cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124920     EISSN : 27755614     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 6 (2022): MKMI" : 10 Documents clear
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Cimekar Kabupaten Bandung Lulu Sanofarizka; Mohammad Zen Rahfiludin; Siti Fatimah
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.387-393

Abstract

Latar belakang: Berdasarkan data profil kesehatan Kabupatan Bandung diketahui cakupan ASI eksklusif pada bayi < 6 bulan telah mencapai angka 63,84% sedangkan di Kecamatan Cileunyi baru mencapai 55,54%. Angka ini masih jauh dari target capaian ASI eksklusif di Indonesia berdasarkan PP nomor 33 tahun 2012 pasal 6 adalah 100%. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.Metode: Observasional analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 68 ibu dengan bayi usia 6-12 bulan yang bertempat tinggal di Desa Cimekar dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengetahui karakteristik sampel (pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan sikap ibu), dukungan keluarga, dan tenaga kesehatan..Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan pemberian ASI eksklusif sebanyak 22,1% dan sebagian besar responden tidak bekerja (95,6%). Pendidikan lanjut (70,6%), pengetahuan baik (61,8%), sikap baik (63,2%). Dukungan keluarga baik (79,4%) dan dukungan tenaga kesehatan baik (60,3%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarg dengan pemberian ASI eksklusif (p > 0,05). Sedangkan dukungan tenaga kesehatan berhubungan secara bermakna dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,018) dan keeratan hubungan rendah (CC=0,276).Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI secara eksklusif hanya dukungan tenaga kesehatan.Kata kunci: pekerjaan; pendidikan; pengetahuan; sikap; ASI eksklusifABSTRACTTitle: Factors Associated with Exclusive Breastfeeding in Cimekar Village, Bandung RegencyBackground: Based on the health profile data of Bandung Regency, it is known that the coverage of exclusive breastfeeding for infants < 6 months has reached 63.84% while in the Cileunyi District it has only reached 55.54%. This figure is still far from the achievement target of exclusive breastfeeding in Indonesia based on PP no. 33 of 2012 article 6 is 100%. Many factors can affect exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to analyze the factors associated with exclusive breastfeeding in Cimekar Village, Cileunyi District, Bandung Regency.Method: Analytical observation with cross-sectional design. The number of samples was 68 mothers with babies aged 6-12 months who lived in Cimekar Village using a simple random sampling technique. The research instrument used a structured questionnaire to determine the characteristics of the sample (occupation, education, knowledge, and attitudes of the mother), family support, and health workers.Results: The results of this study showed that exclusive breastfeeding was 22.1% and most of the respondents did not work (95.6%). Further education (70.6%), good knowledge (61.8%), good attitude (63.2%). Good family support (79.4%) and good health worker support (60.3%). There was no significant relationship between work, education, knowledge, attitudes, and family support with exclusive breastfeeding (p > 0.05). Meanwhile, the support of health workers was significantly related to exclusive breastfeeding (p=0.018) and the closeness of the relationship was low (CC=0.276).Conclusion: The only factor related to exclusive breastfeeding is the support of health workers.Keywords: occupation; education; knowledge; attitude; exclusive breastfeeding
Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik Remaja selama Transisi Pandemi Covid-19 di Kota Denpasar I Desak Ketut Dewi Satiawati Kurnianingsih; Ni Made Padma Batiari; Ni Kadek Rika Oktaviani
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.424-432

