cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei dan September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait. ISSN: 1979-6560 (print) ISSN: 2527-8789 (online) Accreditation Number (LIPI): 688/AU3/P2MI-LIPI/07/2015
Arjuna Subject : -
Articles 274 Documents
PENGGUNAAN BATU PASIR FELSPATIK DAN BATU LEMPUNG UNTUK KERAMIK HIAS SUBARI SUBARI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.953 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No3.2014.731

Abstract

Penelitian pembuatan keramik hias menggunakan batu pasir felspatik dan batu lempung telah dilakukan. Batu pasir felspatik berasal dari Kecamatan Pining Kabupaten Purwakarta dan batu lempung dari Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat. Sebelum dibuat keramik hias, terlebih dahulu dilakukan karakterisasi bahan baku, merancang komposisi (5 komposisi), menyiapkan bahan baku mulai dari pengecilan ukuran butir lalu mengayak ukuran < 1 mm dan membuat benda uji serta melakukan pengujian karakteristik benda ujinya. Jumlah batu pasir felspatik yang digunakan 40 – 60% dan batu lempung 60 – 40 %. Benda uji dibuat berdimensi 0,5 x 7,5 x 7,5 cm, proses pembentukannya dilakukan dengan alat tekan hidrolik pada tekanan 100 kg/cm2. Pencampuran komposisi bahan baku dilakukan secara semi kering dan masing-masing komposisi dibuat sebanyak 9 benda uji. Kemudian benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 100°C, lalu dibakar pada suhu 1050, 1100 dan 1150 °C menggunakan tungku gas. Dari hasil percobaan ke-5 komposisi bodi keramik (kode I s/d V) diperoleh sifat penyerapan air yang baik yakni pada komposisi kode II, IV dan III’ sebagai bodi keramik jenis stoneware yang dibakar pada suhu 1150 °C. Komposisi bodi keramik kode III’ yang menggunakan ukuran butir < 80 mesh merupakan pembanding bagi yang berkode I, II, III, IV dan V, yang ukuran butirnya < 1 mm. Prototipe produk keramik hias dibuat dari komposisi bodi keramik yang terbaik yaitu kode II, IV dan III’ dengan suhu pembakaran 1150 °C.
ANALISIS KOMPENSASI DAMPAK PENGANGKUTAN HASIL TAMBANG MATERIAL KONSTRUKSI (STUDI KASUS: RUAS JALAN PROVINSI SUNGGUMINASA- MALINO,SULAWESI SELATAN) ARYANTI V. ANAS; D.A. SURIAMIHARDJA; MUH. SALEH PALLU; ULVA R. IRFAN
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.903 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No2.2014.741

Abstract

Pertambangan material konstruksi di Sungai Jeneberang bertujuan untuk memenuhi permintaaan di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Kegiatan pertambangan dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif terhadap lingkungan adalah telah terjadi kerusakan di ruas jalan propinsi Sungguminasa-Malino akibat lalulintas truk angkut material konstruksi dan truk-truk bermuatan berat. Pengukuran nilai kompensasi yang ingin diterima masyarakat akibat kerusakan jalan merupakan tujuan dari penelitian ini dengan menggunakan analisis Willingness to Accept (WTA). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Parangloe, Bontoma- rannu, dan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan total jumlah responden sebanyak 297 orang. Hasil penelitian menunjukkan nilai WTA responden sebesar Rp 9.500/truk/rit untuk truk dua sumbu dan Rp 14.300/truk/rit untuk truk tiga sumbu. 
EKSTRAKSI ALUMINA DARI LAPUKAN TUFIT VULKANIK ASAL JAWA BARAT DENGAN ASAM KHLORIDA MUCHTAR AZIZ
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11, No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.852 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No3.2015.722

