cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.inada@uki.ac.id
Editorial Address
Redaksi Jurnal Inada, Pusat Studi Wanita, Gedung LPPM Lantai 2 Universitas Kristen Indonesia Jl. Mayjen Sutoyo, No. 2 Cawang, Jakarta Timur 13630 Telp (021) 8009190 ext 244 Email: jurnal.inada@uki.ac.id
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar
ISSN : 26223937     EISSN : 26208229     DOI : https://doi.org/10.33541/ji
Jurnal Inada adalah jurnal ilmiah yang fokus pada kajian perempuan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) berupa hasil penelitian maupun hasil pemikiran konseptual yang mencakup isu kekerasan, diskriminasi, stereotipisasi maupun keterkaitan perempuan dengan isu lingkungan, perubahan iklim, energi, politik, ekonomi, tenaga kerja, pendidikan, kesehatan, teknologi, media dan komunikasi, agama dan budaya, dan isu lain yang berhubungan dengan perempuan.
Articles 55 Documents
Sa Ada di Sini: Perempuan Papua di Antara Adat dan Negara Ryan Richard Rihi; Yosua Hiluka
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 1 No. 2 (2018): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.763 KB) | DOI: 10.33541/ji.v1i2.943

Abstract

Review Film "Sa Ada di Sini: Perempuan Papua di Antara Adat dan Negara"
Tinjauan terhadap Gaya Kepemimpinan Perempuan di Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara Linda S Paembonan; Helen Diana Vida
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.447 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i1.1038

Abstract

Artikel ini membahas gaya kepempimpinan perempuan di pemerintah daerah (Pemda) Toraja Utara, Sulawesi Selatan yang dalam kehidupan kesehariannya masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat yang menganut paham patriarki. Namun dalam menjalankan fungsinya, beberapa posisi strategis di Pemda Toraja Utara dipimpin oleh perempuan. Data diperoleh dengan studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan gaya kepemimpinan bervariasi berdasarkan pada karakter dan latar belakang kehidupan, pendidikan dan jenjang karir. Gaya kepemimpinan keenam informan mampu menyesuaikan kondisi dan situasi di lapangan dengan bawahan yang memiliki karakter berbeda-beda. Bahkan beberapa informan mampu menunjukkan prestasi yang signifikan dibandingkan dengan pimpinan sebelumnya yang dijabat oleh laki-laki. Berkaitan dengan adat di Toraja Utara yang kuat dan budaya patriarki yang kental, keenam informan mampu bersikap profesional dan berprestasi. Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Pimpinan Perempuan, Toraja Utara
Perempuan dalam Masyarakat Papua: Suku Kamoro dan Muyu Antie Solaiman
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 1 No. 2 (2018): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.834 KB) | DOI: 10.33541/ji.v1i2.906

Abstract

Abstrak: Tulisan ini menilik dua jenis komunitas suku, Kamoro dan Muyu, atau dua ‘warna’ perempuan yang penulis anggap dapat mewakili keseluruhan perempuan Papua. Penulis beberapa kali mengunjungi Papua dalam satu dekade terakhir, pada kesempatan tersebut penulis tinggal dan beraktivitas bersama masyarakat Kamoro dan Muyu. Kedua komunitas tersebut tinggal di tanah Papua, yang secara administratif ada di Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua. Dengan melihat kepada kondisi dan konteks sosial-budaya yang melatari posisi perempuan Papua di tengah masyarakatnya, penulis ingin memberikan penggambaran yang jelas bagaimana sesungguhnya kesulitan yang dialami perempuan Papua sebagai warga negara.Kata Kunci: Perempuan, Papua, Kamoro, MuyuAbstract: This article looks at two ethnic communities, Kamoro and Muyu, or two ‘colours’ of women whom the writer considers as representative of all Papuan women. The author has several times visited Papua in the past decade, on that occasion the author lived and did activities together with the Kamoro and Muyu people. Both communities live in the land of Papua, which administratively are in the West Papua and Papua Provinces. By looking at the condition and socio-cultural context which underlie the position of women in the midst of their society, the author wants to give a clear description on how difficult it is the real situation faced by Papuan women as citizens.Key Words: Papua, Women, Kamoro, Muyu
Tiga Babak Kekerasan dalam Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Putu Agung Nara Indra Prima Satya
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 1 No. 2 (2018): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.152 KB) | DOI: 10.33541/ji.v1i2.944

