cover
Contact Name
Hery Winarsi
Contact Email
jurnalgizisoedirman@unsoed.ac.id
Phone
+6221-621122
Journal Mail Official
jurnalgizisoedirman@unsoed.ac.id
Editorial Address
Street of Dr. Soeparno, Karangwangkal, Purwokerto, Banyumas, Central Java, 53123 Indonesia
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman (JGPS)
Journal Gizi dan Pangan Soedirman advances to publish scientific and authentic research articles with various topic regarding nutrition and food sciences. The relevants aspects to the topic are clinical nutrition, dietetics, public health nutrition, paediatrics and maternal nutrition, nutrigenomic and nutrigenetic, food science, food processing and technology, supplement and functional foods, food fortification, sport nutrition and physical activity, socio-culture, environmental and behaviour nutrition, nutrition and aging, nutrition education,food services and counselling. This journal has an official affiliation with Department of Nutrition Science, Faculty of Health Sciences, Universitas Jenderal Soedirman. The Editors will perform peer-reviewed process to all submitted materials, and accepted paper will be published periodically twice a year (May and November).
Articles 9 Documents
Search results for , issue " Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman" : 9 Documents clear
PRODUKSI KARIMPU DAN EFEKNYA DALAM MEMPERBAIKI PROFIL LIPID Winarsi, Hery; Amurwanto, Adi; Susilowati, Sri Sutji
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.371 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.353

Abstract

This study aims to counseling and training Karimpu production, and to know the effects of Karimpu on total cholesterol, triglycerides, LDL, and HDL plasma women with hypercholesterolemia. The trainees were 20 mothers from Ciberem village, Sumbang, Banyumas district. Karimpu drinks are composed of Chip Rimpang Cardamom and spices. As the subject of the intervention study were 30 women with hypercholesterolemia (cholesterol level > 200 mg / dl), obesity, age 45-65 years, living in Purwokerto area, willing to sign informed consent. Randomly subjects divided into 3 groups of 10 people each; I, given statin + Karimpu; II, statin + placebo; III, statin for 2 months. Blood samples were taken twice, 0 and 2 months after intervention, centrifuged, the plasma level was tested for total cholesterol, LDL, triglyceride, and HDL. People enthusiastically attended counseling and training showed test results increased 46.1%. The Karimpu product decreases cholesterol (P = 3,71E-07) and LDL (P = 0.0009), and otherwise increases HDL (P = 0.014), and retains triglyceride (P> 0.05) patients with hypercholesterolemia. Karimpu is able to inhibit the development of hypercholesterolemia towards heart disease by improving lipid profile. Keywords: Cardamom rhizome drink, lipid profile, training production.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan produksi Karimpu (minuman kaya antioksidan rimpang kapulaga) dan mengetahui efeknya terhadap kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL wanita penderita hiperkolesterolemia. Peserta pelatihan adalah 20 ibu-ibu dari desa Ciberem, Sumbang, Kabupaten Banyumas. Minuman Karimpu tersusun atas Chip Rimpang kapulaga dan rempah-rempah. Sebagai subjek untuk diintervensi adalah 30 wanita dengan hiperkolesterolemia, obesitas, usia 45-65 tahun, tinggal di daerah Purwokerto, dan bersedia untuk menandatangani informed consent. Subjek secara acak dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing 10 orang; I, diberi statin + Karimpu; II, statin + plasebo; dan III, statin, selama 2 bulan. Sampel darah diambil 2 kali, 0 dan 2 bulan setelah intervensi, lalu disentrifugasi. Bagian plasma ditentukan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida, dan HDL. Hasilnya, peserta antusias mengikuti penyuluhan dan pelatihan produksi karimpu, ditunjukkan hasil tes meningkat 46,1%. Produk minuman menurunkan kadar total kolesterol (P = 3,71E-07) dan LDL (P = 0,0009), dan sebaliknya meningkatkan HDL (P = 0,014), dan mempertahankan trigliserida (P> 0,05). Dengan demikian, karimpu diyakini dapat menghambat perkembangan hiperkolesterolemia terhadap penyakit kardiovaskular dengan cara memperbaiki profil lipid.  Kata kunci: minuman rimpang kapulaga, profil lipid, pelatihan produksi  
HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG sela, gina; Nuraeni, Indah; Agustia, Friska Citra
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.878 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.342