Abstract

Endapan tufit vulkanik cukup melimpah di Indonesia, karena Indonesia memiliki banyak gunung api. Ekstraksi alumina telah dicoba terhadap percontoh endapan lapukan tufit vulkanik yang berasal dari Jawa Barat. Ekstraksi dilakukan menggunakan asam klorida pada suhu kamar atmosferik, dan suhu mendidih atmosferik. Percobaan dilakukan terhadap percontoh tanpa pemanggangan dan dengan pemanggangan pada suhu 700°C selama satu jam. Parameter waktu pelarutan sebagai variabel dalam interval 0 sampai 2 jam. Parameter lain seperti rasio berat padatan terhadap pelarut, ukuran partikel, dan konsentrasi asam khlorida angkanya ditetapkan mengacu pada penelitian terdahulu dalam ekstraksi alumina dari lempung kaolinit yang memberikan hasil terbaik. Ekstraksi alumina dengan asam klorida pada percontoh tanpa dipanggang menunjukkan sebanyak 82,21% alumina dalam tufit dapat terekstraksi. Sebaliknya pada percontoh yang dipanggang, ekstraksi alumina menunjukkan penurunan, angka ekstraksi tertinggi pada kondisi yang sama hanya mencapai 27,50%. Perlakuan pemang- gangan terhadap percontoh tufit ternyata menurunkan alumina terekstraksinya sekitar 54,71%. Oleh karena itu, perlakuan dengan pemanggangan pada tufit vulkanik berpengaruh negatif pada hasil ekstraksi alumina dengan asam klorida.
BATU KAPUR DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH SERTA SPESIFIKASI UNTUK INDUSTRI MUCHTAR AZIZ
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 6, No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.599 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol6.No3.2010.857

Abstract

Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar, dan penggunaan produktanya pun di Industri cukup banyak. Namun kenaikan harga BBM berturut-turut di Indonesia pada kurun waktu satu dekade terakhir telah memberikan pukulan berat bagi industri batu kapur domestik. Kapur tohor (CaO) dan kapur padam (Ca(OH)2) merupakan produkta konvensional batu kapur yang paling terpengaruh oleh kenaikan BBM karena dibuat melalui pembakaran batu kapur, sehingga berdampak pada penyediaan produk tersebut untuk industri yang semakin berkurang. Oleh karena itu diperlukan efisiensi pemakaian bahan bakar dalam industri kapur tohor, dan inovasi untuk menghasilkan produk baru bernilai tambah tinggi. Efisiensi pemakaian bahan bakar pada tungku tegak tradisional diantaranya dengan memperhatikan ukuran bongkah batu kapur yang masuk tungku, serta menambah ketinggian tungku. Inovasi untuk menghasilkan produk baru diantaranya pembuatan PCC (precipitated calcium carbonate). PCC saat ini telah digunakan secara luas di industri terutama sebagai bahan pengisi dan pelapis. Untuk penggunaan yang sama, saat ini juga telah berkembang batu kapur giling atau GCC (ground calcium carbonate) yang pembuatannya relatif mudah dan murah, namun pesaingnya cukup banyak. Saat ini inovasi penggunaan baru dari PCC masih terus berkembang, seperti PCC dengan kemurnian tinggi untuk aditif makanan, nano PCC untuk produk unggul, dan sebagainya. Semakin berkembangnya tuntutan kualitas terhadap produk-produk industri menuntut spesifikasi lebih ketat dari produk- produk berbasis batu kapur.
APLIKASI PENDETEKSI GAS METANA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SINAR INFRA MERAH PADA TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH HASNIATI ASTIKA; ZULFAHMI ZULFAHMI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1673.056 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol9.No1.2013.774

