cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics)
ISSN : 23033045     EISSN : 2503183X     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) abbreviated IJND (p-ISSN 2303-3045 and e-ISSN 2503-183X) is a peer-reviewed scientific journal publishing updated research and non-research articles in the area of nutrition and dietetics. This journal is published three times annually (January, May, and September) by Alma Ata University Press in collaboration with Indonesian Nutrition Association (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "VOLUME 7 ISSUE 3, 2019" : 5 Documents clear
Antenatal care visit frequency of short stature mother as risk factor of stunting among children aged 6 - 23 months in Indonesia (IFLS 5 Study Analysis) Herwinda Kusuma Rahayu; BJ Istiti Kandarina; Abdul Wahab
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 7 ISSUE 3, 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2019.7(3).%p

Abstract

 ABSTRAKLatar Belakang: Stunting adalah gangguan pertumbuhan linear yang saat ini menjadi masalah utama kesehatan anak di negara berkembang yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2018 masih tinggi, yaitu mencapai 30,8%.  Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah tinggi badan ibu yang pendek, dengan prevalensi sebesar 30,5%. Ibu hamil dengan tinggi badan pendek harus memperhatikan kondisi kesehatan selama kehamilan, salah satunya melalui pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) dengan frekuensi pemeriksaan yang sesuai dengan standar. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional yang menggunakan data sekunder dari penelitian longitudinal yaitu Indonesia Family Life Survey (IFLS) periode ke-5 yang dilaksanakan pada tahun 2014. Rancangan penelitian ini adalah kohort retrospektif. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi square, sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistic. Uji statistik dilakukan menggunakan software Stata v13.Hasil: Hasil analisis bivariat diketahui bahwa frekuensi ANC ibu dengan tinggi badan pendek memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting dengan nilai p=0,04 (RR=1,29; CI 95%=1,02-1,65). Hasil analisis multivariat frekuensi ANC dengan kejadian stunting yang mengikut sertakan variabel luar didapatkan bahwa BBLR merupakan penyebab terbesar kejadian stunting (OR=1,97; CI 95%=1,06-3,64)Kesimpulan: Frekuensi ANC yang sesuai perlu dilakukan oleh ibu hamil dengan tinggi badan pendek. Hal ini adalah upaya untuk mengoptimalkan status kesehatan, sehingga kejadian BBLR yang merupakan faktor risiko kejadian stunting tidak terjadi. Diperlukan strategi pemerintah untuk meningkatkan frekuensi kunjungan ANC dengan mempertimbangkan komponen pelayanan.Kata kunci: stunting; ibu dengan tinggi badan pendek; antenatal care; IFLS 5 ABSTRACT Background: Stunting is linear growth retardation that associated with morbidity and mortality. Prevalence of stunting in Indonesia on 2018 is high, 30,8%. One of the factors that influence stunting is short stature mother. Pregnant women with short stature should concern to their health conditions during pregnancy, through antenatal care (ANC) with frequency that are in accordance with the standards.Method: This study was an observational study using the secondary data of the 5th wave Indonesian Family Life Survey (IFLS) on 2014. The design of this study was a retrospective cohort. . Bivariate analysis was performed using the chi square test, while the multivariate analysis used a logistic regression test. All analyses were performed in Stata v13.Results: Bivariate analysis showed that the ANC frequency of short stature mother had a significant relationship with stunting (p=0.04; RR= 1.29; CI 95%= 1.02-1.65). Multivariat analysis showed that low birth weight is the main cause of stunting (OR=1,97; CI 95%=1,06-3,64)Conclusion: ANC visit essential for short height mother to optimize their health status, so low birth weight which is a risk factor for stunting does not occur. Strategies are needed to improve the frequency and components of ANC services Keywords: stunting; short height mother; antenatal care; IFLS 5
The importance of mother’s care for improving exclusive breastfeeding practices Winda Irwanti; Kristen M Hurley; Tony Arjuna; Keith P West, Jr; Jane Chao; Hamam Hadi
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 7 ISSUE 3, 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2019.7(3).%p

