Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

ANALISA KELELAHAN STRUKTUR PADA SAMBUNGAN ANTAR TIANG PANCANG AKIBAT BEBAN HORISONTAL Quedarusman, George Peter; Balamba, Sjachrul; Ticoh, Jack H.; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki banyak sumber daya alam terutama minyak bumi, hal ini menyebabkan berkembangnya bangunan offshore di Indonesia. Jenis bangunan offshore yang digunakan di Indonesia yaitu jenis jacket platform. Tugas akhir ini bertujuan untuk mendesain jacket, dengan data topside load 1567 ton, tinggi gelombang 4,9987 m, periode gelombang 7 second. Mendesain jacket menggunakan software sap 2000 dimana desainnya berdasarkan peraturan API RP 2A WSD tahun 2002. Untuk analisis fatigue mengunakan tabel peristiwa gelombang (25 tahun). Dimensi tiang pancang yang digunakan sebesar 1,2 m dengan Daya dukung vertikal tiang pancang sebesar 210,835 ton dan Daya dukung horizontal sebesar 253,1879 ton. Dari analisis fatigue di sambungan antar tiang pancang didapat umur bangunan 95,202 tahun sehingga desain jacket aman untuk umur rencana bangunan 40 tahun.Kata Kunci : jacket, pondasi, fatigue
ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI PT. PLN (PERSERO) UIP KIT SULMAPA PLTU 2 SULAWESI UTARA 2 X 25 MW POWER PLAN Lonteng, Christian Vicky Delfis; Balamba, Sjachrul; Monintja, Sartje; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 11 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu dampak yang disebabkan oleh gempa bumi adalah hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat getaran yang disebut dengan likuifaksi. Peristiwa likuifaksi akibat gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan berat dan kegagalan infrastruktur. Dalam hal ini, PT. PLN ( PERSERO ) UIP KIT SULMAPA PLTU 2 SULAWESI UTARA 2 X 25 MW POWER PLAN menjadi lokasi evaluasi potensi likuifaksi, dengan menggunakan data Standard Penetration Test (SPT) dan Cone Penetration Test (CPT).Analisis potensi likuifaksi ini bertujuan untuk mengetahui nilai faktor keamanan (FS) dengan membandingkan nilai Cyclic Resistance Ratio (CRR) yang merupakan tahanan tanah terhadap terjadinya likuifaksi dan Cyclic Stress Ratio (CSR) yang merupakan tegangan geser yang ditimbulkan oleh gempa. Peristiwa likuifaksi akan terjadi untuk angka keamanan (FS) lebih kecil dari satu.Hasil perhitungan nilai CSR adalah sama untuk kedua metode tersebut, dikarenakan lokasi titik pengujian yang ditinjau jaraknya berdekatan. Sedangkan nilai CRR untuk metode CPT umumnya memiliki nilai yang lebih besar dari metode SPT. Nilai CRR yang berbeda menghasilkan nilai FS yang berbeda untuk data SPT dan CPT. Nilai FS yang didapat dari empat titik uji data SPT dan CPT lebih besar dari satu. Artinya tanah tidak berpotensi untuk terjadi likuifaksi. Nilai CRR dan FS dari setiap pengujian menurun, dengan meningkatnya magnitude gempa. Menurunnya Fines Content menyebabkan nilai CRR dan FS dari setiap pengujian akan menurun.Kata Kunci: gempa bumi, likuifaksi, cyclic stress ratio (CSR), cyclic resistance ratio (CRR), factor of safety (FS)
ANALISIS KESTABILAN PONDASI JEMBATAN STUDI KASUS : JEMBATAN ESSANG-LALUE Lapis, Julfrenly Onding; Balamba, Sjachrul; Sompie, Oktovian B. A.; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 11 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara struktural jembatan dipisahkan menjadi bangunan atas dan bangunan bawah. Sesuai fungsinya, bangunan bawah jembatan menopang dan meneruskan beban dari bangunan atas jembatan ke lapisan tanah yang kuat dan stabil/solid. Bangunan bawah jembatan terdiri dari abutmen dan pondasi, dimana abutmen bisa juga berfungsi sebagai pondasi jembatan. Ketinggian abutmen minimum 1 m di atas tinggi air saat banjir, sedangkan kedalaman minimum ditentukan dengan menghitung kedalaman gerusan.Metode yang digunakan untuk analisis kestabilan abutmen pada penelitian ini adalah metode pendekatan berdasarkan IRC78/1983. Tahap perancangan abutmen, seperti pada struktur dinding penahan tanah pada dasarnya menggunakan sistim coba-coba (trial), kemudian dianalisa