cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kandai
ISSN : 1907204X     EISSN : 25275968     DOI : -
Kandai was first published in 2005. The name of Kandai had undergone the following changes: Kandai Majalah Illmiah Bahasa dan Sastra (2005) and Kandai Jurnal Bahasa dan Sastra (2010). Since the name of journal should refer to the name that was registered on official document SK ISSN, in 2016 Kandai started publish issues with the name of Kandai (refer to SK ISSN No. 0004.091/JI.3.02/SK.ISSN/2006 dated February 7th, 2006, stating that ISSN 1907-204X printed version uses the (only) name of KANDAI). In 2017, Kandai has started to publish in electronic version under the name of Kandai, e-ISSN 2527-5968.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2016): Kandai" : 13 Documents clear
KOHESI GRAMATIKAL DALAM RAGAM BAHASA PERUNDANGUNDANGAN Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.088 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.72

Abstract

Jenis dan bentuk kohesi dalam bahasa Indonesia sangat banyak, tetapi dalam bahasa perundang-undangan kohesi yang digunakan hanya terbatas pada beberapa jenis dan bentuk tertentu. Karena belum ada yang membahas masalah itu, artikel ini akan mengupas kohesi gramatikal dalam ragam bahasa perundang-undangan. Tujuannya adalah mendeskripsikan jenis dan wujud kohesi dalam bahasa perundang-undangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif inferensial yang bukan hanya memaparkan bentuk dan ciri kohesi gramatikal. dalam bahasa perundang-undangan melainkan juga menganalisisnya. Hasilnya diketahu bahwa kohesi gramatikal dalam bahasa perundangundangan sedikit berbeda denga ragam bahasa yang lain, terutama dalam hal pengacuan. Pengacuan yang bersifat anaforis lebih dominan daripada pengacuan yang bersifat kataforis, baik pengacuan yang berupa pronomina persona terikat (klitik -nya), pemarkah takrif (dimaksud, tersebut, dan ini), maupun penyulihan atau substitusi (dia atau ia). Frasa sebagaimana dimaksud dalam digunakan untuk mengacu frasa nominal, klausa, atau kalimat yang berbentuk pasal, sedangkan frasa sebagaimana dimaksud pada digunakan untuk mengacu frasa nominal, klausa, atau kalimat yang berbentuk ayat.
PERJUANGAN PROTAGONIS PEREMPUAN JAWA UNTUK MENCAPAI KEBEBASAN EKSISTENSIAL DALAM NOVEL DURGA UMAYI KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA Ratna Asmarani
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.096 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.78

Abstract

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji perjuangan protagonis perempuan Jawa untuk mencapai kebebasan eksistensial dalam novel Durga Umayi karya Y.B. Mangunwijaya. Permasalahan yang diangkat adalah tentang kesadaran protagonis perempuan Jawa tersebut tentang tubuhnya dan kesadaran protagonis perempuan Jawa tersebut terkait lecut balik eksistensial yang menghadangnya. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan analisis konstekstual yang menggunakan teori bantu feminisme, eksistensialisme, dan lecut balik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protagonis perempuan Jawa berhasil membalikkan keberadaan ketubuhannya yang terliyankan menjadi keberadaan ketubuhan yang menjadi subjek. Protagonis perempuan Jawa juga berhasil menyiasati secara cerdik lecut balik eksistensial yang menghadang pemikiran dan realisasi pemikirannya tersebut. Namun, di balik kesuksesan eksistensial tersebut, protagonis perempuan Jawa tersebut tetap mengalami lecut balik eksistensial internal serta diombang-ambingkan oleh konsekuensi dari pilihannya untuk mengubah tubuhnya secara total.
KAJIAN DIALEK SOSIAL FONOLOGI BAHASA INDONESIA Maulid Taembo
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.087 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.68

