cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics)
ISSN : 23033045     EISSN : 2503183X     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) abbreviated IJND (p-ISSN 2303-3045 and e-ISSN 2503-183X) is a peer-reviewed scientific journal publishing updated research and non-research articles in the area of nutrition and dietetics. This journal is published three times annually (January, May, and September) by Alma Ata University Press in collaboration with Indonesian Nutrition Association (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2015" : 7 Documents clear
Pemberian ekstrak air buah sawo (Manilkara zapota L.) menurunkan kadar glukosa darah tikus (rattus norvegicus) diabetes mellitus Effatul Afifah
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.309 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(3).180-186

Abstract

ABSTRACTBackground: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic problem disorder characterized by hyperglicemia which is caused by insulin deficiency produced by β-pancreas cells, thus causing abnormalities of carbohydrate, protein, and fat metabolism, and tend to cause complications. Objectives: To know the effect of sapodilla extract water on blood glucose level of diabetic induce mice. Methods: This was an experimental study with pre-post control group design. Sapodilla extract water (EABS) was fed to group of mice with alloxan diabetes induction. Twenty four DM induced mice were separated into 4 groups, e.g. control without and with medication of glibenclamide, EABS 1 (treated with 3.6 mL/200 g body weight), and EABS 2 (treated with 7.2 mL/200 g body weight). Mice were then measured for their blood glucose level at the day of 3, 14, and 30. Results: EABS 1 and EABS 2 decreased blood glucose levels at week of 1st, 2nd, and 3rd after induction. The greatest reduction was shown by EABS 2 at the 3rd week. EABS decreased blood glucose level of mice induced DM and signifi cantly shown at glibenclamide group, followed by EABS 2 and EABS 1.Conclusions: EABS reduced blood glucose levels of diabetic mice and signifi cantly shown for glibenclamide group, followed by EABS 2 and EABS 1.KEYWORDS: diabetes mellitus, sapodilla extract water, blood glucoseABSTRAKLatar belakang: Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh kekurangan insulin yang dihasilkan oleh sel β-pankreas sehingga menimbulkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, dan cenderung menimbulkan komplikasi.Tujuan: Mengetahui efek pemberian ekstrak buah air sawo terhadap kadar glukosa darah tikus yang diinduksi DM.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan pre-post test control group design dengan memberikan intervensi ekstrak buah air sawo (EABS) pada kelompok tikus yang diberikan induksi DM menggunakan aloksan. Sebanyak 24 tikus yang diinduksi DM dikelompokkan ke dalam 4 perlakuan, antara lain kontrol tanpa dan dengan pengobatan glienclamide, EABS 1 (diberi 3,6 mL/200 g berat badan), dan EABS 2 (7,2 mL/200 g berat badan). Tikus diukur kadar gula darahnya pada hari ke-3, 14, dan 30. Hasil: EABS mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus, baik pada kelompok EABS 1 maupun EABS 2 pada minggu ke-1, ke-2, dan ke-3 setelah induksi. Hasil penurunan kadar glukosa yang paling besar terjadi pada kelompok EABS 2 pada minggu ke-3 perlakuan. EABS dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi DM dan paling signifi kan terjadi pada kelompok glibenclamide diikuti oleh EABS 2 dan EABS 1.Kesimpulan: EABS mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi alloxan.KATA KUNCI: diabetes mellitus, ekstrak air buah sawo, glukosa darah
Pemilihan food outlet sebagai faktor risiko berat badan lebih anak usia sekolah dasar di Kecamatan Tegalsari Surabaya Renny Evelyn Hartono; BJ. Istiti Kandarina; Siti Helmyati
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.448 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(3).139-148

