Bernadette Josephine Istiti Kandarina
Departemen Biostatistik, Epidemiologi Dan Kesehatan Populasi, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Relationship between hyperuricemia and erectile dysfunction on hypertension patients Vera Ticoalu, Jansje Henny; Kandarina, Istiti; Rizal, Dicky Moch.; Pramantara Setiabudi, I Dewa Putu
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 51, No 2 (2019)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.724 KB) | DOI: 10.19106/JMedSci005102201907

Abstract

Hypertension is a major non-communicable disease worldwide including in Indonesia. It can cuase erectile dysfunction through vasculogenic pathway. Uric acid level could be a promising biomarker to predict erectile dysfunction due to it is related to endothelial dysfunction, microvascular disease, and hypertension. The aim of this study was to evaluate the relationship between hyperuricemia and erectile dysfunction on hypertension patients. This was an observational study with cross-sectional design involving 88 male hypertension patients aged more than 18 years who registered as outpatient in the Bethesda Lempuyangwangi Public Hospital, Yogyakarta. Hyperuricemia was measured using uricase method and erectile dysfunction was measured using IIEF-5 form. The results showed that hyperuricemia (OR=3.89; CI 95% 1.08-15.70; p=0.017), blood pressure (OR=6.84; CI 95% 2.35-20.6; p<0.001), and age (p<0.001) are related with erectile dysfunction on the hypertension patients. Furthermore, logistic regression analysis showed that hyperuricemia, age, and blood pressure simultaneously affect the erectile dysfunction occurance, with good calibration (p=0.167) and discriminative level (0.8604). In conclusion, there is significantly relationship between hyperuricemia and erectile dysfunction on hypertension patients.
KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DAN AKSES PANGAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA DIABETES MELITUS TIPE 2 Noviani, Nor Eka; Nisa, Fatma Z; Kandarina, Istiti
Jurnal Mitra Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): JMK
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tidak tahan pangan adalah situasi ketika seseorang tidak memiliki akses secara fisik, sosial dan ekonomi untuk memenuhi pangan yang cukup, beragam, aman dan bergizi sesuai kebutuhan untuk hidup sehat dan aktif, yang selanjutnya tidak tahan pangan berhubungan dengan penyakit kronis, termasuk diabetes melitus tipe 2 (DM2). Tujuan: Mengetahui apakan tidak tahan pangan dan rendahnya akses pangan merupakan faktor risiko terjadinya DM2 di Kabupaten Kulon Progo. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain kasus dan kontrol. Kasus adalah 63 penyandang DM2 yang terdaftar di 4 kecamatan di Kulon Progo. Sedangkan kontrol adalah 63 responden bukan penyandang DM2. Penentuan sampel menggunakan metode purposive dengan penyetaran umur, jenis kelamin dan tempat tinggal. Ketahanan pangan diukur dengan 10 pertanyaan di kuesioner Radimer/Cornel, sedangkan akses pangan dihitung dengan pangsa pengeluaran pangan (PPP) dari kuesioner ekonomi nasional. Variabel lain adalah pendidikan, riwayat keluarga dan pendapatan keluarga.Hasil: Sebagian responden menempuh pendidikan 9 tahun (50,79% di kelompok kasus dan 60,31% kelompok kontrol). Mereka juga memiliki penghasilan keluarga yang tinggi ( 3,2 juta) di kedua kelompok (kasus=65,07;kontrol=74,60%). Riwayat keluarga positif 52,38 di kelompok kasus. Berdasarkan uji x2 , riwayat keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan DM2 (p 0,05;OR=10,45;95%CI=3,70-33,32). Tidak tahan pangan lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol (79,36%) daripada kasus (66,67%). Total pengeluaran pangan dan bukan pangan di kelompok kasus lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Prosentase PPP tinggi ( 60%) sebanyak 84,13% di kasus dan 77,78% di kontrol. Mc Nemar menunjukkan tidak tahan pangan dan akses pangan secara statistik tidak bermakna (p 0,05). Berdasarkan regresi logistik, riwayat keluarga memiliki hubungan paling kuat berkembangnya DM2 (p 0,05;OR=11,95), tidak tahan pangan memiliki nilai p=0,034 dan OR=0,37.Kesimpulan: tidak tahan pangan dan akses pangan bukan merupakan faktor risiko DM2, akan tetapi riwayat keluarga memiliki faktor risiko timbulnya DM2 di Kulon Progo tahun 2015.
Pengaruh intervensi buah jambu biji terhadap kadar profil lipid pada orang dewasa dislipidemia Asmarani, Asmarani; Purba, Martalena; Kandarina, Istiti
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 15, No 4 (2019): April
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijcn.30680

