cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Jurnal Ilmu Budaya
ISSN : 18298338     EISSN : 25407651     DOI : -
Jurnal Ilmu Budaya (ISSN 2540-7651; E-ISSN: 1829-8338) is an international journal published by the Faculty of Humanities, Universitas Lancang Kuning and published twice a year. It specializes in humanities, library science, philology, literature, cultural studies and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2007)" : 5 Documents clear
PANTUN MELAYU RIAU: REFLEKSI NILAI MASYARAKAT MELAYU SUATU TINJAUAN SOSIOLOGIS Syam, Essy
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.696

Abstract

Analisis ini memperlihatkan hubungan yang sangat erat antara suatu. karya (pantun Melayu, khususnya Melayu Riau) dengan masyarakat Melayu itu sendiri. Hal ini didukung oleh konsep yang menegaskan bahwa suatu karya adalah refleksi dari masyarakatnya.Penelitian ini memperlihatkan keterikatan antara pantun dengan masyarakat Melayu Riau khususnya dan masyarakat Melayu yang lebih luas pada umumnya, karena pantun selalu identik dengan orang Melayu. Sebagai karya yang dihasilkan oleh masyarakat Melayu, pantun mengandung nilai-nilai kemelayuan yang menjadi ciri orang Melayu yang berfikir metaf orik dengan menggunakan perlambang sebagai cara untuk menghindar dari menggunakan ungkapan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Di samping itu, pantun menunjukkan budi bahasa seseorang sehingga untuk menjaga budi bahasa dan prilakunya orang-orang Melayu menjadi masyarakat yang berpantun.Analisis ini membuktikan bahwa pantun Melayu, khususnya pantun nasehat yang dianalisis dalam analisis ini merupakan refleksi masyarakat Melayu yang terikat dengan alam dan terikat dengan agama (Islam ).Keterikatan masyarakat Melayu dengan alam terrefieksi dari pilihan kata yang dipakai dalam pantun­pantun nasehat tersebut, dimana kata-kata yang digunakan dalam sampiran adalah kata-kata benda seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain yang dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan alam, seperti padi, buli-buli, buaya, kerang, pagar, rebung, buluh dan sebagainya. Selain itu pantun­pantun tersebut juga menggunakan kata-kata yang menunjukkan aktifi.tas orang Melayu seperti bercocok tanam, bertani, berburu, menangkap ikan, dan lain sebagainya.Hal lain yang terrefleksi dari pantun nasehat ini adalah keterikatan orang Melayu dengan agamanya. Dari kecil seorang anak dinasehati orang tuanya untuk menjalankan ibadah agama seperti mengaji, sembahyang ( sholat ), bertaubat, dan lainnya. Selain itu tuntunan agama yang menjadi pedoman manusia untuk bertingkah laku yang baik juga tergambar dalam pantun-pantun nasehat tersebut. Seorang anak dinasehati untuk tidak mencintai dunia, tidak memfitnah orang, tidak menyusahkan orang lain, tidak makan sembarangan, tidak berkata kasar dan tidak sombong.
MEMPERMASALAHKAN "SASTRA BERLABEL ISLAM", MENGHADAPI PERADABAN GLOBAL Kayo, Fadlillah Malin Sutan
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.697

Abstract

Karya sastra dalam peradaban global menyerang semua unsur peradaban dunia, tidak terkecuali agama. Pada satu sisi karya sastra peradaban global menyerang dengan logika, memutar balikan logika, pomografi atau sastra "lendir", filsafat, menghancurkan estetika, memporak-porandakan etika, fakta atau memutar balikkan fakta.Strategi ummat Islam untuk menghadapinya adalah dengan etas, attitude, akhlaki. Lebih intinya membangun peradaban sastra yang Islami moderat, substansialis, atau inklusif. Ada satu pertanyaan yang cukup mendasar, yakni; jika memang ada sastra Islam, apakah sastra Islam adalah agama atau bagian dari agama? Seandainya, jika jawabannya sastra Islam adalah agama, maka kita sudah memasukan unsur kebudayaan ke dalam ajaran suci Islam, maka ajaran Islam sudah tercampur oleh tangan manusia. Ada titik pertemuan antara sastra dengan agama, yakni pada hikmah dan kebijaksanaan, katarsis, kedalaman filosofi kehidupan manusia. Dapat didefenisikan bahwa sastra di alam ini adalah Islami kecuali sastra yang mengajak kepada perbuatan musyrik, kemungkaran, kekerasan, ketidakadilan, anti­kemanusiaan dan kezaliman. Akan tetapi teoritikal sastra Islam agaknya masih dalam jebakan pemahaman dakwah lisan tekstual. Adapun fiksi berlabel Islam berada dalam kerangka def enisi yang fundamentalis dan tekstual (skriptulistik), sebaiknya sastra dalam pandangan Islam selayaknya moderat dan kontekstual (substansialistik).
VALENTINE DAY: HEGEMONI BUDAYA DAN KAPITALIS Syam, Essy
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.698

