cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20893507     EISSN : 25500015     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Oseanografi Marina (BULOMA) adalah jurnal yang menginformasikan hasil penelitian dan telaah pustaka tentang aspek Oseanografi, Ilmu Kelautan, Biologi Laut, Geologi Laut, Dinamika Laut dan Samudera, Estuari, Kajian Enerji Alternatif, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam Pesisir, Laut dan Samudera.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina" : 15 Documents clear
Faktor Spasial, Ekologi, dan Sosial Ekonomi untuk Penilaian Kondisi Ekosistem Mangrove Studi Kasus: Segara Anakan Muhammad Faisal Rachmansyah; Rudhi Pribadi; Suyadi Suyadi
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.47793

Abstract

Mangrove merupakan ekosistem multifungsi yang menyediakan sumber daya dan berbagai jasa ekosistem yang sangat penting bagi kelangsungan mata pencaharian lokal dan ekonomi nasional. Semakin tingginya faktor antropogenik di ekosistem mangrove akhir-akhir ini, mengakibatkan kondisi lingkungan dan sumber daya sekain menurun. Hanya saja, faktor ini sering dikesampingkan dalam penilaian kesehatan ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan merumuskan kriteria yang tepat dan mudah diaplikasikan dalam menentukan kondisi kesehatan ekosistem mangrove dengan mempertimbangkan parameter yang terkait dalam penilian kondisi ekosistem mangrove diantaranya parameter spasial yang mencakup indeks mangrove dan perubahan garis pantai, parameter ekologi yang terdiri dari indeks kesehatan mangrove dan kelimpahan spesies mangrove serta paremeter sosial ekonomi yang mencakup tingkat partisipasi dan pengetahuan masyarakat, dengan mengambil studi kasus di Segara Anakan, Kabupaten Cilacap. Selanjutnya, penilaian kondisi mangrove dilakukan berdasarkan total skor yang diurutkan dari 1 sampai 3 yaitu. 1 (baik), 2 (sedang), 3 (buruk). Dengan demikian, ekosistem mangrove di Kawasan Segara Anakan dapat tergolong sedang. Penebangan liar adalah penyebab utama, jadi ada perlu adanya kebijakan yang jelas yang melibatkan pemerintah dan masyarakat. Ditambah juga melimpahnya spesies invasif seperti Derris dan Acanthus di sebelah barat serta masih rendahnya pengetahuan serta partisipasi masyarakat di Kawasan Segara Anakan. Hasil ini menunjukkan perlu adanya strategi yang terpadu untuk mencegah pembalakan liar, pengelolaan spesies invasif dan ekosistem mangrove.   Mangroves are multifunctional ecosystems that provide resources and various ecosystem services that are very important for the sustainability of local livelihoods and the national economy. The increasing number of anthropogenic factors in the mangrove ecosystem lately has resulted in declining environmental conditions and resources. However, this factor is often overlooked in the assessment of the health of the mangrove ecosystem. This study aims to formulate precise and easy-to-apply criteria in determining the health condition of the mangrove ecosystem by considering the parameters related to the assessment of the condition of the mangrove ecosystem, including spatial parameters including mangrove index and shoreline change, ecological parameters consisting of mangrove health index and abundance of mangrove species. and socio-economic parameters that include the level of community participation and knowledge, taking a case study in Segara Anakan, Cilacap Regency. Furthermore, the assessment of the condition of the mangroves was carried out based on the total score which was ordered from 1 to 3 viz. 1 (good), 2 (moderate), 3 (bad). Thus, the mangrove ecosystem in the Segara Anakan area can be classified as moderate. Illegal logging is the main cause, so there needs to be a clear policy that involves the government and the community. In addition, the abundance of invasive species such as Derris and Acanthus in the west and the lack of knowledge and community participation in the Segara Anakan area. These results indicate the need for an integrated strategy to prevent illegal logging, management of invasive species and mangrove ecosystems.
Pengolahan Data Arus Laut menggunakan Bahasa Program R Diah Pitaloka; Onie Wiwid Jayanthi; Ary Giri Dwi Kartika; Ashari Wicaksono; Muh. Syaifullah; Irsyadatul Fikriah
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.49511

