cover
Contact Name
Dessy Ariyanti
Contact Email
dessy.ariyanti@che.undip.ac.id
Phone
+62247460058
Journal Mail Official
j.reaktor@che.undip.ac.id
Editorial Address
Department of Chemical Engineering, Diponegoro University Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Reaktor
Published by Universitas Diponegoro
Reaktor invites contributions of original and novel fundamental research. Reaktor publishes scientific study/ research papers, industrial problem solving related to Chemical Engineering field as well as review papers. The journal presents paper dealing with the topic related to Chemical Engineering including: Transport Phenomena and Chemical Engineering Operating Unit Chemical Reaction Technique, Chemical Kinetics, and Catalysis Designing, Modeling, and Process Optimization Energy and Conversion Technology Thermodynamics Process System Engineering and products Particulate and emulsion technologies Membrane Technology Material Development Food Technology and Bioprocess Waste Treatment Technology
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Volume 08 No.2 Desember 2004" : 9 Documents clear
MODEL KESETIMBAGAN ADSORPSI Zn+2 DENGAN KALOIN A. Fadli; Komalasari Komalasari; M. S. Amir; d R. Sari; R. Siburian
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2820.402 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.59-62

Abstract

Kaolin merupakan salah satu mineral yang d apat digunakan sebagai adsorben. Kaolin yang digunakan untuk menjerap logam berat Zinc (II) berasal dari Daerah Sincalang Provinsi Riau. Kaolin dihancurkan dan diayak hingga berukuran -200+240 mesh. Kaolin direndam dalam 0,1 M NaOH selama 24 jam. Kemudian kaolin dimasukkan ke dalam larutan Zinc (II) dan dianalisa menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrometer). Sampel diambil setiap 15 menit. Variabel yang dipelajari adalah temperatur antara 30˚C - 50˚C dan konsenttasi antara 40 - 120 ppm. Data adsorpsi dianalisa dengan model Freundlich and Langmulir yang diusulkan secara legresi linier. Dari hasil analisa diperoleh bahwa model Freundlich adalah model yang cocok untuk mendiskripkan mendiskripsikankesetimbangan adsorpsi. Dari model Freundlich diperoleh nilai konstanta kesetimbangan; K = 2.6503 pada temperatur 30 ˚C .Kapasitas Jerap (Q ) akan meningkat jika temperatur adsorpsi dinaikkan pada konsentrasi Zn (II) 120 ppm. Temperatur adsorpsi mempengaruhi secara signifikan kapasitas adsorpsi Kata kunci : Adsorpsi Zn (II); model; kesetimbangan;kaolin
EFFECTS OF ADMIXTURES ON THE CRYSTALLISATION RATE OF GYPSUM A BATCH CRYSTALLISATION STUDY S. Muryanto; H. M. Ang
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7364.772 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.85-93

Abstract

This paper descripbes a study on the effects of admixtures on the crystallization rate of gypsum. Two different types of biodegradable admixtures commonly used as flotation agent in copper/zinc concentrate production, namely, sodium isopropyl xanthate (=SIPX) and isopropyl thionocarbamate were investigated in this study. A laboratory batch crystallizer was used in this study, and the experiments were run using seeded method. The rate of desupersaturation or the time required to reach the equilibrium concentration was  compared for varying admixture oncentrations. It was discovered that the added seed crystals started growing imediately upon addition into the supersaturated solution, i.e. there  was no induction time.Results of this batch crystallizationstudy suggest that addition of admixtures individually or in combination, significantly affects the crystallization kinetics and in particular, reduces the rate of crystallization of gypsum. Activation energies were determined using three different temperatures, and the values obtained  mostly agreed with other published values, i.e. 60.00 ± 3.00, 57.39 ± 2.87, and 37.65 ±1.88 kj/mol, for pure gypsum, isopropyl yhionocarbamate, and SIPX, respectively.Keywords : activation energy; admixtures; CaSO4.2H2O; crystallization, gypsum; reaction rate
AUTOTHERMAL REFORMING OF OF METHANE TO HYDROGEN PRODUCTION OVER Ni/Al2O3, Co/Al2O3 AND NiO-Co/MgO T. D. Kusworo; A. R. Songip; N. A. S. Amir
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4799.483 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.63-68

