cover
Contact Name
Roni Koneri
Contact Email
ronicaniago@unsrat.ac.id
Phone
+6281340275276
Journal Mail Official
j.bioslogos@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Bios Logos
JURNAL BIOS LOGOS is the journal published by Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sam Ratulangi University. The aims of the journal are to publish original research papers and article review in biology science i.e. botany, zoology, molecular biology, microbiology, ecology, diversity and conservation, taxonomy and biogeography. BIOS LOGOS is published two times per year (February and August)
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol. 13 No. 3 (2023): JURNAL BIOS LOGOS" : 15 Documents clear
Bioteknologi Kombucha Bunga Telang Sebagai Formulasi dan Sediaan Spray dalam Menghambat Pertumbuhan Fungi Fusarium solani Penyebab Penyakit Tanaman Komoditas Hortikultura Firman Rezaldi; Rusmana Rusmana; Susiyanti Susiyanti; Maharani Maharani; Ratu Amalia Hayani; Fahmie Firmansyah; Syariful Mubarok
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 3 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i3.52017

Abstract

Based on the results of previous research, butterfly pea flower kombucha has been proven that apart from being able to be used as a probiotic drink to enhance the immune system, it can be used as an active ingredient in medicines and cosmetics, a raw material for organic liquid fertilizer, and also in formulations and spray preparations designed to inhibit the growth of pathogenic fungi that cause wilt. concave, and brownish on the stems of horticultural commodity plants. This research aims to make a fermented solution of butterfly pea flower kombucha as a formulation and spray preparation designed as an antifungal for Fusarium solani. The Fusarium solani antifungal test of each formulation and the telang flower kombucha spray preparation was carried out using disc diffusion. One-way ANOVA and post hoc analysis are the statistical analyzes used in this research. Based on the one-way ANOVA test with a p value of <0.05 each, followed by post hoc analysis, it was proven that butterfly pea flower kombucha at a sugar concentration of 40% was significantly different as an antifungal for Fusarium solani compared to 20% and 30%. The conclusion in this study is that a sugar concentration of 40% in this study is the best treatment as an antifungal for Fusarium solani, so that apart from being used as a probiotic drink, butterfly pea flower kombucha in this study has the potential to be used as an antifungal for Fusarium solani.
Status Konservasi Burung yang Diperdagangkan di Pulau Lombok Siti Humaero; Dining Aidil Candri; I Wayan Suana
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 3 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i3.52103

Abstract

Beberapa spesies burung keberadaannya di alam mulai terancam akibat perburuan untuk diperdagangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies, asal-usul, dan status konservasi burung yang diperjualbelikan di pasar hewan di Pulau Lombok. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara mendalam terhadap pedagang burung. Status konservasi burung mengacu pada International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List of Threatened Species, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Flora digunakan untuk mengetahui status perdagangan internasional. Hasil penelitian menunjukkan dari 87 spesies burung yang diperdagangkan, sebanyak 51 spesies merupakan hasil tangkapan alam, dan 36 spesies hasil penangkaran. Berdasarkan status konservasi IUCN terdapat 81 spesies berstatus Resiko Rendah, dua spesies Hampir Terancam, satu spesies Rentan, dua spesies Genting, dan satu spesies Kritis. Enam spesies termasuk kategori dilindungi berdasarkan Permen LHK. Burung yang tercatat dalam Appendix I CITES sebanyak 1 spesies, dan 4 spesies tergolong Appendix II. Masih adanya perdagangan burung yang berstatus terancam secara global dan dilindungi oleh pemerintah Indonesia, apalagi burung-burung tersebut merupakan hasil tangkapan alam, maka diperlukan monitoring dan pembinaan terhadap para pelaku perdagangan burung untuk menghindari kepunahan spesies burung di alam.
Integritas Membran Spermatozoa Manusia pada Proses Sexing dengan Pemberian Kuning Telur Sefania Suoth; Rooije R.H. Rumende; Adelfia Papu
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 3 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i3.52182