Abstract

Penggunaan bahasa pemrograman merupakan salah satu dari penerapan kemudahan teknologi, melalui pemrosesan, pengolah, serta analisis data ,berupa output data yang jelas dan akurat secara cepat dan relevan. Bahasa program R dinilai cukup baik sebagai alat simulasi model, baik melalui kemampuan kalkulasi dan manipulasi data, maupun pada kemampuan peragaan grafik dan visualisasi data. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui tahapan pengolahan data arus menggunakan bahasa program R. Keunggulan bahasa pemrograman tersebut ialah bersifat open source dan dapat digunakan untuk mengolah big data. Pengambilan data arus menggunakan instrumen Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) dilakukan secara insitu menggunakan metode eulerian. Perekaman data dilakukan selama 3 hari di kawasan Perairan Pademawu, Pamekasan, Madura. Data diolah menggunakan bahasa pemrograman R versi 4.1.2. dengan memanfaatkan software R-Studio.  Pengolahan data tersebut akan menghasilkan grafik dan stick plot arah dan kecepatan komponen arus U (Timur-Barat) dan V (Selatan-Utara). Visualisasi tersebut menginterpretasikan karakteristik arus di lokasi penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini ialah tahapan pengolahan data arus menggunakan bahasa program R diantaranya yaitu pre-pengolahan data, pengolahan data, dan post-pengolahan data. Pada tahapan post-processing data, dihasilkan 442 records dan 21 variable dataset sebagai bahan visualisasi stick plot dan grafik garis U-V yang dapat menginterpretasikan karakteristik arus laut di kawasan penelitian.   Using a programming language is one of the applications of technological convenience, through data processing, processing, and analysis, in the form of clear and accurate data output that is fast and relevant. The R programming language is considered quite good as a model simulation tool, both through its calculation and data manipulation capabilities, as well as in its graphical display capabilities and data visualization. The aim of this research is to know the stages of data processing using the R programming language. The advantage of this programming language is that it is open-source and can be used to process big data. Current data collection using the Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) instrument was carried out in situ using the Eulerian method. Data recording was carried out for 3 days in the Pademawu Waters, Pamekasan, Madura. Data is processed using the R programming language version 4.1.2. it is using R-Studio software. Processing the data will produce graphs and stick plots of the direction and velocity of the U (East-West) and V (South-North) current components. The visualization interprets the characteristics of the currents at the research location. This study concludes that the stages of processing data flow using the R programming language include data pre-processing, data processing, and post-data processing. At the data post-processing stage, 442 records and 21 dataset variables were produced as visualization materials for stick plots and U - V line graphs that can interpret the characteristics of ocean currents in the research area.
Kelimpahan, Keanekaragaman dan Distribusi Ikan Karang dan Megabentos serta hubungannya dengan kondisi Terumbu Karang dan kualitas Perairan di Gosong Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu Indah Riyantini; Syawaludin A. Harahap; Alyssa N. Kostaman; Putri A. Aufaadhiyaa; Yuniarti MS; Sheila Zallesa; Ibnu Faizal
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.48793