kestabilannya dengan syarat harus memenuhi nilai faktor keamanan FS Geser> 1.5, FS Guling>1.5, FS DDT>3.Pada contoh kasus jembatan Essang-Lalue direncanakan abutmen dengan ketinggian 3.46m dari permukaan tanah, dan tertanam sedalam 5,54m. Hasil analisis kestabilan pada abutmen menyatakan bahwa tanah dapat menahan gaya geser, dan guling yang bekerja pada struktur, tetapi daya dukung tanah tidak dapat memikul struktur diatasnya, sehingga diperlukan pondasi dibawahnya. Pondasi yang dianalisis adalah pondasi kaison diameter 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 4.5,dan 5.0m. Dari hasil analisis, pondasi kaison dengan diameter 4.0, 4.5,dan 5.0 m, adalah pondasi yang bisa menahan beban-beban struktur bangunan atas jembatan, dan abutmen.Kata kunci : Kestabilan terhadap geser, guling, daya dukung, penurunan
PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP BUKAAN TEROWONGAN (STUDI KASUS: TEROWONGAN JALAN UTAMA RING ROAD) Rares, Hariaty Kurnia; Balamba, Sjachrul; Ticoh, Jack H.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 11 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor rumah tangga, industri dan jasa masih mengandalkan air tanah secara berlebih dan hal ini menimbulkan dampak negatif terhadap sumber daya air tanah maupun lingkungan, salah satunya adalah penurunan muka air tanah. Tinggi rendahnya muka air tanah sangat berpengaruh terhadap bukaan terowongan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh apa saja yang ditimbulkan akibat tinggi rendahnya muka air tanah yang berada dilokasi yang dipersiapkan sebagai tempat yang akan dibangun bangunan terowongan. Aplikasi geoteknik yang digunakan dalam perhitungan yaitu aplikasi Plaxis v8.2 dengan mengetahui terlebih dahulu parameter-parameter tanah yang didapat dengan melakukan penelitian di laboratorium. Untuk sampel tanah diambil di lokasi penelitian pada kedalaman 50 cm.  Selanjutnya dimodelkan kedalam program Plaxis v8.2 untuk mendapatkan tegangan efektif dan tegangan total tanah, perpindahan tanah baik perpindahan tanah total, Vertikal maupun horizontal, dan juga untuk mendapatkan nilai angka aman tanah dengan memvariasikan tinggi muka air tanah dalam 3 keadaan yaitu tinggi muka air tanah pada kedalaman 2 meter, 7 meter dan 12 meter di bawah permukaan tanah. Lokasi penelitian di Terowongan Jalan Utama Ring Road Manado. Hasilnya adalah sebagai berikut: Tinggi muka air pada kedalaman 2 meter dibawah permukaan tanah menghasilkan tegangan efektif sebesar -494.90 kN/m2, tegangan total sebesar -633.12 kN/m2,,perpindahan tanah total sebesar 0.02082 meter, perpindahan tanah horizontal sebesar 0.01802 meter, perpindahan tanah vertical sebesar 0.02046 meter, dan factor keamanan tanah 0.054. Sedangkan tinggi muka air pada kedalaman 7 meter, menghasilkan tegangan efektif sebesar -284.80 kN/m2, tegangan efektif sebesar -363.99 kN/m2, perpindahan sebesar 0.01481 meter, perpindahan tanah horizontal sebesar 0.01422 meter, perpindahan tanah vertikal sebesar 0.01472 meter dan factor keamanan tanah 0.801. sedangkan Dan tinggi muka air pada kedalaman 12 meter, menghasilkan tegangan efektif sebesar -249.76 kN/m2, tegangan efektif sebesar -278.95 kN/m2, perpindahan tanah total sebesar sebesar 0.01493 meter, perpindahan tanah horizontal sebesar sebesar 0.01417 meter, perpindahan tanah horizontal sebesar sebesar 0.01482 meter dan factor keamanan tanahnya 1. Kata kunci : Terowongan, Plaxis v8.2, tegangan efektif, perpindahan, safety factor
