cover
Contact Name
Akhmad Mustofa
Contact Email
garadaiva@gmail.com
Phone
+6287712362590
Journal Mail Official
jitipari@unisri.ac.id
Editorial Address
Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Joglo Surakarta 57136
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)
ISSN : 25029347     EISSN : 25794523     DOI : 10.33061/jitipari
JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI) is a scientific periodical publication issued by the Faculty of Technology and Food Industry, Slamet Riyadi University, Surakarta. This journal holds the results of food research and also reviews of journals / articles in the food and industry sector. This journal is used to publish research results at the level of students, lecturers, and observers in the food sector.
Articles 280 Documents
ES KRIM KEDELAI HITAM (GLYCINE SOJA L) DENGAN PENAMBAHAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) Yustina Wuri Wulandari, Roni Sanjaya, Nanik Suhartatik &
JITIPARI Vol 4, No 2 (2019): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.111 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v4i2.3149

Abstract

Es krim adalah salah satu produk olahan yang menggunakan susu sebagai bahan dasar dan berbentukbeku. Penelitian ini menggunakan kedelai hitam sebagai bahan dasar pembuatan es krim. Kedelai hitamkaya akan protein yang dapat menggantikan bahan baku pembuatan es krim berupa susu sapi. Penelitianini juga menggunakan lidah buaya sebagai bahan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas es krim.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan es krim kedelai hitam dengan penambahan lidahbuaya terbaik ditinjau dari sifat sensorisnya. Selain itu juga untuk mengetahui karakteristik es krim kedelaihitam dengan penambahan lidah buaya meliputi: sifat fisik (overrun), sifat kimia (protein, lemak, dan totalpadatan), dan sifat fungsional (aktivitas antioksidan). Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap(RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi kedelai hitam (5, 15, 25 %)sedangkan faktor yang kedua variasi konsentrasi lidah buaya (1,5; 3; 4,5 %). Hasil penelitian menunjukanbahwa kombinasi perlakuan konsentrasi kedelai hitam dengan lidah buaya, dengan konsentrasi kedelaihitam 25% dan lidah buaya 4,5% merupakan perlakuan terbaik didasarkan pada kesukaan keseluruhanyang terdapat pada es krim. Pada perlakuan ini dihasilkan aktivitas antioksidan es krim kedelai hitamdengan penambahan lidah buaya sebesar DPPH 36,60%, kadar protein 9,42%, kadar lemak 4,62%,total padatan terlarut 29,33%, kecepatan meleleh 15,08 menit/10 gram, overrun 23,39% serta uji organoleptikterhadap warna 3,73 (kuning kehijaun), aroma langu 1,73 (tidak terlalu tinggi), tekstur 3,13 (lembut), dankesukaan keseluruhan 3,53 (paling disukai).Kata kunci: Es krim, kedelai hitam, lidah buaya.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERMEN JELLY DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK KAYU SECANG (CAESALPINIA SAPPAN L.) DAN LAMA EKSTRAKSI Linda Kurniawati, Fajar Riyawan, Akhmad Mustofa &
JITIPARI Vol 1, No 1 (2016): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.416 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v1i1.1514

Abstract

Kayu secang merupakan bahan herbal yang banyak tersedia di Indonesia. Kayu secang mengandungantioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, sehingga berpotensi sebagai sumber bahan pangan fungsional,salah satunya dapat dimanfaatkan ekstraknya untuk pembuatan permen jelly. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui konsentrasi ekstrak kayu secang yang tepat dan lama ekstraksi yang optimal dalam pembuatanpermen jelly yang berkualitas, memenuhi standar mutu SNI, dan disukai konsumen. Selain itu jugabertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari permen Jelly yang dihasilkan, serta karakteristik permenjelly.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiriatas dua faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi ekstrak secang (4, 6, 8, dan 10%) dan faktor kedua lama ekstraksi(15, 20 dan 25 menit).Hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan yang mempunyai aktivitas antioksidan maksimaldan disukai konsumen adalah konsentrasi ekstrak 10% dan lama ekstraksi 25 menit. Permen jelly tersebutmempunyai karakteristik : aktivitas antioksidan 92,48%; kadar air 19,24%; kadar abu 0,22%; kadar gula reduksi22,33%; kekenyalan 13,75 mm devision; warna coklat agak tua (4,00); agak berasa secang (2,07); teksturkenyal (2,67); dan disukai (2,27).Kata kunci: permen jelly, kayu secang, antioksidan
SUBSTITUSI TEPUNG KACANG MERAH (PHASEOLUS VULGARIS L.) PADA MIE KERING DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIT (BETA VILGARIS L.) Akhmad Mustofa, Ariska Dian Pertiwi, Yannie Asrie Widanti &
JITIPARI Vol 2, No 1 (2017): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.721 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v2i1.1538