Abstract

Latar belakang: Usia remaja mengalami banyak pekembangan terutama pada preferensi makanan, kebiasaan makanan termasuk aktivitas fisik yang dapat berubah dalam berbagai kondisi termasuk saat transisi pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebiasaan makan serta aktivitas fisik remaja sekolah selama transisi pandemi COVID-19 serta mengukur hubungan antara metode belajar di sekolah dan karakteristik sosiodemografi remaja dengan kebiasaan makan dan aktivitas fisik. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional yang dilakukan di Kota Denpasar dengan sampel sebanyak 120 remaja usia 10-21 tahun. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai kebiasaan makan yang diadopsi dari kuesioner Adolescent Food Habits Checklist (AFHC) dan pertanyaan mengenai aktivitas fisik yang diadopsi dari kuesioner PAL (Physical Activity Level). Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada remaja antara lain adalah umur (OR=7,57; p<0,05), jenis kelamin (OR=0,39; p<0,05), pendapatan orang tua (OR= 1,83; p<0,05) dan metode belajar disekolah (OR=2,71; p<0,05), sedangkan faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada remaja antara lain adalah jenis kelamin (OR=5,2 ; p<0,05), pendapatan orang tua (OR=5,5; p<0,05) dan metode belajar di sekolah (OR=0,9; p<0,05). Dari sebaran status gizi responden diketahui responden dengan status gizi underweight (berat badan kurang) memiliki persentase cukup tinggi yaitu sebesar 42,50%, diikuti dengan status gizi overweight (kelebihan berat badan dengan risiko) sebesar 8,33% dan Obesitas II sebanyak 3,33%. Lebih lanjut analisis dengan skoring AFHC diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan makan yang buruk (60%) serta lebih banyak melakukan aktivitas fisik yang pasif seperti seperti tidur-tiduran, duduk, mengetik/menulis maupun aktivitas pasif lainnya.Simpulan: Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada remaja antara lain umur, jenis kelamin, pendapatan orangtua, dan metode belajar di sekolah sedangkan faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada remaja antara lain jenis kelamin, pendapatan orangtua, dan metode belajar di sekolah.Kata kunci: pandemi COVID-19, kebiasaan makan, aktivitas fisik, status gizi remajaABSTRACT Title: Factors Affecting Adolescent Eating Habits and Physical Activity during the Covid-19 Pandemic Transition in the City of DenpasarBackground: Adolescents experience many developments, especially in food preferences, food habits including physical activity which can change under various conditions, including during the transition to the COVID-19 pandemic. This study aims to determine the eating habits and physical activity of school adolescents during the COVID-19 pandemic transition and to measure the relationship between learning methods at school and the sociodemographic characteristics of adolescents with eating habits and physical activity.Method: This research is a quantitative study with a cross sectional research design conducted in Denpasar with a sample of 120 adolescents aged 10-21 years. The research instrument used a questionnaire containing questions about eating habits adopted from the Adolescent Food Habits Checklist (AFHC) questionnaire and questions about physical activity adopted from the PAL (Physical Activity Level) questionnaire.Result: The results of this study indicate that the factors that influence eating habits in adolescents include age (OR=7.57; p<0.05), gender (OR=0.39; p<0.05), parental income (OR = 1.83; p<0.05) and learning methods at school (OR=2.71; p<0.05), while the factors that influence physical activity in adolescents include gender (OR=5.2; p <0.05), parents' income (OR=5.5; p<0.05) and learning methods at school (OR=0.9; p<0.05). From the distribution of the nutritional status of respondents, it is known that respondents with underweight nutritional status (underweight) have a fairly high percentage of 42.50%, followed by overweight nutritional status (overweight with risk) of 8.33% and Obesity II as much as 3. 33%. Further analysis with AFHC scoring revealed that most respondents have bad eating habits (60%) and do more passive physical activities such as sleeping, sitting, typing/writing or other passive activities.Conclusion: Factors that influence eating habit in adolescents include age, gender, parental income, and learning method at school; while factors that influence physical activity in adolescents include gender, parental income, and learning method at school.Keywords: COVID-19 pandemic; food habit; physical activity; adolescents nutrition status
Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja SDM di UPTD Puskesmas Tawangrejo Henrico Roberta Veonardo; Retno Widiarini; Karina Nur Ramadhanintyas
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.394-398