Abstract

ABSTRACT     To examine the association between the level of food quality satisfaction with energy and macronutrient intake in adolescents at Balai Perlindungan Sosial Anak (BPSAA) Pagaden Subang. This was a cross sectional study included 45 respondents selected by simple random sampling. Respondents fill the questionare of the level of food quality satisfaction and recall 24 hours. Bivariate analysis used Rank-Spearman test. Most of respondents were satisfied with food appeareance (95.2%), food flavor (95.7%) and a food variation (93.3%). The average intake of energy and macronutrients of respondents are lower than normal value (energy = 1207.15 kcal; Protein = 42.97 g; Fat = 56.4 g; KH = 131.90 g). The results of the bivariate analysis showed no relationship between the level of food quality satisfaction with energy and macronutrient intake (p> 0.05). There was no association between level of food appearance, food flavor and food variation with energy and macronutrient intake in adolescents at BPSAA Pagaden Subang.   Keywords : Food Satisfaction Level, Energy intake, Macronutrient intake, Adolescence, Ophranage     ABSTRAK   Penyelenggaraan makanan di panti asuhan melayani anak asuh yang masih berada dalam masa pertumbuhan. Remaja memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak karena pada masa tersebut merupakan masa dimana percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Tingkat konsumsi energi dan zat gizi salah satunya ditentukan oleh kuantitas dan kualitas hidangan. Mengetahui hubungan antara tingkat kepuasan mutu hidangan sebagai salah satu output dari penyelenggaraan makanan dengan tingkat konsumsi energi dan makronutrien pada remaja di BPSAA Pagaden Subang. Desain penelitian cross sectional. Sampel sebanyak 45 remaja yang diambil secara random sampling mengisi kuesioner tingkat kepuasan mutu hidangan dan recall 24 jam. Data dianalisis menggunakan uji Rank-Spearman. Hampir seluruh responden merasa puas dengan penampilan makanan (95,2%), cita rasa makanan (95,7%) dan variasi makanan (93,3%). Rata-rata asupan energi dan makronutrien responden tergolong kurang (energi = 1207,15 Kkal; Protein = 42,97 gr; Lemak = 56,4 gr; KH = 131,90 gr). Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat kepuasan mutu hidangan dengan tingkat konsumsi energi dan makronutrien (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepuasan penampilan makanan, cita rasa makanan dan variasi makanan dengan tingkat konsumsi energi dan makronutrien pada remaja di BPSAA Pagaden Subang.  Kata Kunci : Tingkat Kepuasan Mutu Hidangan, Tingkat Konsumsi Energi, Tingkat Konsumsi Makronutien, Remaja, Panti Asuhan
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENURUNAN NAFSU MAKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS (Studi Kasus di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo) faza, umi; Purnamasari, Dyah Umiyarni; yono, saryono
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.709 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.343

Abstract

Abstract  The aim of this study was to determine factors associated with diminished appetite in CKD patients undergoing hemodialysis therapy. This study is an observational analytic research with cross sectional design. Population of this study was CKD outpatients undergoing hemodialysis therapy in July- August 2016 in Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospitals. Amount of 58 subjects taken by consecutive sampling. Appetite, sex, age, length of hemodialysis, frequency of nausea/vomiting, and depression were measured using questionnaire. Subjects who diminished appetite were 58,6%. More than half subjects were male (56,9%). Amount of 84,5% subjects were adults (19-59 years), 63,8% undergoing hemodialysis >1year, 39,7% experienced nausea/ vomiting and 53,4% were depression. Based on Chi-Square Test/ Fisher Exact Test, diminished appetite significantly associated with length of hemodialysis (p=0,041), frequency of nausea/vomiting (p=0,014), and depression (p=0,002). Dominant factors affected diminished appetite were depression and length of hemodialysis. Diminished appetite in CKD patients undergoing hemodialysis therapy associated with length of hemodialysis, frequency of nausea/vomit, and depression. Keyword : appetite, chronic kidney disease, hemodialysi  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan penurunan nafsu makan pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang menjalani terapi hemodialisis. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien GGK rawat jalan yang menjalani terapi hemodialisis pada bulan Juli- Agustus 2016 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Sebanyak 58 subjek diambil dengan cara consecutive sampling. Nafsu makan, jenis kelamin, usia, lama hemodialisis, frekuensi mual/muntah, dan depresi diukur menggunakan kuesioner. Responden yang mengalami penurunan nafsu makan sebanyak 58,6%. Lebih dari separuh responden (56,9%) berjenis kelamin laki- laki dan 84,5% responden berusia dewasa (19-59 tahun). Sebanyak 63,8% responden menjalani hemodialisis >1tahun. Responden yang mengalami mual/muntah berat sebanyak 39,7% dan 53,4% mengalami depresi. Berdasarkan analisis bivariat menggunakan Uji Chi- Square/ Fisher Exact diperoleh hasil bahwa nafsu makan berhubungan secara signifikan dengan lama hemodialisis (p=0,041), frekuensi mual/ muntah (p=0,014), dan depresi (p=0,002). Faktor dominan yang mempengaruhi penurunan nafsu makan adalah depresi dan lama hemodialisis. Penurunan nafsu makan pada pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis berhubungan dengan lama hemodialisis, frekuensi mual/muntah, dan depresi. Kata kunci : gagal ginjal, hemodialisa, nafsu makan  
PEMAHAMAN MENGENAI DIET GLUTEN FREE CASEIN FREE (GFCF) SERTA PENERAPANNYA PADA ANAK AUTIS TINGKAT SEKOLAH DASAR DI SLB C YAKUT PURWOKERTO fatma, yukika; Winarsi, Hery; Purnamasari, Dyah Umiyarni
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.95 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.341