Abstract

Mie adalah produk makanan yang sangat terkenal dan disukai berbagai kalangan dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Mie merupakan makanan yang mengandung protein yang berasal dari bahan utamanya yaitu tepung terigu protein tinggi. Substitusi tepung kacang merah akan meningkatkan kandungan protein dan meningkatkan kandungan gizi mie kering.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi perlakuan terbaik dalam peningkatan nilai gizi protein mie kering yang disukai konsumen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu rasio tepung terigu : tepung kacang merah 85:15; 75:25; 65:35; dan kadar ekstrak bit 20; 30; 40; 50%. Dari penelitian yang sudah dilakukan kombinasi perlakuan yang terbaik dalam meningkatkan gizi protein serta yang disukai konsumen adalah pada perlakuan substitusi tepung kacang merah 15% dan kadar ekstrak bit 50%. Mie yang dihasilkan memiliki karakteristik sebagai berikut : kadar air 5,24%; kadar abu 2,24%; kadar protein 15,66%; aktivitas antioksidan 17,62%; angka asam 3,61 mg KOH/g minyak; warna merah muda terang (2,26); aroma agak langu (2,20); tekstur agak kenyal (2,26); dan kesukaan keseluruhan menunjukkan disukai oleh panelis (3,06).Kata kunci: mie, tepung kacang merah, ekstrak bit, substitusi.
KARAKTERISTIK FRUIT LEATHER DENGAN VARIASI RASIO BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) – PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) DAN SUHU PENGERINGAN Yannie Asrie Widanti, Fikha Andita Puspitasari, Merkuria Karyantina &
JITIPARI Vol 4, No 1 (2019): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.337 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v4i1.3013

Abstract

Buah naga merah merupakan buah tropis yang kaya akan antioksidan, namun kurang disukai karenarasanya yang tidak begitu manis. Buah naga merah juga sangat mudah mengalami kerusakan karenakandungan kadar air yang tinggi. Fruit leather adalah jenis olahan produk makanan yang berasal dari buburdaging buah yang dikeringkan sampai kadar air berkisar 10-15%. Pembuatan fruit leather memerlukan buahyang memiliki kandungan serat yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristikfruit leather dengan perbandingan buah naga merah dan pepaya serta mengkaji suhu pengeringan yangtepat untuk mendapatkan karakteristik fruit leather yang baik.Perlakuan yang diberikan meliputi perbandingan buah pepaya: naga merah, yaitu 20:80, 30:70,dan 40:60. Perlakuan yang kedua adalah suhu pengeringan, yaitu 140, 150, dan 1600C. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa perbandingan buah naga merah - pepaya dan suhu pengeringan berpengaruh nyataterhadap karateristik kimia dan organoleptik fruit leather. Berdasarkan tujuan penelitian diperoleh fruitleather terbaik pada perlakuan perbandingan daging buah pepaya:daging buah naga (20:80) dan suhupengeringan 1400C. Fruit leather yang dihasilkan memiliki kadar air 14,41%, kadar abu 2,91%, kadar gula total48,91%, kadar vitamin C 25,24 mg/100, dan derajat keasaman (pH) 4,83. Uji sensori yang didapatkan padaperlakuan tersebut adalah warna orange kemerahan dengan nilai 3,51, rasa tidak begitu manis dengan nilai3,71, tekstur agak kenyal dengan nilai 2,93, kesukaan keseluruhan sangat suka dengan nilai 3,67.Kata kunci: buah naga merah, pepaya, fruit leather, suhu pengeringan.
KERUPUK SAYUR DENGAN VARIASI KONSENTRASI BUBUR SAWI HIJAU (BRASSICA RAPA) DAN RASIO TEPUNG TERIGU-TAPIOKA Merkuria Karyantina, Yoga Irawan, Yustina Wuri Wulandari &
JITIPARI Vol 2, No 1 (2017): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.761 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v2i1.1529