Abstract

Latar belakang: Telah terjadi penurunan nilai SKP di UPTD Puskesmas Tawangrejo pada tahun 2017 (1,021%) dan 2019 (2,68%). Hasil survei pendahuluan yang dilakukan diketahui pula masih terdapat  beberapa responden yang merasa tidak puas dan kurang puas akan pekerjaannya. Oleh karena itu  perlu dilakukan analisis terkait  pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap kinerja SDM di puskesmas tersebut. Sehingga peneliti akan menganalisis  tingkat kepuasan kerja terhadap kinerja SDM di UPTD Puskesmas Tawangrejo.Metode: Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel sebanyak  42 responden dari 73 total populasi dengan teknik simple random sampling. Data yang ada akan dianalisis menggunakan uji regresi ordinal menggunakan SPSS for Windows.Hasil: Diketahui nilai sig 0,001<0,1 menunjukkan bahwa H0 ditolak Sedangkan besaran nilai Nagelkerke ialah 0,037.Simpulan: Terdapat pengaruh kerpuasan kerja terhadap kinerja SDM. Selain itu diketahui pula bahwa besaran pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap tkinerja yang terjadi ialah sebesar 37,3%. Kata kunci: kepuasan kerja; kinerja SDM; UPTD Puskesmas TawangrejoABSTRACTTitle: Analysis of Job Satisfaction Level in HR Performance of UPTD Puskesmas TawangrejoBackground: There has been a decrease in the value of SKP at UPTD Puskesmas Tawangrejo in 2017 (1.021%) and 2019 (2.68%). The results of the survey conducted, it is also known that there are still some respondents who feel dissatisfied and not satisfied with their work. So that researcher will analyze the  job satisfaction level on HR performance at the UPTD Puskesmas Tawangrejo.Method: The purpose of this study is to analyze the effect of job satisfaction level on HR performance at UPTD Puskesmas Tawangrejo. This quantitative study was conducted with a cross-sectional approach. Sampling as many as  42 respondents from 73 total population with simple random sampling technique. The existing data will be analyzed using ordinal regression test using SPSS  for WindowsResult: It is known that sig value 0.001<0.1 which shows that H0 is rejected while the Nagelkerke value is 0.037Conclusion: It was revealed that there is an effect of job satisfaction on HR performance. In addition, it is also known that the magnitude of the effect of the job satisfaction variable on performance is 37.3%.Keywords: job satisfaction; HR performance; UPTD Puskesmas Tawangrejo
Persepsi Leadership terhadap Learning Organization di UPTD Puskesmas Tawangrejo Dhiva Kumala Putri Ramadhan; Retno Widiarini
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.399-404

Abstract

Latar belakang: Capaian kerja  pegawai di UPTD Puskesmas Tawangrejo cenderung  menurun pada tahun 2019 sebesar 2,68%. Berdasarkan data survei pendahuluan gambaran Learning organization terkait program pengembangan diri, rasa saling percaya antar pegawai, hingga kerjasama organisasi diketahui masih terdapat beberapa responden yang merasa kurang puas dan tidak puas. Sedangkan kepuasan pegawai terhadap kepemimpinan kepala puskesmas diketahui 96,7% sudah merasa puas. Pada penjelasan tersebut perlunya pengkajian ulang guna memberikan gambaran pengaruh persepsi leadership terhadap learning organization.Metode: Jenis penelitian ini ialah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Dilakukan pada bulan Maret – April 2022. Populasi penelitian ialah seluruh karyawan Puskesmas Tawangrejo, sedangkan jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin dengan d=0,1 sebanyak 42 responden., dan dua variabel penelitian yang kemudian dilakukan analisis menggunakan uji regresi ordinalHasil: Dari 42 responden diketahui  21,4% ialah laki-laki sedangkan 78,6% ialah perempuan.  Pada variabel persepsi leadership diketahui 16,66% baik, 64,29% cukup, dan 19,05% kurang, sedangkan pada variabel Learning organization diketahui 14,28% baik, 76,20% cukup, dan 9,52% kurang. Hasil analisis uji regresi ordinal diketahui  bahwa nilai sig sebesar 0,439  > 0,1,dan besaran nilai Nagelkerke sebesar 0,051.Simpulan: Tidak adanya pengaruh antara persepsi leadership dengan learning organization di UPTD Puskesmas TawangrejoKata kunci: persepsi leadership; learning organization; puskesmas ABSTRACTTitle: Perceptions of Leadership towards Learning organization at UPTD Puskesmas TawangrejoBackground: Employees' work performance at UPTD Puskesmas Tawangrejo tends to decrease by 2.68% in 2019. Based on preliminary survey data, the description of Learning organization related to self-development programs, mutual trust between employees, and organizational cooperation, it is known that there are still some respondents who feel unsatisfied and dissatisfied. Meanwhile, employees' satisfaction with the leadership of the head of the clinic is known to be 96.7% satisfied. In this explanation, it must need a review to provide an overview of the effect of leadership perception on learning organization.Method: This type of research is quantitative with a cross-sectional approach. This research was conducted during the period March-April 2022. The population of the study was all employees of UPTD Puskesmas Tawangrejo, while the number of samples based on the Slovin formula with d=0.1 was 42 respondents, and two research variables which were then analyzed using ordinal regression test. Result: From the 42 respondents, 21.4% were men while 78.6% were women. In the leadership perception variable it is known to be 16.66% good, 64.29% sufficient, and 19.05% less, while in the Learning organization variable it is known to be 14.28% good, 76.20% sufficient, and 9.52% less. The results of ordinal regression test analysis showed that the sig value was 0.439  > 0.1,and the Nagelkerke value was 0.051.Conclusion: It is known that there is no influence between perceived leadership and organizational learning at UPTD Puskesmas Tawangrejo.Keywords: leadership perception; learning organization; puskesmas
Gambaran Perilaku Merokok Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kaliwiro Kabupaten Wonosobo Tahun 2021 Alya Binda Ulinuha; Bagoes Widjanarko; Ratih Indraswari
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.363-373