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Secara global, prevalensi ibu yang memberikan ASI (air susu ibu) secara eksklusif untuk bayinya sampai dengan usia 6 bulan masih rendah (38%). Di Indonesia, pemberian ASI sudah dipraktikkan secara luas, namun yang memberikan hingga 6 bulan hanya 15,3% dan belum meningkat, meskipun Panduan Pemberian Makan Bayi dan Anak dari WHO telah tersedia.Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi pentingnya pengasuhan oleh ibu (yaitu ibu memiliki peran terbesar dan menghabiskan waktu terbanyak untuk merawat bayinya sehari-hari) untuk meningkatkan praktik ASI Eksklusif pada populasi dengan tingkat ekonomi rendah.Metode: Studi cross-sectional ini dilakukan pada 408 anak usia 6 - 24 bulan dan pengasuhnya di daerah pedesaan Indonesia. Data riwayat ASI, pengasuhan anak, dan status sosio-ekonomi diambil dengan instrumen kuesioner terstruktur oleh pewawancara yang terlatih.Hasil: Lebih dari setengah (61%) Ibu di populasi ini memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya sampai dengan usia 6 bulan. Hasil menunjukkan bahwa bayi mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk diberikan ASI eksklusif jika diasuh oleh ibu kandungnya (OR = 4.6., 95% CI = 1.75 - 12.2) dan berasal dari keluarga dengan penghasilan rendah (OR = 1.9 95% CI = 1.08 - 3.2), setelah mengendalikan variabel lain.Kesimpulan: Pada populasi berpenghasilan rendah dimana praktik pemberian ASI telah dilakukan, tetapi pengasuhan anak dilakukan oleh seseorang selain ibu kandung, pentingnya pemberian ASI eksklusif harus terus ditekankan. Edukasi untuk meningkatkan motivasi ibu dan anggota keluarga lainnya dalam memberikan ASI, serta membangun lingkungan kerja yang ramah menyusui adalah hal yang penting untuk dilakukan.KATA KUNCI: ASI eksklusif; pengasuh; ibu kandung; tingkat ekonomi; Indonesia Timur ABSTRACTBackground: Globally, the prevalence of women who exclusively breastfeed their infants to 6 months of age remains low (38%). In Indonesia, breastfeeding is widely practiced but the prevalence of exclusive breastfeeding at 6 months is only 15,3% and has not increased over time, despite WHO IYCF guidelines.Objectives: This study aims to examine the importance of mother’s care for improving exclusive breastfeeding practices in low-income populations in Indonesia.Methods: This cross-sectional study was conducted using 408 children aged 6 - 24 months and their caregivers in rural Indonesia. five districts. Data on breastfeeding history, childcare, and socioeconomic status of families were collected using structured questionnaires by trained interviewers.Results: Over half (61%) of mothers in this population exclusively breastfed their infant at 6 months (?) Results showed that infants are more likely to receive exclusive breastfeeding if they were cared by biological mothers (OR = 4.6., 95% CI = 1.75 - 12.2) and reside in low-income households (OR = 1.9 95% CI = 1.08 - 3.2), after adjusting for confounding variables.Conclusion: In low-income populations where breastfeeding is common but the provision of child care is provided by someone besides the biological mother, the importance of exclusive breastfeeding should continue to be emphasizedKEYWORDS: exclusive breastfeeding; caregivers; biological mothers; economic level; Eastern Indonesia
The eating habbits of type 2 diabetes mellitus in primary healthcare center Ratna Wirawati Rosyida; Ni Kadek Diah Purnamayanti; Marina Kristi Layun Rining
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 7 ISSUE 3, 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2019.7(3).%p