Abstract

ABSTRACTIntroduction: Overweight and obesity are conditions resulting from an imbalance of calories in the body that occur in a long time and cause more deaths than underweight. One of factors related is food pattern, which also infl uenced the selection of food outlets. Surabaya is an urban area so it has many types and characteristic s of food outlet. Elementary school (4, 5, 6) do not really depend on their parents, so their food consumption and physical activity began to vary. Objectives: To identify the relationship between the selection of food outlets and overweight/obesity status of elementary school in Tegalsari district, Surabaya.Methods: This research used a case-control study design. Samples were 51 children for each group of cases and control and obtained from 11 primary school in the 5 subdistricts in Tegalsari district, Surabaya. Data were obtained by interview, direct observation of food outlets, and interview to select informants about the reasons of selecting food outlets . Quantitative data were processed by bivariate (chi-square) and multivariate (binomial regression) test. Results: Bivariate test results showed that there were signifi cant relationships between the frequency to the street vendors consumption (OR=4.09, 95% CI:1.60-10.75), frequency of fast food consumption (OR=2.86, 95% CI:1.19-6.94) and snacks (OR=6,05, 95% CI:2.20-17.62), physical activity (OR=3.09, 95% CI:1.28-7.51) and gender (OR=2.70, 95% CI:1.11-6.64) with overweight/obesity status, while frequency of stores (total, supermarket, market, mini-market), frequency of food service place (total, restaurants, fast food restaurants), frequency of vegetable and fruit consumption, and socio-economic status of respondents did not relate signifi cantly. In multivariate analysis, the variables that affected frequency of the street vendors were snack consumption, physical activity, sex and total expenditure. Conclusions: Frequency of the street vendors, fast food consumption, physical activity,gender, and total expenditure had relationship with overweight/obesity status.KEYWORDS: food outlet, obesity, overweightABSTRAKLatar belakang: Overweight dan obesitas adalah keadaan akibat ketidakseimbangan kalori dalam tubuh yang terjadi dalam waktu lama dan menjadi penyebab kematian lebih banyak dibanding underweight. Salah satu faktor yang berhubungan langsung adalah pola makan, yang juga dipengaruhi pemilihan food outlet. Surabaya merupakan daerah perkotaan sehingga memiliki jenis dan karakteristik food oulet lebih beragam. Anak usia SD kelas IV, V, VI sudah tidak terlalu bergantung pada orang tua, sehingga konsumsi pangan dan aktivitas fisiknya mulai beragam. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pemilihan food outlet dan status berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Tegalsari, Surabaya.Metode: Penelitian menggunakan desain studi kasus-kontrol. Sampel penelitian adalah 51 anak untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol dari 11 SD di 5 Kelurahan di Kecamatan Tegalsari, Surabaya. Data diperoleh dengan wawancara, observasi langsung ke food outlet dan wawancara alasan pemilihan food outlet pada informan terpilih. Data kuantitatif diolah dengan uji bivariat (chi-square) dan multivariariat (regresi binomial).Hasil: Uji bivariat menyatakan terdapat hubungan signifi kan antara frekuensi datang ke pedagang kaki lima (OR=4,09, 95% CI:1,60-10,75), frekuensi konsumsi fast food (OR=2,86, 95% CI:1,19-6,94) dan kudapan (OR=6,05, 95% CI:2,20-17,62), aktivitas fi sik (OR=3,09, 95% CI:1,28-7,51) serta jenis kelamin (OR=2,70, 95% CI:1,11-6,64) dengan berat badan lebih, sedangkan frekuensi ke food store (total, supermarket, pasar, mini-market), frekuensi ke food service place total, rumah makan, restoran fast food), pola konsumsi sayur buah, dan sosial ekonomi responden tidak berhubungan signifi kan. Pada analisis multivariat, variabel yang mempengaruhi frekuensi datang ke pedagang kaki lima adalah frekuensi konsumsi kudapan, aktivitas fisik, jenis kelamin, dan total pengeluaran.Kesimpulan: Frekuensi datang ke pedagang kaki lima, konsumsi kudapan, aktivitas fisik, jenis kelamin, dan total pengeluaran berhubungan dengan status berat badan lebih.KATA KUNCI: food outlet, overweight, obesitas
Pemberian ASI eksklusif tidak berhubungan dengan stunting pada anak usia 6–23 bulan di Indonesia Bunga Astria Paramashanti; Hamam Hadi; I Made Alit Gunawan
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.557 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(3).162-174

