cover
Contact Name
Rina Setiana
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.keperawatan@ui.ac.id
Editorial Address
Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 14104490     EISSN : 23549203     DOI : https://doi.org/10.7454/jki
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Keperawatan Indonesia (JKI, or Nursing Journal of Indonesia) contributes to the dissemination of information related to nursing research and evidence-based study on urban nursing issues in low-middle income countries. The scope of this journal is broadly multi-perspective in nursing areas such as Nursing Education, Clinical Practice, Community Health Care, Management and Health System, Health Informatics, and Transcultural Nursing, with a focus on urban nursing issues in low-middle income countries. JKI is committed to communicating and being open to the discussion of ideas, facts, and issues related to health across a wide range of disciplines. The journal accepts original research articles, synthesized literature, and best practice reports or case reports that use the quantitative, qualitative, or mixed-method approach. JKI adheres to journalistic standards that require transparency of real and potential conflicts of interest that authors and editors may have. It follows publishing standards set by the International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE), the World Association of Medical Editors (WAME), and the Committee on Publication Ethics (COPE). Letters and commentaries about our published articles are welcome. All submitted contributions will undergo a blind peer-review process according to appropriate criteria.
Articles 633 Documents
Pemberian ASI Efektif Mempersingkat Durasi Pemberian Fototerapi Rahmah Rahmah; Krisna Yetti; Besral Besral
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i1.45

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status hidrasi, perubahan nilai total serum bilirubin, dan perbedaan durasifototerapi bayi yang mendapat fototerapi dengan diberi ASI dan susu formula Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif,observasional, dan prospektif terhadap 34 bayi cukup bulan yang sehat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Responden dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu; kelompok bayi yang hanya diberi susu formula, kelompok bayi yang hanya diberi ASI, dan kelompokbayi yang diberi ASI dan susu formula. Hasil penelitian, menggunakan analisa data univariat dan bivariat dengan tes statistikChi-square, ANOVA dan Mann-Whitney, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan status hidrasi dan perbedaan perubahannilai total serum bilirubin (p= 0,76; α= 0,05), tetapi ada perbedaan durasi fototerapi antara ke tiga kelompok (p= 0,001; α=0,05). Kelompok yang diberi ASI mempunyai durasi fototerapi tersingkat. Penelitian ini merekomendasikan agar perawatmemastikan keefektifan breastfeeding selama fototerapi.
PERBANDINGAN TINGKAT KEMAMPUAN MEKANISME KOPING SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN BIMBINGAN INDIVIDU PADA MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT JIWA Mustikasari Mustikasari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 10 No 2 (2006): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v10i2.173

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan kemampuan mekanisme koping dalam berinteraksi mahasiswa program profesi Keperawatan Jiwa sebelum dan sesudah pemberian bimbingan individu di Rumah Sakit Jiwa. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah total populasi mahasiswa program profesi Keperawatan Jiwa laki-laki dan perempuan. Data primer diperoleh dari 60 responden dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan ada peningkatan kemampuan koping mahasiswa program profesi dari menghindar untuk berinteraksi (sebelum diberikan bimbingan individu) hingga dapat berinteraksi dengan klien gangguan jiwa (setelah diberikan bimbingan individu) dengan peningkatan nilai mean sebesar 5,15. Sedangkan hasil uji statistik didapatkan ada peningkatan yang signifikan kemampuan mekanisme koping mahasiswa sebelum dan sesudah pemberian bimbingan individu (p value 0.003). Kesimpulan penelitian adalah mahasiswa yang akan praktik di RS Jiwa diharapkan mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan cara mempelajari pengetahuan dalam merawat klien gangguan jiwa melalui studi literatur, studi lapangan, dan diskusi dengan pembimbing juga kemampuan analisis diri dalam berinteraksi dengan klien gangguan jiwa. Sedangkan pembimbing diharapkan dapat melakukan pendampingan pada mahasiswa berupa bimbingan individu (bedside teaching) dalam berinteraksi dengan klien gangguan jiwa secara terjadual. AbstractThe aim of thus research is to know about increasment in ability of coping mechanism and interaction of the student’s in psychiatric nursing programme on clinical studies, before and after the bedside teaching. The descriptive research with cross sectional method is used in this research. The research population is both female and male students in psychiatric nursing programme on clinical studies. Primary data was got from 60 respondences using questioner. The result of study found that there is an increase of coping ability of proffession programe students from avoid to inteeact to be come able to interact with psychiatric client (after the students is given the beside teaching), with an increase of mean score about 5.15. Where as the result of statistical analysis found tjat there is a significant rise of students coping mecanism ability before and after the beside teaching is given (p value 0.003). The summary of this study is the student should prepare themselfbefore going to the psychiatric hospital by learning how to take care the psychiatric client through literature study, field study, and in interaction with psychiatric client. Likewise/meanwhile the facililator should be able to accompany the student like beside teaching when interact with psychiatric client using a schedule.
Peningkatan Berat Badan Bayi melalui Pemijatan Ummi Kalsum
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 17 No 1 (2014): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v17i1.371