Abstract

Sexing atau pemisahan spermatozoa adalah proses pemisahan spermatozoa yang membawa sifat kelamin jantan dan betina. Infertilitas merupakan satu kondisi dimana pasangan yang aktif secara seksual tanpa melakukan kontrasepsi tidak mampu mendapat kehamilan dalam kurun waktu selama 1 tahun. Sekitar 50-80 juta pasang suami istri di dunia (1 dari 7 pasutri) yang terkena masalah infertil dan pada setiap tahun muncul sekitar 2 juta pasangan suami istri infertil. Di Indonesia diperkirakan ada 4 juta sekian pasangan suami istri yang mengalami infertil atau ketidaksuburan. Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghindari kerusakan membran pada spermatozoa saat pemisahan spermatozoa adalah dengan menggunakan metode sentrifugasi dengan penambahan kuning telur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis integritas membran spermatozoa pada proses sexing sebelum dan sesudah pemberian kuning telur. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan, yaitu kontrol, sentrifugasi, sentrifugasi + kuning telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas membran yang termasuk destabilisasi membran dan disintegritas pada kontrol sebesar 18% dan 19%. Persentase perlakuan sentrifugasi yang termasuk destabilisasi membran dan disintegritas sebesar 57% dan 50%. Sedangkan persentase perlakuan sentrifugasi + kuning telur yang termasuk destabilisasi membran dan disintegritas sebesar 25% dan 31%. Perbedaan yang signifikan terlihat pada perlakuan sentrifugasi terhadap perlakuan yang lain.
Estimasi Serapan Karbon Pada Vegetasi Mangrove di Pesisir Pantai Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara Friska S. Panjaitan; Roni Koneri; Pience Maabuat
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 3 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i3.53417

Abstract

Abstrak Peningkatan emisi gas rumah kaca menyebabkan pemicu terjadinya pemanasan global yang berdampak terhadap terjadinya perubahan iklim. Berkaitan dengan hal ini, hutan mangrove memiliki fungsi ekologis yang penting bagi kawasan pesisir sebagai penyerap dan penyimpan karbon dalam upaya mitigasi pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi serapan Karbon pada vegetasi mangrove di Pesisir Pantai Kecamatan Bunaken. Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi yang termasuk dalam Kecamatan Bunaken. Metode yang digunakan yaitu non destructive dengan menggunakan persamaan allometrik, dan penenetuan stasiun dilakukan secara purposive sampling dan pembuatan transek dan plot ukuran 10 m x 10 m dan jarak antar plot 10 meter. Hasil penelitian pada dua lokasi didapatkan sebanyak 4 famili, 8 spesies dan 282 individu mangrove. Nilai kandungan biomassa mangrove di Kelurahan Meras sebesar 1892,39 ton/ha, dan nilai serapan karbon sebesar 3246,21 ton/ha. Nilai kandungan biomassa mangrove di Desa Bahowo sebesar 3039,69 ton/ha, dan serapan karbon sebesar 5243,18 ton/ha. Serapan kandungan karbon pada vegetasi mangrove pada lokasi penelitian dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi dan diameter batang pohon mangrove.
Daya Dukung Habitat Berdasarkan Ketersediaan Pakan Untuk Konservasi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Kawasan Cagar Alam Dua Saudara Kota Bitung Diswal Takasaheng; Revolson Mege; Sukmarayu Gedoan
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 3 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i3.54147

Abstract

Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan primata endemik Sulawesi Utara yang menempati berbagai tipe habitat, antara lain hutan hujan tropis primer dan sekunder, pantai, serta semak. Oleh Pemerintah Republik Indonesia, spesies ini ditetapkan sebagai spesies yang dilindungi dan oleh IUCN dinyatakan dalam status kritis (critically endangered). Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji daya dukung habitat dan ketersediaan pakan di kawasan Cagar Alam Tangkoko. Dari hasil analisis data diperoleh hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada vegetasi primer tingkat pohon ditemukan 73 spesies, tingkat tiang 48 spesies, dan tingkat pancang 51 spesies. Untuk vegetasi sekunder tingkat pohon ditemuakn 55 spesies, tiang 62 spesies, dan pancang 41 spesies; INP tertinggi pada vegetasi primer tingkat pohon ialah Artocarpus dadah, untuk vegetasi primer tingkat tiang ialah Morinda bracheata (28,565924%), untuk vegetasi primer tingkat pancang ialah Eugenia sp. (20,172615%), untuk vegetasi sekunder tingkat pohon ialah Spathodea campanulata (26,175021%), untuk vegetasi sekunder tingkat tiang ialah Spathodea campanulata (30,606948%), dan untuk vegetasi sekunder tingkat pancang ialah Spathodea campanulata (38,201475%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa vegetasi di Cagar Alam Tangkoko masih memiliki potensi yang cukup baik dalam mendukung kehidupan monyet hitam sulawesi.

Page 2 of 2 | Total Record : 15