Abstract

Biota yang berasosiasi dengan ekosistem terumbu karang cukup banyak, beberapa diantaranya yaitu ikan karang dan megabentos. Riset ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tutupan terumbu karang dan bagaimana hubungannya dengan distribusi ikan karang, megabentos serta  kualitas perairan di Perairan Gosong Pramuka Kepulauan Seribu. Pengambilan data ikan karang menggunakan metode UVC, megabentos menggunakan metode Belt Transek dan pengambilan data terumbu karang menggunakan metode LIT. Data diambil pada 2 stasiun yang berlokasi pada wilayah terumbu karang alami dan wilayah yang terdapat media transplantasi karang dengan tiga kedalaman yaitu 3 m, 5 m, dan 7 m. Tutupan terumbu karang di Perairan Gosong Pramuka tergolong kriteria sedang. Kelimpahan ikan karang dan megabentos di kedalaman 3 m lebih tinggi daripada kedalaman lainnya dan memiliki nilai indeks keanekaragaman sedang. Hubungan ikan karang dengan terumbu karang pada riset ini menunjukan hubungan positif namun bernilai rendah yang artinya hubungan lemah, sedangkan hubungan megabentos dengan kualitas perairan di Gosong Pramuka memiliki nilai yang bervariasi yaitu terdapat hubungan positif kuat dan juga lemah.    Abundance, Diversity and Distribution of Coral Fish and Megabentos and their relationship to the condition of coral reefs and the quality of waters in Gosong Pramuka, Thousand Islands National Park There are quite a lot of biota associated with coral reef ecosystems, some of which are coral fish and megabentos.  This research aims to determine coral reef cover conditions, determine the distribution index of coral fish and megabentos and obtain a relationship between coral fish and coral reef conditions and megabentos with water quality in the Gosong Pramuka Waters of the Thousand Islands.  Pengambilan data coral fish using UVC method, megabentos using Belt Transek method and coral reef data retrieval using LIT method.  The data were taken at 2 stations located in natural coral reef areas and areas where there is a transplane media with three depths, namely 3 m, 5 m, and 7 m. Coral reef cover in Gosong Pramuka Waters is classified as a medium criterion. The abundance of reef fish and megabentos at a depth of 3 m is higher than other depths and has a moderate diversity index value. The relationship between coral fish and coral reefs in this study shows a positive but low-value relationship, which means a weak relationship, while the relationship between megabentos and the quality of waters in Gosong Pramuka has a varied value, namely there is a strong and also weak positive relationship.
Identifikasi Sampah Laut pada Ekosistem Mangrove di Batukaras Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Yuniarti MS; Yuli Andriani; Nanda Radhitia Prasetiawan; Ibnu Faizal; Liana Chusnul Chotimah
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.49631

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pangandaran yaitu di Batukaras, pada bulan Maret – April 2022. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi sampah laut apa saja yang dapat terperangkap pada akar mangrove Avicennia, komposisi sampah laut apa saja yang masih dapat berpindah setelah masuk ke ekosistem Mangrove dan kemampuan akar mangrove Avicennia dalam memerangkap sampah laut. Metode yang digunakan yaitu metode Transek garis atau Line Transect. Hasil yang diperoleh dari riset ini yaitu sampah laut yang ditemukan terdiri dari 11 jenis sampah dengan 3 kategori, yaitu kategori plastik dan karet, kaca, serta pakaian dan turunannya. Jumlah total sampah yang ditemukan sebanyak 203 potongan sampah dengan berat 1986 g. Kepadatan sampah yang ditemukan yaitu 8,24 potongan/m2, dominan sampah laut yang ditemukan yaitu kategori plastik dan karet. Komposisi sampah laut yang terperangkap dan berpindah secara keseluruhan berjumlah 203 potongan sampah, sebanyak 31,03% merupakan  sampah laut yang terperangkap pada akar mangrove Avicennia dan sisanya 68,97% merupakan sampah yang dapat berpindah. Karakteristik sampah yang terperangkap pada akar mangrove Avicennia didominasi oleh kategori plastik dan karet dengan ukuran yang panjang. Hubungan keterperangkapan sampah laut pada akar mangrove Avicennia setelah dilakukan analisis korelasi, hasil yang diperoleh yaitu r = 0,6892, maka hubungan tersebut termasuk kedalam kategori kuat. Jadi semakin padat akar mangrove maka kepadatan sampah yang diperoleh akan meningkat, kemampuan akar dalam memerangkap sampah pun akan semakin baik.   This research was conducted in Pangandaran Regency, namely in Batukaras, from March to April 2022. The research aims to determine the composition of marine debris that can be trapped in the roots of the Avicennia mangroves, the composition of marine debris that can still move after entering the mangrove ecosystem, and the ability of Avicennia mangrove roots in trapping marine debris. The method used is the Line Transect method. The results obtained from this research were that the marine debris found consisted of 11 types of waste with 3 categories, namely plastic and rubber, glass, and clothing, and their derivatives. The total amount of waste found was 203 pieces of waste weighing 1986 g. The density of the waste found was 8,24 pieces/m2, and the dominant marine debris found was the category of plastic and rubber. The total composition of trapped and displaced marine debris is 203 pieces of waste, 31,03% of which is marine debris trapped in the roots of the Avicennia mangroves and the remaining 68,97% is a movable waste. Trash characteristics trapped in Avicennia mangrove roots are dominated by plastic and rubber categories with long sizes. The correlation between marine debris entrapment in Avicennia mangrove roots after correlation analysis was carried out, the results obtained were r = 0,6892, so the relationship was included in the strong category. So the denser the mangrove roots, the density of the waste obtained will increase, and the ability of the roots to trap garbage will be even better.
Potensi Muck Dive di Perairan Kecamatan Buleleng Bali I Nyoman Dodik Prasetia; Gede Iwan Setiabudi; Kadek Lila Antara; Jasmine Masyitha Amelia; Gressty Sari Br Sitepu; Made Dwipa Kusuma Maharani; Dewi Wulandari; I Nyoman Suardana
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.50061