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 yang termasuk dalam penyakit tidak menular memilki prevalensi yang terus meningkat setiap tahun. Yogyakarta menjadi provinsi dengan prevalensi DM tipe 2 terbanyak di Indonesia. Diet pada pasien diabetes merupakan salah satu pilar manajemen diri diabetes yang penting untuk dipatuhi. Diet pada pasien diabetes akan berpengaruh terhadap kadar glukosa darah atau kondisi glikemik yang optimal.Tujuan: untuk mengetahui gambaran pola makan pada pasien DM tipe 2 di Yogyakarta.Metode: metode cross sectional study dilakukan kepada 80 responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner demografi dan pertanyaan terbuka mengenai pola makan yang dilakukan.Hasil: usia rata-rata responden 56 tahun, lama menderita DM rata-rata hampir 6 tahun, sebagian besar responden (72,5%) mengatur pola makan sehari-hari dengan cara membatasi konsumsi makan/minum manis (32,39%), mengurangi karbohidrat (25,35%), dan mengurangi porsi makan (16,90%).Kesimpulan: sebagian besar pasien DM tipe 2 di Yogyakarta telah mengatur pola makan. Pola makan yang banyak diterapkan pasien DM tipe 2 di Yogyakarta adalah membatasi konsumsi makan/minum yang manis.KATA KUNCI: diabetes melitus; pola makan; Indonesia ABSTRACT Backgrounds: Type 2 Diabetes Mellitus (DM) which is included in non-communicable diseases has an increasing prevalence every year. Yogyakarta is the province with the highest prevalence of type 2 diabetes in Indonesia. Diet in diabetic patients is one of the important pillars of diabetes self-management to be obeyed. Diet in diabetic patients will affect blood glucose levels or optimal glycemic conditions.Objectives: to know the description of dietary pattern in patients with type 2 DM in YogyakartaMethods: a cross-sectional study method was carried out on 80 respondents. The instrument used was in the form of a demographic questionnaire and open-ended questions about eating patterns.Results: the average age of the respondent was 56 years, the duration of DM suffered an average of almost 6 years, the majority of respondents (72.5%) regulate daily eating patterns by limiting consumption of food/beverages sweet (32.39%), reduce carbohydrates (25.35%), and reduce food portions (16.90%).Conclusion: the majority of type 2 DM patients in Yogyakarta have adjusted their diet. The diet that is widely applied by patients with type 2 diabetes in Yogyakarta is to limit the consumption of sweet foods/drinks.KEYWORDS: diabetes mellitus; dietary; Indonesia
Implementation of regulation policy of Sleman Regency number 38 OF 2015 concerning of giving exclusive breastfeeding of working mother Della Kaulika; Sri Werdati; Arini Hardianti; Choirul Anwar
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 7 ISSUE 3, 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2019.7(3).%p

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 menegaskan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. Peraturan lain yang mendukung ASI adalah Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan tentang peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Pemerintah Kabupaten Sleman telah membuat peraturan tentang pemberian ASI Eksklusif yakni yang tercantum dalam Peraturan Bupati Kabupaten Sleman Nomor 38 Tahun 2015.Tujuan: Tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan Peraturan Bupati Sleman nomor 38 tahun 2015 tentang ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Kabupaten Sleman.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan content analysis.Hasil: Sosialisasi kebijakan telah melibatkan lintas program dan lintas sektor. Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja dan Puskesmas telah mengadakan program pendukung kebijakan pemberian ASI Eksklusif. Dukungan dari perusahaan terhadap kebijakan ini diantaranya dalam bentuk pemberian waktu cuti melahirkan yang sesuai, penyediaan ruang laktasi, dan pemberian waktu untuk memerah ASI di perusahaan.Kesimpulan: Implementasi kebijakan Peraturan Bupati Sleman Nomor 38 Tahun 2015 tentang Pemberian ASI Eksklusif saat ini mampu menaikkan cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Sleman. Akan tetapi, implementasi Peraturan Bupati tersebut belum sepenuhnya baik karena masih terdapat beberapa ketentuan yang belum terealisasikan sehingga menjadi hambatan untuk memajukan program ASI Eksklusif. Kata Kunci : ASI eksklusif; ibu bekerja; Kebijakan Peraturan Bupati Sleman        ABSTRACTBackground: Exclusive breastfeeding is giving only breast milk without giving other foods and beverages for infants from birth until the age of 6 months. Government Regulation, No. 33 of 2012 affirms that every mother giving birth must give exclusive breastfeeding to the baby born. Another rule that supports breastfeeding is the Joint Regulation of the State Minister for Women's Empowerment, Minister of Manpower and Transmigration and the Ministry of Health of the increase in breastfeeding during working hours at the workplace. The Government of Sleman Regency has made regulations on exclusive breastfeeding, which are listed in Sleman Regency Regulations Number 38 of 2015.Objectives: The objectives of this study was to determine the policy implementation of Sleman Regency Regulation number 38 of 2015 concerning Exclusive Breastfeeding for working mothers in Sleman Regency.Methods: This study uses qualitative methods and types of case study research. Data collection techniques are using observation and in-depth interviews. Data analysis uses content analysis and presentation based on collected data.Results: Policy of Socialization has involved cross-program and across sectors. Departments of Health, Labor and Health Center have held a policy support program exclusive breastfeeding. The company's support for this policy includes the provision of appropriate maternity leave time, provision of lactation space, and giving time to milk breastfeeding in the company.Conclusions: The policy implementation of Sleman Regency Regulation Number 38 of 2015 concerning the Provision of Exclusive Breastfeeding is currently able to increase the coverage of Exclusive ASI in Sleman Regency. However, implementation of the decree has not been entirely good because there are still some provisions that unrealized thus as an obstacle to advancing the program of exclusive breastfeeding. Keywords: exclusive breastfeeding, working mothers, policy regulations of Sleman District
Prevalence of anemia and factors associated with pregnant women in West Sumatra, Indonesia: Findings from VDPM Cohort Study Arif Sabta Aji; Yusrawati Yusrawati; Safarina G Malik; Nur Indrawaty Lipoeto
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 7 ISSUE 3, 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2019.7(3).97-106