Abstract

Latar belakang: Rokok mengandung racun dan zat karsinogenik yang dapat menimbulkan berbagai penyakit hingga kematian. Tenaga kesehatan sebagai promotor kesehatan memiliki peran penting dalam pemberi edukasi pencegahan perilaku merokok serta panutan di masyarakat dengan tidak mengonsumsi rokok. Namun, banyak ditemukan tenaga kesehatan yang menjadi perokok. Hal tersebut dapat memengaruhi keyakinan masyarakat sehingga masyarakat enggan untuk berhenti merokok karena peran yang dijalankan tenaga kesehatan sebagai role model tidak sesuai. Dari latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku merokok, persepsi kerentanan, persepsi hambatan, sikap terhadap perilaku, norma subjektif serta dorongan untuk bertindak pada tenaga kesehatan yang merokok.Metode: Penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan subyek penelitian adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kaliwiro, Wonosobo. Pemilihan subjek penelitian menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data melalui observasi dan metode wawancara mendalam dengan 8 subjek penelitian.Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa merokok merupakan aktifitas rutin yang sulit untuk dihentikan, sudah menjadi kebiasaan, dan subjek tetap merokok meski sebagai tenaga kesehatan. Merokok dianggap pengisi waktu luang dan pereda stres terutama melepas penat selepas kerja. Subjek penelitian merasa memang seharusnya tenaga kesehatan menjadi panutan kesehatan bagi masyarakat, tetapi subjek penelitian menganggap tenaga kesehatan juga manusia. Merokok atau tidak memang kesadaran dari masing-masing individu.Simpulan: Perilaku merokok berkaitan dengan persepsi kerentanan, persepsi hambatan, sikap terhadap perilaku, norma subjektif serta dorongan untuk bertindak. Kata kunci: perilaku merokok; tenaga kesehatan; puskesmas ABSTRACT Title: Description of Smoking Behaviour among Healthcare Workers in Puskesmas Kaliwiro, Wonosobo City in 2021Background: Cigarettes contain toxins and carcinogenic that can cause various diseases even death. Health workers as health promoters have an important role in providing education on the prevention of smoking behavior and as role models in the community by not consuming cigarettes. Nevertheless, many health workers are found to be smokers. This can affect people's beliefs so that people are reluctant to stop smoking because the role played by health workers as role models is not appropriate. From this background, the researcher wanted to know the description of smoking behavior, perception of vulnerability, perception of barriers, attitudes towards behavior, subjective norms, and cues to action on health workers who smoke. Method: Descriptive research using qualitative methods with research subjects are health workers who work at the Kaliwiro Health Center, Wonosobo. The selection of research subjects using purposive sampling method. Collecting data through observation and in-depth interview methods with 8 research subjects. Result: The results of this study indicate that smoking is a routine activity that is difficult to stop, has become a habit, and continues to smoke even as a health worker. Smoking is considered a leisure time filler and a stress reliever, especially to relieve fatigue after work. The research subjects felt that health workers should be role models for health for the community, but the research subjects considered that health workers were also humans. Smoking or not is the awareness of each individual.Conclusion: Smoking behavior is related to the perception of vulnerability, perceived barriers, attitudes towards behavior, subjective norms, and cues to action.Keywords: smoking behaviour; healthcare worker; primary health care
Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam Melaksanakan Terapi di Puskesmas Bandarharjo Regi Aromdillah Prabawati; Bagoes Widjanarko; Priyadi Nugraha Prabamurti
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.405-410