Abstract

ABSTRACT The objective of this study was to access an understanding about Gluten-Free Casein-free Diet (GFCF) and its application in autism children in special need school C Yakut Purwokerto. This study uses qualitative research methods, descriptive depth interviews with 6 key informants and 11 informants support. The results showed that the mother initially did not understand and know about the GFCF diet. After got information from therapy, physician, psychologist and school teacher, they understanding of GFCF diet with is proved by mothers already know what foods must be limited. But the mother has not been able to implement a GFCF diet in everyday life as evidenced by the child is still often eat foods made from flour and milk. This is also evidenced in the form Food Frequency Quetionnaire Qulitative. Mothers level of understanding about the GFCF diet has been good, but from the 6 main informant could not do GFCF diet properly and strictly. Keywords: Autism, Diet Gluten Free Casein Free, Flour and milk   ABSTRAK   Sekitar 60% penyandang autis mempunyai gangguan sistem pencernaan akibat alergi makanan. Gangguan sistem pencernaan ini mengakibatkan terjadinya kebocoran usus (Leaky Gut). Dampak leaky gut pada autis menyebabkan produksi hormon sekretin terhambat. Sebagai akibat, protein susu sapi (casein) dan gandum (gluten) tidak dapat dicerna dengan sempurna, karena protein tersebut tidak berubah menjadi asam amino tetapi menjadi peptida yang seharusnya dibuang lewat urin, akan tetapi pada anak autis peptida ini diserap kembali oleh tubuh dan masuk ke otak dan diubah oleh reseptor opioid menjadi morfin. Untuk itu anak autis harus membatasi asupan makanan dari gluten dan kasein, agar tidak membuat anak hiperaktif dan tantrum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pemahaman ibu mengenai diet GFCF serta sejauh mana ibu menerapkan diet tersebut pada anaknya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis deskriptif dengan wawancara mendalam kepada 6 informan utama dan 11 informan pendukung. Hasil menunjukkan bahwa ibu pada awalnya tidak memahami dan mengetahui mengenai diet GFCF. Setelah mendapatkan informasi dari terapi, dokter, psikolog dan guru sekolah ibu menjadi paham   mengenai diet GFCF dengan dibuktikan ibu sudah mengetahui makanan apa saja yang harus dibatasi. Namun ibu belum bisa menerapkan diet GFCF di kehidupan sehari-hari yang dibuktikan dengan anak masih sering mengonsumsi makanan berbahan dasar tepung dan susu. Hal ini juga dibuktikan dalam form Food Frequency Quetionnaire (FFQ) Qulitative. Tingkat pemahaman ibu mengenai diet GFCF sudah baik, namun dari 6 informan utama belum bisa melakukan diet GFCF dengan baik dan secara ketat.  Kata Kunci : Autis, Diet Gluten Free Casein Free, tepung dan susu
FORMULASI TIWUL DAN BERAS INSTAN TINGGI PROTEIN MENGGUNAKAN TEPUNG UBI KAYU-TEPUNG LEMBAGA JAGUNG DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRAT PROTEIN KEDELAI agustia, friska citra
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.621 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.357