Abstract

Alat pendeteksi gas inframerah (IM) memiliki beberapa kelebihan dibanding teknologi pendeteksi gas lain yang biasa digunakan dalam mendektesi gas metana pada tambang batubara bawah tanah. Kelebihan utama dari teknologi IM ini adalah pendeteksi tidak secara langsung berinteraksi dengan gas, memiliki masa pakai yang lebih lama, tidak korosif dan tidak reaktif terhadap gas-gas lain yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran sehingga lebih akurat serta lebih mudah dalam perawatannya dan lebih stabil. Alat pendeteksi gas metana yang dirancang dalam penelitian ini terdiri atas beberapa komponen yaitu sensor inframerah sebagai komponen utama, microcontroller sebagai alat penangkap, perekam dan pengolah sinyal yang dikirim dari sensor serta alat penyimpan data. Sensor ini dapat menangkap akumulasi gas metana yang ada di sekitarnya dan mengirimkan sinyal ke microcontroller. Hasil pengukuran gas tersebut kemudian ditangkap, direkam dan diolah di microcontroller. Data hasil pengolahan dikirimkan ke Multi Media/Secure Digital Card (MMC/SD card) yang dapat tersimpan secara otomatis. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran gas oleh pendeteksi gas metana inframerah dan alat pendeteksi multigas. Pengukuran di laboratorium terhadap gas standar menunjukkan perbedaan nilai pengukuran sebesar 0,02% - 0,03%, pada pengukuran yang dilakukan secara langsung di tambang batubara bawah tanah nilai pengukuran menunjukkan perbedaan sebesar 0,04% - 0,09% (lokasi Sawahluwung), 0% - 1.09% (lokasi Loa Ulung) dan 0.03% (lokasi tambang yang disegel). Secara umum alat pendeteksi gas metana yang dirancang pada penelitian ini dapat digunakan pada tambang batubara bawah tanah.
PELINDIAN TEMBAGA DARI BIJIH KALKOPIRIT DALAM LARUTAN ASAM SULFAT DAN OZON SEBAGAI OKSIDATOR Gunardi Setyawan; M. Zaki Mubarok
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.753 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.711

Abstract

Dalam makalah ini dibahas hasil-hasil percobaan pelindian tembaga bijih kalkopirit yang berasal dari daerah Pacitan, Jawa Timur menggunakan larutan asam sulfat pada tekanan atmosfer yang dibantu dengan ozon. Serangkaian percobaan pelindian dilakukan dengan variasi konsentrasi asam sulfat, distribusi ukuran partikel bijih, suhu dan rasio berat bijih/ volume larutan pelindi dan dipelajari pengaruhnya terhadap persen ekstraksi tembaga. Kinetika pelindian dipelajari pada 3 suhu yang berbeda dengan menggunakan model shrinking core. Hasil-hasil percobaan menunjukkan bahwa ozon cukup efektif digunakan sebagai oksidator dalam proses pelindian bijih kalkopirit pada persen padatan yang rendah. Persen ekstraksi Cu tertinggi 97,98% diperoleh pada konsentrasi asam sulfat 0,5M, distribusi ukuran bijih -150 mesh dan rasio berat bijih/volume larutan pelindi 3 g/l. Persen ekstraksi tembaga menurun dengan naiknya suhu dan konsentrasi asam sulfat yang disebabkan penurunan kelarutan ozon dalam larutan pelindi. Analisis kinetika pelindian mengindikasikan bahwa proses pelindian tembaga dari bijih kalkopirit Pacitan dengan bantuan ozon pada kondisi yang ditinjau terkendali oleh proses difusi melalui lapisan produk padat yang tidak bereaksi.
ANALISIS NILAI SUMBER DAYA BIJIH BAUKSIT, NIKEL DAN EMAS PT. ANTAM TBK. TRISWAN SUSENO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 6, No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.398 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol6.No4.2010.848

