cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
TEKNO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 72 (2019): TEKNO" : 7 Documents clear
Pengaruh Intensitas Curah Hujan Terhadap Kuat Geser Tanah Bujung, Deo Paskah A. P.; Turangan, Arens E.; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada daerah beriklim tropis, intensitas curah hujan yang tinggi dapat mempengaruhi kondisi tanah melalui peningkatan kadar air sehingga bisa mempengaruhi parameter geser tanah (soil properties) seperti kohesi (c) dan sudut geser dalam (ϕ). Selain itu, topografi berbukit-bukit dan banyak daerah lereng seperti yang ada di Dataran Tinggi Minahasa, memiliki potensi terjadinya bencana tanah longsor. Penelitian ini hendak menunjukkan seberapa besar pengaruh intensitas curah hujan terhadap kuat geser tanah di lokasi Stasiun Pengamatan Curah Hujan di Desa Kaleosan Kabupaten Minahasa Utara. Dengan nilai Intensitas Curah Hujan ditentukan dengan Metode Mononobe dan parameter geser tanah ditentukan melalui pengujian Triaksial. Pengujian Triaksial ini menggunakan variasi kadar air berdasarkan nilai curah hujan harian maksimum. Hasil penelitian menunjukkan nilai kohesi (c) minimum sebesar 0.967 t/m2 dan nilai kohesi maksimum sebesar 1.372 t/m2. Sedangkan nilai sudut geser dalam (ϕ) dan berat isi () mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan kadar air. Sehingga, intensitas curah hujan mempengaruhi nilai kuat geser tanah melalui peningkatan kadar air. Nilai kuat geser tanah minimum sebesar 1.325 t/m2 dan nilai kuat geser tanah maksimum sebesar 5.269 t/m2. Jika intensitas curah hujan yang tinggi melampaui nilai kadar air optimum nilai kuat geser tanah mengalami penurunan. Kata kunci — intensitas curah hujan, kadar air, soil properties, kuat geser tanah
Analisis Respon Spektra Pada Embankment Boulevard Amurang Loong, Cliefino A. F.; Sompie, O. B. A.; Manaroinsong, Lanny D. K.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu bangunan. Kondisi gempa merupakan hal selalu berubah juga kejadiannya yang tidak dapat diprediksi kapan dan dimana akan tejadi. Percepatsn tanah maksimum merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam merancang suatu bangunan yang merupakan syarat dari Standar Nasional Indonesia 1726:2012 tentang perencanaan gedung tahan gempa. Provinsi Sulawesi utara merupakan kawasan dengan tingkat seismik yang tinggi, boulevard Amurang merupakan salah satu infrastruktur jalan yang termasuk dalam kawasan tersebut sehingga perlu dilakukan analisis respon spektra pada lokasi tersebut. Dengan menggunakan parameter – parameter gempa yang sesuai dengan kondisi lokasi tersebut. Analisis dilakukan menggunakan metode PSHA (Probability Seismic Hazard Analysis) dengan bantuan EZ-FRISK untuk menghasilkan PGA (Peak Ground Acceleration) atau percepatan tanah maksimum dengan probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun masa layanan bangunan atau mewakili keruntuhan pada MCE (Maximum Considered Earthquake). Dari hasil analisis yang dilakukan tanah lokasi diklasifikasikan tanah sedang dengan analisis resiko gempa pada periode ulang gempa 2500 tahun mendapatkan nilai PGA = 0.6558 g dan respon spektra desain = 0.798 g. Kata kunci — respons spektra, gempa bumi, PSHA, ZMAP, EZ-FRISK
Analisis Campuran Semen Dan Tras Pada Tanah Pasir Terhadap Kuat Geser Dengan Menggunakan Uji Geser Langsung Kumolontang, Claudia Ester; Balamba, Sjachrul; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stabilisasi tanah adalah suatu cara yang digunakan untuk mengubah atau memperbaiki sifat tanah dasar sehingga diharapkan tanah dasar tersebut mutunya dapat lebih baik dan dapat meningkatkan daya dukung tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat geser tanah dengan pengaruh penambahan semen dan tras terhadap kuat geser dengan menggunakan uji geser langsung. Hasil pengujian geser langsung (Direct Shear Test) menunjukkan terjadinya peningkatan nilai parameter kuat geser tanah pasir yang di stabilisasi dengan semen PCC dan tras. Nilai kuat geser tertinggi terdapat pada campuran pasir yang distabilisasi dengan semen PCC. Campuran semen PCC saja menghasilkan nilai kuat geser tertinggi pada kadar semen PCC 25% yaitu, sebesar 0,410 kg/cm2 dan untuk campuran pasir dan tras menghasilkan nilai kuat geser tertinggi pada kadar fiber 10 % yaitu, sebesar 0,245 kg/cm2. Pada penelitian ini presentase campuran semen dan tras yang sama, dengan kadar air dan kepadatan yang berbeda mendapatkan hasil kohesi dan sudut geser yang berbeda. Dan nilai kohesi, sudut geser tertinggi ada pada tanah pasir dalam kondisi padat. Nilai sudut geser tertinggi di dapatkan pada tanah pasir stabilisasi semen 25% yaitu sebesar 39,16° dengan kadar air 23% dan kepadatan 2,76 g/cm3. Sementara nilai kuat geser tertinggi didapatkan pada tanah pasir stabilisasi tras 10% yaitu 24.24° dengan kadar air 26% dan kepadatan 2.1 g/cm3.
Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Soil Nailing Menggunakan Program Slope/W Dan Geostructural Imbar, Enricho R. B.; Mandagi, Agnes T.; Rondonuwu, Steev G.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada kasus lereng yang tidak stabil perlu dilakukan peningkatan pada stabilitasnya. Ada beberapa metode peningkatan stabilitas lereng salah satunya adalah perkuatan dengan soil nailing. Soil nailing merupakan jenis perkuatan pasif pada tanah dengan menancapkan potongan-potongan baja (nails) yang kemudian di-grout. Penelitian ini dimodelkan dengan program Slope/W dan Geostructural. Analisis pengujian data tanah dilakukan untuk mengetahui nilai parameter tanah, didapatkan nilai c = 35.81 t/m2, φ = 9.61 o, dan g =16.09 kN/m3. Pada hasil penelitian diperoleh bahwa lereng dalam kondisi kritis sehingga diberi perkuatan soil nailing, variasi nail paling efisien didapatkan pada diameter baja ulir 0.043 m, diameter lubang bor 0.15 m, jumlah nail 10 dengan panjang masing-masing 8 m , kemiringan nail 17.5º, spasi jarak nail vertikal 1 m, dan horizonal 1 m. Dari hasil analisis setelah diberi perkuatan diperoleh desain tersebut mampu menahan kelongsoran dengan angka keamanan sebesar 1.659 pada perhitungan secara manual, sedangkan pada program Slope/W mendapatkan angka keamanan sebesar 1.534 dan pada program Geostructural mendapatkan angka keamanan sebesar 1.53. Kata kunci — stabilitas lereng, soil nailing, Bishop, slope/w, geostructural
Pengendalian Longsor Menggunakan Alat FJM 3-1 Di Tanah Pasir Benawan, Aditya Steve; Manoppo, Fabian J; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Longsoran adalah keruntuhan pada massa tanah yang terletak pada sebuah lereng sehingga terjadi pergerakan massa tanah kebawah dan keluar. Longsoran dapat terjadi dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan atau mendadak serta dengan ataupun tanpa tanda-tanda yang terlihat. Hasil penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran tentang parameter fisik tanah, visualisai kelongsoran lereng dan mekanik tanah, untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng pada model tes di laboratorium. Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah studi literatur dan studi lapangan, metode yang digunakan saling mendukung untuk mencapai tujuan akhir penulisan. Studi lapangan dilakukan penulis dengan cara pengambilan tanah asli di lapangan dan diperiksa di laboratorium lalu dibuat model tes. Program slide 6.0 digunakan untuk menganalisis kestabilan lereng dengan menggunakan data-data yang diketahui lebih dulu yaitu, parameter tanah seperti (c, γ, φ). Pada penelitian pemodelan lereng di laboratorium, percobaan sebelum menggunakan Alat FJM 3-1 diberikan air secara merata sebanyak 8.52 liter/menit lereng tersebut mengalami kelongsoran. Kemudian setelah menggunakan alat FJM 3-1 pada pemodelan lereng di berikan air secara merata sebanyak 12.84 liter/menit lereng tersebut tidak mengalami kelongsoran. Dari kedua percobaan tersebut di dapatkan nilai parameter tanah sebelum menggunakan alat FJM 3-1 (c= 0.068 t/m2, γ = 1.4, φ = 20.36°) dan juga di dapatkan nilai parameter tanah setelah menggunakan alat FJM 3-1 (c= 0.045 t/m2, γ = 1.7, φ = 24.25°). Setelah dilihat dalam percobaan yang telah dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa alat FJM 3-1 dapat bekerja menghisap kelebihan air dalam tanah sehingga alat bekerja secara efektif. Nilai Faktor Keamanan pada percobaan pemodelan lereng sebelum menggunakan Alat = 0.931 dinyatakan tidak stabil karena nilai Faktor Keamanan dari percobaan tersebut < 1, sedangakan nilai Faktor Keamanan pada percobaan Pemodelan Lereng Setelah Menggunakan Alat FJM 3-1 = 1.018 dinyatakan stabil karena nilai Faktor Keamanan dari percobaan tersebut > 1. Hasil yang didapatkan dalam perhitungan manual dengan menggunakan metode Bishop Simplified juga dinyatakan stabil karena nilai yang diperoleh = 1.0381. Kata kunci — kelongsoran, alat FJM 3-1, faktor keamanan
