Articles
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KABUPATEN SEMARANG
Haryanti, -;
Aini, Faridah;
Purwaningsih, Puji
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kondisi dan beban kerja di instalasi gawat darurat (IGD) perlu diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga perawat yang diperlukan dalam ruang IGD sehingga tidak terjadi beban kerja yang tidak sesuai yang akhirnya menyebabkan stres kerja. Bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat di IGD RSUDKabupaten Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah perawat di IGD RSUD Kabupaten Semarang. Sampel digunakan tehnik total populasi sebanyak 29 responden. Alat ukurmenggunakan daily log study untuk beban kerja dan alat ukur stres kerja. Analisis data dilakukan dengan uji Kendall Tau. Hasil penelitian didapatkan beban kerja perawat sebagian besar adalah tinggi yaitu sebanyak 27 responden (93,1%). Stres kerja perawat sebagian besar adalah stres sedang sebanyak 24 responden (82,8%). Terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di RSUD Kabupaten Semarang, p value 0,000 (α: 0,05). Saran bagi perawat perlunya manajemen diri yang efektif dan konstruktif sehinga adanya beban kerjayang tinggi dan stres kerja perawat dapat di kendalikan secara efektif sehingga tidak mengganggu kinerja dan tidak memunculkan masalah kesehatan bagi perawat di IGD.Kata kunci: beban kerja, stres kerja perawat, instalasi gawat darurat
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA
Suwanti, Suwanti;
Yetty, Yetty;
Aini, Faridah
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 5, No 1 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (159.641 KB)
Hemodialisis pada klien Gagal Ginjal Kronik menyebabkan perubahan dalam hidup yang dapat membuat stres dan membutuhkan koping adaptif dalam mengatasinya.Kemampuan koping terhadap masalah yang dihadapi dapat dipengaruhi efikasi diri dan dukungan sosial keluarga. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi dan dukungan sosial keluarga yang baik cenderung melakukan mekanisme koping yang adaptif. Tujuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara efikasi diridan dukungan sosial keluarga dengan mekanisme koping klien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Ambarawa. Design penelitian korelasional pendekatan cross sectional. Populasinya penderita Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa sejumlah 48 pasien. Pengambilan sampel dengan total sampling. Sampel sebanyak 34 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan program SPSS, uji statistik Fischer’s Exact Test. Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan mekanisme koping dengan p value sebesar 0,039 (α = 0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan mekanisme koping dengan p value sebesar 0,004 (α= 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan mekanisme koping nilai signifikansi 0,039 dan 0,004 pada α 0,05. Kata Kunci: Efikasi diri, dukungan sosial keluarga, mekanisme koping THE CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND FAMILIES SOCIAL SUPPORT WITH COPING MECHANISMS CLIENTS CHRONIC RENAL FAILURE UNDERGOING HEMODIALYSIS ABSTRACTHemodialysis in chronic renal failure client causes changes in life that can create stress and need coping to solve. Coping mechanism with the problems encountered could be affected by self-efficacy and family social support. Client with high self efficacy and good family social support use adaptif coping mechanism. Purpose. The purpose of this study is to determine the correlation between self-efficacy and families social support with coping mechanisms clients Chronic Renal Failure undergoing hemodialysis at Ambarawa general hospital. This research used correlational design with cross sectional approach. The population were patients with Chronic Renal Failure who did Hemodialysis at RSUD Ambarawa as much as 48 patients. The sampling technique used total sampling. The samples study were patients with Chronic Renal Failure who did Hemodialysis that reguire inclusion and exclusion criteria as many as 34 people. The data collection was done by using a questionnaire. Data analysis was performed with SPSS by using Fischer’s Exact. There was significant correlation between self efficacy with coping mechanism (p value < 0,005). And there was significant correlation between family social support with coping mechanism (p value < 0,005). There is a significant correlation between self-efficacy and social support of families with coping mechanisms with significant value of 0.039 and 0.004 at α = 0.05. Keywords: Self efficacy, family social support, coping mechanisms
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA
Suwanti, Suwanti;
Yetty, Yetty;
Aini, Faridah
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 1 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (159.641 KB)
|
DOI: 10.26714/jkj.5.1.2017.29-39
