cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
ISSN : 23388528     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Ranah: Journal of Language Studies is published by the National Agency for Language Development and Cultivation. It is a research journal which publishes various research reports, literature studies and scientific writings on phonetics, phonology, morphology, syntax, discourse analysis, pragmatics, anthropolinguistics, language and culture, dialectology, language documentation, forensic linguistics, comparative historical linguistics, cognitive linguistics, computational linguistics, corpus linguistics, neurolinguistics, language education, translation, language planning, psycholinguistics, sociolinguistics and other scientific fields related to language studies. It is published periodically twice a year in June and December. Each article published in Ranah will undergo assessment process by peer reviewers.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ranah" : 6 Documents clear
JOSHI NI, DE, DAN O SEBAGAI KATEGORI POSTPOSISIONAL/PEMARKAH DALAM BAHASA JEPANG: KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS Titien Rostini
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6145.506 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v2i2.237

Abstract

Hasil penelitian tipologis terhadap bahasa-bahasa di dunia menunjukkan adanya berbagai corak pola urutan yang masing-masing memiliki corak internal bawahannya sendiri yang menyangkut bermacam-macam konstruksi yang ada di dalamnya. Bahasa Jepang (BJ) sebagai salah satu bahasa asing di Indonesia memiliki berbagai jenis karakteristik yang berbeda dengan struktur bahasa Indonesia. Secara tipologis, perbedaan yang paling mencolok adalah BJ memiliki linearitas kata S-O-P yang bersifat postposisional dalam bentuk partikel yang secara obligatoris muncul dalam kalimat. Secara hipotesis, dinyatakan bahwa partikel BJ berjumlah sekitar 70 jenis. Kehadiran partikel dalam kalimat bersifat multifungsi. Selain itu, dalam BJ sering ditemukan adanya partikel rangkap (double particles).Tulisan ini akan mendeskripsikan ihwal partikel (ni, de, dan o) baik yang berfungsi sebagai pemarkah (markers) atau sebagai postposisional. Selain itu, akan dikaji pula dengan melibatkan pemahan makna aspektualitas, aksionalitas dan temporalitas.
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE TUTURAN TUKUL ARWANA PADA ACARA “BUKAN EMPAT MATA Vita Nirmala
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7419.349 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v2i2.232

Abstract

Makalah ini membahas tentang alih kode dan campur kode yang dituturkan oleh Tukul Arwana dalam acara “Bukan Empat Mata”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang difokuskan pada alih kode dan campur kode yang dituturkan oleh Tukul Arwana dan penyebab alih kode dan campur kode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campur kode yang dituturkan oleh Tukul Arwana dalam bentuk kata dan frasa, sedangkan alih kode dalam bentuk kalimat. Alih kode dan campur kode digunakan dalam bahasa Inggris dan Jawa. Alasan mengapa Tukul Arwana menggunakan alih kode dan campur kode adalah untuk menciptakan suasana humor, santai, dan dalam situasi tidak formal.
PENERAPAN MODEL TERAPI LINGUISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PENDERITA DISARTRIA Gusdi Sastra; Noviatri Noviatri
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5266.714 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v2i2.5

Abstract

Penelitian tentang terapi linguistik sudah banyak dilakukan terhadap pasien yang menderita disartria. Disartria adalah gangguan dalam bertutur yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf pusat yang secara langsung mengontrol aktivitas otot-otot yang berperan dalam proses tuturan dalam pembentukan suara pengucapan. Kajian ini membahas tiga isu, yakni bentuk-bentuk lingual dapat diterapkan pada penderita disartria sebelum memperoleh terapi linguistik, pengaruh-pengaruh emosional terhadap pengetahuan leksikal dan semantis dari pasien, dan capaian model terapi linguistik yang diterapkan pada pasien disartria yang kemampuan bertuturnya sudah cacat. Dalam menganalisis data, kajian ini menggunakan teori Prins (2004) dan metode Nunan (1992) yang dipadu dengan Sudaryanto (1993). Bersadarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, dan dengan menerapkan model terapi linguistik, ditemukan bahwa terdapat peningkatan berbicara pasien, hampir 40 persen dari indeks pengetahuan atau informasi lingual, 20 persen semantik, dan 40 persen perasaan. Indeks lingual sangat penting sebagai sebuah cara terapi bagi pasien yang menderita disartria. Peningkatan dalam kemampuan bertutur ini menambah rasa percaya diri bagi penderita disatria di dalam kehidupan sosial.
PERGESERAN PEMAKAIAN PRONOMINA PERSONA DALAM BAHASA INDONESIA “GAUL” Icuk Prayogi
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9643.583 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v2i2.234