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang. Upaya untuk pengurangan resiko naiknya tekanan darah dan pengobatannya adalah dengan cara terapi hipertensi. Kepatuhan penderita merupakan faktor utama penentu keberhasilan terapi Hipertensi. Kepatuhan pengobatan pada penderita merupakan hal penting karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol agar tidak terjadi komplikasi yang berujung kematianMetode: Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan desain studi cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah penderita hipertensi di Puskesmas Bandarharjo. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah sampel 72 orang.Hasil: Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel yang berhubungan dengan kepatuhan penderita Hipertensi dalam melaksanakan terapi sebagai berikut: Persepsi kerentanan (p-value = 0,019), Persepsi keseriusan (p-value = 0,010), dan Efikasi diri (p-value = 0,000). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kepatuhan penderita Hipertensi dalam melaksanakan terapi sebagai berikut: Usia responden (p-value = 0.463), Jenis Kelamin (p-value = 0.214), Pekerjaan responden (p-value = 0.744) Tingkat Pendidikan (p-value = 0.754), Pengetahuan (p-value = 0.137), Persepsi manfaat (p-value = 0.499), Persepsi hambatan (p-value = 0.057) dan Isyarat untuk bertindak (p-value = 0.584). Kerentanan mayoritas terdapat pada kategori kerentanan tinggi, Persepsi Keseriusan mayoritas terdapat pada kategori keseriusan tinggi, dan Efikasi Diri mayoritas terdapat pada kategori efikasi diri tinggi.Simpulan: Kepatuhan penderita hipertensi dalam melaksanakan terapi berada pada kategori kepatuhan tinggi (62.5%).Kata kunci: hipertensi; kepatuhan terapi; health belief modelsABSTRACTTitle: Factors Related to Compliance with Hypertension Patients in Implementing Therapy at Bandarharjo Health CenterBackground: Hypertension has a fairly high mortality rate and affects a person's quality of life and productivity. Efforts to reduce the risk of rising blood pressure and its treatment is by means of hypertension therapy. Patient compliance is the main factor determining the success of hypertension therapy. Compliance with treatment in patients is important because hypertension is a disease that cannot be cured but must always be controlled so that complications do not occur that lead to death.Methods: The type of research used is descriptive analytic research using quantitative methods and using a cross sectional study design. The population in this study were patients with hypertension at the Bandarharjo Health Center. The sampling technique is the total population with a sample of 72 people.Results: From this study, it was found that the variables related to compliance with hypertension sufferers in carrying out therapy were as follows: Perceived vulnerability (p-value = 0.019), Perceived seriousness (p-value= 0.010), and Self-efficacy (p-value = 0.000 ). While the variables that are not related to the compliance of hypertension sufferers in carrying out therapy are as follows: Age of respondents (p-value = 0.463), Gender (p- value = 0.214), Respondent's occupation (p-value = 0.744) Education level (p-value = 0.754), Knowledge (p- value = 0.137), Perception of benefits (p-value = 0.499), Perception of barriers (p-value = 0.057) and Signals to act (p-value = 0.584). The majority of vulnerability is in the high vulnerability category, the seriousness perception is mostly in the high seriousness category, and the majority of self-efficacy is in the high self-efficacy category.Conclusion: Compliance with hypertension patients in carrying out therapy is in the category of high adherence (62.5%).Keywords: hypertension; therapeutic compliance; health belief models
Analisis Penyebab Pending Claim Berkas BPJS Kesehatan Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Airlangga Erlia Safa Maulida; Achmad Djunawan
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.374-379