Abstract

Autotherman reforming of methane to hydrogen gas was examined over Co/Al2O3, Ni/Al2O3 and NiO CoO/MgO catalyst. Among the catalyst examined NiO-CoO/MgO catalysts with 24 % metal loading exhibits not only the highest catalyst and selectivity but also remarkable stability. In addition the catalysts ware characterized by nitrogen adsorption (NA) , TPR, and XRD. The catalyst charecteristics is strongly influenced by interaction between support and metal exist. The excellent performance of NiO-CO/MgO resulted from the formation of an ideal solution between NiO, CoO and MgO Keywords : Autothermal reforming of methane, hydrogen production
Ekstraksi Minyak Nilam Dengan Pelarut N-Heksana B. Jos
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4384.329 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.94-99

Abstract

Minyak nilam atau “patchouli oil” merupakan komoditas ekspor yang memberikan sumbangan devisa paling besar  diantara minyak atsiri yang lain di Indonesia. Minyak nilam digunakan sebagai bahan pewangi dan penahan (bersifat fiksatif) aroma wangi dalam pembuatan parfum, kosmetika, sabun, minyak rambut dan saus tembakau. Pengambilan minyak nilam ini umumnya melalui proses penyulingan dengan air maupun dengan distilasi uap. Pada proses ini rendeman yang dihasilkan hanya sekitar 2- 2,5% dengan konsentrasi patchouli alcohol (PA) sebesar 31%. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan mutu dan rendemen minyak nilam perlu dilakukan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan cara ekstraksi-destilasi. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana dan variabel yang digunakan yaitu  waktu ekstraksi (30, 60, 90, 120, 150, 180, 210 menit), volume pelarut (2000, 2500, 3000, 3500, 4000, 4500, 5000 ml), serta suhu ekstraksi (30, 40, 50, 60 0C) dengan berat daun nilam yang digunakan sebesar 200 gram, kemudian produk keluaran ekstraksi diteruskan dengan proses distilasi (tahap pemurnian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi operasi optimumdiperoleh pada waktu ekstraksi 120 menit, volume pelarut 3000 ml, dan suhu ekstraksi 30 0C (suhu kamar). Rendemen yang diperoleh sebesar 4,51% dengan konsentrasi patchouli alcohol (PA) sebesar 37%. Ekstraksi-destilasi dengan pelarut n-heksana ini, menghasilkan mutu dan rendemen minyak nilam yang lebih baik daripada proses penyulingan dengan air maupun destilasi uap biasa.Kata kunci : Patchouli alcohol, Rendemen, minyak nilam
PENGARUH JUMLAH DAN PANJANG BAFEL TERHADAP DIFUSI EDDY PADA SIEVE TRAY H. Soekarno; L. Pudjiastuti; R. Handogo
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3725.211 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.69-73

Abstract

Penelitian yang mengkaji jumlah dan panjang Baffle T-By pada sieve tray untuk mengurangi difusi eddy telah dilakukan. Berkurangnya difusi eddy dapat dilihat dari naiknya harga Peclet Number yang mempunyai korelasi dengan efisiensi tray. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sebuah tray testing simulator, pada kemiringan bafel tertentu, dengan memvariasi panjang bafel, maka semakin besar Paclet Number. Pada kenaikan jumlah bafel, menunjukkan Paclet Numer cenderung naik. Tetapi setelah mencapai jumlah bafel tertentu, maka Paclet Number turun. Harga Pe yang diperoleh menggambarkan bahwa liquid berada  dalam keadaan hampir disperse dan konversi. Sedangkan laju alir air dan faktor-F kecil pengaruhnya terhadap Peclet Number. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pe tertinggi yang bias dicapai adalah 14, pada n= 7, Y= 8 cm, faktor-F = 1,994 (m/det)(kg/m3)0,5, laju alir air (Q) = 0,311 l/det, dan panjang bafel (X) =90%L. Kata kunci : bafel, difusi eddy, Peclet Number, sieve tray
KECEPATAN TUMBUH KRISTAL ASAM SITRAT MONO HIDRAT DALAM KOLOM FLUIDASI DAN KAITANNYA DENGAN IMPURITAS KRISTAL D. Soetrisnanto
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2877.949 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.48-51