Abstract

Perkembangan budaya di dunia diwarnai oleh tarik ulur kepentingan kekuasaan dari dua kubu; penguasa dan masyarakat. Dalam tarik ulur ini, dominasi penguasa terhadap masyarakat tidak lagi dilakukan dengan dominasi fisik karena akan menimbulkan resistensi dan perlawanan fisik pula. Karena itulah suatu bentuk kekuasaan perlu dilestarikan dengan cara yang efektif yaitu dengan cara mendapatkan persetujuan dari kelompok yang didominasi. Cara ini oleh seorang pemikir Italia Antonio Gramsci dinamakan hegemoni (hegemony)Hegemoni budaya dan hegemoni kapitalis dengan jelas dapat ditemukan dalam berbagai produk budaya yang diciptakan dan dikondisikan oleh kelompok dominan (penguasa) terhadap kelompok subordinat (masyarakat). Salah satu produk budaya yang sarat dengan hegemoni budaya dan kapitalis adalah perayaan hari Velentine yang dirayakan oleh masyarakat pendukungnya hampir di seluruh dunia. Perayaan Valentine ini menjadi budaya global karena dengan kemampuan intelektual dan moral, kelompok dominan mensosialisasikan sisi-sisi positif perayaan ini sehingga dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat pendukungnya.Selain itu, pada saat yang sama, perayaan ini memberi keuntungan pada kelompok kapitalis karena dengan kekuatan modal kelompok ini mampu mengkondisikan perayaan Valentine seperti yang mereka harapkan. Produksi item-item yang di-identikkan dengan perayaan Valentine seperti; kartu, bunga, coklat, berlian, boneka, kue, sampai kepada semua pemak-pemik bemuansa pink merupakan bukti bagaimana ideologi kapitalis yang hegemonik bekerja dengan efektif.
PERGESERAN UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU MELAYU RENGAT Yusnuardi, Yusnuardi; Zulfa, Zulfa
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.700

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pergeseran adat perkawinan suku Melayu di Rengat. Walaupun lokasi penelitian di Rengat namun penelitian ini tidak akan terlepas dari suku Melayu yang berada dimanapun. Meteode penelitian ini menggunakan metode historis dengan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data baik dari sumber primer maupun skunder dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menemukan penyebab terjadinya pergeseran upacara adat perkawinan Melayu di Rengat ini adalah: pengaruh modernisasi yang berkembang saat sekarang, terjadinya pergaulan bebas, akibat pengaruh ekonomi, dan budaya gengsi yang tumbuh di dalam masyarakat.
ADAT PERKAWINAN SUKU TALANG MAMAK DI DESA TALANG JERINJING KECAMATAN RENGAT BARAT Zulfa, Zulfa
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.699

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebudayaan suku Talang Mamak terutama pada adat istiadat perkawinan pada suku talang mamak yang dikategorikan sebagai masyarakat terasing. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adat istiadat perkawinan begawai masih dilaksanakan walaupun waktunya sampai 4 bulan masih ada sampai sekarang. Sesuai dengan perkembangan zaman sudah mulai ada yang hilang seiring dengan kemajuan budaya. Namun budaya Upacara ritual ini masih dilaksanakan sampai saat sekarang.

Page 1 of 1 | Total Record : 5