Abstract

ABSTRACTBackground: Stunting in children is one of public health problem in Indonesia. Stunting is a serious problem because it is linked with the quality of human capital in future. Objectives: To determine the association between exclusive breastfeeding practice and stunting in young children 6 – 23 months in Indonesia.Methods: This study used a cross-sectional design. Data was obtained from Basic Health Research (Riskesdas) 2013. Riskesdas 2013 used multistage cluster sampling. Subject in this study was 6.956 young children 6 – 23 months in Indonesia which was selected purposively. Data was analyzed by using descriptive analysis, chi-square, and multiple logistic regression by adjusting the sampling weight for survey analysis.Results: Exclusive breastfeeding was protective against stunting, but the result was not significant both for exclusive breastfeeding >6 months (OR=0,99, 95% CI: 0,63–1,59) and exclusive breastfeeding 4-<6 bulan (OR=0,93, 95% CI: 0,63–1,39). Young children with low birth weight history had higher risk to become stunting (OR=1,77, 95% CI: 1,33–2,37). Household economic status which were very poor (OR=1,96, CI: 1,53–2,52), poor (OR=1,62, 95% CI:1,30–2,03) and middle (OR=1,32, 95% CI: 1,06–1,64) were also associated with the risk of stunting.Conclusions: Exclusive breastfeeding is not the only factor contributing to stunting in children. Optimal complementary feeding practice should also be the focus of intervention. Improvement in nutritional status since the preconception and during the pregnancy, and household economy status may reduce stunting problem in children.KEYWORDS: stunting, exclusive breastfeeding, feeding practice, growth ABSTRAKLatar belakang: Stunting pada anak-anak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Stunting menjadi masalah yang serius karena dikaitkan dengan kualitas sumber daya manusia di kemudian hari.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara praktik pemberian ASI eksklusif dan stunting pada anak usia 6 – 23 bulan di Indonesia.Metode: Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Data didapatkan dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Teknik pengambilan sampel pada Riskesdas 2013 adalah multistage cluster sampling. Subjek pada penelitian ini berjumlah 6.956 anak usia 6 – 23 bulan di Indonesia yang dipilih secara purposive. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, chi-square dan regresi logistik berganda dengan mempertimbangkan sampling weight untuk analisis survei.Hasil: ASI eksklusif bersifat protektif terhadap kejadian stunting pada anak, namun hasilnya tidak signifikan, baik untuk ASI eksklusif >6 bulan (OR=0,99, 95% CI 0,63–1,59) maupun ASI eksklusif 4-<6 bulan OR=0,93, 95% CI: 0,63–1,39). Anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menjadi anak yang stunting (OR=1,77, 95% CI: 1,33–2,37). Status ekonomi rumah tangga sangat miskin (OR=1,96, 95% CI: 1,53–2,52), miskin (OR=1,62, 95% CI: 1,30–2,03) danmenengah (OR=1,32, 95% CI: 1,06–1,64) masing-masing berkontribusi terhadap peningkatan risiko stunting pada anak.Kesimpulan: ASI eksklusif bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stunting pada anak. Pemberian MPASI yang optimal juga harus diperhatikan. Perbaikan status gizi sejak masa prekonsepsi dan selama kehamilan, serta status ekonomi rumah tangga diharapkan mampu menurunkan kejadian stunting pada anak.KATA KUNCI: stunting, ASI eksklusif, praktik makan, pertumbuhan
Faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada Endah Budi Permana P.; Sumarni Sumarni; Fatma Zuhrotun Nisa
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.517 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(3).131-138

