Kondisi Jawa Timur di tengah-tengah puncak pertikaian politik dan ideologi di Indonesia. Situasi ini tidak terlepas pula dari konstelasi politik global setelah Perang Dunia II, dua pilar utama dunia saling berkompetisi antara Kapitalisme Liberal versus Komunisme untuk memperebutkan hegemoni. 1950-an Aidit terpilih menjadi ketua PKI, tahun 1955 PKI sukses meraih dukungan yang menempatkan PKI pada salah satu dari empat partai besar di Indonesia disamping PNI, Masyumi, dan NU, tahun 1965 dampak dari G30S, PKI harus mengakhiri eksistensinya di Indonesia. Atas latar belakang tersebut maka timbul pertanyaan. Pertama bagaimana kondisi kehidupan sosial masyarakat Jawa Timur sebelum terjadinya G30S PKI? Kedua bagaimana kondisi kehidupan sosial masyarakat Jawa Timur setelah terjadinya G30S PKI?, untuk menjawab pertanyaan tersebut maka digunakan metode penelitian sejarah yang benar. Pertama yang dilakukan adalah heuristik, kedua verifikasi, ketiga interpretasi, keempat ialah historiografi. Selanjutnya pada tulisan ini tercapailah sebuah konsepsi, bahwa kondisi kehidupan sosial masyarakat Jawa Timur sebelum G30S yakni awal kemerdekaan, masyarakat bersatu untuk melawan sekutu (Belanda dan Inggris) yang telah datang kembali di Jawa Timur. Namun kondisi kehidupan sosial Jawa Timur setelah G30S, masyarakat terpecah belah, terjadi konflik berdarah antara pendukung PKI melawan non-PKI. Dengan kata lain dampak dari G30S terhadap kehidupan sosial masyarakat Jawa Timur ialah pertama sebagai pemicu pecahnya konflik terbuka antara pendukung PKI dengan non-PKI. Kedua, G30S mengakibatkan terciptanya diskriminasi terhadap anggota dan simpatisan PKI di Jawa Timur.Kata Kunci: Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia, Kondisi Sosial, Jawa Timur
Copyrights © 2018