Abstract

Tulisan ini merupakan kajian dialek sosial fonologi bahasa Indonesia, yang bertujuan mendeskripsikan variasi fonologis berdasarkan variabel etnik dan gender, serta mendeskripsikan variabel sosial yang paling dominan yang menyebabkan terjadinya variasi tersebut. Penelitian ini difokuskan pada variasi fonologis dari enam fonem dalam bahasa Indonesia, yaitu /f/, /v/, /h/, /z/, /k/, dan /u/. Data penelitian diperoleh dari 4 informan etnik Lombok, 4 informan etnik Muna, dan 4 informan etnik Medan. Informan dari setiap etnik terdiri atas dua laki-laki dan dua perempuan. Data dianalisis melalui metode reading passage style: read aloud, dan the observer’s paradox. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif melalui metode padan. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1)etnik Lombok lebih dominan dalam menimbulkan variasi pelafalan fonem /f/, /v/, dan/h/ dibandingkan dengan etnik Muna dan Medan yang cenderung mempertahankan ketiga bunyi asli fonem tersebut; (2) etnik Lombok dan Medan lebih dominan dalam menimbulkan variasi pelafalan fonem /k/ dan /u/ dibanding dengan etnik Muna; (3) etnik Lombok dan Muna lebih dominan menimbulkan variasi pelafalan fonem /z/ dibandingkan dengan etnik Medan; (4) laki-laki lebih dominan menimbulkan variasi pelafalan fonem-fonem dibandingkan dengan perempuan; dan (5) posisi fonem, yaitu di awal, tengah, dan akhir kata sangat memengaruhi variasi pelafalan fonem.
OKA RUSMINI MENGKRITIK TRADISI BALI DALAM NOVEL: TARIAN BUMI, KENANGA, DAN TEMPURUNG Sastri Sunarti
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.112 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.74

Abstract

Novel Oka Rusmini yang berjudul Tarian Bumi (2000), Kenanga (2003), dan Tempurung (2010) adalah tiga karya yang memiliki tema sentral penggugatan terhadap budaya Bali tradisional, khususnya dominasi patriarki dalam keluarga Bali. Ketiga novel ini menampilkan tokoh utama perempuan sebagai subordinat dalam budaya Bali tradisional. Penggugatan tersebut disampaikan dalam bentuk naratif dan dialogis dengan membicarakan identitas, realitas, dan  posisi perempuan dalam struktur masyarakat Bali. Ketiga novel ini akan dibahas dengan wacana feminisme kultural yang fokus pada isu-isu kesetaraan hak antara lelaki dan perempuan dalam bingkai budaya dan analisis wacana. Berdasarkan hasil pembacaan kritis dengan pendekatan feminisme cultural tersebut diperoleh kesimpulan bahwa perempuan Bali melalui tokoh utama dalam ketiga novel tersebut berupaya melakukan resistensi terhadap dominasi patriarki yang berlaku terhadap diri mereka.
PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA ABUN Antonius Maturbongs
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.116 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.69

Abstract

Bahasa Abun merupakan salah satu bahasa di Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat, yang jumlah penuturnya termasuk kategori sedang. Penelitian ini menjelaskan dan mendeskripsikan peran semantis verba bahasa Abun (BA), yakni peran semantis verba keadaan dalam BA, peran semantis verba tindakan dalam BA, dan peran semantis verba proses dalam BA. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa peran semantis verba keadaan dalam BA memiliki kecenderungan menonjolkan keadaan fisik, keadaan pikiran. Peran semantis verba tindakan dalam BA merupakan representasi makna alamiah perbuatan, terjadi, dan perpindahan/pergerakan. Peran semantis verba proses dalam BA memiliki keteraturan pergerakan maupun keteraturan peristiwa. Peran semantis verba keadaan, verba tindakan, dan verba proses memperlihatkan implikasi yang menarik yaitu adanya korelasi antara valensi verba keadaan, tindakan, dan proses yang inheren terutama pada eksponen pertama. 
WARNA LOKAL DAN REPRESENTASI BUDAYA BUGIS-MAKASSAR DALAM CERPEN “PEMBUNUH PARAKANG”: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NFN Uniawati
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.088 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.75