Abstract

Kawasan Pesisir  Kecamatan Buleleng terdiri dari Pantai Desa Kalibukbuk, Anturan, Tukad Mungga, Pemaron, Baktiseraga, Banyuasri, Kaliuntu, Kampung Anyar, Kampung Bugis, Kampung Baru, Banyuning, dan Penarukan merupakan kawasan perairan yang berada di pusat Kabupaten Buleleng.  Perairan Kecamatan Buleleng memiliki karakteristik subsrat perairan berupa hamparan terumbu karang, patahan karang, pasir yang didominasi oleh pasir hitam, dan berlumpur.  Kondisi subsrat memiliki potensi pengembangan wisata muck dive sebagai alternatif wisata bahari yang berkelanjutan.  Muck dive merupakan jenis penyelaman yang dilakukan di subsrat berlumpur dengan berfokus untuk menemukan jenis langka dan samar yang jarang ditemukan di terumbu karang.  Penelitian bertujuan mengetahui potensi muck dive dengan memperkuat data identifikasi jenis, kelimpahan dan keanekaragaman organisme yang dapat dijadikan sebagai ikon obyek wisata selam.  Peneltian menggunakan metode underwater visual sensus dengan mengikuti line transect. Penelitian menunjukkan Perairan Kecamatan Buleleng memiliki potensi pengembangan wisata muck dive dengan karakteristik di setiap perairan desa yang beragam berdasarkan tipe subsrat perairan.  Kelimpahan dan keanekaragaman jenis organisme sebagai obyek muck dive tertinggi terdapat di Pantai Desa Baktiseraga, Banyuasri, dan Kaliuntu, sedangkan terendah di Desa Kampung Anyar, Kampung Bugis, Kampung Baru, Banyuning, dan Penarukan. Potensi wisata muck dive layak dikembangkan sebagai alternatif  wisata bahari yang dikelola secara berkelanjutan.   The coastal area of Buleleng districts consists of Kalibukbuk, Anturan, Tukad Mungga, Pemaron, Baktiseraga, Banyuasri, Kaliuntu, Kampung Anyar, Kampung Bugis, Kampung Baru, Banyuning, and Penarukan are water areas located in the center of Buleleng Regency. The Buleleng districts water have the characteristics of the water substrate in the form of coral reefs, coral fractures, sand dominated by black sand, and muddy. Substrate conditions have the potential to increase muck dive tourism as an alternative to sustainable marine tourism. Muck dive is a type of diving that is carried out in muddy substrates with a focus on finding rare and rare species that are rarely found in coral reefs. This study aims to determine the potential of muck dive by strengthening the identification data of species, abundance and diversity of organisms that can be used as icons of diving tourism objects. The research uses the underwater visual census method by following the line transect.The research shows that the Buleleng districts waters have the potential to develop muck dive tourism with different characteristics in each village waters based on the type of substrate. The highest abundance and diversity of organisms as muck dive objects was found in Baktiseraga, Banyuasri, and Kaliuntu Beaches, while the lowest was in Kampung Anyar, Bugis, Kampung Baru, Banyuning, and Penarukan villages. This potential to be the one of alternative for marine tourism which is must managed sustainably.
Studi Karakteristik Sedimen Dasar Perairan Tanjung Pasir Banten menggunakan Metode Gradistat Reno Arief Rachman; Haryo Dwito Armono; Mardi Wibowo; Dinar Catur Istiyanto
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.48287