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Anemia kehamilan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang yang berkontribusi terhadap risiko tinggi komplikasi kehamilan. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki risiko anemia yang lebih tinggi yang bisa disebabkan oleh kekurangan asupan zat gizi mikro, infeksi, atau faktor sosial-demografis lainnya.Tujuan: Identifikasi prevalensi dan faktor risiko anemia pada ibu hamil yang tinggal di Sumatera Barat, Indonesia.Metode: Penelitian ini adalah analisis data sekunder dari studi kohort prospektif yaitu "“Vitamin D Pregnant Mother (VDPM) di Sumatera Barat". Subyek ibu hamil trimester diperoleh dari Puskesmas di Provinsi Sumatera Barat. Waktu penelitian dilakukan pada Januari-Maret 2017. Data demografi, sosial ekonomi, antropometri, dan Riwayat kesehatan ibu diteliti. Regresi logistik biner multivariatdigunakan untuk menentukan faktor-faktor terkait anemia. Dalam semua kasus, nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan secara statistik.Hasil: 176 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi diambil dalam penelitian ini. Prevalensi anemia ditemukan sebesar 61,90%. Rerata konsentrasi hemoglobin adalah 10,56 ± 1,41 g / dL. Prevalensi anemia sedang dan ringan masing-masing adalah 34% dan 27%. Status anemia ibu hamil trimester ketiga berhubungan dengan wanita yang memiliki <upah minimum/bulan (AOR: 5.15; 95% CI: 1.30-20.47), pengetahuan gizi ibu yang rendah (AOR: 15.88; 95% CI: 3.82- 66.02), IMT sebelum kehamilan <25 kg/m2 (AOR: 11.82; 95% CI: 2.70-51.69), dan tidak patuh konsumsi suplemen zat besi (AOR: 29.69; 95% CI: 6.58-133.91).Kesimpulan: Terdapat masih tingginya prevalensi anemia pada wanita hamil di Sumatera Barat. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran akan suplementasi zat besi dan kesehatan yang berkaitan dengan nutrisi selama kehamilan perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan status kesehatan ibu untuk mengurangi anemia. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan dengan ukuran sampel yang besar untuk mengkonfirmasi temuan ini.KATA KUNCI: anemia; faktor risiko; kehamilan; trimester ketiga; Sumatra Barat ABSTRACTBackground: Anemia during pregnancy remain to be a public health problem in developing countries which contributes to the high risk of adverse pregnancy outcomes. Indonesia as developing country has a higher risk of anemia that could be due to high of deficiencies of micronutrients intake, infection, or other socio-demographic factors.Objectives: The aim of this study was to determine the prevalence and risk factors anemia among pregnant women living in West Sumatra, Indonesia.Methods: The study is a secondary data analysis of prospective cohort study named “Vitamin D Pregnant Mother (VDPM) study in West Sumatra”. The third trimester pregnant women were enrolled from the public health centers in West Sumatra Province from January to March 2017. Structured questionnaires were used to collect data of demographic, socio-economic, anthropometry, and maternal health from all the study subjects. A multivariate binary logistic regression had been used to determine the associated factors of anemia. In all cases, P value less than 0.05 was considered statistically significant.Results: 176 pregnant women who fulfilled the inclusion criteria were enrolled this study. The prevalence of anemia was 61.90%. The mean of hemoglobin concentration was 10.56±1.41 g/dL. Moderate and mild anemia prevalence were 34% and 27%, respectively. The third trimester of pregnant women anemia status were associated with women who had <minimum wage/month (AOR: 5.15; 95%CI: 1.30-20.47), low-moderate maternal nutrition knowledge (AOR: 15.88; 95%CI: 3.82-66.02), pre-pregnancy BMI <25 kg/m2 (AOR: 11.82; 95%CI: 2.70-51.69), and no adherence iron supplement intake status (AOR: 29.69; 95%CI: 6.58-133.91).Conclusions: There was a high prevalence of anemia status in the third pregnant women in West Sumatra. Therefore, raise awareness of iron supplementation and health related to nutrition during pregnancy need to be considered to improve maternal health status to reduce anemia. However, further studies required with large sample size to confirm this finding.KEYWORDS: anemia; risk factors; third trimester; pregnancy; West Sumatra

Page 1 of 1 | Total Record : 5