Abstract

Abstract The objective of the present study was to improve the tiwul quality especially its protein content by formulating instant tiwul using corn germs flours and soy protein concentrate. We conducted a factorial randomized trial. The treatment factors consisted of product shape (instant tiwul dan instant rice), proportion of cassava - corn germ flour (100:0, 90:10, 80:20, 70:30) and presentation of soy protein concentrate (0%, 10%, 20% dan 30%).The result showed that instant tiwul made of cassava flour-corn germ flour of 70:30 w/w and soy protein of 3% w/w was higher in protein and fat content than that of instant tiwul made of cassava flour without substitution of corn germ flour and without supplementation of soy protein, i.e. 6.06% and 1.14%, respectively for protein content and 1.66% and 0.39%, respectively for fat content. Besides the shape of product (tiwul and instant rice) not affected protein and fat content. Their coefficient rehydration were high, ranged 2 – 4.  In general, their sensory characteristics of cooked instant tiwul were good (rather chewy texture, and good in flavor, aroma, and color).  Keywords: Cassava flour, corn germ flour, instant tiwul, soy protein concentrate  Abstrak  Tiwul adalah makanan tradisional (agak kenyal, makanan seperti nasi yang dibuat dari tepung ubi kayu) mengandung protein yang rendah dan biasanya memiliki karakteristik fisik yang rendah.  Tujuan penelitian adalah  meningkatkan kualitas tiwul terutama kandungan proteinnya dengan formulasi tiwul instan menggunakan tepung lembaga jagung dan konsentrat protein kedelai. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 faktor yaitu bentuk produk (tiwul instan dan beras instan), proporsi tepung ubi kayu dan tepung lembaga jagung (100:0, 90:10, 80:20, 70:30) dan persentase konsentrat protein kedelai (0%, 10%, 20% dan 30%). Hasil menunjukkan tiwul instan yang terbuat dari tepung ubi kayu-tepung lembaga jagung 70:30 b/b dan konsentrat protein kedelai 3% mengandung protein dan lemak lebih tinggi dari tiwul yang terbuat dari tepung ubi kayu tanpa substitusi tepung lembaga jagung dan tanpa suplementasi konsentrat protein kedelai yaitu 6,06% dan 1,14%, berturut-turut untuk kandungan protein dan 1.66% dan 0.39%, berturut-turut untuk kadar lemak. Sedangkan bentuk produk tiwul (tiwul maupun beras instan) tidak mempengaruhi kadar protein dan kadar lemaknya. Tiwul memiliki koefisien rehidrasi cukup tinggi, berkisar 2 – 4.  Secara umum, tiwul instan memiliki karakteristik sensori yang baik (tekstur agak kenyal, dan flavor, aroma, dan warna yang baik).  Kata kunci : tiwul instan, tepung ubi kayu, tepung lembaga jagung, konsentrat protein kedelai  
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN DAN NATRIUM PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (Studi Kasus pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto) fitriani, eka; Krisnansari, Diah; Winarsi, Hery
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.784 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.344

Abstract

ABSTRACT This observational study using cross sectional design. Sampling method using purposive sampling and got 35 participants who were CKD patients undergoing hemodialysis in Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital, Purwokerto. The data of participant characteristic, length of time since the initiation of hemodialysis therapy, knowledge, attitude, and social support were collected by using questionnares. Patient’s compliance to fluid and natrium intake was collected by calculating fluid and natrium intake level. Data were analyzed using Fisher test. Most participants did not comply with fluid restriction, but complied with natrium restriction. All factors that have been analized had no correlation to fluid and natrium intake compliance (p > 0,05), except gender and social support factor that had correlation to fluid intake compliance (p < 0,05). Male patients needed an intensive assistance so that fluid intake compliance increased. Moreover, social support from family and others needed to achieve this goal.   Keywords: Fluid and natriumi intake compliance, gender, hemodialyss, social, support  ABSTRAK  Penelitian observasional ini menggunakan desain cross sectional. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan didapatkan 35 peserta penderita CKD yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto. Data karakteristik peserta, lamanya waktu sejak dimulainya terapi hemodialisis, pengetahuan, sikap, dan dukungan sosial dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Ketaatan pasien terhadap asupan cairan dan natrium dikumpulkan dengan menghitung tingkat asupan cairan dan natrium. Data dianalisis dengan menggunakan uji Fisher. Sebagian besar peserta tidak mematuhi pembatasan cairan, namun sesuai dengan batasan natrium. Semua faktor yang telah dianalisis tidak memiliki korelasi dengan kepatuhan asupan cairan dan natrium (p> 0,05), kecuali faktor pendukung gender dan sosial yang memiliki korelasi terhadap kepatuhan asupan cairan (p <0,05). Pasien laki-laki membutuhkan bantuan intensif agar kepatuhan asupan cairan meningkat. Apalagi dukungan sosial dari keluarga dan orang lain perlu untuk mencapai tujuan ini.  Kata kunci: Kepatuhan cairan dan natrium, jenis kelamin, hemodialisis, dukungan sosial    
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK MINGGUAN, TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN SERAT DENGAN KADAR GULA DARAH LANJUT USIA AWAL DAN AKHIR DI POSBINDU SEHATI Irnawati, Amelya; Dardjito, Endo; yono, saryono
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.216 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.358