Abstract

Latar belakang: Klaim BPJS Kesehatan merupakan penyerahan biaya pengobatan peserta BPJS Kesehatan oleh Rumah Sakit kepada BPJS Kesehatan yang dilakukan secara kolektif dan ditagihkan kepada BPJS Kesehatan setiap bulan. Pembiayaan kesehatan merupakan bagian terpenting dari implementasi Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan di Rumah Sakit oleh BPJS Kesehatan melalui pengajuan klaim. Namun, hasil akhir pengajuan klaim berupa status klaim layak atau status klaim tidak layak (Pending Claim), oleh karena itu tidak semua berkas yang diajukan dapat terklaimkan, sehingga status klaim dinyatakan tidak layak atau pending klaim terjadi apabila berkas klaim yang diajukan oleh Rumah Sakit belum lengkap. Tujuan penelitian ini menganalisis penyebab pending claim berkas BPJS Kesehatan pelayanan rawat inap berdasarkan pengumpulan data.Metode: Metode penelitian ini kuantitatif desain crosectional yaitu pendekatan yang berdasarkan pengumpulan data yang dapat menyajikan informasi dalam waktu yang singkat. Periode 02 Februari 2022 sampai dengan 02 Maret 2022.Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah 720 berkas pengajuan klaim pada pelayanan rawat inap RS Universitas Airlangga dengan tiga (3) status klaim yaitu, terdapat 720 berkas dengan status klaim layak, 88 berkas dengan status klaim tidak sesuai atau pending, dan 0 dengan status klaim dispute.Simpulan: Penyebab terjadinya pending klaim di Rumah Sakit Universitas Airlangga dikarenakan 4 faktor yaitu: Berkas tidak lengkap, kurang tepatnya coding, kurangnya pemeriksaan penunjang dan kurangnya eviden terapi.Kata kunci: klaim BPJS kesehatan; status klaim; penyebab pending klaimABSTRACT Title: Analysis of the Causes of Pending BPJS Health Claims on Inpatients at the Airlangga University HospitalBackground: BPJS Health claims are medical expenses for BPJS Health participants by the Hospital to BPJS Health which are carried out collectively and billed to BPJS Health every month. Health financing is the most important part of the implementation of the National Health Insurance which is held in hospitals by BPJS Health through filing claims. However, the final result of submitting a claim is in the form of a proper status or an improper claim status (Pending Claim), therefore not all files submitted can be claimed, so that the claim status is declared inappropriate or a claim pending occurs if the claim file submitted by the Hospital is incomplete. The purpose of this study was to analyze the causes of delayed claims for BPJS Health files for inpatient services based on data collection.Method: This research method is quantitative with a cross-sectional design, namely an approach based on data collection that can present information in a short time. Period 02 February 2022 to 02 March 2022.Result: The results of this study were 720 submissions for claims for inpatient services at Universitas Airlangga Hospital with three (3) claim statuses, namely, there were 720 files with proper claim status, 88 files with inappropriate or pending claim status, and 0 with claim status dispute.Conclusion: The cause of claims at the Airlangga University Hospital was due to 4 factors, namely: incomplete files, lack of precise coding, lack of examination and evidence of therapy.Keywords: BPJS health claims; claim status; causes of pending claims
Strategi Pengendalian Stres Akademik di Era Pandemi COVID-19 pada Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus Pada Siswa SMA Negeri 1 Kota Pariaman) Sri Yolami; Besar Tirto Husodo; Aditya Kusumawati
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.411-417

