This study aims (1) to determine the type and diversity of bamboo found in Tobimeita Village, Nambo Sub-District, Kendari City (2) to find out the form of bamboo use by the community in Tobimeita Sub-District, Nambo Sub-District, Kendari City. This research was conducted in Tobimeita Sub-District, Nambo Subdistrict, Kendari City in July-November 2018 using a field observation method with vegetation analysis to determine the type and diversity of bamboo and interviews to find out the use of bamboo by the community. The results showed that there were 5 types of bamboo, namely wuluh bamboo (Schizotachyum blumei) with 288 clumps with diversity 0,262, yellow bamboo (Bambusa vulgaris var. Striata ex Wendl) there were 3 clumps with a diversity of 0,042, bamboo ampel (Bambusa vulgaris Scharder ex Wendland) there were 22 clumps with diversity of 0.179, wulung bamboo (Gigantochloa atroviolacea) there were 56 clumps of diversity 0,299 and betung bamboo (Dendrocalamus asper) there were 26 clumps with diversity which was 0,198. The type of bamboo used by the community of Tobimeita Village is betung bamboo which is used for fencing, chicken coop, house floor or gazebo floor and wuluh bamboo which is used for pillars spreading long bean vegetables, traditional roof supports such as thatched roofs and woven bamboo walls. Keywords: Bamboo, Bamboo Type, Diversity and Utilization.