Abstract

ABSTRACT The incidence of Diabetes Melitus has increased. Someone with age > 45 years has exposed the risk of Diabetes Melitus. Increasing of Diabetes Melitus can increase the risk of other diseases and death. Treatment on people affected by the disease of Diabetes Melitus can be done through the intake of food and physical activity. Find out about relation between weekly physical activity, the level consumption of carbohydrates and fibers on blood sugar concetration of the beginning and end the elderly at Posbindu Sehati. Total of the respondents are 46 and all of them are female by the average age 54.72. 41 respondents are graduated from primary school and Junior High school. The average of physical activity respondents is 4364.98. 23 people included in the category of less of the level consumption of carbohydrates. While the level consumption of respondents entirely fiber was much less. The result showed that the physical activity, the level consumption of carbohydrates and fibers had no relationship with blood sugar fasting month in elderly the beginning and the end with p each 0.661; 0.327; and 0.530. The results show that the variable physical activity, the level consumption of carbohydrates and fibers has no relationship with fasting blood sugar levels at the beginning and end of the elderly with value p each 0.661; 0.327; and 0.530. Physical activity, the level consumption of carbohydrates and fibers not related with fasting blood sugar levels.  Keywords: Physical activity, carbohydrates, fibers, fasting blood sugar levels. ABSTRAK Latar Belakang: Kejadian Diabetes Melitus telah meningkat. Seseorang dengan usia> 45 tahun telah terkena risiko Diabetes Melitus. Meningkatnya Diabetes Melitus dapat meningkatkan risiko penyakit dan kematian lainnya. Pengobatan pada orang yang terkena penyakit Diabetes Melitus bisa dilakukan melalui asupan makanan dan aktivitas fisik. Tujuan Penelitian: Cari tahu tentang hubungan antara aktivitas fisik mingguan, tingkat konsumsi karbohidrat dan serat pada concetration gula darah awal dan akhir lansia di Posbindu Sehati. Metodologi: Jumlah responden adalah 46 dan semuanya perempuan dengan usia rata-rata 54,72. 41 responden lulus dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Rata-rata aktivitas fisik responden adalah 4364,98. 23 orang termasuk dalam kategori kurang dari tingkat konsumsi karbohidrat. Sedangkan tingkat konsumsi responden seluruhnya serat jauh lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik, tingkat konsumsi karbohidrat dan serat tidak memiliki hubungan dengan bulan puasa gula pada lansia awal dan akhir dengan p masing-masing 0,661; 0,327; dan 0,530 Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel aktivitas fisik, tingkat konsumsi karbohidrat dan serat tidak memiliki hubungan dengan tingkat gula darah puasa pada awal dan akhir lansia dengan nilai p masing-masing sebesar 0,661; 0,327; dan 0,530. Kesimpulan: Aktivitas fisik, tingkat konsumsi karbohidrat dan serat tidak berhubungan dengan kadar gula darah puasa. Kata kunci: Aktivitas fisik, karbohidrat, serat, kadar gula darah puasa.
KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUSGIZI PADAANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NONKATERING (KASUS DI SD UMP PURWOKERTO DAN SDN 2 DUKUHWALUH) rahma, iken; nuraeni, indah; Dwiyanti, Hidayah
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.409 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.345