Abstract

Background: Disease patterns originally dominated by infectious diseases and infections now change to those of degenerative disease, such as dyslipidemia, one of the risk factors forcoronary heart disease. In addition, excessive and unhealthy diet  gives  an effect on the lipidprofile. Fruits containing soluble fiber (pectin) and high vitamin C such as guavacan be use material for hypercolesterol amicin tervention. On the other hand,mild-moderate exercisealso hasa clear influenceon thedecrease of blood lipid profile.Objective: The aim of this research is to know the influence of guava (Psidium guajava) and sportson the lipid profileindyslipidemia in Kendari.Method: Type of of the research was quasi experimental design. Intervention group were given guava juice and exercise and exercise was only given in control groups. Subjects consume guava juice at a dose of 400 mg once daily with a volume of 250 ml each administration, performed for 30 days. Before interventions, blood samples for lipid profile have analyzed. The number of subjects for each group is 33 people (1:1). The data taken in the study are observations of the amountof blood lipid levels(mg/dl) such as high-densitylipoprotein (HDL), low density lipoprotein (LDL), triglycerides (TG) and total cholesterol (TC) using a standard method. Then, data were analyzed by using tests ofi Chi Square correlation and Wilcoxon Matched-pairs Signed-rank Test.Results: After 4 weeks oftreatment, the intervention significantly increased the levels of LDL 1 times higher (p<0.05) in the intervention group than that in the control group. The decrease of HDL in the intervention group was higher  than that  in the control group but it is not significantly different. In triglycerides and total cholesterol, the level decreased significantly higher in the intervention group compared to that of the control group (p <0.05)Conclusion: The guava juice is proven to be able to decrease LDL, triglycerides, total cholesterol, and LDL andincrease HDL levels.
Teenage Pregnancy as a Risk Factor of Stunting and Wasting among Children Aged 6-23 Months in Indonesia (IFLS 5 Analysis Study) Syah, Justiyulfah; Wahab, Abdul; Kandarina, BJ. Istiti
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v16i2.23655

Abstract

Abstrak. Stunting dan wasting saling terkait dengan peningkatan mortalitas terutama ketika keduanya dialami oleh anak yang sama serta meningkatnya angka kematian dan kesakitan perinatal di Indonesia diakibatkan oleh kehamilan dan kelahiran pada usia remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya risiko kehamilan usia remaja terhadap kejadian stunting dan wasting pada anak usia 6-24 bulan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain nested case-control study dengan menganalisis data Indonesia Family Life Survey (IFLS) periode ke-5. Hasil analisis bivariabel kejadian stunting dan wasting  tidak berhubungan secara statistik terhadap kehamilan usia remaja dengan nilai p=0, 39 (OR=1, 30; CI 95 = 0, 67-2, 48). Hasil analisis multivariat kejadian stunting dan wasting dengan kehamilan usia remaja dengan mengikut sertakan variabel berat badan lahir, tinggi badan ibu, penyakit infeksi, dan lokasi tempat tinggal tidak berhubungan secara statistik dengan nilai p=0,47 (OR=1,25; 95% CI=0,67-2,35). Penelitian ini didapatkan bahwa tidak berhubungan secara statistik antara kehamilan usia remaja dengan kejadian stunting dan wasting, namun tetap di perlukan startegi untuk menurunkan angka kehamilan usia remaja melalui sosialisasi dan edukasi bahaya pernikahan dini guna mendapatkan generasi dengan status kesehatan yang lebih baik.
Pengaruh promosi gizi di sekolah terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang konsumsi air pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta Endri Yuliati; BJ. Istiti Kandarina; Toto Sudargo
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.69 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i1.76