Abstract

Latar Belakang: Stres akademik selama era pandemi COVID-19 dirasakan oleh siswa. Faktor penyebab stres akademik selama era pandemi COVID-19 yang berdampak yaitu perubahan metode pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pengendalian stres akademik pada siswa SMA Negeri 1 Kota Pariaman. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif deskriptif.Metode: Metode pengambilan sampel dengan simple random sampling dan metode analisis data univariat dan bivariat. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kota Pariaman.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor stres akademik masih tinggi, kejadian stres akademik rendah, serta strategi pengendalian stres akademik baik dengan teknik Schedule Daily Relaxing Time dan Problem focused coping.Kesimpulan: Komponen pada teori Cognitive Behaviour Modification (CBM)/Cognitive Behaviour Theraphy (CBT) saling berhubungan satu dengan yang lain dalam mempengaruhi startegi pengendalian stres akademik pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kota Pariaman, meskipun tidak semuanya saling berhubungan secara statistic. Peneliti menyarankan kepada guru untuk memberikan sesi refreshment dan waktu interaksi sharing untuk berbagi cerita antara guru dan siswa untuk mengurangi tingkat stres akademik di era pandemi COVID-19 pada siswa.Kata kunci: remaja; stres akademik; coping stresABSTRACTTitle: Academic Stress Control Strategy in High School Students (Case Study in SMA Negeri 1 Pariaman City Students)Background: Academic stress during the COVID-19 pandemic era was felt by students. Factors causing academic stress during the COVID-19 pandemic era that have an impact are changes in learning methods. This study aims to determine how the academic stress control strategy in SMA Negeri 1 Pariaman City students. This research is a quantitative research with a descriptive quantitative approach.Methods: Sampling method using simple random sampling and univariate and bivariate data analysis methods. The sample in this study was class XII students of SMA Negeri 1 Kota Pariaman.Results: The results showed that the academic stress factor was still high, the incidence of academic stress was low, and the academic stress control strategy was good with Schedule Daily Relaxing Time and Problem focused coping techniques.Conclusion: The components of the Cognitive Behavior Modification (CBM)/Cognitive Behavior Theraphy (CBT) theory are related to each other in influencing academic stress control strategies for class XII students of SMA Negeri 1 Kota Pariaman, although not all of them are statistically related. Researchers suggest teachers to provide refreshment sessions and sharing interaction time to share stories between teachers and students to reduce academic stress levels in the era of the COVID-19 pandemic for students.Keywords: teenager; academic stress; coping stress
Analisa Perilaku Pencegahan Nyeri Punggung Bawah pada Santri di Pondok Pesantren Daarul Quran, Karangawen, Kabupaten Demak Desi Susilo Putri; Priyadi Nugraha Prabamurti; Besar Tirto Husodo
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.380-386