Abstract

Jumlah cadangan bauksit yang dimiliki PT. Antam Tbk. saat ini diperkirakan mencapai 202,06 juta Wmt. Jika diasumsikan bahwa produksi bauksit sebesar 1,6 juta Wmt per tahun, maka umur cadangan bisa mencapai 126 tahun. Hingga 2007, kebutuhan bauksit terus mengalami peningkatan. PT. Antam Tbk. sendiri memproduksi bauksit sebanyak 1,6 juta Wmt dan keuntungan yang diperoleh dari penjualan tersebut mencapai US$ 3,84 juta.Cadangan bijih nikel PT. Antam Tbk. pada 2007 mencapai 996,19 juta Wmt. Jika setiap tahun PT. Antam Tbk. memproduksi bijih nikel sebanyak 4,78 juta Wmt, diperkirakan umur cadangannya bisa mencapai 208 tahun. Hingga akhir 2007, produksi bijih nikel PT. Antam Tbk. mengalami kenaikan menjadi 4,87 juta Wmt dengan nilai keuntungan mencapai US$ 189,49 juta.Cadangan emas yang dimiliki PT. Antam Tbk. pada 2007 mencapai 7,03 juta troy oz, apabila produksi emas perusahaan ini berada pada 288.463 troy oz, maka tambang emas PT. Antam Tbk. dapat bertahan hingga 24 tahun lagi. Apabila harga emas naik sebesar 13,82% per tahun, dan harga emas 2007 menjadi US$ 696,11/troy oz, maka nilai keuntungan yang diperoleh PT. Antam Tbk. mencapai US$ 80,76 juta.
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN EKONOMI KHUSUS INDUSTRI NIKEL DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Meitha Suciyanti; Harta Haryadi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.007 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No2.2018.679

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya nikel yang besar dengan jumlah 5.756.362.683 ton, sebagian besar berada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua dan sebagian kecil di Papua Barat serta Kalimantan Timur. Langkah pemerintah melarang ekspor bijih nikel tanpa melalui pengolahan dan pemurnian sebagai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, mendorong pemerintah untuk menyediakan kawasan ekonomi khusus untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian nikel. Tujuan kajian ini adalah tersusunnya rumusan strategi sebagai masukan untuk menentukan Kawasan Eknomi Khusus di Sulawesi Tenggara. Metodologi analisisnya menggunakan analisis strength, weakness, opportunities and threat. Hasil analisis menunjukkan, kawasan ini cocok dibangun di provinsi ini. Strategi yang harus diambil pemerintah provinsi adalah mendayagunakan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi modern untuk memanfaatkan sumber daya dan cadangan nikel yang dimilikinya untuk mengantisipasi ancaman kekurangan input bahan baku akibat provinsi lainnya tidak mau memasoknya. Di samping itu harus memperbaiki infrastruktur, mengatasi kekurangan energi untuk menghasilkan produk yang bernilai tinggi dalam rangka meraih peluang pasar ekspor yang besar dan untuk memasok bahan baku industri dalam negeri. Hasil analisis ini dapat dijadikan bahan masukan rumusan kebijakan bagi pemerintah dalam upaya menentukan Kawasan Ekonomi Khusus pabrik pengolahan dan pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara.
PREDIKSI ZONA KERUSAKAN BATUAN SETELAH PELEDAKAN PADA BEBERAPA TAMBANG BATUBARA DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA SEISMIK REFRAKSI DAN GETARAN PELEDAKAN ZULFAHMI ZULFAHMI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4652.12 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol9.No2.2013.765