Abstract

Latar Belakang: Air merupakan zat gizi penyusun cairan intrasel dan ekstrasel, tetapi pemenuhan kebutuhannya sering dikesampingkan. Kurang air minum berdampak negatif pada fisik dan mental. Sekolah termasuk lingkungan terdekat anak sehingga berpotensi sebagai tempat memperbaiki perilaku anak. Tujuan: Mengetahui pengaruh model promosi gizi di sekolah dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait konsumsi air minum anak. Metode: Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan rancangan pre and post with control group design yang dilaksanakan di sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Pemilihan sekolah dilakukan dengan multistage random sampling. Setiap dua sekolah menerima salah satu bentuk promosi gizi berikut: A) pendidikan gizi dengan pembelajaran aktif dan pembiasaan (n=70) dan B) pembiasaan (n=65). Pendidikan gizi disampaikan oleh peneliti selama tiga minggu dengan frekuensi 1 kali per minggu. Pembiasaan dilakukan selama dua minggu berupa meminta anak untuk membawa minuman dari rumah dan minum bersama-sama sebelum pelajaran dimulai dan ketika akan pulang sekolah. Pengetahuan dan sikap tentang minum diukur dengan kuesioner sedangkan perilaku diukur dari volume konsumsi air minum dengan tiga hari fluid record. Data prepost dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed Rank. Perbedaan kedua kelompok diuji dengan Mann Whitney. Hasil: Peningkatan pengetahuan hanya terjadi pada kelompok A, yaitu sebesar 1,13 (p<0,05). Untuk sikap dan perilaku terkait air minum tidak mengalami peningkatan yang bermakna setelah intervensi, yaitu berturut-turut untuk kelompok A dan B dari 1.137,74+432,32 dan 1.234,10+509,51 menjadi 1.119+404,87 dan 1.170+513,63 ml. Kesimpulan: Promosi gizi dengan metode pembelajaran aktif dan pembiasaan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan siswa, tetapi belum dapat meningkatkan sikap dan perilaku siswa terkait konsumsi air.
Pemberian makanan tambahan olahan ikan untuk ibu hamil trimester III sebagai upaya menurunkan volume darah yang hilang selama persalinan di Kota Yogyakarta Lastdes Cristiany Friday; Mohamad Hakimi; BJ. Istiti Kandarina
Ilmu Gizi Indonesia Vol 4, No 1 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v4i1.171

Abstract

Latar Belakang: Angka kejadian anemia di Kota Yogyakarta tahun 2011 adalah 25,9% sedangkan tahun 2012 adalah 24,33%. Salah satu dampak anemia adalah perdarahan saat persalinan. Penanggulangan anemia dapat berupa suplementasi tablet besi (Fe) dan pemberian makanan tambahan (PMT). Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ibu hamil sehingga ibu hamil tidak anemia, darah yang keluar selama persalinan tidak berlebihan dan perdarahan postpartum dapat dicegah. Tujuan: Mengkaji pemberian makanan tambahan berupa olahan ikan pada ibu hamil trimester tiga terhadap volume darah yang keluar selama persalinan. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan non-equivalent control group design. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 88 (42 kelompok perlakuan dan 46 kelompok kontrol) ibu hamil trimester III yang terdata di Puskesmas Kota Yogyakarta. Kelompok perlakuan diberikan makanan tambahan setiap hari selama 30 hari. Pengukuran volume darah dilakukan menggunakan underpad pada saat responden melahirkan. Analisis data yaitu homogenitas, uji beda rata-rata dan uji regresi linear menggunakan software STATA. Hasil: Perbedaan rata-rata volume darah yang hilang selama persalinan pada kelompok perlakuan lebih rendah yaitu -47.2 ml dibandingkan kelompok kontrol (p=0,008, 95%CI: (-81.75)–(-12.70)). Berdasarkan analisis regresi linier ganda pemberian makanan tambahan apabila mempertimbangkan lingkar lengan atas (LILA) dapat mengurangi volume darah yang hilang selama persalinan sebesar 48,5 ml (p=0,003; R2=0,2382; 95%CI:16,9– 80,1). Kesimpulan: Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil trimester III bermakna secara statistik dapat mengurangi volume darah yang hilang selama persalinan.
Addition of conjugated linoleic acid in whole milk improves lipid profile in high fat diet induced hypercholesterolemia of rats Arta Farmawati; Rio Jati Kusuma; Bayu Sigha Iswara; . Wulandari; Kurniati Dwi Utami; Istiti Kandarina
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 48, No 4 (2016)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.571 KB) | DOI: 10.19106/JMedSci004804201601