Abstract

ABSTRACTBackground: Habits and preferences influence the street food consumption. Consuming of foods that are high in fat, protein, and carbohydrate could increase the risk to suffered from coronary heart  diseases, high blood pressure, diabetes mellitus, and stroke. More than 90% diseases that occurs in human were caused by food contamination of microorganisms, likes typhus and hepatitis A.Objectives:To analyze factors related to street food consumer preferences of Universitas Gadjah Mada’s students.Methods:This was an observational research with cross sectional design. Samples were 96 UGM’s undergraduate students of the year 2012 taken by cluster sampling. Datas were obtained by interview using questionnaire consumer preferences of street food and the individual and food characteristics. Data were then analysed by statistical analysis using correlation test (contingency coeffi cient and Spearman) and multivariate analysis using logistic regression.Results: There was correlation between sex (RR:1.60, p=0.012), income (RR:1.36, p=0.017) and food prices (RR:0.52, p=0.001) with preference of street food meal.There was correlation between knowledge about nutrition (RR:27.75, p=0.000) and hygiene and sanitation (RR:1.25, p=0.000) with preference of street food on fruit group at Universitas Gadjah Mada’s students.Conclusions: Sex, income, and food prices related to preference of street food on meal. Knowledge about nutrition and hygiene sanitation related to preference of fruit group street food of Universitas Gadjah Mada’s students.KEYWORDS: food preference, consumer, street food, university students ABSTRAKLatar belakang: Kebiasaan dan preferensi seseorang akan sangat mempengaruhi konsumsi street food. Mengonsumsi makanan tinggi lemak, protein, dan karbohidrat dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dan stroke. Lebih dari 90% penyakit yang terjadi pada manusia disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme melalui makanan seperti penyakit tifus dan hepatitis A.Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada.Metode: Jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebesar 96 orang mahasiswa S1 Universitas Gadjah Mada angkatan 2012 yang diambil secara cluster sampling. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner preferensi konsumen street food, karakteristik individu, dan makanan.Analisis bivariat menggunakan uji korelasi yaitu koefi sien kontingensi dan Spearman, sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kelamin (RR:1,60, p=0,012), pendapatan RR:1,36, p=0,017), dan harga makanan (RR:0,52, p=0,001) merupakan faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama (RR:27,75, p=0,000), sedangkan pengetahuan gizi dan higiene sanitasi makanan (RR:1,25, p=0,000) merupakan faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food kelompok buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Kesimpulan: Jenis kelamin, pendapatan, dan harga makanan berhubungan dengan preferensi konsumen street food kelompok menu utama. Pengetahuan gizi dan higiene sanitasi berhubungan dengan preferensi konsumen street food kelompok buah-buahan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada.KATA KUNCI: preferensi makan, konsumen, street food, mahasiswa
Gambaran status gizi anak 12-24 bulan di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2015: tinjauan riwayat pemberian ASI eksklusif dan kejadian penyakit infeksi Nurlisa T. Hi. Abdullah; Yhona Paratmanitya; Febrina Suci Hati
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.309 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(3).149-154