Abstract

Program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) merupakan program strategis nasional untuk menangani permasalahan di Teluk Jakarta. Salah satu rencananya adalah dengan membangun waduk lepas pantai (WLP) di Perairan Tanjung Pasir, Banten. WLP selain berfungsi sebagai tanggul laut juga sebagai penyedia air baku. Dalam perencanaan WLP salah satu pertimbangan utama adalah permasalahan sedimentasi. Proses sedimentasi di perairan sangat terkait dengan karakteristik sedimen. Tujuannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran karakteristik sedimen dasar seperti kadar air, berat jenis, gradasi, tekstur sedimen, ukuran d50 butir sedimen dan analisis statistik sedimen dasar sehingga dapat mendukung rencana pembangunan WLP NCICD. Metode yang dipakai adalah pengambilan sampel sedimen di lapangan, pengujian sampel sedimen di laboratorium, analisis sedimen secara statistik dan analisis deskriptif karakteristik sedimen dasar menggunakan metode Gradistat. Berdasarkan hasil kajian diketahui nilai kadar air 39,657 % - 413,83 %, berat jenis 1,633 g/cm3 – 2,557 g/cm3, ukuran butir 0,085 mm – 2,0 mm, ukuran rerata butir 261,1 µm - 2657,5 µm, sortasi sedimen very poorly sorted (terpilah sangat buruk) dan poorly sorted (terpilah buruk), analisis statistik sedimen tipe very platykurtic, jenis lithologi didominasi oleh pasir, sedikit berukuran lanau dan pasir halus hingga pasir sedang. Sedimen dasar di perairan ini mempunyai daya dukung tanah yang baik untuk dibangun WLP.   The NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) is a national strategic program to deal with problems in Jakarta Bay. One of the plans is to build a sea dike (WLP) in Tanjung Pasir, Banten. In addition to functioning as a sea wall, WLP is also a raw water provider. In WLP planning, one of the primary considerations is the problem of sedimentation. The sedimentation process in the waters is closely related to the characteristics of the sediment. This study aimed to determine the distribution pattern of bottom sediment characteristics such as water content, specific gravity, gradation, sediment texture, d50 sediment grain size, and statistical analysis of bottom sediments to support the NCICD WLP development plan. The method used is taking sediment samples in the field, testing sediment samples in the laboratory, statistical analysis of sediments, and descriptive analysis of bottom sediment characteristics using the Gradistat method. Based on the results of the study, it is known that the water content is 39.657% - 413.83%, the specific gravity is 1.633 g/cm3 – 2.557 g/cm3, the grain size is 0.085 mm – 2.0 mm, the average grain size is 261.1 µm - 2657.5 µm, Sediment sorting is very poorly sorted and poorly sorted, statistical analysis is classified as very platykurtic type, lithology type dominated by sand, slightly silt, and fine sand to medium sand. The bottom sediments in these waters have good soil-carrying capacity for WLP construction.
Pola Persebaran Vertikal dan Horizontal Total Suspended Solid di Perairan Padelegan, Pamekasan Diah Ayu Setyawati; Nike Ika Nuzula; Onie Wiwid Jayanthi; Ary Giri Dwi Kartika; Eka Putri Rahayu
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.49510