Abstract

Review Film "Tiga Babak Kekerasan dalam Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak"
Manfaat Penggunaan Pranata Mangsa Bagi Petani Desa Mojoreno Kabupaten Wonogiri Setyasih Harini; Sumarmi .; Anggit G Wicaksono
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.687 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i1.1039

Abstract

Manusia dan alam memiliki ikatan yang saling membutuhkan. Pelestarian alam dan keseimbangannya perlu dijaga agar tercipta kehidupan yang lebih harmonis. Perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan iklim. Iklim yang berubah memiliki pengaruh besar terhadap pengelolaan pertanian. Petani Jawa masih ada sebagian yang melestarikan kearifan lokal sebagai salah satu cara untuk menjaga keseimbangan alam. Kearifan lokal yang berkaitan dengan pertanian adalah penggunaan kalender pranata mangsa sebagai ketentuan untuk mengolah lahan pertanian. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan manfaat penggunaan kalender pranata mangsa bagi perempuan buruh tani guna menghadapi perubahan iklim global. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data diperoleh melalui survei dan wawancara terhadap petani perempuan yang tergabung dalam enam kelompok tani di Desa Mojoreno, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri. Hasil analisis dari studi ini menunjukkan pemerintah, Organisasi Non Pemerintah atau akademisi perlu terlibat lebih banyak kepada petani perempuan dalam menjalankan pranata mangsa agar mendapatkan hasil maksimal. Kata Kunci: Pranata Mangsa, Kearifan Lokal, Petani Perempuan
Transformasi Berkelanjutan Berbasis Sumber Daya Lokal: Sebuah Refleksi Penelitian Aksi Partisipatif terhadap Perempuan di Akar Rumput, Papua dan Papua Barat Selviana Yolanda
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 1 No. 2 (2018): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.217 KB) | DOI: 10.33541/ji.v1i2.899

Abstract

Abstrak: Tulisan ini adalah refleksi atas penelitian aksi partisipatif bersama perempuan Papua dan Papua Barat. Melihat kembali dan mengakui sejarah bangsa Papua merupakan langkah penting untuk rekonsiliasi dan pemulihan kolektif di Papua. Karenanya, tulisan diawali dengan ulasan ringkas tentang latar belakang sejarah dan situasi konflik di Papua. Keluasan dan menyejarahnya kekerasan yang dialami perempuan Papua memberi gambaran akan pentingnya metode penelitian yang dapat memulihkan dan memberdayakan perempuan korban kekerasan di Papua dan Papua Barat. Akhirnya, pendekatan yang berasal dari akar rumput beserta catatan-catatan kritis dan rekomendasi dari riset aksi partisipatif sangat perlu diperhatikan oleh para penyusun kebijakan dan berbagai stakeholder yang terkait dalam perencanaan dan inisiatif pembangunan di Papua. Kata Kunci: Perempuan, Papua, Papua Barat, Penelitian Aksi Partisipatif, refleksi Abstract: The article is a reflection on the Participative Action Research done with the Papuan and West Papuan women. Looking back and acknowledging the history of Papuans is an important step for reconciliation and collective healing in Papua. Because of that, this article starts with a brief review about the historical background and conflict situation in Papua. The breadth and history of violence experienced by Papuan women show how important is a research method which is able to heal and empower women victims of violence in Papua and West Papua. Finally, an approach coming from the grass-root along with critical notes and recommendations from the research is very much needed to be considered by policy makers and various related stakeholders in the planning and development initiative in Papua. Key Words: Women, Papua, West Papua, Participative Action Research, reflection
Perempuan Paniay: Melawan Isolasi dan Kemiskinan Vince Tebay; Yugianti Solaiman
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.231 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i1.1034

Abstract

Artikel ini memberikan gambaran tentang perjuangan perempuan dan anak di Paniay Papua yang sulit mendapatkan akses pada pelayanan publik, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Hal ini disebabkan karena pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh investor sebagai hasil dari dibukanya wilayah pembangunan di Paniay. Perempuan dan anak di Paniay harus bersaing dengan pendatang dari luar Papua dengan pendidikan SMP dan SMA serta penguasaan bahasa Indonesia, membaca, menulis yang baik. Metode yang digunakan adalah survei deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan negara harus hadir dan turun tangan dalam membela hak-hak perempuan dan anak Paniay terutama dari isolasi dan kemiskinan. Kata Kunci: Perempuan, Anak, Isolasi, Kemiskinan
Peran Perempuan dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam rangka menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Tangerang Selatan Fenny Monica A. Hasugian; Lenny Panggabean
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.867 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i2.1359