Hemodialisis pada klien Gagal Ginjal Kronik menyebabkan perubahan dalam hidup yang dapat membuat stres dan membutuhkan koping adaptif dalam mengatasinya.Kemampuan koping terhadap masalah yang dihadapi dapat dipengaruhi efikasi diri dan dukungan sosial keluarga. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi dan dukungan sosial keluarga yang baik cenderung melakukan mekanisme koping yang adaptif. Tujuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara efikasi diridan dukungan sosial keluarga dengan mekanisme koping klien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Ambarawa. Design penelitian korelasional pendekatan cross sectional. Populasinya penderita Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa sejumlah 48 pasien. Pengambilan sampel dengan total sampling. Sampel sebanyak 34 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan program SPSS, uji statistik Fischer’s Exact Test. Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan mekanisme koping dengan p value sebesar 0,039 (α = 0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan mekanisme koping dengan p value sebesar 0,004 (α= 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan mekanisme koping nilai signifikansi 0,039 dan 0,004 pada α 0,05. Kata Kunci: Efikasi diri, dukungan sosial keluarga, mekanisme koping THE CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND FAMILIES SOCIAL SUPPORT WITH COPING MECHANISMS CLIENTS CHRONIC RENAL FAILURE UNDERGOING HEMODIALYSIS ABSTRACTHemodialysis in chronic renal failure client causes changes in life that can create stress and need coping to solve. Coping mechanism with the problems encountered could be affected by self-efficacy and family social support. Client with high self efficacy and good family social support use adaptif coping mechanism. Purpose. The purpose of this study is to determine the correlation between self-efficacy and families social support with coping mechanisms clients Chronic Renal Failure undergoing hemodialysis at Ambarawa general hospital. This research used correlational design with cross sectional approach. The population were patients with Chronic Renal Failure who did Hemodialysis at RSUD Ambarawa as much as 48 patients. The sampling technique used total sampling. The samples study were patients with Chronic Renal Failure who did Hemodialysis that reguire inclusion and exclusion criteria as many as 34 people. The data collection was done by using a questionnaire. Data analysis was performed with SPSS by using Fischer’s Exact. There was significant correlation between self efficacy with coping mechanism (p value < 0,005). And there was significant correlation between family social support with coping mechanism (p value < 0,005). There is a significant correlation between self-efficacy and social support of families with coping mechanisms with significant value of 0.039 and 0.004 at α = 0.05. Keywords: Self efficacy, family social support, coping mechanisms
GAMBARAN INDIKATOR KEPUASAN PASIEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP HOSPITAL REFERAL BAUCAU TIMOR LESTE
Ximenes, Claudino;
Aniroh, Umi;
Aini, Faridah
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 16 (2015): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35473/jgk.v7i16.5
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkan atas pelayanan kesehatan. Adapun indikator kepuasan pasien antara lain profesionalisme, sikap dan perilaku, kemudahan akses, keandalan, perbaikan mutu, reputasi dan kredibel. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kepuasan pasien di Hospital Referal Baucau Timor Leste. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey deskriptif , yaitu adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan diruang rawat inap Hospital Referal Baucau. Kesimpulan dari hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa responden yang menyatakan tidak puas (50% ) dan yang menyatakan puas (50%) dari 48 responden yang rawat inap di Hospital Referal Baucau Timor Leste. Sebagian besar (85,4%) responden menyatakan puas untuk indikator sikap dan perilaku, sedangkan (66,7%) responden menyatakan tidak puas untuk indikator kemudahan akses.
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RS ROEMANI SEMARANG
Novi Asafitri, Riska;
Aini, Faridah;
Galih, Yunita
Journal of Holistics and Health Science Vol 1 No 1 (2019): Journal of Holistics and Health Science, September
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35473/jhhs.v1i1.11
Keberhasilan penggunaan koping efektif pada penyandang diabetes melitus akan berdampak pada kepatuhan penyandang dalam terapi diabetes melitus yang pada akhirnya kadar glukosa darah penyandang diabetes melitus dapat diturunkan. Mekanisme koping yang efektif diperlukan untuk mengurangi stress, menjaga hubungan sosial individu, mempertahankan konsep diri yang positif sehingga dapat memelihara kualitas hidup yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan kualitas hidup pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RS Roemani Semarang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah penderita DM tipe 2. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 orang dengan teknik accidental sampling. Alat pengambilan data untuk mekanisme koping diukur menggunakan The Brief COPE, untuk kualitas hidup diukur menggunakan WHOQOL-BREF. Uji statistik menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan mekanisme koping pada penderita DM tipe 2 lebih dari separo kategori adaptif 39 orang (63,9%), kualitas hidup pada penderita DM tipe 2 lebih dari separo kategori baik 35 orang (57,4%). Ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan kualitas hidup pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RS Roemani Semarang, hasil uji didapatkan p-value sebesar 0,006 < ( α = 0,05). Penderita diabetes melitus dapat meningkatkan strategi koping adaptif dapat dilakukan dengan berpikir positif, lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan sholat, dzikir, beramal, puasa, dan lain-lain.
Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Rofacky, Hendri Fajri;
Aini, Faridah
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 10 No. 1 (2015)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20884/1.jks.2015.10.1.591
SEFT termasuk teknik relaksasi yang penggabungan teknik sistem tubuh dan terapi spiritual menggunakan menekan pada titik-titik tertentu pada tubuh. SEFT bantuan individu bebas dari tekanan emosional (energi negatif), yang merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah pada pasien dengan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh spiritual teknik kebebasan emosional (SEFT) terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi-eksperimen dan desain kelompok kontrol non-eqiuvalent. Populasi dalam penelitian ini adalah semua dengan hipertensi sebanyak 148 orang. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Ada 30 responden sebagai sampel dibagi menjadi dua kelompok: 15 responden sebagai kelompok intervensi dan 15 responden sebagai kelompok kontrol. Instrumen data yang digunakan sphygmomanometer merkuri, stetoskop dan lembar observasi. Hasil analisis dengan menggunakan t-test independen menemukan bahwa nilai p 0,000 (sistole) dan nilai p dari 0,019 (diastole), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan setelah terapi SEFT. Terapi spiritual teknik kebebasan emosional (SEFT) dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif yang tepat dan praktis pada pasien hipertensi.
Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Tekanan Darah Pada Usia Produktif Penderita Hipertensi Di Kelurahan Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Alif Fitriana Nur Rokhmah;
Faridah Aini;
Zumrotul Choiriyyah
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 14 (2015): JURAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Olahraga yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah senam aerobik low impact. Setelah senam maka akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah yang akan dialirkan keseluruh tubuh lancar, sehingga tekanan yang ada di dalam darahpun menurun. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh senam aerobik low impact terhadap tekanan darah pada usia produktif di Kelurahan Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitianini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode Quasi Experimental Design. Populasi yang diteliti semua pasien pada usia produktif di Kelurahan Pringapus Kabupaten Semarang. Jumlahsampelsebanyak 34 responden yang dibagidalamkelompok kontroldanintervensi. Pengambilan sampel dengan Purporsive Sampling dan alat pengumpul data dengan Spygmomanometer dan Stetoskop. Senam dilakukan 3 kali seminggu saat pagi hari pada kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun. Uji analisis data menggunakan T-Test Dependent dan T-Test Independent. Tekanan darah pada kelompok intervensi setelah senam terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 13,24 mmHg dan tekanan darah diastoliknya menurun 15 mmHg, dengan p value 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian senam aerobik low impact terhadap tekanan darah pada usia produktif penderita hipertensi di Kelurahan Pringapus Kabupaten Semarang. Saran bagi masyarakat, dapat memanfaatkan senam ini sebagai alternatif untuk menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Bagi tenaga kesehatan, dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakologis untuk penatalaksanaan dalam menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Bagi peneliti lain, dianjurkan untuk melakukan pengawasan terhadap faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Sedang Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Desa Langensari Kabupaten Semarang
Laily Kurniasari;
Faridah Aini;
Zumrotul Choiriyyah
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 14 (2015): JURAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Latihan aerobik intensitas sedang adalah latihan dengan gerakan yang dapat memompaoksigen dan meningkatkan denyut jantung dengan batasan VO2 60-70% dan MHR 50-70%. Latihanaerobik intensitas sedang akan mengaktifkan otot yang tidak disertai dengan peningkatan kadarinsulin. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh latihan aerobik intensitas sedang terhadapkadar glukosa darah pada diabetes mellitus tipe 2 di desa Langensari Kabupatan Semarang.Desain penelitian ini Quasi Experimental Design dengan desain eksperimen Non EquivalentControl Group Design. Populasi yang diteliti semua pasien diabetes tipe 2 di Desa Langensari.Jumlah sampel sebanyak 40 responden yang dibagi dalam kelompok kontrol dan intervensi, latihandengan durasi 37 menit selama seminggu sebanyak tiga kali. Pengambilan sampel denganPurporsive Sampling dan alat pengumpul data dengan Glukometer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan aerobik intensitas sedang terhadapkadar glukosa darah pada diabetes melitus tipe 2 di desa Langensari Kabupatan Semarang. Haltersebut terlihat dari nilai p value sebesar 0,000 (α=0,05). Selisih rata-rata kadar glukosa darahkelompok intervensi turun sebesar 21,06 mg/dl dan kelompok kontrol naik sebesar 4,43 mg/dl.Latihan aerobik intensitas sedang dapat digunakan sebagai pengobatan nonfarmakologi dalampenatalaksanaan diabetes tipe 2 dalam mengontrol kadar glukosa darah. Penelitian lebih lanjut dapatmengontrol faktor yang mempengaruhi gula darah, yaitu: aktivitas dan diet.
