cover
Contact Name
Siti Ikramatoun
Contact Email
siti.ikramatoun@unsyiah.ac.id
Phone
+626517555267
Journal Mail Official
sosiologiusk@gmail.com
Editorial Address
Gedung Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala, Jln. Tgk Tanoh Abee, Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi)
ISSN : 22525254     EISSN : 26548143     DOI : https://doi.org/10.24815/jsu
Jurnal Sosiologi USK (JSU) mengundang para Dosen, Praktisi dan Peneliti untuk mempublikasikan naskahnya pada JSU yang terbit setiap bulan Juni dan Desember setiap tahunnya.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2016): Pengetahuan dan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat" : 7 Documents clear
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Kemitraan di Desa Koloray Kabupaten Pulau Morotai Muchammad Sugianto; Amrul Djana; Abdullah Ismail
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 10, No 2 (2016): Pengetahuan dan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.867 KB)

Abstract

Penelitian ini ingin menghasilkan model pengembangan desa wisata berbasis kemitraan antara masyarakat setempat dengan pemerintah desa, pemerintah kabupaten dan pengusaha pariwisata. Yaitu suatu bentuk model pengembangan pariwisata dengan memperhatikan kajian teknis tataguna ruang dan tata bangunan, pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur pariwisata yang telah ada, dan mengembangkan kemitraan dalam usaha pariwisata secara berkelanjutan. Tujuannya untuk penataan kawasan obyek-obyek wisata di Desa Kolorai yang lebih baik, mengembangkan usaha-usaha pariwisata masyarakat setempat berbasis kemitraan dan hasil akhirnya adalah meningkatnya kepuasan wisatawan dengan indikator meningkatnya jumlah dan lama kunjungan wisatawan baik domestik maupun negara ke OTW Desa Kolorai
Dekonstruksi Makna Memakai “Boh Gaca” (Memakai Inai) Pada Masyarakat Aceh Dalam Kajian Jaques Derrida Marini Kristina Situmeang
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 10, No 2 (2016): Pengetahuan dan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.264 KB)

Abstract

Budaya bukan merupakan suatu konsep yang statis, tetapi justru sangat dinamis. Oleh karenanya, banyak cara yang saat ini dapat dilakukan untuk kembali memahami makna-makna yang terkandung dalam suatu budaya sesuai dengan realita saat ini. Makna adalah produk dari suatu perbedaan tanda yang terkait dengan tanda-tanda lain. Makna bukan sesuatu yang terberi, melainkan konstruksi budaya dan produksi tanda-tanda secara sosial. Artinya, apabila ada perubahan sosial budaya, maka makna akan berubah sesuai dengan kepentingan para pemakna secara interpretatif. Dekonstruksi dalam hal ini oleh penulis merupakan pembongkaran terhadap budaya serta makna “boh gaca” (memakai inai) dengan cara membaca kehidupan yang orisinil. Pemaknaan baru yang dimunculkan adalah makna yang dibaca kembali berdasarkan eksistensi yang nyata dan sesuai dengan fakta yang mengalami perubahan secara terus- menerus. Menganalisis sebab terjadinya dekonstruksi makna memakai Boh Gaca, mengacu  pada  pandangan  Derrida  yang  memandang  (mengabstraksikan)  realitas sebagai realitas ciptaan (produksi, konstruksi) atau diciptakan kembali (reproduksi, rekonstruksi).  Dalam  istilah  “dekonstruksi”  realitas  itu  adalah  suatu  konstruksi realitas  baru  sebagai  hasil  dari  konstruksi  realitas  sebelumnya  yang  telah  di dekonstruksi. Kajian yang dilakukan dengan menggunakan metode library ini merupakan kajian Dekonstruksi yang terjadi atas makna memakai boh gaca melalui pembacaan ulang atas teks budaya yang disebabkan oleh fenomena. Fenomena pemakaian boh gaca saat ini telah menggeser makna filosofis boh gaca menjadi alat ekonomi melalui pengembangan budaya tata rias. Kata kunci: Dekonstruksi, Makna, Boh Gaca
A Quest For Islamic Paradigm:Towards The Production Of Islamic Knowledge Khairulyadi Khairulyadi
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 10, No 2 (2016): Pengetahuan dan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.214 KB)