Abstract

Abstrak: Penelitian ini membahas peran yang dilakukan perempuan dalampengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai tujuanberkompetisi pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Kota Tangerang Selatan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptifdengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulsebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untukumum atau generalisasi. Metode analisis data yang digunakan adalah RegresiLinear Berganda dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitianmenunjukkan peran perempuan dalam peningkatan usaha dan laporan keuangansecara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadapPengembangan UMKM, secara parsial pengaruh peran perempuan dalampeningkatan usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembanganUMKM, secara parsial laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikanterhadap Pengembangan UMKM. Pengaruh peran perempuan dalam peningkatanusaha dan laporan keuangan dapat menjelaskan variasi dari PengembanganUMKM adalah sebesar 74% sedangkan sisanya sebesar 26% dijelaskan olehvariabel-variabel independen yang tidak diteliti.Kata kunci: Perempuan, Ekonomi, Laporan Keuangan, Pengembangan UMKM Abstract: This study discusses the role of women in the development of Micro Smalland Medium Enterprises as a goal of competing in the Asean Economic Community(AEC) in South Tangerang City. The method used in this research is descriptiveanalysis method describing data that has been collected as it is without intending tomake conclusions that are applicable to the public or generalization. Data analysismethod used is multiple linear regression using SPSS software. The results showedthe role of women in increasing business and financial statements together had apositive and significant effect on the development of MSMEs, partially the influenceof the role of women in increasing business had a positive and significant effect onthe development of MSMEs, partially the financial statements had a positive andsignificant effect on the development of MSMEs . The influence of the role of womenin improving business and financial statements can explain the variation of MSMEDevelopment by 74% while the remaining 26% is explained by independentvariables not examined.Key Words: Women, Economy, Finance Report, UMKM Development
Pengungkapan Diri Perempuan Penyintas Autoimun sebagai Media Literasi di Instagram Dyah Kusumawati; Agustrijanto Agustrijanto
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.723 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i2.1364

Abstract

Abstrak: Pengungkapan diri biasa dilakukan dalam komunikasi antar pribadi yangmenandai kedekatan antar orang yang terlibat di dalam komunikasi. Namunpengungkapan diri yang dilakukan oleh pemilik akun @fitrianfuad seorangpenyintas autoimun dilakukan di media sosial instagram. Penelitian ini bertujuanuntuk mendeskripsikan pengungkapan diri perempuan penyintas autoimmune dimedia sosial instagram. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif denganmetode etnografi virtual. Analisis yang digunakan dalam peneleitian ini adalahanalisis media siber dengan level ruang media, level dokumen media, level objekmedia dan pengalaman. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teoriself disclosure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan diridisampaikan menggunakan foto, video, dan tulisan dalam kolom caption. Setiapteks dan foto yang diproduksi dan dibagikan kepada khalayak penggunainstagram, dengan tujuan untuk melepaskan setiap persoalan yang ada didalamhidupnya sehingga melalui keterbukaan yang diungkapkan ke wilayah publikmembuat dirinya mendapat dukungan moril dalam bentuk support system danorang-orang didekatnya dan orang yang baru dikenalnya melalui instagram.Kata kunci: pengungkapan diri, perempuan, penyintas, autoimun, etnografivirtual, instagram Abstract: Self-disclosure is usually done in interpersonal communication that marksthe closeness between people involved in communication. Fitri Napiz is a survivor ofautoimmune. This Study aims to discribe the self-disclosure of womanwithautoimmune. The approach used is qualitative with etnography virtual methode.The analysis used in this research is the analysis of cyber media with the level ofmedia space, the level of media documents, the level of media object and theexperience. The Theory used in this reserach is self-disclosure theory. The Resultsshowed that self-disclosure was conveyed using photos, videos, and the text incaption column. Every text and photos produced and distributed to the users ofinstagram, this is a way for Fitria Napiz to release every problem in her life. So thatthrough the oppenness that is revealed to the public domain. She gets moral supportlike support system from people nearby and new people she knows throughinstragam.Key words: self-disclosure, women, autoimmune, etnografi virtual, instagram
Perkembangan Keterwakilan Politik Perempuan di DPRD Provinsi Sumatera Barat (Studi Komparatif Kebijakan Affirmative Action Periode Pemilu Legislatif 2004-2014) Sri Zul Chairiyah
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 2 No. 2 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.161 KB) | DOI: 10.33541/ji.v2i2.1365

