cover
Contact Name
Arsyl Elensyah Rhema Machawan
Contact Email
arsyl.machawan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
arsyl@umy.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Journal of Japanese Language Education and Linguistics
ISSN : 25975277     EISSN : 26150840     DOI : -
Core Subject : Education,
Journal of Japanese Language Education and Linguistics (JJEL) is an online journal, open access peer review journal, published twice a year every February and August. This journal is for all contributors who are concerned with research related to the study of Japanese language education and Japanese Linguistics.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2022): Agustus" : 5 Documents clear
Karakteristik Pematuhan Kesantunan dalam Tuturan Direktif Berbahasa Jepang Reny Wiyatasari; Dwiana Retno Yulianti
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 6, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v6i2.16130

Abstract

Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang memiliki tingkatan kehalusan. Ragam bahasa keigo menjadi salah satu bukti bahwa orang Jepang sangat memerhatikan kehalusan dan kesantunan dalam berbahasa. Namun, kesantunan tentunya tidak hanya dilihat dari pemakaian honorifik atau semacamnya, melainkan dari terpenuhi atau tidaknya prinsip kesantunan dalam suatu tuturan. Contoh pematuhan kesantunan tersebut dapat dilihat di berbagai macam jenis tindak tutur, salah satunya adalah tindak tutur direktif. Jenis tuturan tersebut kerap melanggar kaidah kesantunan jika tidak diperhatikan dengan baik. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengkaji bagaimana karakteristik tuturan direktif yang memenuhi kesantunan dalam budaya masyarakat Jepang. Sumber data penelitian ini berasal dari siaran radio ENHYPEN All Night Nippon Kurosu (ANNX), yang dikumpulkan melalui metode simak dengan teknik rekam dan catat untuk kemudian dianalisis menggunakan metode padan ekstralingual. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik tuturan direktif yang memenuhi kesantunan adalah tidak terkesan angkuh, memaksa, atau sombong; terdapat pilihan dalam tuturan; serta membuat mitra tutur merasa tenang.  
Interferensi Leksikal pada Pidato Berbahasa Jepang Orang Indonesia di Media Online Youtube Asep Achmad Muhlisian; Rd Januar Radhiya
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 6, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v6i2.12299

Abstract

Penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan interferensi leksikal yang muncul pada pidato berbahasa Jepang, mengidentifikasi penyebabnya dan mendeskripsikan pengaruh terhadap maksud yang ingin disampaikan penutur dalam pidatonya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan objek penelitian pidato berbahasa Jepang tiga orang Indonesia yang diambil dari sosial media Youtube. Hasilnya adalah interferensi leksikal yang muncul dominan pada pelafalan kata, penggunaan kata yang berulang karena faktor bahasa ibu. Penyebab interferensi muncul dalam pidato adalah faktor kedwibahasaan peserta tutur, tidak cukupnya kosakata bahasa penerima dan terbawanya kebiasan dalam bahasa ibu, namun interferensi yang muncul dalam pidato tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap maksud yang ingin disampaikan oleh penutur dan dapat difahami dengan baik terlihat dari respon pendengar yang tidak menanggapi negatif terhadap ungkapan yang disampaikan, bahkan kalimat tertentu yang mengalami interferensi mendapatkan respon yang baik.
Keigo to use and to be used: Reevaluation of keigo learning in Japanese language classes Yasutaka Maruki
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 6, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v6i2.14874

Abstract

For Japanese language speakers, including native speakers, the formal expression of polite, honorific, and humble forms, called keigo, has been a great challenge to master. This research summarizes the challenges discussed by the previous researchers and will introduce three pedagogical methods of learning and practicing keigo: a conversation with one’s future self, the first encounter conversation, and a spiritual or sacred conversation. Different from methods introduced in previous researches, these methods focus on the use of keigo in one’s true self-expressions rather than reactive or objective expressions.  
Realisasi Fonem Nasal Bahasa Jepang pada Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang Fahri Delfariyadi; Lia Maulia Indrayani; Inu Isnaeni Sidiq
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 6, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v6i2.13423

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan realisasi fonem nasal bahasa Jepang oleh mahasiswa jurusan Sastra Jepang semester lima Universitas Padjadjaran. Sumber data pada penelitian ini adalah hasil tuturan dari lima orang mahasiswa. Data diperoleh dengan metode perekaman suara terhadap tuturan mahasiswa. Adapun temuan dari penelitian ini adalah semua partisipan merealisasikan fonem nasal pada kata sanpo menjadi alofon nasal bilabial [m], mahasiswa yang berbahasa ibu bahasa Jawa merealisasikan fonem nasal pada kata minna menjadi alofon uvular nasal [ɴ],  fonem nasal pada kata niku direalisasikan menjadi alofon alveolar nasal [n], terjadi denasalisasi pada empat mahasiswa ketika mengucapkan kata shougakkou, fonem nasal pada kata hon direalisasikan menjadi alofon uvular nasal oleh semua partisipan, mahasiswa perempuan memiliki pitch suara yang lebih tinggi, dan tuturan mahasiswa laki-laki lebih keras daripada tuturan mahasiswa perempuan. Selain itu, realisasi yang berbeda dari fonem yang sama membentuk aturan fonologis yang berbeda.
Analisis Wakamono Kotoba: Tinjauan Morfologi dan Semantik Devy Andriani; Dian Bayu Firmansyah; Yudi Suryadi
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 6, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v6i2.15522

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wakamono kotoba yang digunakan oleh kaum muda di Jepang, ditinjau dari tataran morfologis dan semantik. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa angket kuesioner yang memuat pertanyaan terstruktur. Subjek pada penelitian ini adalah penutur asli bahasa Jepang (native speaker) sebanyak 15 orang, dengan rentang usia antara 10 hingga 32 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat empat buah pembentukan kata (gokeisei) yang baku dalam bahasa Jepang, yaitu haseigo sebanyak satu buah kata, fukugougo sebanyak dua buah kata, toujigo sebanyak lima buah kata, serta shouryakugo atau karikomi sebanyak 25 buah kata. Selain itu, ditemukan pula beberapa kata yang mengalami proses pembentukan tersendiri, dikarenakan sifat wakamono kotoba yang tidak terpaku pada bentuk baku dan kaidah bahasa Jepang yang baik dan benar. Hal ini terkonfirmasi dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya perubahan fonem sebanyak satu buah kata, perubahan bunyi sebanyak empat buah kata, dan penggunaan bahasa asing sebanyak tiga buah kata. Namun demikian, ditemukan pula wakamono kotoba yang tidak mengalami proses perubahan kata tertentu melainkan hanya mengalami perubahan atau perluasan makna dari makna aslinya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan proses pembentukan kata yang paling sering terjadi yaitu shouryakugo. Sehingga dapat dikatakan kaum muda di Jepang cenderung gemar menciptakan suatu kata dengan cara membuat kata menjadi lebih ringkas baik ketika diucapkan maupun ketika dijadikan sebagai bahasa tulis.

Page 1 of 1 | Total Record : 5