Abstract

Perairan Padelegan terletak di Kecamatan Pademawu bagian selatan pesisir Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Daerah ini termasuk salah satu daerah yang memproduksi garam paling tinggi di Kabupaten Pamekasan. Kualitas perairan adalah aspek penting dalam menghasilkan garam dengan kualitas bagus. Salah satu parameter yang memengaruhi kualitas perairan yaitu Total Suspended Solid (TSS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran kadar TSS secara vertikal dan horizontal di perairan Padelegan. Pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sedangkan metode untuk analisa kandungan TSS yaitu metode gravimetri SNI 6989.3:2019, serta persebaran kandungan TSS secara vertikal dan horizontal menggunakan software Ocean Data View. Hasil penelitian menunjukan nilai TSS di permukaan perairan Padelegan berkisar antara 189-230 mg/L; pada kolom perairan sebesar 210-239 mg/L; dan pada dasar perairan sebesar 245-273 mg/L. Persebaran TSS secara vertikal menunjukan semakin meningkat  dari permukaan menuju dasar perairan. Sedangkan persebaran TSS secara horizontal menunjukkan tren yang semakin meningkat dari laut lepas menuju muara. Uji korelasi antara TSS dengan parameter kualitas air menggunakan RStudio menghasilkan nilai koefisien yaitu korelasi antara TSS dengan pH, suhu, salinitas, DO, dan kecerahan secara urut sebesar -0,32, 0,27, -0,42, -0,14, dan -0,44. Semakin rendah kadar TSS di perairan, maka menghasilkan garam yang lebih berkualitas. Kadar TSS yang tinggi pada perairan dapat meningkatkan nilai kekeruhan dan berpengaruh terhadap banyaknya pengotor yang terkandung pada garam.    The Padelegan waters are located in Pademawu District, in the southern part of the Pamekasan Regency, East Java. This area is one of the areas that produces the highest salt in Pamekasan Regency. Water quality is an important aspect in producing good quality salt. One of the parameters that affect water quality is Total Suspended Solid (TSS). This study aims to determine the distribution of TSS levels vertically and horizontally in Padelegan waters. In this study using purposive sampling method. While the method for analyzing TSS content is the gravimetric method SNI 6989.3: 2019, as well as the vertical and horizontal distribution of TSS content using Ocean Data View software. The results showed that the TSS values on the surface of the Padelegan waters ranged from 189-230 mg/L; in the water column of 210-239 mg/L; and at the bottom of the waters of 245-273 mg/L. The distribution of TSS vertically shows an increasing trend from the surface to the bottom of the waters. While the distribution of TSS horizontally shows an increasing trend from the high seas to the estuaries. The correlation test between TSS and water quality parameters using RStudio yielded coefficient values, namely the correlation between TSS and pH, temperature, salinity, DO, and brightness, respectively, -0.32, 0.27, -0.42, -0.14, and -0.44. The lower the TSS level in the waters, the higher quality salt will be produced. High TSS levels in waters can increase turbidity values and affect the amount of impurities contained in salt.
Identifikasi Molekuler Chlorella sorokiniana menggunakan Marka ITS dan 18S rDNA serta Produksi Karotenoid dengan Perlakuan Cahaya Muhammad Iskandar Zulkarnain; Hermin Pancasakti Kusumaningrum; Nurhayati Nurhayati; Agung Suprihadi; Muhammad Zainuri
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.46705