Abstract

This paper examines the deficiency of  western paradigm in potraying human nature and thus proposes that there is a need for paradigmatic shifting if islamic methodology and knowledge  is desired. While western based paradigm is helpful in underlining socially tangible context of human life, it fails to undestand human in its very nature. Those paradigms see human as, and confined to a mere bodily mundane creature but denying human intangible side, that human too is a spritual being. As a result, and due to differing principal and idiological standpoint, western paradigm is deemed inappropriate to grasp a full view of human nature as oppose to that of Islamic Tawhidic paradigm that sees human, by nature, as a material and non-material being.  Hence, the Islamic paradigm is considered as an only paradigm applicable to, and suits the need of Islamic methodology in order to be able to produce Islamic knowledge.  Key Words: Paradigm, Islamic Knowledge
Pemasaran Sosial “Vasektomi” Pada Pria Rudy Kurniawan
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 10, No 2 (2016): Pengetahuan dan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.024 KB)

Abstract

Salah satu program KB yang sedang digalakkan oleh BKBPPPA Kota Prabumulih adalah program KB bagi kaum laki-laki. Program KB untuk kaum laki-laki ini diharapkan dapat  membantu dalam menekan angka kelahiran. Kampanye sosial dalam mensoialisasikan program KB kepada kaum laki-laki yang dilaksanakan selama inibelum menunjukkan hasil yang nyata. Permasalahannyaantara lain kurangnya partisipasi khalayak karena tidaktepatnya strategi yang digunakan. Strategi harusnyadisusun sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiksasaran serta mempertimbangkan berbagai  faktor  yangberpengaruh  nyata  terhadap  tingkat  partisipasinya. Untuk meningkatkan akseptor KB pria yang menggunakan MOP maka BKBPPPA Kota Prabumulih menggunakan strategi personal selling   atau motivator KB untuk mengkampanyekan MOP kepada kaum pria. Penggunaan strategi ini lebih efektif dan efesien karena motivator dalam mengkampanyekannya  melalui  pendekatan  persuasif  dan  sistem  multiple level marketing yaitu sistem reward bagi mereka yang dapat membawa calon akseptor dan mereka bersedia mau menjadi akseptor  MOP. Namun, yang menjadi kendala adalah pemahaman masyarakat bahwa penggunaan vasektomi dilarang agama. Kata Kunci: KB, MOP, vasektomi, motivator KB
Peranan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Budidaya Ikan Lele Didesa Talang Ipuh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin) Gita Isyanawulan; B Budiawan
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 10, No 2 (2016): Pengetahuan dan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.793 KB)

Abstract

Budidaya ikan lele bila ditekuni serius mendatangkan laba yang menggiurkan.  Pasalnya,  pasar  ikan  di  Indonesia  masih  tergolong  besar karena jumlah penduduk yang besar. Hal ini lah yang dilakukan oleh masyarakat desa Talang Ipuh kebupaten banyuasin sumatera selatan dengan dukungan dan peran serta dari pemerintahan Desa serta lahan yang tersedia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu peristiwa untuk diambil kesimpulan secara umum. Informan yang digunakan diambil secara acak random dan dilakukan wawancara mendalam. Dengan dibentuknya peternak ikan lele di Desa Talangi puh semua anggota kelompok yang mampu memenuhi kebutuhannya melalui daya beli yang baik itu disebabkan dari hasil ekonomi panen lele organik, hasil panen yang cukup maka akan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cukup.  Kata kunci: Peranan Kepala Desa, Budidaya Ikan Lele
Komunikasi Politik Caleg Perempuan Untuk Pemilihan Anggota Legislatif Kota Palembang Diana Dewi Sartika
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 10, No 2 (2016): Pengetahuan dan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.082 KB)