Abstract

Kerupuk sangat populer di Indonesia, mengandung pati cukup tinggi, serta dibuat dari bahan dasar campuran tepung terigu-tapioka. Kerupuk dapat juga dimodifikasi dengan bahan dari sayuran salah satunya substitusi sawi hijau. Sawi hijau mudah rusak bila terlalu lama disimpan, terkena paparan sinar matahari dan tidak segera diolah. Sawi hijau yang diolah menjadi kerupuk akan meningkatkan nilai fungsional dan gizi sawi.Variasi kerupuk sangat beragam dari bahan baku dan juga bahan pembantu. Salah satunya adalah dengan penambahan bubur sawi dalam adonan kerupuk. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian pembuatan kerupuk sayur dengan variasi konsentrasi bubur sawi hijau dan rasio tepung terigu-tapioka. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor yaitu rasio tepung terigu-tapioka (1:3, 2:2, 3:1) dan konsentrasi bubur sawi hijau dalam 250 ml air (50 g, 100 g, 150 g, 200 g).Hasil penelitian kerupuk sawi hijau yang paling disukai panelis yaitu rasio tepung terigu 100 g, tepung tapioka 100 g (2:2) dan konsentrasi bubur sawi hijau 50 g/250 ml air. kerupuk sawi hijau tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut : kadar air 7,25%; kadar abu 1,30%; kadar lemak 22,35%; kadar serat kasar 9,75%; warna hijau muda (2,13); rasa sawi hijau terasa (2,33); tekstur (3,20); dan disukai panelis (3,33).Kata kunci : kerupuk, sawi hijau, tepung terigu-tapioka.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH DAUN KELOR (MORINGA OLIEFERA) -ROSELA (HIBISCUS SABDARIFFA L) DENGAN VARIASI LAMA PENGERINGAN Yannie Asrie Widanti, Hangga Wahyudi, Akhmad Mustofa &
JITIPARI Vol 3, No 2 (2018): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.715 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v3i2.2692

Abstract

Moringa olifiera yang kita kenal dengan nama Kelor adalah salah satu tanaman yang bergizi, sejakdahulu dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman yang berkhasiat. Daun kelor dalam pembuatanteh sangat bermanfaat untuk kesehatan karena mengandung kandungan flavonoid sebagai antioksidan danantiinflamasi. Tanaman kelor sudah dikenal luas di Indonesia, khususnya didaerah pedesaan, tetapi belumdimanfaatkan secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dilakukan dengan menggunakanRancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama dengan rasio daun kelordan rosela (1:1, 2:1, 1:2) sedangkan faktor yang kedua lama pengeringan (60, 80, 120 menit). Tujuan penelitianini adalah untuk menghasilkan teh kering yang bersifat fungsional dan mengandung antioksidan tinggiserta disukai konsumen. Hasil penelitian menunjukan kombinasi perlakuan rasio daun kelor dan rosela 1:2adalah yang paling optimal, selain karena aktivitas antioksidan yang tinggi dan agak disukai berdasarkanuji organoleptik. Pada perlakuan ini dihasilkan kadar abu 6,33%, aktivitas antioksidan 64,59%, fenol 2,21%,pH 4,79, serta uji organoleptik terhadap kesukaan keseluruhan yaitu 2,87 (sedikit suka).Kata kunci: Antioksidan, teh, kelor, rosela, pengeringan.
FORMULASI SIRUP HERBAL BERAS KENCUR SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DENGAN SUBSTITUSI BERAS MERAH, JAHE, DAN SEREH Linda Kurniawati, Pramusinto Nanik Suhartatik
JITIPARI Vol 3, No 1 (2018): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.241 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v3i1.1985