Abstract

ABSTRACTBackground: Malnutrition and severe undernutrition is one of the main health problems faced in developing countries. In Indonesia, health problems and the child’s growth are influenced by two main issues , namely a state of good nutrition and the prevalence of infectious diseases . Worsening child malnutrition can occur because of ignorance of the mother about the manner of breastfeeding to their children. Yogyakarta city still has the highest prevalence of malnutrition (W/A) , as compared to four other districts in the amount of 1.04 % (exceeding the target of the action plan for food and nutrition is < 1%).Objectives: To know the nutritional status of children (12-24 months) in terms of the history of exclusive breastfeeding and the incidence of infectious diseases at the Mergangsan health center in Yogyakarta. Methods: This research used quantitative descriptive method with cross sectional approach. Subjects were children aged 12-24 who months were recorded in four villages Kaparakan Integrated Health Centre (RW III , VII , IX , and XII) in Puskesmas Mergangsan, Yogyakarta. The sampling technique of this study used total sampling, the number of samples were 34 respondents. Data were collected by using a questionnaire.Results: Most children did not receive exclusive breastfeeding (55.9%). All of the children had infectious diseases (diarrhea, respiratory infection) in the last one month. Most of children had good nutrition (58.8%), and 86.7% children received exclusive breastfeeding. Meanwhile, 36.8% children did not. Most of children who had infectious diseases history were included in good nutritional status. Conclusion: Children who had a history of exclusive breastfeeding was 86.7%, while those who had not breastfeeding exclusively was 36.8%. Most of children with good nutritional status had experiences of infectious diseases (diarrhea, respiratory infection). KEYWORDS: exclusive breastfeeding, infectious disease, nutritional statusABSTRAKLatar belakang: Gizi kurang dan buruk merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi oleh negara berkembang. Di Indonesia, masalah kesehatan dan pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh dua persoalan utama yaitu keadaan gizi yang tidak baik dan merajalelanya penyakit infeksi. Memburuknya gizi anak dapat terjadi karena ketidaktahuan ibu mengenai tata cara pemberian ASI kepada anaknya. Kota Yogyakarta masih memiliki prevalensi gizi buruk tertinggi (BB/U) dibandingkan empat kabupaten lainnya, yaitu sebesar 1,04% (melebihi target rencana aksi daerah pangan dan gizi.Tujuan: Mengetahui gambaran status gizi anak (12-24 bulan) ditinjau dari riwayat pemberian ASI eksklusif dan kejadian penyakit infeksi di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah anak usia 12-24 bulan yang tercatat di 4 Posyandu Kelurahan Kaparakan (RW III, VII, IX, dan XII) di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan, Kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling, dengan jumlah sampel 34 responden. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil: Sebagian besar anak tidak mendapat ASI eksklusif (55,9%). Semua anak pernah mengalami penyakit infeksi (diare, ISPA) dalam 1 bulan terakhir. Mayoritas anak memiliki gizi baik (58,8%) dengan jumlah anak yang mendapat ASI eksklusif sebesar 86,7%, sedangkan yang tidak mendapat ASI ekslusif sebesar 36,8%. Mayoritas anak yang pernah mengalami penyakit infeksi berstatus gizi baik (58,8%).Kesimpulan: Sebagian besar anak memiliki riwayat pemberian ASI eksklusif. Terdapat lebih dari sebagian anak dengan status gizi baik pernah mengalami penyakit infeksi (diare, ISPA). KATA KUNCI: ASI eksklusif, penyakit infeksi, status gizi
Faktor keberhasilan ibu pekerja dalam memberikan ASI eksklusif di Puskesmas Sedayu I, Bantul, Yogyakarta Fania Fitriani; Wahyuningsih Wahyuningsih; Kayat Haryani
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.665 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(3).175-179

Abstract

ABSTRACTBackground: Breastmilk is the first food and the best food for the baby. Breastmilk contains variety of nutrients needed for the baby. It is important to identify the success factors in giving exclusive breastfeeding Objectives: To obtain deeper understanding about factors that determine the success of carrier women in giving exclusive breastfeed ing in Puskesmas Sedayu II, Bantul, Yogyakarta Methods: This research used qualitative study design with phenomenological approach. There were five participants in this study, who lived near Puskesmas Sedayu II, Bantul, Yogyakarta. The participant aged 27-32 years and had children aged 6-12 months. The education background of participants were high school until under graduate study. Participants worked as private employees and healthworkers in private hospitals in Yogyakarta.Results: Partisipants understood about the importance of exclusive breastfeeding, the trusted in breastmilk production, concern with nutrition intake during breastfeed, and had the support from closed people to give exclusive breastfeeding.Conclusions: Factors that determine the success of working mothers in giving exclusive breastfeeding include: understanding of participants about giving exclusive breastfeeding, trusting in the breastmilk production, concerning in nutrition intake during breastfeed, and supporting from people closed people to give exclusive breastfeeding.KEYWORDS: exclusive breastfeeding, success factors, supportABSTRAKLatar belakang: ASI merupakan makanan yang pertama dan terbaik bagi bayi. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan bagi bayi, sehingga penting untuk mengidentifi kasikan faktor keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.Tujuan: Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang faktor keberhasilan ibu pekerja dalam memberikan ASI eksklusif di Puskesmas Sedayu II, Bantul, Yogyakarta.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan penelitian berjumlah 5 yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sedayu II, Bantul, Yogyakarta dengan karakteristik partisipan usia 27-32 tahun dan mempunyai anak usia 6-12 bulan. Pendidikan partisipan yaitu SMK hingga S1. Pekerjaan partisipan sebagai karyawan swasta dan tenaga kesehatan di RS swasta di Yogyakarta.Hasil: Ibu memahami tentang pentingnya ASI eksklusif, yakin terhadap produksi ASI, memperhatikan asupan gizi selama menyusui, dan mendapat dukungan orang terdekat untuk memberikan ASI eksklusif. Kesimpulan: Faktor keberhasilan ibu bekerja memberikan ASI ekslusif meliputi: pemahaman ibu tentang pentingnya ASI eksklusif, keyakinan terhadap produksi ASI, memperhatikan asupan gizi selama menyusui, dan dukungan orang terdekat terhadap pemberian ASI eksklusif. KATA KUNCI: ASI eksklusif, faktor keberhasilan, dukungan orang terdekat
Konsumsi unhealthy food sebagai faktor risiko obesitas pada balita di Puskesmas Jetis, Kota Yogyakarta Yenni Eka Setiyaningsih; Esti Nurwanti; Arantika Meidya Pratiwi
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.088 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(3).155-161