PENGARUH ANGKA POISSON TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS RANGKA (STUDI KASUS : MESIN TURBINE GENERATOR PT. PLN (PERSERO) UIP KIT SULMAPA PLTU 2 SULAWESI UTARA 2 X 25 MW POWER PLAN) Manangi, Zulaiha; Balamba, Sjachrul; Monintja, Sartje; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 2 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin?mesin penghasil listrik terdiri dari mesin utama dan mesin penunjang. Pada pembangkit listrik tenaga uap dan gas turbine generator merupakan mesin utama yang mengubah energi dari gas dengan tekanan dan kecepatan yang tinggi hasil dari pembakaran batu bara menjadi energi mekanik berupa rotasi poros turbin. Untuk itu, diperlukan analisis statis dan analisis dinamis sebagai indikator dalam menentukan kestabilan pondasi mesin dan mengaitkan pengaruh modulus geser tanah terhadap kestabilan pondasi mesin. Analisis statis yang memperhitungkan penurunan tanah dan daya dukung tanah dengan menggunakan Metode Terzaghi dan Metode Meyerhof, sedangkan untuk analisis dinamis memperhitungkan frekuensi, redaman, dan amplitudo getaran yang terjadi pada getaran vertikal, getaran horizontal, getaran rocking dan getaran torsi dengan menggunakan Metode Lumped Parameter.Pada analisis statis dengan Metode Terzaghi diperoleh daya dukung tanah ultimate (qu) = 1076,86 t/m2 dan daya dukung izin (qall) = 358,95 t/m2 sedangkan dengan Metode Meyerhof diperoleh daya dukung tanah ultimate (qu) = 1641,95t/m2 dan daya dukung izin (qall)= 547,24t/m2. Nilai beban pondasi untuk pondasi rangka(?statis) = 7,28t/m2Pada analisis dinamis diperhitungkan Variasi angka poisson untuk memperoleh beban maksimum (Qo) pada kondisi G=G dan G= 2Gs. Pada frekuensi operasi 1000-5000 rpm pada tiap ragam getaran dan Variasi angka poisson pada beban maksimum.Penambahan Angka Poisson berpengaruh pada kestabilan pondasi mesin jenis rangka karena penambahan angka poisson berbanding lurus dengan frekuensi natural maupun frekuensi resonansi pada getaran vertikal, horizontal, getaran Rocking. Tetapi untuk getaran torsi penambahan angka poisson berbanding terbalik dengan nilai dari frekunsi natural. Penambahan angka poisson berpengaruh terhadap nilai dari redaman dimana pada masing-masing ragam getaran nilai dari redaman mulai dari frekuensi operasi mesin dari 1000?5000 rpm, semakin besar angka poisson maka semakin besar juga redaman, redaman yang besar akan memperkecil kemungkinan terjadinya resonansi. Amplitudo getaran pada masing-masing getaran semakin meningkat hal dipengaruhi dari nilai maksimum beban dari masing-masing angka poisson pada masing-masing ragam getaran pada kondisi G=Gs dan G=2Gs.Kata kunci : pondasi mesin, pondasi rangka, angka Poisson, redaman, resonansi
ANALISA TANAH PADA BUKAAN TEROWONGAN (Studi Kasus: Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng) Rori, Sharon Victorya; Balamba, Sjachrul; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 6 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya konstruksi terowongan dapat menyebabkan penurunan tanah di permukaan atau di daerah sekitar konstruksi terowongan. Penurunan tanah akan dapat terjadi pada seluruh metode pelaksanaan konstruksi terowongan. Hal ini dapat mempengaruhi struktur bangunan yang ada di sekitar konstruksi terowongan, termasuk tanah yang ada di sekitarnya. Analisis dilakukan dengan meninjau tanah pada sekitaran Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng.Analisa tanah pada bukaan terowongan studi kasus; Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng menggunakan program plaxis v8.2 yang dapat menghitung faktor keamanan dengan menggunakan metode elemen hingga. Pada perhitungan ini dibutuhkan beberapa parameter data antara lain : Young Modulus(E) ,Poisson’s Ratio(v), Sudut Geser Dalam(φ), Kohesi(c), γsat, γunsat, kx,y.Dari hasil perhitungan menggunakan metode elemen hingga dengan program plaxis v8.2 diperoleh nilai SF untuk tanah di daerah sekitar bukaan terowongan tanpa dipengaruhi beban sebesar 1.182, penurunan yang terjadi akibat adanya deformasi pada tanah sekitar 110.82 x 10-6m. Nilai SF untuk tanah di daerah sekitar bukaan terowongan dipengaruhi beban 100kn sebesar 0.926, penurunan yang terjadi akibat adanya deformasi pada tanah sekitar 11.69 x 10-3m. Nilai SF untuk tanah di daerah sekitar bukaan terowongan dipengaruhi beban 100kN (jarak diameter terowongan) sebesar 0.596 penurunan yang terjadi akibat adanya deformasi pada tanah sekitar 185.78 x 10-3m. Kata Kunci: Bukaan Terowongan, Analisa Tanah, Plaxis, Nilai SF, Penurunan