Abstract

Beras kencur merupakan minuman herbal yang mampu menyegarkan dan menyehatkan tubuh sertamemiliki cita rasa khas rempah. Kencur (Kamferia galangal), jahe (Zingiber officinale), sereh (Cymbopogancitrates), dan beras merah (Oryza niwara) mengandung bahan-bahan fungsional yang merupakan zat-zataktif dan beberapa mempunyai aktivitas antioksidan. Beras kencur dibuat dari racikan rempah-rempahyang ditumbuk kemudian diseduh dengan air panas. Penyajian beras kencur yang demikian kurang praktis.Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah mengolahnya menjadi sirup. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui aktivitas antioksidan dan membuat formulasi sirup herbal dengan berat kencur-jahe-sereh danratio berat beras merah-beras putih. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap(RAL) faktorial dengan dua faktor yaitu berat kencur-jahe-sereh (150-200-150 g; 125-250-125 g; 100-300-100 g)dan ratio berat beras merah-beras putih (1:4; 2:3; 3:2; 4:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasiperlakuan berat kencur-jahe-sereh dan ratio berat beras merah-beras putih yang terbaik adalah pada beratkencur 125 g-jahe 250 g-sereh 125 g dan ratio berat beras merah-beras putih (4:1). Hasil sirup herbal yangterbaik mengandung aktivitas antioksidan RSA DPPH 88,25%; aktivitas antioksidan FRAP 91,71%; total fenol30,95 mg asam galat/100 ml; viskositas 42,00 dPas; pH 5,66; warna coklat (skor 3,00); flavor kencur-jahe-serehsedikit terasa (skor 2,67); rasa manis (skor 2,80); dan tingkat kesukaan disukai (skor 3,20).Kata kunci: Sirup, beras kencur, herbal, antioksidan.
KARAKTERISTIK BROWNIES KUKUS TEPUNG JEWAWUT (Setarica italica) DAN TEPUNG MAIZENA DENGAN PENGARUH LAMA PROSES PENGUKUSAN Mulyanto, Bernaulli Putri; Wulandari, Yustina Wuri; Mustofa, Akhmad
JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI) Vol 5, No 1 (2020): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.326 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v5i1.3131

Abstract

      Brownies merupakan cake coklat yang terbuat dari tepung terigu, lemak, telur, gula pasir dan coklat. Metode pemasakan brownies ada dua yaitu pemanggangan dan pengukusan. Penelitian ini menggunakan tepung jewawut dan tepung maizena agar dihasilkan brownies kukus bebas gluten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi tepung yang memiliki kadar protein tertinggi pada brownies dan untuk mengetahui lama pengukusan yang optimal sehingga menghasilkan brownies kukus tepung jewawut dan tepung jagung yang paling disukai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktorial yaitu faktor pertama ratio tepung jewawut dan tepung jagung (50:50, 40:60 dan 30:70), sedangkan faktor kedua lama pengukusan (30 menit, 40 menit dan 50 menit). Hasil penelitian menunjukkan Brownies kukus tepung jewawut dan tepung jagung dengan ratio 50:50 dan lama pengukusan 50 menit merupakan ratio yang terbaik karena memiliki kadar protein paling tinggi yaitu 5.828%.  Pada perlakuan ini menghasilkan 19.967% kadar air, 1.585% kadar abu, 1.786% gula total, serta uji organoleptik terhadap warna 3.590 (coklat gelap), tekstur 3.340 (lembut), flavor jewawut 2.855 (sedikit terasa) dan kesukaan keseluruhan 3.285 (disukai). Kata kunci : Brownies, tepung jewawut, tepung jagung, kadar protein.  ABSTRACT      Brownies is chocolate cakes made from flour, fat, eggs, sugar and chocolate. There are two methods of cooking brownies namely roasting and steaming. This study uses millet flour and maizena flour to produced gluten free steamed brownies. This study aims to determine the best of flour formulated which has highest protein content in steamed brownies and to knew the optimal steaming time that produced the most favored  of  steamed brownies millet flour and  corn flour. This study used a completely randomized design (CRD) with two factorials, the first factor is ratio of millet flour and corn flour (50:50, 40:60 and 30:70), while the second factor was the duration of steaming process (30, 40 and 50 minutes). The result of the study showed steamed flour of millet flour and corn flour with ratio of 50:50 and with steamed process duration 50 minutes is the best ratio because it had the highest protein content of 5.828%.  In this treatment yielded 19.97% moisture content, 1.585% ash content, 1.786% total sugar and organoleptic test is 3.590 (dark chocolate) colors, 3.340 (soft) texture, 2.855 (slightly felt) millet flavors and 3.285 (preferred) overall preferences. Keywords :  Brownies, millet flour, corn flour, protein content
PEMBUATAN KOPI BIJI SALAK (SALACCA ZALACCA) DENGAN VARIASI LAMA PENYANGRAIAN DAN PENAMBAHAN BUBUK JAHE (PROCESSING OF SALACCA SEED COFFEE WITH THE VARIATION OF ROASTING TIME AND GINGER POWDER ADDITION) Nanik Suhartatik, Koko Prayogo, Wuri Wulandari &
JITIPARI Vol 1, No 2 (2016): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.723 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v1i2.1519