Abstract

Penelitian ini ingin melihat bagaimana kegiatan komunikasi politik yang dilakukan oleh para caleg perempuan pada pemilu legislatif 2009 yang lalu dan juga apakah komunikasi politik yang dilakukan mempengaruhi terpilihnya perempuan untuk lolos menjadi anggota legislatif. Secara umum hasil penelitian terkait komunikasi politik yang dilakukan perempuan memiliki aspek-aspek yang sama dengan komunikasi yang dilakukan pada umumnya. Aspek-aspek tersebut adalah sumber pesan dari calon legislatif, pesan yang disampaikan, media/saluran komunikasi politik, konstituen sebagai penerima pesan, serta umpan balik dari kegiatan komunikasi yang dilakukan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa komunikasi politik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lolosnya perempuan menjadi anggota legislatif. Lebih lanjut yang memiliki pengaruh bagi terpilihnya perempuan di legislatif antara lain karena faktor keluarga dan juga investasi sosial kepada konstituen yang memang dibangun sudah sejak lama.
Model Karakter Nasionalisme Keindonesiaan Mantan Pemuda Separatis Di Aceh Utara Arif Rahman; F Fakhrurrazi
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 10, No 2 (2016): Pengetahuan dan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.192 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperoleh suatu pemahaman yang utuh tentang mengapa nasionalisme keindonesiaan dikalangan mantan pemuda seperatis di Aceh Utara yang pada era konflik sangat resisten terhadap Indonesia namun setelah perdamaian tercipta berubah menjadi nasionalistik. Dimensi sosial apa saja yang mendorong terjadinya perubahan sikap mantan pemuda seperatis Aceh Utara terhadap nasionalisme keindonesiaan menjadi fokus  khusus  dari  penelitian  ini.  Studi  ini  menggunakan  pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Sementara untuk memperoleh data sebagai basis analisis dalam memperoleh temuan-temuan dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam (indepth interview) dan Focus Group Discussion (FGD).Setelah proses penelitian dilakukan, studi ini menemukan bahwa nasionalisme keindonesiaan pemuda Aceh Utara terhadap Indonesia pada dasarnya cukup baik. Pada tahun 1945 mereka secara heroik bersama Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Hasan Di Tiro bahu membahu melakukan Indonesianisasi Aceh. berhadapan dengan situasi sosial dan pembangunan yang tertinggal dan porak-poranda pasca perang dengan Belanda dan Jepang, maka pandangan visioner Presiden Soekarno yang berikrar akan membawa Indonesia dalam kedudukan sebagai bangsa besar yang sejahtera dan berperadaban tinggi didunia menjadi alasan subtantif dibalik tumbuh suburnya nasionalisme pemuda dan masyarakat umumnya di Aceh Utara.Namun, berbilang waktu dalam perjalanan menjadi Indonesia, masyarakat Aceh Utara mengalami dan merasakan keadaan yang bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Soekarno doeloe. Eksploitasi besar-besaran “perut bumi” Aceh Utara yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru sejak 1976 bukannya merubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik, yang terjadi justeru melebarnya segregasi sosial akibat massifnya penduduk miskin disatu sisi dan minoritasnya yang dapat memperoleh  keuntungan  dari  eksploitas  migas  di  tanah  mereka.  Pada dimensi  lain  perlakukan  sosial-politik  yang  menafikan  nilai-nilai  kearifan lokal dirasakan telah mencabut identitas orang Aceh Utara. Realitas inilah yang kemudian melahirkan resistensi terhadap nasionalisme Indonesia. Sehingga dalam konflik pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mereka bergabung kedalam kelompok perjuangan ini. Namun, seiring dengan tumbuhnya rasa nyaman, meningkatnya kesejahteraan dan penghargaan terhadap identitas kearifan lokal masyarakat Aceh Utara yang dilakukan melalui kebijakan-kebijakan korektif masa lalu oleh pemerintah Indonesia di era pasca damai, rasa kecintaan (nasionalisme) pemuda Aceh Utara terhadap Indonesia mulai tumbuh kembaliKata Kunci: Karakter Nasionalisme, Mantan Pemuda Seperatis, Aceh Utara

Page 1 of 1 | Total Record : 7