Abstract

Operasi kristalisasi adalah salah satu bentuk operasi yang bertujuan untuk pemurnian dengan pengaturan kondisi oprasi yang baik selain akan didapatkan kualitas produk kristal dengan kemurnian tinggi juga dapat dioptimasikan kecepatan produksinya. Dalam prkateknya untuk mendapatkan produk kristal dengan kandungan impuritas yang tinggi diperlukan dua kali tahapan kristalisasi. hal ini sangat tidak efisien. Penelitian ini ditujukan un tuk mendapatkan informasi sampai seberapa jauh pengaruh derajat supersaturasi larutan induk terhadap kecepatan tumbuh kristal asam sitrat monohidrat, dan korelasi antara kecepatan tumbuh kristal dengan konsentrasi impuritas besi-Fe yang teinklusi didalam kristal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kristaliser fluidisasi dan metoda menumbuhkan seed kristal yang berukuran rata-rata 1,53 mm untuk berbagai macam derajat supersaturasi lautan dan konsentrasi impuritas Fe dalam larutan induk 100 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan tumbuh kristal asam sitrat mono hidrat berbanding lurus dengan derajat supersaturasi larutan menurut persamaan : RG = 3,144 AC + 0,0164 dan konsentrasi impuritas yang terkokristalisasi berbanding lurus dengan kecepatan tumbuh Kristal sesuai dengan persamaan : Cmp = 42,336 RG + 9,2285Kata kunci : asam sitrat; impuritas kristal; kristalisasi
OPTIMASI PROSES FERMENTASI DENGAN MEDIA PADAT DALAM PEMBUATAN SOYSAUCE POWDER DENGAN MENGGUNAKAN BIAKAN CAMPURAN MIKROBA NCS 54 HOE PADA KONDISI MESOFILIK R. P.D. Murwono; L. Buchori
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7092.905 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.74-80

Abstract

Soysauce powder dibuat pada kisaran suhu antara 25oC sampai dengan 30 oC atau yang disebut dengan kondisi mesofilik. Proses fermentasi dilakukan dengan mmedia padat sehingga proses proses fermentasi dapat berjalan pada kondisi aerob. Pada kondisi ini pertumbuhan biomassa dapat berjalan dengan baik. Pertumbuhan biomassa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sumber N yang terikat yang dihasilkan dari pupuk ZA, jumlah tepung ikan yang digunakan , sumber kalium serta pengayaan dari produk yang akan dihasilkan dengan iodium, Pembentukan asam amino esensial terjadi dalam cairan sel mikroorganisme. Media selektif yang digunakan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan pembentukan rasa dan bau dalam produk adalah bawang putih (garlic powder). Backing agent yang digunakan adalah permipan sebanyak 0,6% dari total campuran. Waktu fermentasi yang digunakan 3 hari. Produk dimurnikan dengan penyaringan dan dan dibuat dalam bentuk serbuk kering supaya awaet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kacang kedelai hitam ternyata lebih baik dibandingkan dengan kedelai putih. Kondisi yang paling baik dicapai pada penggunaan kedelai hitam sebanyak 70% dari total kedelai yang digunakan, tepung ikan sebanyak 50% dan tepung tapioka sebanyak 33% dari kedelai. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah asam amino yang dihasilkan. Kata kunci : soysauce powder; mikroba NCS 54 HOE; kondisi mesofilik
FENOMENA ADSORPSI-DESARPSI DIMETIL BENZEN PADA KARBON AKTIF DISERTAI REASI OKSIDASI DALAM SISTEM AQUEOUS suprapto suprapto
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5479.023 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.52-58

Abstract

Pengolahan pulutan organik sangat berbahaya sebagai gas buang industri (seperti dimetil benzen) sampai sekarang belum dikembangkan. Pada penelitian ini dicoba bentuk teknologi gabungan yang menerapkan teknologi adsorpsi dalam karbon aktif dan kemudian dilanjutkan dengan reaksi oksidasi dalam sistim aqueous. Pada penelitian ini, pengolahan dimetil benzen  dilakukan dengan cara oksidasimenggunakan ozon yang yang dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan proses fiksasi dimetil benzen dengan cara adsorpsi menggunakan padatan karbon aktif. Tahap kedua adalahdesorpsi dimetil benzen dari adsorben karbon aktif yang dilanjutkan dengan reaksi oksidasi dengan gas ozon dalam sistim aqueous; reaksi oksidasi dilakukan dalam reaktor berpengaduk mekanis terisi I liter air. Percobaan dilakukan dengan laju alir ozon 48,3 mmol/jam, suhu ambiant dan tekanan atmospherik putaran pengaduk 1500 rpm, dan metil benzen teradsorpsi maksimum dalam karbon aktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa reaksi oksidasi dimetil benzen merupakan reaksi cepat bila dibandingkan dengan tahap desorpsinya. Selanjutnya, hasil pengamatan dapat mengklarifikasi bahwa reaksi oksidasi dimetil benzen menggunakan ozon dalam dua tahap ini dibatasi oleh tahap desorpsi dimetil benzen terfiksasi dalam karbon aktif ke fasa cair.Kata kunci : adsorpsi-desopsi, oksidasi, karbon aktif, ozon, dimetil benzen, reaktor berpengaduk
A STUDY OF UNCOATED AND COATED UREA CRYSTALS DISSOLUTION IN STIRRED VESSEL M. H. Ismayanda; M. Zakaria
Reaktor Volume 08 No.2 Desember 2004
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3210.539 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.8.2.81-84