Abstract

Conjugated linoleic acid (CLA) is an isomer of linoleic acid that has been shown to havemany beneficial effects in prevention of atherosclerosis, hypertension, cardiovasculardiseases and improve immune function. Although majority of CLA in the diet are derivedfrom dairy product such as milk, however, the content of CLA in milk is affected by cow’sdiet. The aim of this study was to investigate the beneficial effect of CLA supplementationin milk for improving lipid profile in high fat diet of rats. Twenty four male Sprague Dawleyrats aged 8 weeks were given high fat diet for 3 weeks to induce hypercholesterolemia.Six rats were maintained in standard diet as control. Rats then were divided into 4 groupsi.e. normal control, negative control, high fat diet+CLA 0.5%, high fat diet + CLA 0.5%supplemented skim milk, and high fat diet + CLA 0.5% supplemented whole milk. Bloodsample was drawn after high fat diet induced hypercholesterolemia and after 4 weeksof treatment for total cholesterol, triglyceride, low-density lipoprotein cholesterol (LDLcholesterol), and high density lipoprotein cholesterol (HDL cholesterol) analysis. Bodyweight was measured each week. Results showed that body weight was significantlyincrease in all groups received high fat diet (p<0.05). There was no significant differencein body weight between treatment group (p>0.05). Total cholesterol, triglyceride, andLDL cholesterol was significantly decrease in whole milk followed by significant increasein HDL cholesterol level. Skim milk supplemented with CLA had only modest effect ontriglyceride and HDL cholesterol level. In conclusion, CLA supplementation in whole milkimproves lipid profile in high fat diet.
HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA, TINGKAT AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN SARAPAN DAN DEPRESI PADA REMAJA PUTRI DI KOTA YOGYAKARTA Restu Amalia Hermanto; BJ Istiti Kandarina; Leny Latifah
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 11 No 2 (2020): Media Gizi Mikro Indonesia Juni 2020
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.708 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v11i2.597

Abstract

Latar Belakang. Depresi pada remaja merupakan pencetus beban penyakit, mengakibatkan kerugian karena kehilangan produktivitas, dan meningkatkan risiko sindrom metabolik saat dewasa. Gangguan mental emosional pada kelompok usia 15-24 tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 9,5 persen. Zat besi mempunyai peran penting dalam pembentukan perilaku emosional karena perannya sebagai kofaktor sintesis serotonin dan dopamin otak. Selain itu, tingkat aktivitas fisik dan pola makan (kebiasaan sarapan) berkontribusi juga dalam menjaga keseimbangan neurotransmiter tersebut. Defisiensi zat besi merupakan faktor utama penyebab anemia pada remaja putri. Prevalensi anemia remaja putri di Kota Yogyakarta mencapai 35,2 persen pada tahun 2012. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status anemia, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan sarapan, dan depresi pada remaja putri di Kota Yogyakarta. Metode. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional. Subjek penelitian adalah 250 remaja putri SMA usia 14-18 tahun di Kota Yoyakarta. Depresi remaja diukur menggunakan Inventori Depresi Remaja (IDR) dan kadar hemoglobin untuk menentukan status anemia. Analisis data bivariat menggunakan chi square. Hasil. Ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan depresi pada remaja putri (RP= 1,52; CI= 1,071-2,162; p<0,05).Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara anemia (RP= 1,7; CI= 0,969-3,034; p>0,05), tingkat aktivitas fisik rendah (RP= 0,9; CI= 0,461-1,809; p>0,05) dengan kejadian depresi pada remaja putri di Kota Yogyakarta. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dengan depresi. Namun, terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dan depresi pada remaja (RP= 1,52 ; CI=1,071-2,162 ; p=<0,05). Kesimpulan. Kebiasaan sarapan pagi dapat dikaitkan dengan kejadian depresi pada remaja putri. Walaupun proporsi depresi remaja cukup tinggi dalam penelitian ini, namun hubungannya dengan anemia belum dapat dibuktikan secara signifikan.
FAKTOR RISIKO STUNTING DI DAERAH ENDEMIK GAKI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Josefa Rosselo; Istiti Kandarina; Suryati Kumorowulan
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 10 No 2 (2019): Media Gizi Mikro Indonesia Juni 2019
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.532 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v10i2.598