Abstract

Pijat bayi merupakan tradisi lama yang digali kembali dengan sentuhan ilmu kesehatan dan tinjauan ilmiah para ahli neonatologi. Pijat merupakan terapi luar yang diandalkan dalam pengobatan berbagai penyakit namun belum banyak diketahui manfaatnya terhadap bayi baru lahir. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemijatan terhadap peningkatan berat badan bayi. Desain yang digunakan adalah eskperimental semu dengan jumlah sampel 30 responden. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan lembaran observasi dan dianalisis dengan uji statistik mann whitney test dengan tingkat kemaknaan p< α (0,05). Uji statistik menggunakan uji mann-whitney test sebagai berikut pengaruh pemijatan terhadap peningkatan berat badan adalah p= 0,033; α= 0,05. Dari hasil uji paired sampel t-test pada kelompok kontrol didapatkan nilai p= 0,0517; α= 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara pemijatan dengan peningkatan berat badan bayi. Abstract Improved Weight Infant by Massage. Infant massage is an old tradition that was dug up with a touch of health sciences and scientific review of Neonatology experts, massage therapy is a very effective outside and reliable in the treatment of various diseases. The study objective was to determine the effect of infant massage on the baby's weight gain. This study starts from the month of May-June 2010. Research design used is the number of samples found experimental 30 respondents. Data were collected from patients by using observation sheets, collected, and edited, coding, tabulation. Then conducted data analysis with statistical tests Mann-Whitney test with a significance level of p<α (0.05). Statistical tests using SPS program of Mann-Whitney test results following test massaging effect of weight gain is p= 0.033; α= 0.05. From the test results of paired samples t-test in the control group p= 0.0517; α= 0.05. The conclusion of this study is that there is a relationship between a massage with baby weight gain. Keywords: body weight, massage
A Brief history of the Care of Children in Hospital Linda Shields
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 2 No 7 (1999): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v2i7.298