Abstract

Biji salak adalah salah satu limbah yang dihasilkan oleh buah salak. Biji salak mengandung 54,84% air; lemak 0,48%; Protein 4,22%; dan 38,9% dari karbohidrat. Di beberapa daerah, biji ini menghasilkan ke kopi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan efek sensorik buah ular kopi biji dengan variasi waktu pemanggangan dan penambahan bubuk jahe.Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama lama penyangraian yaitu 30, 45, dan 60 menit. Faktor kedua persentase penambahan bubuk jahe yaitu 1, 3, dan 5%.Kopi biji salak jahe yang direkomendasikan adalah dengan perlakuan lama penyangraian 30 menit dan penambahan bubuk jahe 5%. Kopi biji salak tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut: aktivitas antioksidan 88,90% RSA DPPH; angka FRAP 39,75%; kadar air 3,27%; kadar abu 3,71%; total fenol 89,60%; total asam titrasi 3,71%; warna hitam kecoklatan (3,53), rasa pahit (2,40), aroma kopi kuat (2,47), dan kesukaan keseluruhan sedikit suka (2,20).Kata kunci: Kopi, biji salak, lama penyangraian, bubuk jahe
KARAKTERISTIK MARMALADE JERUK SUNKIST (CARIDINA CF PROPINQUA)-NANAS (ANANAS COMOSUS) DENGAN VARIASI PENAMBAHAN GULA Akhmad Mustofa, Elang Wahyu Putra Adityas, Linda Kurniawati &
JITIPARI Vol 2, No 2 (2017): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.682 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v2i2.1896

Abstract

Marmalade merupakan produk yang menyerupai selai dibuat dari sari buah beserta kulitnya dengangula. Standar mutu marmalade mempunyai kadar pektin 0,75-1,5%, kadar gula 65-73%, pH 3,2?3,5 dan totalpadatan terlarut 66%-68%. Studi ini bertujuan untuk menghasilkan marmalade fungsional yang mengandungvitamin C tinggi serta disukai konsumen. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama rasio buah jeruk sunkist-nanas (1:4,2:3, 3:2, dan 4:1) sedangkan faktor yang kedua yaitu kadar gula (65, 69, dan 73%). Hasil penelitian yangdirekomendasikan adalah kombinasi perlakuan rasio buah 4:1 dan kadar gula 69%. Perlakuan ini mempunyaikarakteristik sebagai berikut: kadar air 15,30%; kadar gula 68,20%; vitamin C 37,08 mg; pH 5; kadar pektin2,8650%; warna kuning (2,80); rasa manis (2,73); aroma buah kuat (2,36); dan disukai (2,66).Kata kunci: Marmalade, jeruk sunkist, nanas, Vitamin C

Page 4 of 28 | Total Record : 280