Abstract

Latar Belakang. Stunting merupakan salah satu masalah gizi serius di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Faktor risiko stunting antara lain tinggi badan ibu, penyakit infeksi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) serta faktor lain seperti konsumsi goitrogenik, kadar iodium garam, dan kadar iodium urin. Iodium merupakan mikronutrien penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Prevalensi stunting yang tinggi dan status iodium yang tidak diketahui menjadi perhatian penting untuk mengetahui faktor risiko stunting di daerah endemik GAKI. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko stunting di daerah endemik GAKI. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian case control. Sampel penelitian adalah siswa sekolah dasar berusia 10-12 tahun sebanyak 106 orang. Analisis hasil penelitian secara bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil. Rata-rata tinggi badan menurut umur (TB/U) anak stunting dan tidak stunting adalah 138,8 cm. Sedangkan rata-rata tinggi badan ibu adalah 148,3 cm yang artinya lebih tinggi dari cut off 145 cm sebagai standar seorang ibu dikatakan pendek/stunting. Analisis bivariat tinggi badan ibu (OR:3,69, CI:1,32-10,32) dan riwayat penyakit infeksi (OR:11.02, CI:2.38-50,90) merupakan faktor risiko stunting (p<0,05). BBLR bukan merupakan faktor risiko stunting. Hasil analisis multivariate menunjukkan tinggi badan ibu dan riwayat penyakit infeksi merupakan faktor risiko yang dapat memprediksi kejadian stunting sebesar 15 persen, sedangkan 85 persen disebabkan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Kesimpulan. Peluang ditemukan anak stunting dari ibu yang pendek (<145 cm) dan riwayat penyakit infeksi (ISPA dan diare) saat balita lebih tinggi dibandingkan dari ibu yang memiliki tinggi badan normal (>145 cm) dan tanpa paparan penyakit ISPA dan diare saat balita di daerah endemik GAKI.
Studi ketidakaktifan kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paramasan, Banjar, Kalimantan Selatan Muhammad Ali Akbar; BJ Istiti Kandarina; I Made Alit Gunawan
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 1, JANUARI 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.082 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(1).60-67