Abstract

Children are unique human beings who need attention from an adult including their parents in order to assist him/her to deal with problems in their childhood period. An unhealthy child needs more attention from adult person including a nurse in order to assist him/her to deal with experiences during his/her period. Children’s hospital was not always as a convenient place for unhealthy children. They were thought as places which could detach children from their parents. However, considering the history of development of children’s hospitals is important for those who are involved in nursing care for children. This article discuss about a history of children’s hospitals and focuses on how important to prepare unhealthy child to face a separation process. The article also discusses about stages through which children who are separated from their parents go.Keywords: Children, hospital, separation, health care delivery system. Abstrak Anak-anak adalah makhluk unik yang membutuhkan perhatian dari orang dewasa termasuk orang tua dalam rangka membimbing menghadapi masalah-masalah selama masa anak-anak. Seorang anak yang sakit membutuhkan lebih banyak perhatian dari orang-orang dewasa termasuk perawat dalam rangka membantunya menghadapi pengalaman selama sakit. Di masa lalu, rumah sakit anak tidak dilihat sebagai tempat yang nyaman untuk anak-anak yang sedang sakit. Rumah sakit ini telah dianggap sebaga tempat pemisah antara anak-anak dan orang tuanya. Beberapa tahun terakhir, rumah sakit di negara-negara yang sedang berkembang telah berubah citranya dari “sebuah tempat untuk: naughty boy” menjadi sebuah tempat dimana seorang anak dapat melanjutkan kegiatan hariannya dengan atau tanpa orang tua. Mempertimbangkan sejarah perkembangan rumah sakit-rumah sakit anak amat penting bagi mereka yang terlibat dalam pelayanan/asuhan keperawatan pada anak-anak. Artikel ini mendiskusikan tentang rumah sakit anak, dan berfokus pada betapa pentingnya mempersiapkan anak-anak yang sakit untuk menghadapi proses perpisahan. Artikel ini juga membahas tentang fase-fase yang harus dilalui oleh anak-anak yang dipisahkan dari orang tua selama sakit.Kata kunci: Anak-anak, rumah sakit, perpisahan, sistem pemberian asuhan keperawatan. 
Pengaruh Breathing Retraining Terhadap Peningkatan Fungsi Ventilasi Paru Pada Asuhan Keperawatan Pasien PPOK Faridah Aini; Ratna Sitorus; Budiharto Budiharto
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 1 (2008): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i1.196

Abstract

AbstrakPenelitian kuasi eksperimen dengan rancangan control group pretest-posttest ini bertujuan menjelaskan pengaruh breathing retraining terhadap peningkatan fungsi ventilasi paru pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sampel berjumlah 34 pasien yang diambil secara simple random sampling (masing-masing 17 pasien untuk kelompok intervensi dan kontrol). Rerata nilai fungsi ventilasi paru pasien PPOK berbeda bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi breathing retraining selama enam hari (p value = 0.000). Rerata nilai fungsi ventilasi paru pasien PPOK setelah intervensi antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol berbeda secara signifikan (p value = 0.012). Peningkatan nilai fungsi ventilasi paru berhubungan dengan usia (p value = 0.001), tetapi tidak ditemukan berhubungan dengan tinggi badan (p value = 0.091) dan jenis kelamin (p value = 0.346). Breathing retraining dapat diterapkan pada pasien PPOK untuk meningkatkan fungsi ventilasi paru. AbstractThe aim of the research was to explain about the influence of breathing retraining to the increasing of lung ventilation function for nursing care of theCOPD patients at a Hospital in Jakarta. The reseach design was quasi experiment with control group pretest-postest design. Total 34 patients (17 subjects for each group, intervention and control group) were included by a simple random sampling method. A breathing retraining was given to the intervention group for 6 days. The finding showed that the average of the COPD patient’s lung ventilation was significantly different before and after breathing retraining (p value = 0.000). The average score of the COPD patient’s lung ventilation after breathing retraining between intervention group and control group was also significantly different (p value = 0.012). There was significant relationship between age and increased lung ventilation function (p value = 0.001). However, no relationship found between body height and increased lung fuction (p value = 0.091) and between gender and lung ventilation function (p value = 0.346). The research suggested to implement the breathing retraining to increase the lung ventilation function of the CPOD patients.
Peningkatan Kualitas Tidur Lansia Wanita melalui Kerutinan Melakukan Senam Lansia Erna Silvia Budi Anggarwati; Kuntarti Kuntarti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 19, No 1 (2016): March
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v19i1.435