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Respon Hospitalisasi Anak Usia Toddler Di Ruang Rawat Inap Anak Rsud Di Wilayah Kabupaten Semarang
Wirakse Putra Wicaksane;
Zumrotul Choiriyyah;
Faridah Aini
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 14 (2015): JURAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Hospitalisasi pada anak usia toddler menimbulkan trauma, kecemasan dan stres hinggaperilaku maladaptif yang akan memperburuk status imunitas anak dan memperlambat prosespenyembuhan. Salah satu upaya penanganannya adalah membuat anak merasa nyaman selamaperawatan dengan menciptakan lingkungan perawatan, sikap perawat serta komunikasi terapeutikyang baik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawatdengan respon hospitalisasi anak usia toddler di ruang rawat inap anak RSUD di WilayahKabupaten Semarang.Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain deskriptif korelasional denganpendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anak usia toddler yang menjalaniperawatan di Ruang rawat inap anak RSUD di wilayah Kabupaten Semarang dengan sampel yangditeliti 60 anak menggunakan teknik accidental sampling serta alat pengambilan data menggunakankuesioner. Uji analisis data menggunakan analisis korelasi kendall’s tauHasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat inapanak sebagian besar kategori cukup yaitu sebanyak 26 orang (43,3%). Respon hospitalisasi anakusia toddler sebagian besar kategori mal adaptif yaitu sebanyak 31 orang (51,7%). Ada hubungansignifikan komunikasi terapeutik perawat dengan respon hospitalisasi anak usia toddler di ruangrawat inap anak, dengan p value 0,007(α = 0,05)Hendaknya keluarga memberikan dukungan yang lebih kepada anak toddler yang menjalanihospitalisasi dengan memberikan terapi mewarnai gambar, puzzle atau humor.
Pengaruh Breathing Retraining Terhadap Peningkatan Fungsi Ventilasi Paru Pada Asuhan Keperawatan Pasien PPOK
Faridah Aini;
Ratna Sitorus;
Budiharto Budiharto
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 1 (2008): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.7454/jki.v12i1.196
AbstrakPenelitian kuasi eksperimen dengan rancangan control group pretest-posttest ini bertujuan menjelaskan pengaruh breathing retraining terhadap peningkatan fungsi ventilasi paru pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sampel berjumlah 34 pasien yang diambil secara simple random sampling (masing-masing 17 pasien untuk kelompok intervensi dan kontrol). Rerata nilai fungsi ventilasi paru pasien PPOK berbeda bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi breathing retraining selama enam hari (p value = 0.000). Rerata nilai fungsi ventilasi paru pasien PPOK setelah intervensi antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol berbeda secara signifikan (p value = 0.012). Peningkatan nilai fungsi ventilasi paru berhubungan dengan usia (p value = 0.001), tetapi tidak ditemukan berhubungan dengan tinggi badan (p value = 0.091) dan jenis kelamin (p value = 0.346). Breathing retraining dapat diterapkan pada pasien PPOK untuk meningkatkan fungsi ventilasi paru. AbstractThe aim of the research was to explain about the influence of breathing retraining to the increasing of lung ventilation function for nursing care of theCOPD patients at a Hospital in Jakarta. The reseach design was quasi experiment with control group pretest-postest design. Total 34 patients (17 subjects for each group, intervention and control group) were included by a simple random sampling method. A breathing retraining was given to the intervention group for 6 days. The finding showed that the average of the COPD patient’s lung ventilation was significantly different before and after breathing retraining (p value = 0.000). The average score of the COPD patient’s lung ventilation after breathing retraining between intervention group and control group was also significantly different (p value = 0.012). There was significant relationship between age and increased lung ventilation function (p value = 0.001). However, no relationship found between body height and increased lung fuction (p value = 0.091) and between gender and lung ventilation function (p value = 0.346). The research suggested to implement the breathing retraining to increase the lung ventilation function of the CPOD patients.