ANALISIS PENURUNAN PADA PONDASI RAKIT JENIS PELAT RATA DENGAN METODE KONVENSIONAL Mentang, Olivia Stephani; Balamba, Sjachrul; Sompie, Oktovian B. A.; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 11 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan bertingkat tinggi biasanya dibangun di atas pondasi dalam, seperti pondasi tiang pancang atau pondasi sumuran,tetapi banyak juga yang dibangun di atas pondasi dangkal seperti pondasi rakit. Pondasi ini berupa plat beton besar yang berfungsi meneruskan beban melalui sekumpulan kolom atau dinding ke lapisan tanah di bawahnya. Menurut asumsi kekakuan pondasi dan pengaturan jarak antara kolom atau beban kolom yang berdekatan, pondasi rakit dapat dirancang dengan berbagai metode. Perancangan pondasi rakit pada penelitian ini menggunakan metode Konvensional.Perancangan dilakukan mulai dari menentukan resultan beban kolom, menghitung beban kolom yang termodifikasi, menghitung tebal pondasi, hingga menghitung gaya dalam di setiap strip yang dibagi menurut arah X dan Y yang kemudian akan menjadi acuan untuk menghitung tulangan pondasi. Selanjutnya dihitung daya dukung tanah menggunakan Analisis Terzaghi, Analisis Meyerhof, Persamaan Brinch Hansen, dan Persamaan Vesic. Sedangkan penurunan tanah khususnya penurunan segera dihitung menggunakan teori dari Timoshenko dan Goodier.Pondasi rakit dengan beban bangunan dan data tanah yang ada lokasi gedung perkantoran BANK SULUT, Manado, Sulawesi Utara, dapat dirancang dengan metode konvensional karena memenuhi syarat antara lain tebal pondasi (h) = 1.028 m > hmin = 0.963 m. Sedangkan perhitungan tulangan berdasarkan momen per satuan lebar maksimum dan minimum yaitu untuk arah X diperoleh momen per satuan lebar maksimum sebesar 26.77 tm/m dan minimum sebesar 25.14 tm/m, serta untuk arah Y momen per satuan lebar maksimum sebesar 26.996 tm/m dan minimum sebesar 25,275 tm/m sehingga untuk arah X dan Y dipakai tulangan yang sama yaitu Ø 20 sebanyak 3 buah. Daya dukung tanah (qult) berdasarkan data N-SPT tanah di lokasi, pada kedalaman 4.528 m (dasar pondasi), menghasilkan qult terbesar yaitu 1067.743 t/m² dengan metode Vesic. Sedangkan pada lapisan-lapisan dibawahnya yaitu pada kedalaman 5 - 25 m, qult terus bertambah yakni untuk kedalaman 25 m (tanah keras), qult terbesar yaitu 7009.431 t/m² dari metode Meyerhof. Melihat qult hasil perhitungan maka untuk beban kolom total ditambah dengan pondasi, tanah dinilai mampu mendukungnya. Penurunan total yang diperoleh dari setiap lapisan tanah adalah sebesar 4.70 cm.Kata kunci: pondasi rakit, metode konvensional, daya dukung tanah, penurunan tanah
ANALISIS PENGARUH JARAK DAN KONFIGURASI TIANG PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP DEFLEKSI TIANG PANCANG KELOMPOK AKIBAT BEBAN LATERAL Lamansari, Faizal S.; Balamba, Sjachrul; Manaroinsong, Lanny D. K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pondasi tiang merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah keras yang terletak pada kedalaman tertentu.Penelitian ini dilakukan untuk melihat besar defleksi yang terjadi akibat jarak dan konfigurasi tiang terhadap defleksi tiang pancang kelompok akibat beban lateral. Penelitian ini merupakan penelitian skala kecil uji model laboratorium yang dilakukan dengan uji pembebanan (Load Test) secara lateral pada tanah lempung berpasir terhadap pondasi tiang kelompok ujung tertutup yang mana model tiang pancang berbentuk bulat, jarak tiang 3D, 4D, 5D, 6D dan konfigurasi tiang persegi, segitiga, dan jajar genjang yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan perhitungan manual.Dari penelitian ini diketahui bahwa, model tiang persegi (empat tiang), segitiga (tiga tiang) dan Jajar Genjang (empat tiang), Jarak 3D terjadi defleksi yang lebih besar di bandingkan dengan model tiang dengan jarak 4D, 5D dan 6D, dan model tiang persegi (empat tiang) memiliki defleksi yang lebih kecil akibat konfigurasi tiang dibandingkan dengan model tiang segitiga (tiga tiang) dan model tiang jajar genjang (empat tiang). Didapatkan juga defleksi akibat variasi beban bahwa semakin besar beban yang diberikan maka semakin besar defleksi yang terjadi. Dari perbandingan hasil laboratorium dan hasil analitis secara umum didapatkan perbedaan sebesar ± 45 % dan model tiang segitiga (tiga tiang) memiliki defleksi yang lebih besar dibandingkan dengan model tiang persegi (empat tiang) dan jajar genjang (empat tiang). Kata Kunci : Pondasi Tiang Pancang, Jarak, Konfigurasi, Defleksi Lateral