Abstract

Berbicara ragam gaul bahasa Indonesia sekarang ini pastilah pikiran tertuju pada “bahasa” Alay. Jauh sebelum itu, sebenarnya ragam gaul telah ada. Hanya, Alay yang sekarang muncul adalah perubahan dari ragam gaul pada zaman dulu. Karena beberapa hal, bentuk dan aturan pemakaian ragam ini dimungkinkan berubah. Pemakaian pronomina persona juga dimungkinkan mengalami atau pergeseran (shift). Pronomina persona kau atau saya, misalnya, akan sungguh terasa janggal bila diucapkan remaja zaman sekarang dalam konteks percakapan normal dengan remaja lain di Jakarta. Oleh karena itu, makalah sederhana ini membahas tentang pronomina persona apa saja yang mengalami pergeseran serta bagaimana pergeseran pemakaian pronomina persona dalam bahasa Indonesia “gaul”. Dengan metode kualitatif dan data dari berbagai sumber (terutama film), diharapkan menghasilkan gambaran yang cukup tentang pergeseran ini serta mengapa hal ini sampai terjadi.
CAMPUR KODE DALAM BAHASA SUMBAWA TALIWANG DI CAKRANEGARA, MATARAM Yenni Febtaria W.
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7727.397 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v2i2.235

Abstract

Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan campur kode pada penutur bahasa Sumbawa Taliwang di Cakranegara. Artikel ini memfokuskan pada penentuan penggunaan bahasa yang digunakan di Karang Taliwang dan bentuk campur kode yang mereka gunakan. Sampel dari artikel ini adalah tiga orang. Data diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan metode koresponden dengan teknik hubung banding menyamakan dan hubung banding membedakan. Hasil analisis ditemukan sebagai berikut: (1) persentase tertinggi adalah 72,9% penggunaan kata dalam bahasa Sumbawa dan diikuti penggunaan bahasa Sasak (24,49%), bahasa Bali (0%), bahasa Indonesia (3,19%), dan inovasi internal (0,86%). (2) Di Karang Taliwang telah terjadi fenomena campur kode. (3). Fenomena campur kode ini terjadi dalam tataran fonologi, morfologi, leksikal, dan frasa, dan campur kode dalam bahasa Indonesia dalam tataran leksikon dan bentuk baster dari afiksasi.
ANALISIS PENGGUNAAN JUJU HYOUGEN 授受表現 DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG Sri Iriantini
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7931.75 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v2i2.236

Abstract

Keberagaman struktur dalam bahasa Jepang membuat bahasa ini menjadi salah satu bahasa yang cukup sulit dipelajari oleh pembelajar asing. Unsur budaya yang sering tercermin dalam berbahasa sehari-hari pun menjadi salah satu sebab mengapa bahasa Jepang menjadi salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari. Misalnya dalam penggunaan struktur kalimat yang menggunakan giving receiving verbs ‘verba memberi menerima’ yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah verba yarimorai (juju doushi) yang terdiri dari verba yaru, ageru, kureru, morau, sashiageru, kudasaru, dan itadaku. Penggunaan verba yarimorai dalam suatu situasi ujar tertentu yang disebut dengan juju hyougen ini, digunakan untuk menyatakan adanya perpindahan barang atau jasa dari pembicara atau seseorang kepada orang lain, yang berhubungan erat dengan budaya masyarakat Jepang yang menganut konsep uchi – soto, yang sangat menjaga kehidupan sosialnya supaya tetap harmonis, sehingga dalam berbahasa pun mereka sangat menjaga supaya tidak menyakiti hati lawan bicara, dengan cara meninggikan lawan bicara, dan merendahkan diri sendiri. Selain itu, penggunaan verba yarimorai ini ada yang berkaitan dengan onkeisei ‘kebaikan’ untuk atau dari seseorang. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang baik supaya dapat memilih dengan tepat verba yarimorai yang digunakan sehingga aktivitas komunikasi pun dapat berjalan dengan lancar. Verba yarimorai ini dapat digunakan pula sebagai verba bantu yang melekat dengan verba lainnya sebagai hojo doushi, yang menambahkan makna kepada verba intinya, untuk menjelaskan pemberi dan penerima dalam kalimat tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 6