Abstract

Kualitas tidur semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia manusia. Latihan fisik berupa senam lansia menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kerutinan mengikuti senam lansia dan kualitas tidur pada lansia wanita. Desain penelitian ini adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 98 lansia wanita yang mengikuti senam lansia di wilayah Kelurahan Depok Jaya, Depok yang dipilih dengan teknik cluster sampling pada komunitas senam lansia. Kerutinan dalam mengikuti senam lansia diukur dengan daftar hadir senam lansia dan kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data dianalisis dengan uji t – independen. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan skor PSQI lansia wanita yang rutin mengikuti senam dengan yang tidak sebesar 2,11 (p<0,001). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk melakukan advokasi ke posbindu yang belum menerapkan kegiatan senam lansia pada wilayahnya dan mendorong para lansia untuk mengikuti senam lansia secara rutin. Abstract Increasing the Quality of Sleep Among Women Elderly by Doing Rountine Elderly Exercise. Quality of sleep decreases along with the increase of the age of a person. Exercise is one of the ways to increase sleep quality among elderly. The purpose of this study was to examine the relationships between elderly exercise routines and sleep quality among elderly women. The design of this research was Analytic Comparative with Cross Sectional approach. The research involved 98 elderly women that undertook elderly exercise at the administrative village of Depok Jaya, Depok. The respondents were selected with cluster sampling technique in the community of elderly exercise. The routine of elderly exercise was measured by the attendance list and the sleep quality was measured by Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The data were analyzed by t- independent. The results showed there is a difference in PSQI scores between elderly women who undertook routine elderly exercise and non-routine for about 2,11 (p<0,001). This research recommends the health practitioner to provide advocacy at posbindu, particularly those that has not implemented elderly exercise and to encourage the elderly to undertook routine elderly exercise. Keywords: elderly exercise, elderly women, Pittsburgh Sleep Quality Index, routine; sleep quality.
Tuberculosis Case Finding Practice: The Intention of Cadres Agnes Pude Lepuen; Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya; Sada Rasmada
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 23, No 2 (2020): July
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v23i2.1050

Abstract

Tuberculosis (TB) is a difficult health problem to overcome. Active case finding is an important step in managing this infectious disease. However, the prevalence of TB case finding among cadres at the community level is low because of the stigma attached to TB, difficulty in geographical coverage, low public awareness, and social economic barriers. In addition, the empowerment and intention of cadres to perform community-based TB case finding are not optimal yet. This cross-sectional study aimed to determine the intention of TB case finding among 162 public health cadres at one district. Convenient sampling technique was employed in this study. Relationship analyses were performed using Chi-Square test. Results suggested that three factors, namely, attitude, subjective norm, and perceived behavior control influenced the intention to practice TB case finding among cadres. Public health care providers must encourage cadres to practice active TB case finding and understand the benefits and burdens encountered by cadres during TB case finding. Abstrak Praktik Penemuan Kasus Tuberkulosis: Niat Kader. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan yang sulit diatasi. Penemuan kasus TB secara aktif merupakan langkah awal yang menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan kasus TB, namun angka penemuan kasus TB masih rendah. Kader belum dapat melakukan pendeteksian dini kasus TB secara optimal. Selain itu sebagai penemu kasus TB di masyarakat, kader memiliki berbagai tantangan dalam upaya menemukan kasus TB, salah satunya adalah niat untuk menemukan kasus TB mengingat banyak stigma yang muncul terkait penyakit TB, keadaan geografi yang sulit dijangkau, rendahnya kesadaran masyarakat, dan kendala biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensi atau niat kader dalam menemukan kasus TB. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan melibatkan 162 kader kesehatan di sebuah kecamatan. Metode pengambilan sampel menggunakan convenient sampling. Analisa hubungan menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan ketiga faktor yaitu sikap, norma subjektif, dan kendali perilaku yang dirasakan memiliki hubungan dengan intensi dalam menemukan kasus TB. Maka dapat disimpulkan, dukungan tenaga kesehatan sangat penting dalam meningkatkan praktik penemuan kasus TB dan penting untuk memperhatikan manfaat dan tantangan yang ditemui oleh kader dalam menemukan kasus TB. Kata Kunci: kader kesehatan, kontrol kendali yang dirasakan, niat, norma subjektif, sikap, penemuan kasus Tuberkulosis
Perkembangan Manajemen Perawatan Luka : Dulu dan Kini Dewi Gayatri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 2 No 8 (1999): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v2i8.100