Abstract

Tulisan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap cerpen Pembunuh Parakang (PP) sekaligus upaya untuk mengkaji dan menjawab permasalahan tentang bagaimana fungsi dan peran warna lokal di dalamnya serta relevansinya dengan penguatan identitas masyarakat Bugis-Makassar. Data yang digunakan adalah teks cerpen PP karya Khrisna Pabichara yang bersumber dari antologi cerpen Kolecer dan Hari Raya Hantu. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pembacaan secara cermat dan pencatatan bagian-bagian yang menunjukkan warna lokal. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan berlandaskan pada teori sosiologi sastra. Hasil analisis menunjukkan bahwa cerpen PP hadir dalam balutan warna lokal yang sangat kental. Cerpen ini merupakan internalisasi tradisi dan mitos dalam budaya masyarakat BugisMakassar. Parakang sebagai produk budaya masa lampa, di satu sisi dipandang sebagai mitos belaka, tetapi di sisi lain masih tetap mengemuka pada era modernitas saat ini dan dipercaya oleh masyarakat pendukungnya.
Lembar Abstrak Bahasa Indonesia Admin Kandai
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.464 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.665

Abstract

STRATEGI PERMINTAAN DALAM BAHASA BANJAR: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA NFN Jahdiah
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.075 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.70

Abstract

Penelitian ini membahas strategi permintaan  dalam bahasa Banjar dikaitkan dengan skala kesantunan yang dikemukan oleh Robin Lakoff. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif. Untuk mencapai deskripsi yang kualitatif, penelitian ini menerapkan tiga tahapan, yaitu: 1) tahap penyedian data, 2) tahap analisis data, dan 3) tahap penyajian hasil analisis data. Data penelitian meliputi berbagai macam tuturan dalam berbagai situasi komunikasi sosial di lingkungan keluarga Banjar, baik ketika anggota keluarga berinteraksi dalam keluarga, maupun dengan orang lain di tempat umum. Hasil kajian menunjukkan ada  delapan strategi tuturan permintaan  yang terdapat dalam bahasa Banjar, yaitu  meminta, bertanya, menyapa, memberi informasi, saran, menawarkan, mengutip, dan menyindir. Masing-masing strategi tersebut menerapkan skala kesantunan yang dikemukan oleh Robin Lakoff.
REKONSTRUKSI IMPRESIF RITUAL MOSEHE WONUA DALAM RITUS KONAWE Heksa Biopsi Puji Hastuti
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.128 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.76

Abstract

Ritual Mosehe Wonua yang menjadi khazanah budaya suku Tolaki ditangkap oleh penyair, Iwan Konawe, sebagai data dalam rangkaian kreativitas yang tertuang di dalam buku kumpulan puisi Ritus Konawe. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana ritual Mosehe Wonua direkonstruksikan dalam Ritus Konawe? Data  berupa empat puisi dalam buku Ritus Konawe yang dinilai bermuatan ritual Mosehe Wonua, yaitu Ritus Mosehe, Ritus Mosehe Ritus Tolaki, Pada Desa yang Berkabung, dan Ritus Konawe. Keempat puisi data dianalisis degan menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan antropologi sastra. Dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa ritual Mosehe Wonua direkonstruksikan dalam Ritus Konawe dengan meramu informasi terkait 5w-1h (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana), yang di dalamnya direkonstruksikan pula aspekbenda-benda dan alat upacara yang menjadi persyaratan dilaksanakannya ritual Mosehe Wonua (terbagi atas kategori kurban dan benda/alat). Melalui rekonstruksi literer, penyair merekonstruksikan Mosehe Wonua dalam puisinya dengan memanfaatkan struktur puisi yang meliputi  perwajahan puisi, diksi, pengimajian, kata konkret, majas, dan  verifikasi.
Lembar Abstrak Bahasa Inggris Admin Kandai
Kandai Vol 12, No 1 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.992 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i1.666

Abstract

Page 1 of 2 | Total Record : 13