ANALISIS TRANSFER BEBAN PADA SOIL NAILING (STUDI KASUS : KAWASAN CITRA LAND Natalia, Yesi; Balamba, Sjachrul; Sarajar, Alva N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 8 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada dasarnya, setiap lereng memiliki faktor keamanan yang akan menentukan kemampuan tanah untuk menahan longsor. Oleh sebab itu, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan memasukkan atau menanam sebuah perkuatan tanah untuk menambah daya dukung sehingga faktor keamanannya dapat meningkat. Dalam analisis transfer beban ini, akan dihasilkan sebuah perbandingan faktor keamanan yang dihasilkan dengan menggunakan perkuatan Soil Nailing dan dihitung menggunakan program Plaxis 8.2 dan Ms.Excel (Metode Fellenius). Jika dengan menggunakan perkuatan Soil Nailing faktor keamanannya meningkat, maka kita dapat menghitung besarnya transfer beban yang dipikul oleh Soil Nailing sehingga dapat disimpulkan bahwa Soil Nailing dapat menjadi salah satu perkuatan tanah yang dapat digunakan untuk tanah dilokasi bersangkutan. Hasil akhir dari perhitungan dengan program Plaxis ini menunjukkan adanya peningkatan faktor keamanan jika menggunakan Soil Nailing, yaitu sebesar 1.822. yang menunjukkan lereng dalam keadaan stabil. Kata Kunci : Transfer Beban, Soil Nailing, Plaxis V 8.2
ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATIK DAN CALENDRING STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN MANADO TOWN SQUARE 3 Randyanto, Eko Seftian; Sumampouw, Josef E. R.; Balamba, Sjachrul
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 9 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemakaian alternative metode dalam mencari nilai daya dukung tiang sangat beragam, dengan menggunakan berbagai data paremeter tanah. Coduto (1994) membagi 3 (tiga) untuk mendukung Daya Dukung Pondasi tiang diantaranya yaitu metode Static (Menggunakan prinsip –prinsip mekanika tanah klasik), Dinamic dan loading test (uji beban skala penuh). Beberapa metode yang dibahas dalam perhitungan daya dukung tiang diantaranya dengan cara statik dan calendring, untuk metode statik menggunakan data triaxial, N-SPT dan Sondir. Rumus umum yang digunakan untuk mencari daya dukung dengan metode statik yaitu Qu = Qb + Qs dengan menjumlahkan tahanan ujung (Qb) dan tahanan samping (Qs). Pengujian calendring didasarkan atas perlawanan tanah terhadap tumbukan tiang. Pengujian ini ditujukan untuk penghentian pemukulan dikarenakan tiang sudah tidak mengalami perlawanan penetrasi sehingga perlu dilakukan uji calendring untuk mendapatkan daya dukung tiang. Hasil daya dukung antara cara statik akan dibandingkan dengan pengujian calendring. Hasil nilai daya dukung tiang dengan menggunakan data triaxial pada metode Meyerhof sebesar 38,76 ton dan U.S Army Corps sebesar 56,27. Perubahan nilai daya dukung tiang akibat pengaruh pemancangan, untuk Metode Meyerhof sebesar 74,17 ton dan U.S. Army Corps sebesar 105,90 ton. Penggunaan data SPT dalam mencari nilai daya dukung tiang dibagi menjadi dua metode, untuk Metode Meyerhof daya dukung tiang sebesar 69,88 ton dan metode Briaud et al 124,99 ton. Hasil daya dukung tiang dengan menggunakan data sondir, untuk Metode Meyerhof sebesar 96,21 ton dan Metode Schmertmann & Nottingham sebesar 90,1320 ton. Daya dukung tertinggi ada pada uji calendring dengan metode hiley sebesar 272,83 ton. Penurunan tertinggi sebesar 0,4 inch dan struktur dapat dikategorikan sebagai Reinforced concrete structure, Brick walls high story, Machine operation dengan batas penurunan maksimum antara 1-3 inch. Hasil dari setiap metode diambil daya dukung tiang terendah untuk mewakili setiap metode. Kata kunci : Cara Statik, Uji Calendring, Daya Dukung Tiang, Penurunan Tiang