Abstract

ABSTRACTBackground: The prevalence of overweight and obesity increased from year to year in both developed and developing countries. Obesity that occurs in infants can be caused by over eating or today’s lifestyle that tends to consume fast food or unhealthy food. Objectives: To determine whether unhealthy food consumption was the risk factor of obesity in children at Jetis Health Centre, Yogyakarta.Methods: This study is a case-control study. The population consisted of children aged 24-59 months in the region of Jetis Health Centre, Yogyakarta. There were 51 obese children and 51 non-obese children in Jetis in 2015. The cases were children aged 24-59 months diagnosed obese (z-score weight/height ≥3SD), while controls were children aged 24-59 months with z-score <3SD. The samples were obtained using a simple random sampling technique. Chi-square were used to determine unhealthy food consumption as a risk factor for obesity in children.Results: Toddlers consumed unhealty food > 32 times/week tended to obese 4.26 times higher than they who did not consume < 32 times/week (p=0.001, OR=4.26, 95% Cl: 1.26-10.3).Conclusions: Toddler who consumed unhealthy food > 32 times/week had the risk to obese 4.26 times higher than they who did not. KEYWORDS: unhealthy food, obesity, toddlerABSTRAKLatar belakang: Prevalensi kegemukan dan obesitas dari tahun ketahun meningkat baik di negara maju maupun berkembang. Obesitas yang terjadi pada balita dapat diakibatkan karena makan melebihi kebutuhan atau gaya hidup masa kini yang cenderung suka mengonsumsi makanan cepat saji atau unhealthy food. Tujuan: Mengetahui konsumsi unhealthy food sebagai faktor risiko obesitas pada balita di Puskesmas Jetis, Yogyakarta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol. Populasi terdiri dari balita berusia 24-59 bulan di wilayah Puskesmas Jetis Yogyakarta sebanyak 702 balita dimana 62 balita  obesitas dan 640 balita tidak obesitas. Jumlah sampel setelah dilakukan penghitungan jumlah sampel didapatkan 51 balita obesitas (z score ≥ 3 SD) dan 51 balita tidak obesitas (z score < 3 SD). Kasus adalah balita usia 24-59 bulan yang didiagnosa obesitas dengan z score BB/TB ≥3SD, kontrol adalah balita usia 24-59 bulan Z score <3SD. Penentuan sampel diperoleh menggunakan simple random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner food frequency- questionnaire (FFQ) untuk menghitung konsumsi unhealthy food. Data status gizi balita diperoleh dari catatan status gizi balita di Puskesmas Jetis. Uji statistik menggunakan chi-square untuk menentukan hubungan konsumsi unhealthy food sebagai faktor risiko obesitas pada balita. Hasil: Balita yang mengonsumsi unhealthy food ≥32x/minggu cenderung memiliki risiko 4,26 kali lebih tinggi daripada balita yang mengonsumsi unhealthy food <32x/minggu (p=0,001, OR=4,26, 95% CI:1,26-10,3)Kesimpulan: Balita yang mengonsumsi unhealthy food ≥32x/minggu berisiko 4,26 kali lebih tinggi daripada balita yang mengonsumsi unhealthy food unhealthy food <32x/minggu. KATA KUNCI: unhealthy food, obesitas, balita

Page 1 of 1 | Total Record : 7