Pengaruh Tebal Plat Pada Daya Dukung Pondasi Rakit Di Tanah Pasir Dan Tanah Lempung Akibat Beban Aksial Statis Sollar, Johanes P. P.; Balamba, Sjachrul; Sarajar, Alva N.; Mandagi, Agnes T.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi bangunan tingkat tinggi saat ini, sudah banyak yang menggunakan pondasi dangkal khususnya pondasi rakit yang merupakan plat beton berukuran besar untuk memikul berat bangunan. Untuk mengetahui pengaruh tebal plat terhadap daya dukung pondasi rakit, dibuat model skala kecil pondasi rakit dengan dimensi panjang dan lebar yang sama dan tebal plat yang berbeda. Model pondasi rakit kemudian diuji di laboratorium, dengan dilakukan pemodelan dengan dua jenis tanah yang berbeda untuk mendapatkan penurunan yang terjadi. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan pemodelan pondasi rakit dengan menggunakan program Plaxis 3D Foundation. Tanah yang digunakan adalah tanah Pasir dan Tanah Pasir Berlempung hasil uji fisik laboratorium. Penurunan tanah maksimum yang diperoleh untuk tanah Pasir memiliki selisih sekitar 12.063% dengan nilai ouput program Plaxis 3D Foundation lebih besar dari hasil laboratorium, dan 6.055% dengan nilai ouput program Plaxis 3D Foundation lebih kecil dari hasil laboratorium untuk tanah Pasir Berlempung. Pengaruh variasi penambahan tebal plat pondasi rakit terhadap daya dukung di tanah Pasir, mengikuti persamaan; untuk hasil Laboratorium y = 19.155x – 134.07; untuk hasil perhitungan Metode Terzaghi y = 13.375x + 157.99; dan untuk hasil analisis Plaxis 3D y = 2.6x + 177.24; sedangkan pengaruh variasi penambahan tebal plat pondasi rakit terhadap daya dukung di tanah Pasir Berlempung, mengikuti persamaan; untuk hasil Laboratorium y = -9.575x2 + 9.585x + 107.25; untuk hasil perhitungan Metode Terzaghi y = 5.605x2 – 8.495x + 175.79; dan untuk hasil analisis Plaxis 3D y = 0.15x + 254.28. Tebal plat pondasi rakit mempengaruhi daya dukung pondasi. Kata kunci — tebal plat pondasi rakit, penurunan, daya dukung
Pengendalian Longsor Dengan FJM 3-1 Pada Tanah Lempung Kereh, Carl Liberte Pasiyowan; Manoppo, Fabian J; Sarajar, Alva N.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelititan ini analisis kestabilan lereng dihitung dengan menggunakan software Rocscience Slide 6.0, Geostudio Geoslope R2 dan perhitungan manual metode Bishop Simplified. Hasil analisis menggunakan Rocscience Slide 6.0 diperoleh nilai faktor keamanan lereng pada kondisi normal FK= 1,334, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam FK= 1,295, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dan beban 100 kN/m2 FK= 0,815. Hasil analisis kestabilan lereng dengan menggunakan software Geostudio Goeslope R2 diperoleh nilai faktor keamanan pada tanah asli FK=1,298, pada tanah dalam kondisi diberi hujan merata FK= 1,329, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dan beban 100 kN/m2 FK= 0,894. Hasil perhitungan manual dengan menggunakan metode Bishop Simplified diperoleh nilai faktor keamanan pada kondisi normal FK= 1,335, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam FK= 1,3006, pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dan beban 100 kN/m2 FK= 1,3164.Dari hasil analisis dan perhitungan kestabilan lereng, menunjukan bahwa lereng pada kondisi normal dan lereng pada kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dalam keadaan stabil. Sedangkan pada pemodelan di software dengan kondisi diberi debit 0,293 m3/jam dan beban 100 kN/m2 menunjukan bahwa lereng dalam keadaan tidak stabil. Kata kunci — faktor keamanan, Rocscience Slide 6.0, Geostudio Geoslope R2, metode Bishop Simplified

Page 1 of 1 | Total Record : 7