Abstract

 Manajemen keperawatan luka mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Pada awalnya, penanganan luka berdasarkan pengalaman dan kepercayaan yang dianut. Dahulu, perawatan luka bertujuan untuk mengontrol perdarahan dan menutupinya dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh seperti lumpur, dedaunan, lumut, dll. Dan dalam proses penyembuhan turut melibatkan ahli agama dan astronom. Pemberian zat-zat topical dan besi panas sehingga luka menjadi infeksi terus berlangsung hingga adanya penemuan Lister dan Pasteur. Penemuan Lister dan Pasteur menyebabkan penggunaan antiseptic meningkat secara pesat selama Perang Dunia (PD) I untuk meminimalkan kejadian infeksi. Perkembangan balutan modern dimulai pada pertengahan abad 20 mengubah konsep yang sebelumnya dianut, dan sejak itu terjadi banyak penemuan baru yang menghasilkan balutan oklusif. Hingga saat ini penelitian-penelitian terus dilakukan untuk mencari alternative balutan baru. Wound management expands from time to time and changes rapidly. In the old time, people used variety of different treatments in managing wounds based on experience and belief. Historically, wound management aimed to control bleeding and to cover the wound with dressing made by available materials such as mud, leaves, lichen, etc. the treatments involved priests and astronomer. Covering wound with topical agent and hot iron had made the wound to be infectied. The situation continued until the discoveries of Pasteur and Lister. The discoveries of Lister and Pasteur resulted an increase used of antiseptic in order to minimize wound infection.The development of modern wound dressing which started in the mind 20th century has changed the conventional dressing. Since then many new discoveries has resulted in occlusive dressing. Nowdays, the research has focused on the development of new dressing technology.
Memutus Rantai Infeksi melalui Fungsi Pengorganisasian Kepala Ruang Rawat Fitriana Dewi; Hanny Handiyani; Kuntarti Kuntarti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 19, No 2 (2016): July
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v19i2.465

Abstract

Perawat berperan penting sebagai pemutus rantai infeksi untuk menurunkan angka kejadian infeksi yang didapat di rumah sakit (HAIs). Penelitian deskriptif korelatif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh karakteristik, peran kepemimpinan, dan fungsi manajemen kepala ruang terhadap perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi. Penelitian pada 130 perawat menunjukkan faktor yang mempengaruhi perilaku perawat   dalam memutus rantai infeksi adalah peran interpersonal (p=0,001; OR=7,07; 95% CI ,.25;22,2), peran pengambilan keputusan (p=0,004; OR=4,7; 95% CI 1,7;13.0), dan fungsi pengorganisasian (p=0,001; OR=21,46; 95% CI 7,2;63,9). Faktor yang paling mempengaruhi perilaku perawat dalam memutus rantai infeksi adalah fungsi pengorganisasian (p=0,001; OR=0,047; 95% CI 0,016;0,139). Kepala ruang berperan sebagai role model untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat untuk berperilaku baik  dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.Abstract Break the Chain Infection by Organization Function Head Ward. Nurses have an important role to break the chain of infection in decreasing Healthcare Associated Infections (HAIs) in hospital. The aim of this descriptive of correlation research is to get the description of characteristic, role of leadership, and the function of head nurse management toward nurse’s behavior in breaking the chain of infection. This research involves 130 nurses showed that the influencing factors of nurse’s behavior (through the quesionnare) in breaking the chain of infection are the interpersonal role (p=0,001, OR=7,07, 95% CI 2,25;22.2), the decision maker role (p=0,004, OR=4,7, 95% CI 1,7;13,0), and the organizing function (p=0,001, OR=21,46, 95% CI 7,2;63,9). The result showed that the dominant factors of the nurse’s behavior in breaking the chain of infection is organizing factors of the head nurse (p=0,001, OR=0,047, 95% CI 0,016;0,139).  Head nurse is a role model in increasing the knowledge and skill of nurse to behave well in order to prevent and control the infection in hospital.  Keywords: leadership role, management function, nurse’s behavior, prevention and infection control, the chain of infection
Efektivitas Paket Pereda Nyeri Pada Remaja Dengan Dismenore Ratna Ningsih; Setyowati Setyowati; Hayuni Rahmah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 16 No 2 (2013): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v16i2.4