Abstract

Latar belakang: Belum adanya sosialisasi baik dalam bentuk media informasi maupun penyuluhan mengenai nyeri punggung bawah di pondok membuat santri memiliki pengetahuan yang relatif sedikit. Sari (2016) menjelaskan bahwa hal utama yang harus dilakukan dalam mencegah nyeri punggung bawah adalah melakukan olahraga dan peregangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pencegahan nyeri punggung bawah pada santri.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah santri Pondok Pesantren Daarul Quran sebanyak 113 santri dengan sampel total sampling. Pengumpulan data menggunakan angket. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square dengan signifikansi 5%Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59% responden sudah menerapkan praktik pencegahan nyeri punggung bawah dengan baik. Sebanyak 61% responden merupakan remaja awal, 43% berbadan kurus, dan 73% perempuan. Mayoritas responden berpengetahuan baik (54.9%), sikap yang mendukung (59.3%), guru yang mendukung (59.3%), teman yang mendukung (61.1%), instansi yang mendukung (66.4%), terdapat informasi (69%), dan terdapat sarana prasarana (52.2%). Variabel usia (p=0.029), pengetahuan (p=0.021), sikap (p=0.019), dukungan guru (p=0.04), dukungan teman (p=0.046), kebijakan instansi (p=0.025), ketersediaan informasi (p=0.049), ketersediaan sarana prasarana (p=0.021), ada hubungan antara variabel usia hingga sarana prasarana dengan perilaku pencegahan nyeri punggung bawah.Simpulan: Praktik responden dengan kategori baik dalam upaya pencegahan nyeri punggung bawah sebesar 59.3%, yang didukung oleh variabel usia, pengetahuan, sikap, dukungan guru, dukungan teman, kebijakan instansi, ketersediaan informasi, dan ketersediaan sarana prasarana. Perilaku santri yang masih harus diperhatikan adalah kebiasaan melakukan olahraga santri yang masih rendah.Kata kunci: pondok pesantren; pencegahan nyeri punggung bawah; santri ABSTRACTTitle: Behavioral Analysis of Lower Back Pain Prevention in Santri at Daarul Quran Islamic Boarding School, Karangawen, Demak RegencyBackground: The absence of socialization either in the form of information media or counseling about low back pain in boarding schools makes students have relatively little knowledge. Sari (2016) explained that the main thing to do in preventing low back pain is to do sports and stretch. The purpose of this study was to determine the factors associated with the prevention of low back pain in students. Method: This research is an analytical survey research with a cross sectional approach. The research population was the students of the Daarul Quran Islamic Boarding School as many as 113 students with a total sample of sampling. Data collection using a questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Chi-square test with a significance of 5%Result: The results showed that 59% of respondents had implemented good low back pain prevention practices. As many as 61% of respondents are early teens, 43% are thin, and 73% are women. The majority of respondents have good knowledge (54.9%), supportive attitude (59.3%), supportive teachers (59.3%), supportive friends (61.1%), supportive institutions (66.4%), there is information (69%), and there are infrastructure (52.2%). Variables age (p=0.029), knowledge (p=0.021), attitude (p=0.019), teacher support (p=0.04), friend support (p=0.046), agency policy (p=0.025), availability of information (p = 0.049), the availability of infrastructure (p = 0.021), there is a relationship between the variables of age and infrastructure with the behavior of preventing low back pain.Conclusion: The practice of respondents with good categories in efforts to prevent low back pain was 59.3%, which was supported by variables of age, knowledge, attitudes, teacher support, friend support, agency policies, availability of information, and availability of infrastructure. The behavior of students that still must be considered is the habit of doing sports by students who are still low.Keywords: boarding school; prevention of low back pain; students
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Desa Baet Lampuot Aceh Besar Aditya Candra; Tahara Dilla Santi; M. Yani; Devy Surya Mawaddah
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 21, No 6 (2022): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.21.6.418-423

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi adalah kelainan sistem sirkulasi darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90 mmhg. Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu yang dapat dirubah seperti merokok, konsumsi garam berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan stress dan tidak dapat diubah (usia, jenis kelamin, dan genetik). Hipertensi dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes dan stroke. Penanganan hipertensi meliputi farmakologi dengan obat antihipertensi dan non farmakologi dengan menjalani gaya hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di desa Baet Lampuot.Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, teknik sampel menggunakan non-probability sampling dengan teknik accidental sampling. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan chi square analisis.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara umur responden dengan risiko terjadinya hipertensi dengan p value 0,026 dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan risiko terjadinya hipertensi dengan p value 0,024.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin terhadap kejadian hipertensi di desa Baet Lampuot.Kata Kunci : hipertensi; usia; jenis kelamin ABSTRACTTitle: Factors Associated with the Incidence of Hypertension in Baet Lampuot Village Aceh BesarBackground: Hypertension is a blood circulation system disorder that results in an increase in blood pressure above the normal value or blood pressure of 140/90 mmHg. Risk factors for hypertension are divided into 2 groups, namely modifiable (smoking, excessive salt consumption, obesity, lack of physical activity, and stress) and non-modifiable (age, gender, and genetics). Hypertension can cause several complications such as heart disease, kidney failure, diabetes, and stroke. Handling hypertension includes pharmacology with antihypertensive drugs and non-pharmacological by living a healthy lifestyle. This study aimed to determine the factors associated with the incidence of hypertension in the community in Baet Lampuot village. Methods: Quantitative research with a cross sectional approach, sampling technique using non-probability sampling with accidental sampling technique. Data analysis used frequency distribution and chi square analysis. Results: Based on the results of the study, there was a relationship between the respondent's age and the risk of hypertension with a p value of 0.026 and there was a significant relationship between the sex of the respondent and the risk of hypertension with a p value of 0.024. Conclusion: There is a significant relationship between age and gender on the incidence of hypertension in Baet Lampuot desa village.Keywords: hypertension; age; gender

Page 1 of 1 | Total Record : 10