Abstract

Chlorella sorokiniana merupakan salah satu mikroalga penghasil astaxantin. Produksi astaxantin C. sorokiniana dapat meningkat pada kondisi kultur yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan identitas C. sorokiniana secara molekuler menggunakan ITS, dan 18S rDNA, serta untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi astaxantin C. sorokiniana berdasarkan perlakuan cahaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini meliputi kultivasi mikroalga C. sorokiniana, isolasi DNA, uji kuantitatif DNA, identifikasi molekuler melalui proses amplifikasi DNA dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) menggunakan marka molekuler ITS dan 18S rDNA, visualisasi hasil PCR dengan elektroforesis menggunakan GelDoc diikuti sekuensing DNA. Produksi astaxantin mikroalga C. sorokiniana dihitung selama 10 hari dibawah perlakuan cahaya matahari dan sinar UV. Identifikasi molekuler C. sorokiniana menggunakan ITS memperoleh dengan ukuran fragmen sebesar 500 pb, sedangkan fragmen 18S rDNA sebesar 600 pb. Pertumbuhan mikroalga C. sorokiniana kontrol pada hari ke-10 dengan kerapatan 15×106 sel/ml, sedangkan pada perlakuan cahaya matahari dan sinar UV pada hari ke-10 dengan kerapatan 38,45×106 sel/ml. Konsentrasi astaxantin yang dihasilkan mikroalga C. sorokiniana pada perlakuan kontrol mencapai tertinggi 0.3306 mg/mL dan pada perlakuan cahaya matahari dan sinar UV meningkat mencapai 0,3874 mg/mL.  Chlorella sorokiniana is one of the astaxanthin-producing microalgae. Astaxanthin production of C. sorokiniana can be increased under optimal culture conditions. This study aims to determine the molecular identity of C. sorokiniana using ITS and 18S rDNA, as well as to determine the growth and production of astaxanthin C. sorokiniana based light treatment. The methods used in this study included C. sorokiniana microalgae cultivation, DNA isolation, DNA quantitative testing, molecular identification through the process of DNA amplification with PCR (Polymerase Chain Reaction) using ITS and 18S rDNA molecular markers, visualization of PCR results by electrophoresis using GelDoc followed by sequencing DNA. The astaxanthin production of C. sorokiniana microalgae was calculated for 10 days under sunlight and UV light treatment. Molecular identification of C. sorokiniana using ITS obtained a fragment size of 500 bp, while the 18S rDNA fragment was 600 bp. The growth of C. sorokiniana microalgae was controlled on day 10 with a density of 15×106 cells/ml, whereas in the treatment of sunlight and UV light on day 10 with a density of 38,45×106 cells/ml. The concentration of astaxanthin produced by C. sorokiniana microalgae in the control treatment reached 0,3306 mg/mL and in the sunlight and UV light treatments it increased to 0,3874 mg/mL.
Analisis Spasial Dan Temporal Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Di Perairan Laut Sawu dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhinya Jumsar Jumsar; Max Rudolf Muskananfola; Anindya Wirasatriya
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.54021

Abstract

Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) merupakan salah satu sumber daya ikan pelagis yang melimpah di Laut Sawu. Dengan semakin meningkatnya permintaan pasar ekspor, perlu adanya peningkatan produksi tangkap ikan Cakalang agar optimal namun tetap lestari. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui kondisi lingkungan berupa parameter oseanografi antara lain klorofil-a dan suhu permukaan laut (SPL). Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis spasial dan temporal terhadap hasil tangkapan ikan Cakalang di Laut Sawu dan hubungannya dengan klorofil-a dan SPL. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan data klorofil-a dan SPL dari satelit dan data tangkapan Cakalang selama 2 tahun (2015-2016) di Laut Sawu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fishing ground ikan Cakalang terkonsentrasi di sebelah utara dan selatan Pulau Rote sampai Kupang yang menandakan belum optimalnya fishing ground Cakalang di Laut Sawu karena masih terkonsentrasi pada 2 area. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa catch per unit effort (CPUE) ikan Cakalang tinggi pada kondisi klorofil-a tinggi dan SPL rendah sebaliknya klorofil-a yang rendah dan SPL yang tinggi menyebabkan CPUE rendah. Secara temporal CPUE ikan Cakalang tinggi pada musim peralihan dan timur, puncaknya terjadi pada bulan Agustus karena proses upwelling yang menyebabkan naiknya klorofil-a dan turunnya SPL. Secara spasial klorofil-a tinggi dan SPL rendah terdapat di sebelah utara dan selatan Pulau Rote sampai Pulau Timor, sepanjang pantai utara Pulau Flores sampai Alor, dan sebelah selatan Pulau Sumba. Oleh karena itu perlu adanya eksplorasi daerah tangkapan baru di wilayah-wilayah tersebut untuk mengoptimalkan hasil tangkapan Cakalang di Laut Sawu.  Skipjak tuna is one of abundant pelagic fish resources in the Savu Sea. The increasing export demand of Skipjack tuna needs to optimize of Skipjack tuna production in sustainable catch. Understanding the environmental aspects such as chlorophyll-a and sea surface temperature (SST) is one of the key for increasing Skipjack tuna catches. This study aims to conduct spatio-temporal analysis of Skipjack tuna catches and its relation with chlorophyll-a and SST. We used satellite-based chlorophyll-a and SST data; and Skipjack tuna catches from 2015 to 2016 in the Savu Sea. The result shows that Skipjack tuna fishing ground is concentrated along the southern and northern parts of Rote Island to Kupang which indicates that the fishing ground has not been optimal yet since it is only concentrated in 2 locations. The correlation analysis shows that the high catch per unit effort (CPUE) of Skipjack tuna is high in the condition of high chlorophyll-a and SST and vice versa. Temporally, high CPUE occurs during transition season and southeast monsoon season and peak in August due to gthe upwelling process that increase chlorophyll-a and decrease SST. Spatially, high chlorophyll-a and low SST areas are located along the southern and northern parts of Rote Island to Timor Island, along the southern parts of Flores Island to Alor Island, and the southern part of Sumba Island. Therefore, it is needed to explore new fishing grounds at those locations to optimize Skipjack tuna catches in the Savu Sea
Distribusi Nitrogen Anorganik Terlarut di Perairan Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan R. Nandi Fausil Akbar; Ary Giri Dwi Kartika; Wiwid Sri Werdi Pratiwi; Makhfud Effendy
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i2.50156