Abstract

ABSTRACT   This research aims to know the difference between snacking habit and nutritional status of catering and non-catering food consumer in SD-UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh as well as knowing the corelation between snacking habit and nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. This research used cross sectional design with thirty eight respondents were collected by Simple Random Sampling method. Snacking habit was obtained by using FFQ. The data were analyzed by using Chi-Square and Mann Whitney analysis. Univariate analysis showed that the snacking habit on catering food consumers was 28.5%, whereas on non-catering food consumers was 76.5%. Bivariate analysis result showed the difference between snacking (p= 0.004) and nutritional status ( p= 0.044) on catering and non-catering food consumers in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh. There was no corelation between snacking habit and the nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh (p= 0,117) and ( p=0,142). There was difference in snacking habit and nutritional status on students who were catering and non-catering consumers in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh and there was no corelation between snacking habit and nutritional status in SD UMP Purwokerto and SDN 2 Dukuhwaluh.  Key words: Snacking habit, Nutritional status, catering food, non-catering food.  ABSTRAK Kebiasaan mengonsumsi jajan dapat mempengaruhi status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebiasaan jajan dan status gizi anak sekolah pengguna katering dan non-katering serta mengetahui hubungan kebiasaan jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan 38 responden dengan metode Simple Random Sampling. Kebiasaan konsumsi jajan diperoleh menggunakan FFQ. Data di analisis menggunakan uji Chi-Square dan uji Mann Whitney. Hasil uji univariat menunjukkan bahwa pada anak sekolah pengguna katering kebiasaan jajan yaitu sebesar 28,5% sedangkan anak sekolah yang non-katering sebesar 76,5%. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat perbedaan kebiasaan jajan ( p = 0,004) dan status gizi ( p= 0,044) pada anak sekolah pengguna katering dan non-katering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak terdapat hubungan antara kebiasaan jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh (p= 0,117) dan (p= 0,142). Terdapat perbedaan kebiasaan konsumsi jajan dan status gizi pada anak sekolah pengguna katering dan non-katering di SD UMP Purwokerto dan SDN 2 Dukuhwaluh serta tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mengonsumsi jajan terhadap status gizi di SD UMP Purwokerto dan di SDN 2 Dukuhwaluh.  Kata Kunci: Kebiasaan jajan, Status Gizi, katering, non-katering.  
HUBUNGAN KADAR IODIUM GARAM KONSUMSI DAN TINGKAT KONSUMSI IODIUM DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN WANITA USIA SUBUR apika, hepi diah; Dardjito, Endo; Purnamasari, Dyah Umiyarni
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.723 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.340

Abstract

Abstract The purpose of this study analyze the relationship between the iodine content of salt consumption and the level of consumption of iodine levels in women of childbearing age UIE. The study was observational with cross sectional design. The research location in the village of Kebumen, Baturraden subdistrict, Banyumas. Subjects were 38 selected by simple random sampling technique. The consumption level of iodine was measured by the method of Food Recall 2x24 hours. Salt iodine content was measured by iodometric titration method and UIE levels measured by acid digestion method in the laboratory BP2GAKI Magelang. Data analysis using spearman correlation. A total of 71.1% women of childbearing age using the iodine content of salt consumption of <30 ppm. The consumption level of iodine less subject category (86.8%). UIE levels by an average of 156.50 μg/L category of normal iodine intake. There was no relationship with the iodine content of salt UIE levels (p=0.671). No correlation with levels of iodine consumption levels UIE (p=0.586). Levels of UIE women of childbearing age are not affected by the iodine content of salt and iodine consumption levels.   Keywords: Iodized salt, consumption levels, UIE   Abstrak   Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kadar yodium konsumsi garam dan tingkat konsumsi kadar yodium pada wanita usia subur UIE. Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian di desa Kebumen, Kecamatan Baturraden, Banyumas. Subjek penelitian dipilih dengan teknik simple random sampling. Tingkat konsumsi yodium diukur dengan metode Food Recall 2x24 jam. Kandungan garam yodium diukur dengan metode titrasi iodometrik dan tingkat UIE yang diukur dengan metode pencernaan asam di laboratorium BP2GAKI Magelang. Analisis data menggunakan korelasi spearman. Sebanyak 71,1% wanita usia subur menggunakan kandungan yodium konsumsi garam <30 ppm. Tingkat konsumsi kategori subjek kurang yodium (86,8%). Tingkat UIE rata-rata 156,50 μg / L kategori asupan yodium normal. Tidak ada hubungan dengan kadar yodium kadar garam UIE (p = 0,671). Tidak ada korelasi dengan tingkat kadar konsumsi yodium UIE (p = 0,586). Tingkat wanita UIE pada usia subur tidak terpengaruh oleh kadar yodium tingkat konsumsi garam dan yodium.  Kata kunci: garam beryodium, tingkat konsumsi, UIE

Page 1 of 1 | Total Record : 9