Abstract

Abstrak: Rendahnya angka keterpilihan perempuan di lembaga Legislatif di Indonesia masih menjadi kajian menarik oleh beberapa kelompok sampai sekarang, sebut saja diantaranya yaitu kelompok pegiat gender. Salah satu lembaga legislatif di Indonesia yang memiliki masalah dengan angka rendahnya keterpilihan perempuan adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat. Sejak hadirnya kebijakan pemerintah yang tertuang dalam pasal 65 UU nomor 12 tahun 2003 yaitu tentang penetapan kuota 30% keterwakilan politik perempuan di legislatif sebagai affirmative action dalam pemilu 2004 sampai sekarang, faktanya kebijakan tersebut masih belum mampu meningkatkan jumlah keterpilihan perempuan di lembaga legislatif. Selama 3 periode pemilu, jumlah laki-laki masih diatas jumlah perempuan. Bahkan angka kritis 30% untuk perempuan di lembaga legislatif pun tidak tercapai. Sejauh ini, angka maksimal keterpilihan perempuan yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat hanya berjumlah 7 orang dari total keseluruhan sebanyak 65 orang. Tentunya, affirmative action perlu mengalami perbaikan lagi, sampai akhirnya kebijakan itu dapat menjadi solusi terhadap krisis perempuan dalam politik. Dari berbagai faktor penyebab tidak tercapainya tujuan peningkatan perempuan di lembaga legislatif, sepertinya butuh pembedahan kasus yang lebih mendalam lagi. Gunanya agar kebijakan yang dihasilkan lebih tepat sasaran, efektif dan efisien. Sedangkan manfaat akhirnya adalah dapat menjadi masukan untuk pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan affirmative action yang sukses meningkatkan angka perempuan di lembaga legislatif di Indonesia pada umumnya dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat khususnya. Penelitian ini mempergunakan metode kualitatif dengan teknik komparatif. Adapun beberapa konsep dan teori yang dipergunakan yaitu konsep affirmative action, teori keterwakilan politik perempuan, dan konsep bias gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala masih rendahnya keterwakilan politik perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat disebabkan oleh faktor keuangan yang dimiliki calon, stereotype, gender, budaya patriarki dan lemahnya kemampuan caleg perempuan dalam politik serta modal komunikasi yang belum baik. Ada tiga hal untuk membuat kesuksesan terhadap kebijakan affirmative action yaitu pertama perbaikan dari aspek peraturan, kedua, perbaikan dari aspek perempuan calon dan ketiga adalah perbaikan dari pola pemikiran masyarakat.Kata kunci: Perkembangan Keterwakilan Politik Perempuan, Studi Komparatif, Affirmative Action, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera BaratAbstract: The low number of women elected at legislative institutions in Indonesia is still an interesting study by several groups until now, including the gender activist group. One of the legislative institutions in Indonesia that has problems with the low number of women being elected is the Regional Representative Council of the Province of West Sumatra. Since the introduction of a special temporary government policy for women/affirmative action (2004 elections) until now, the fact is that the policy has not been able to increase the number of women elected in the legislature. During the 3 election periods, the number of men was still above the number of women. Even the 30% critical figure for women in the legislature was not reached. So far, the maximum number of women elected in the Regional Representative Council of West Sumatra Province is only 7 people out of a total of 65 people. Of course, affirmative action needs to be improved again, until finally the policy can be a solution to the crisis of women in politics. Of the various factors that have not achieved the goal of increasing women in the legislature, it seems that more in-depth cases are needed. The point is that the resulting policies are more targeted, effective and efficient. While the final benefit is that it can be input for the government in the process of making a successful affirmative action policy that increases the number of women in the legislative body in Indonesia in general and the Regional Representative Council of West Sumatra Province in particular. This study uses qualitative methods with comparative techniques. Some of the concepts and theories used are the concept of affirmative action, the theory of women's political representation, and the concept of gender bias. The results showed that the constraints of the low political representation of women in the Regional Representatives Council of West Sumatra Province were caused by financial factors owned by candidates, stereotypes, gender, patriarchal culture and the weak ability of female candidates in politics and lack of communication capital. There are three things to make a success of the affirmative action policy, namely the first improvement from the aspect of regulation, second, the improvement from the aspect of a prospective woman and third is the improvement of the community's mindset.Key words: Women Political Representation, Comparative Study, Affirmative Action, Regional Representative Council of the Province of West Sumatra