Abstract

Untuk mengevaluasi pengaruh peledakan terhadap zona kerusakan struktur batuan, telah dilakukan penelitian terhadap kondisi batuan di sekitar lokasi peledakan dengan pengukuran seismik refraksi dan getaran peledakan. Hipotesis awal adalah terdapat korelasi antara kecepatan rambat gelombang seismik, kerusakan struktur batuan dan jarak dari sumber peledakan. Tiga refraktor dengan kedalaman bervariasi telah dihasilkan dari pengukuran seismik ini. Refraktor tersebut berada kedalaman antara 0,15 - 2,1 meter, 2,2 – 3,5 meter dan 2,7 – 4,5 meter dari permukaan. Kecepatan rambat gelombang pada lapisan 3 menunjukkan nilai perambatan paling tinggi dibandingkan dengan lapisan yang lain. Kurva dari grafik kecepatan rambat gelombang sebelum dan sesudah peledakan cenderung berhimpitan. Hal ini berarti pada lapisan tersebut tidak terjadi kerusakan signifikan. Pada lapisan 1 dan 2 terjadi perbedaan kecepatan yang ditunjukkan dengan kurva yang berjauhan. Hal ini berarti terjadi perubahan struktur batuan. Lapisan 1 menunjukkan kurva sejajar ke arah menjauhi lokasi peledakan, sedangkan kurva pada lapisan 2 menunjukan saling berpotongan atau saling mendekati. Dari perhitungan, diperoleh jarak minimum yang aman dari kerusakan adalah 35,65 meter (PT.KJA), 29,00 meter (PTBA), 39,09 meter (PT.BBE) dan 38,19 meter (PT. MSJ). Hasil korelasi antara jarak minimum yang aman dari kerusakan batuan dengan grafik kecepatan partikel puncak (PPV) diperoleh nilai PPV 17,20 mm/detik untuk PT. KJA, 18,41mm/detik (PTBA), 16,70 mm/detik (PT. BBE) dan 16,80 mm/detik (PT. MSJ). Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui kondisi kerusakan batuan pada beberapa lokasi penambangan batubara di Indonesia berada sampai pada jarak antara 29,00 – 39,09 meter dengan nilai ambang PPV antara 16,70 – 18,41 mm/detik.
ANALISIS DAMPAK PROFITABILITAS PENGUSAHAAN BATUBARA KALORI RENDAH TERHADAP RENCANA PENURUNAN BIAYA DHPB BAGI PENGUSAHA DAN PEMERINTAH GANDHI K. HUDAYA; ROCHMAN SAEFUDIN
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.059 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No1.2011.839

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan jika rencana penurunan tarif DHPB dilaksanakan baik bagi pemerintah maupun bagi pengusaha. Selain itu juga ingin diketahui bagaimana dampaknya bagi penerapan teknologi pemanfaatan batubara kalori rendah. Penelitian dilakukan dengan melakukan simulasi ekonomi terhadap berbagai skenario yang diperkirakan akan terjadi dengan asumsi teknologi yang digunakan adalah teknologi UBC (Upgraded Brown Coal). Analisis keuangan yang dilakukan adalah perhitungan rugi laba sederhana, Return on Investment (ROI) dan Payback Period.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa simulasi 1 (pengusaha menambang dan menjual batubara dalam bentuk wantah) menghasilkan nilai ROI 31% dan Payback Period 3,21 tahun. Simulasi 2 (pengusaha menambang, memproses dengan teknologi UBC dan menjual produk UBC) menghasilkan nilai ROI 18.87% dan Payback Period 5,3 tahun. Simulasi 3 (pengusaha penambang dan pemroses UBC berbeda namun masih satu grup) menghasilkan nilai ROI 23,6% dan Payback Period 4,2 tahun. Perhitungan di atas menunjukkan bahwa keuntungan pengusaha jika hanya menambang dan menjual dalam bentuk wantah akan lebih besar dibandingkan jika harus menerapkan teknologi pemanfaatan batubara kalori rendah. Hal ini tidak sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah batubara. Oleh karena itu rencana penurunan tarif DHPB sebaiknya ditinjau kembali.

Page 8 of 28 | Total Record : 274


Filter by Year

2008 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 21 No 1 (2025): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2025 Vol 20 No 3 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2024 Vol 20 No 2 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2024 Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18, No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16, No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15, No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14, No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13, No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12, No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11, No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9, No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8, No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7, No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7, No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7, No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6, No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6, No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6, No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5, No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5, No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5, No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5, No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 Vol 5, No 14 (2009) Vol 5, No 13 (2009) Vol 4, No 12 (2008) More Issue