Abstract

An immersing and spray coating process has been developed for the continous production of tapioca starch and silica  coated urea. The coating thicness and quality of coated urea was produced in a laboratory-scale unit. The dissolution rates of urea uncoated and coated urea crystals were studied in a stirred vessel. Coated urea crystals genarally shows low dissolution rates compared to uncoated for all coating materials. The effect of coating was best with tapoca starch and silica  combination baked at 70oC. This cating material of tapioca starch coating urea the dissolution time was in the range of 300 to 360 second mass transfer coefficient in the range of between 3.63 x 10-6 to 2.91 x 10-3 cm 2/s. And for the silica coated urea coating material, the dissolution time was in the range of 300 to 380 second. mass coefficient in the ranger of 1.65 x 10-2 to 3.30 x 10-2 cm/s.and diffusion coefficient in the ranger of 3.57 x 10-6 to 3.30 x30 x 10-3 cm 2/s. The dissolution rangers from about 87% for a product containing 10.5 % tapioca starch to the dissolution range of about 85% for a product containing 9.5% silicaKeywords : urea crystals, Coating, dissolution, stirred vessel 

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2004 2004


Filter By Issues
All Issue Volume 25 No.2 August 2025 Volume 25 No.1 April 2025 Volume 24 No.3 December 2024 Volume 24 No.2 August 2024 Volume 24 No.1 April 2024 Volume 23 No.3 December 2023 Volume 23 No.2 August 2023 Volume 23 No.1 April 2023 Volume 22 No. 3 December 2022 Volume 22 No.2 August 2022 Volume 22 No. 1 April 2022 Volume 21 No.4 December 2021 Volume 21 No. 3 September 2021 Volume 21 No. 2 June 2021 Volume 21 No. 1 March 2021 Volume 20 No.4 December 2020 Volume 20 No.3 September 2020 Volume 20 No.2 June 2020 Volume 20 No.1 March 2020 Volume 19 No. 4 December 2019 Volume 19 No. 3 September 2019 Volume 19 No. 2 June 2019 Volume 19 No. 1 March 2019 Volume 18 No. 4 December 2018 Volume 18 No. 3 September 2018 Volume 18 No. 2 June 2018 Volume 18 No. 1 March 2018 Volume 17 No. 4 Desember 2017 Volume 17 No. 3 September 2017 Volume 17 No. 2 Juni 2017 Volume 17 No.1 Maret 2017 Volume 16 No.4 Desember 2016 Volume 16 No.3 September 2016 Volume 16 No. 2 Juni 2016 Volume 16 No.1 Maret 2016 Volume 15 No.4 Oktober 2015 Volume 15 No.3 April 2015 Volume 15, No.2, OKTOBER 2014 Volume 15, No.1, APRIL 2014 Volume 14, No. 4, OKTOBER 2013 Volume 14, No. 3, APRIL 2013 Volume 14, Nomor 2, Oktober 2012 Volume 14, Nomor 1, April 2012 Volume 13, Nomor 4, Desember 2011 Volume 13, Nomor 3, Juni 2011 Volume 13, Nomor 2, Desember 2010 Volume 13, Nomor 1, Juni 2010 Volume 12, Nomor 4, Desember 2009 Volume 12, Nomor 3, Juni 2009 Volume 12, Nomor 2, Desember 2008 Volume 12, Nomor 1, Juni 2008 Volume 11, Nomor 2, Desember 2007 Volume 11, Nomor 1, Juni 2007 Volume 10, Nomor 2, Desember 2006 Volume 10 No. 1 Juni 2006 Volume 09 No. 02 Desember 2005 Volume 09 No.1 Juni 2005 Volume 08 No.2 Desember 2004 Volume 08 No.1 Juni 2004 Volume 07 No.2 Desember 2003 Volume 07 No. 1 Juni 2003 Volume 6 No. 2 Desember 2002 Volume 6 No. 1 Juni 2002 Volume 5 No.2 Desember 2001 Volume 5 No. 1 Juni 2001 Volume 3 No.1 Desember 1999 More Issue