Abstract

Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting bagi remaja. Karakteristik perubahan awal pada remaja salah satunya mengalami menstruasi, yang dapat menimbulkan dismenore. Dismenore dapat mengganggu aktivitas belajar serta secara tidak langsung juga dapat berdampak pada produktivitas dan kualitas hidup remaja. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi efektifitas paket pereda terhadap intensitas nyeri pada remaja dengan dismenore. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental, dengan posttest only with control group design. Total sampel adalah 64 responden. Hasil penelitian paket pereda efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada remaja dengan dismenore setelah dikontrol oleh kecemasan dan keletihan (OR= 14,339). Paket pereda disarankan untuk digunakan remaja dan sebagai bagian dari intervensi keperawatan untuk mengatasi dismenore.

Page 5 of 64 | Total Record : 633


Filter by Year

1997 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 2 (2025): July Vol 28 No 1 (2025): March Vol 27 No 3 (2024): November Vol 27 No 2 (2024): July Vol 27 No 1 (2024): March Vol 26 No 3 (2023): November Vol 26 No 2 (2023): July Vol 26 No 1 (2023): March Vol 25 No 3 (2022): November Vol 25 No 2 (2022): July Vol 25, No 1 (2022): March Vol 25 No 1 (2022): March Vol 24, No 3 (2021): November Vol 24 No 3 (2021): November Vol 24 No 2 (2021): July Vol 24, No 2 (2021): July Vol 24, No 1 (2021): March Vol 24 No 1 (2021): March Vol 23, No 3 (2020): November Vol 23 No 3 (2020): November Vol 23, No 2 (2020): July Vol 23 No 2 (2020): July Vol 23 No 1 (2020): March Vol 23, No 1 (2020): March Vol 22, No 3 (2019): November Vol 22 No 3 (2019): November Vol 22 No 2 (2019): July Vol 22, No 2 (2019): July Vol 22, No 1 (2019): March Vol 22 No 1 (2019): March Vol 21, No 3 (2018): November Vol 21, No 2 (2018): July Vol 21 No 1 (2018): Maret Vol 20 No 3 (2017): November Vol 20 No 2 (2017): Juli Vol 20, No 1 (2017): March Vol 19, No 3 (2016): November Vol 19, No 2 (2016): July Vol 19, No 1 (2016): March Vol 18, No 3 (2015): November Vol 18, No 2 (2015): July Vol 18, No 1 (2015): March Vol 17, No 3 (2014): November Vol 17 No 2 (2014): Juli Vol 17 No 1 (2014): Maret Vol 16 No 3 (2013): November Vol 16 No 2 (2013): Juli Vol 16 No 1 (2013): Maret Vol 15 No 3 (2012): November Vol 15 No 2 (2012): Juli Vol 15 No 1 (2012): Maret Vol 14 No 3 (2011): November Vol 14 No 2 (2011): Juli Vol 14 No 1 (2011): Maret Vol 13 No 3 (2010): November Vol 13 No 2 (2010): Juli Vol 13 No 1 (2010): Maret Vol 12 No 3 (2008): November Vol 12 No 2 (2008): Juli Vol 12 No 1 (2008): Maret Vol 11 No 2 (2007): September Vol 11 No 1 (2007): Maret Vol 10 No 2 (2006): September Vol 10 No 1 (2006): Maret Vol 9 No 2 (2005): September Vol 9 No 1 (2005): Maret Vol 8 No 2 (2004): September Vol 8 No 1 (2004): Maret Vol 7 No 2 (2003): September Vol 7 No 1 (2003): Maret Vol 6 No 2 (2002): September Vol 6 No 1 (2002): Maret Vol 5 No 2 (2001): September Vol 5 No 1 (2001): Maret Vol 2 No 8 (1999): Desember Vol 2 No 7 (1999): September Vol 2 No 6 (1999): Mei Vol 2 No 5 (1998): Oktober Vol 1 No 4 (1998): Juli Vol 1 No 3 (1997): Desember Vol 1 No 2 (1997): Juli Vol 1 No 1 (1997): Januari More Issue