Abstract

ABSTRACTBackground: Integrated health post is a community empowered health service that also supported by health workers. Cadres are the drive motor of integrated health post. Inactivity of cadres influence the continuity of integrated health post and affect nutritional status early detection of infants and childrenunderfive. Paramasan Primary Health Care is a region in Banjar Regency that has the highest inactivity cadres level (54.5%).Objectives: To examine the knowledge of cadres, comprehensiveness of facilities and infrastructure at integrated health post, head of village and health workers support, incentives and awards, and community participation as the background of integrated health post cadres inactivity in Banjar Regency, SouthKalimantan.Methods: This was a descriptive research with qualitative methods using a case study design. The research was implemented in the Region of Paramasan Primary Health Cares at Banjar Regency, South Kalimantan in April until May 2014. Informants were selected by purposive sampling until get saturateddata. The data collection was done by using 3 methods: in-depth interview of 23 informants, focus group discussion (FGD) of 30 informants, and field observation. Data analysis used in this study was constant comparative method.Results: Cadres had very low knowledge never joined any training, and also illeterate. The facilities and infrastructure in integrated health post were very limited. Head of village support on cadres and integrated health post were also low. Unscheduled and unstable of incentive numbers and awards received bycadres was also a problem. The level of community participation was really depended on the activeness of cadres in reminding the schedule of integrated health post activities.Conclusions: The knowledge of cadres contibuted to the cadres inactivity, such as a poor participation and lack of confidence in attending the activities of the integrated health post.KEYWORDS: cadres, inactivity, integrated health postABSTRAKLatar belakang: Posyandu merupakan wadah pelayanan kesehatan dari, oleh, dan untuk masyarakat dengan dukungan petugas kesehatan. Kader merupakan motor penggerak posyandu. Tidak aktifnya kader menyebabkan ketidaklancaran pelaksanaan posyandu serta tidak terdeteksinya status gizi bayi dan balita sejak dini. Puskesmas Paramasan merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Banjar dengan tingkat ketidakaktifan kader tertinggi yaitu sebesar 54,5%.Tujuan: Mengkaji secara mendalam pengetahuan kader, kelengkapan sarana dan prasarana posyandu, dukungan kepala desa dan petugas kesehatan, insentif dan penghargaan kader, serta partisipasi masyarakat ke posyandu sebagai latar belakang ketidakaktifan kader posyandu.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif menggunakan rancangan studi kasus. Pelaksanaan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Paramasan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan April hingga Mei 2014. Informan dipilih secara purposive sampling, berlanjut hingga saturasi data. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 23 orang informan, diskusi kelompok terfokus (DKT) terhadap 30 orang informan, dan observasi lapangan. Analisis data menggunakan metode constant comparative method.Hasil: Kader memiliki pengetahuan kurang, tidak pernah mengikuti pelatihan, dan tidak bisa baca tulis. Sarana dan prasarana di posyandu sangat kurang, demikian pula dengan dukungan kepala desa terhadap kader, dan posyandu yang tergolong masih minim. Insentif dan penghargaan yang diterima kader dikategorikan tidak rutin dengan jumlah tidak tetap. Tingkat partisipasi masyarakat ke posyandu masih tergantung pada keaktifan kader dalam mengingatkan tentang hari buka posyandu.Kesimpulan: Pengetahuan kader memberikan kontribusi terhadap ketidakaktifan kader yaitu kurangnya keaktifan dalam menghadiri kegiatan di posyandu.KATA KUNCI: kader, ketidakaktifan, posyandu
Co-Authors . Wulandari Abdul Wahab Abdul Wahab Agusanty, Shelly Festilia Andi Yuniarsy Hartika Arif Rahmat Kurnia Arta Farmawati Asmarani, Asmarani Assyifatu Rahmah Zada Atik Triratnawati Bayu Sigha Iswara Bernadeta M Wara Kushartanti Choiri Khumaidah Fikriyah Dewi, Zidna Akmala Dewinta, Mustika Cahya Nirmala Dicky Moch Rizal Dicky Moch Rizal Endah Sri Rahayu Endri Yuliati Fahmy Arif Tsani Fatma Z. Nisa Fatma Zuhrotun Nisa Fikriyah, Choiri Khumaidah Fiyanita Nesa Ramadhani Gunawan, I Made Alit Hana Shafiyyah Zulaidah Hartika, Andi Yuniarsy Helmyati, Siti Herwinda Kusuma Rahayu I Made Alit Gunawan I Made Alit Gunawan Josefa Rosselo Kanda Sihombing Khidir Prawirosusanto Kurniati Dwi Utami Kustia, Noni Kusuma, Rio Jati Laksmi Savitri Lastdes Cristiany Friday Sihombing Leny Latifah Madarina Julia Matsna Haniifah Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih Mohamad Hakimi Mohammad Hakimi Mohammad Hakimi Muhammad Ali Akbar Mustika Cahya Nirmala Dewinta Nisa, Fatma Z Noni Kustia Noviani, Nor Eka Nur Hadi Ihwani Pramantara Setiabudi, I Dewa Putu Pramudji Hastuti Purba, Martalena Putri, Febriani Putu Ayu Widiastuti Rahmawati, Vista Ari Renny Evelyn Hartono Restu Amalia Hermanto Retna Siwi Padmawati Rezatiara, Ulva Sarah Maria Saragih Shelly Festilia Agusanty Silvi Lailatul Mahfida Siti Helmyati Sofro, Zaenal Muttaqien Sumarni Sumarni Suryati Kumorowulan Suwekatama, I Wayan Suzie Handajani Syah, Justiyulfah Theodola Baning Rahayujati Toto Sudargo Ulumiyah, Safira Ainun Ulva, Siti Maria Vera Ticoalu, Jansje Henny Yauma Ayu Arista Yayuk Hartriyanti Zada, Assyifatu Rahmah Zulaidah, Hana Shafiyyah