Abstract

Perairan Padelegan merupakan wilayah perairan kompleks yang terdiri dari ekosistem mangrove, estuari, kegiatan akuakultur dan tambak garam. Kegiatan akuakultur dan produksi garam tersebut dapat mempengaruhi kualitas perairan dan kandungan nitrogen anorganik terlarut di perairan Padelegan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang distribusi nitrogen anorganik dan persen komposisinya pada setiap titik di perairan Padelegan. Pengambilan sampel air dilakukan di perairan Padelegan pada 9 titik. Konsentrasi nitrogen anorganik terlarut memiliki nilai tertinggi terletak di perairan peralihan di sebelah barat, dan konsentrasi terendah terdapat di laut lepas di sebelah tenggara. Persen komposisi distribusi nitrogen anorganik terlarut pada semua titik didominasi oleh kadar amonium (>80%) disusul oleh nitrat (<15%), dan nitrit (<1%). Hasil penelitian menunjukkan nitrogen anorganik terlarut tertinggi pada titik 4 sebesar 7,93 mg/L dan kandungan terendah pada titik 8 sebesar 6,432 mg/L. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan kadar amonium yang mendominasi dalam persen komposisi kandungan nitrogen anorganik terlarut, selanjutnya disusul oleh nitrat dan nitrit. Padelegan waters are complex waters that consist of mangrove, estuary, aquaculture and salt pond ecosystems. These aquaculture and salt production activities can affect the quality of the waters and the content of dissolved inorganic nitrogen in Padelegan waters. This study aims to examine the disorder of inorganic nitrogen and the percent composition at each point in Padelegan waters . Water sampling is carried out in Padelegan waters at 9 points. The highest value of dissolved inorganic nitrogen concentration is located in transitional waters to the west, and the lowest concentration is found in offshore waters to the southeast. Percent of the composition of dissolved inorganic nitrogen distribution at all points is dominated by ammonium content ( >80%) followed by nitrate ( <15% ), and nitrite ( <1%). The results showed the highest dissolved inorganic nitrogen at point 4 was 7.93 mg/L and the lowest content at point 8 was 6.432 mg/L. Based on these results, it puts ammonium levels dominating in percent composition of dissolved inorganic nitrogen content, its cells are overtaken by nitrates and nitrites.

Page 1 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 3 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 2 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 1 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 3 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 2 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 3 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 1 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 2 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 4 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 3 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 2 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina More Issue