cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124920     EISSN : 27755614     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 283 Documents
Kejadian Keracunan Pestisida Pada Istri Petani Bawang Merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes Mahmudah, Muamilatul; Wahyuningsih, Nur Endah; Setyani, Onny
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 11, No 1 (2012): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.257 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.11.1.65-70

Abstract

Data pemeriksaan kalinesterase DKK Brebes menunjukkan bahwa 19,25% petani mengalami keracunan ringan dan 4,08% mengalami keracunan sedang, dimana istri petani berisiko mengalami keracunan karena keterlibatan mereka dalam kegiatan pertanian. Tujuan penelitian untuk megetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian keracunan pestisida pada istri petani bawang merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sejumlah 37 orang diambil menggunakan metode purposive sampling. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan istri petani yang mengalami keracunan sebanyak 29 orang (78,4%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara keikutsertaan istri dalam kegiatan pertanian (p=0,042), tingkat risiko paparan (p=0,002) dengan kejadian keracunan pestisida. Upaya yang perlu dilakukan adalah tetap berhati-hati terhadap paparan pestisida. Perlu dilakukan sosialisasi, pemantauan dan evaluasi terhadap perilaku petani dan istrinya dalam melakukan aktivitas pertanian serta bahaya penggunaan pestisida oleh instansi terkait. Kata kunci: Faktor-faktor yang berhubungan, istri petani, kejadian keracunan Factors Related to the Incidence of Pesticide Poisioning on Farmers Wife in Kedunguter Village, Brebes Regency, The data of cholinesterase test from Brebes Health Departement showed that 19,25% onion farmers get mild intoxication and 4,08% get severe intoxication which farmer's wife is one of the populations who risked for getting intoxication because of their involvement in agricultural activities. This research was to analyze the factors related to the incidence of pesticide poisioning. This research used observational research with cross sectional approach. The samples are 37 people were taken using the purposive sampling. Data was analized with Chi-Square. Examination results showed farmer's wife who get intoxication are 29 people (78,4%). The results showed relationshipbetween the wifeb participation in agricultural activities (p=0.042), the level of risk exposure (p=0.002) with the incidence of pesticide poisoning. Efforts need to doing is to remain cautious due to exposure to pesticides. It’s needed in doing socialiszation, obsentation, and evaluation to the farmers and wife habit in agriculture activity and the dangers af using pesticide by the related. Keywords: Factors related, the farmer’s wfe, the incidence of poisoning
Pemanfaatan Prolanis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Wilayah Kota Depok Arga Wildan Syafa'at; Rafiah Maharani Pulungan; Putri Permatasari
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 4 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.226 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.4.127-134

Abstract

Latar belakang: Prolanis merupakan salah satu inovasi BPJS Kesehatan dalam menanggulangi masalah penyakit kronis baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Meskipun begitu, sering kali peserta tidak memanfaatkan Prolanis secara rutin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Prolanis di FKTP wilayah Kota Depok dan melihat faktor dominan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan prolanis.Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan jumlah sampel penelitian berjumlah 105 orang yang terdiri dari peserta Prolanis di 4 FKTP yang menunjukkan kunjungan aman (di atas 50%) dan tidak aman (dibawah 50%).  Penelitian ini menggunakan Quota Sampling dalam memenuhi sampelnya. Variabel yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, status pendidikan, status pernikahan, status penghasilan, dukungan sosial, aksesbilitas, pengetahuan Prolanis, persepsi penyakit dan lama sakit. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang telah di uji validitas dan reabilitas. Analisis data yang akan dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariate menggunakan Chi Square dan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik BergandaHasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 74 peserta yang memanfaatkan Prolanis di FKTP Wilayah Kota Depok tahun 2019. Variabel yang berpengaruh terhadap Pemanfaatan prolanis adalah status pernikahan (p-value =0,015), dukungan social(p-value=0,000) dan aksesbilitas(p-value=0,016) Faktor dominan yang mempengaruhi pemanfaatan Prolanis adalah dukungan sosial dengan (p-value = 0,000).Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Prolanis di FKTP adalah status pernikahan, dukungan social dan aksesbilitas
Kepuasan Ibu Hamil Dan Persepsi Kualitas Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura Faradisy Mursyida, Rikhly; Mawarni, Atik; Agushybana, Farid
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 11, No 2 (2012): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.346 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.11.2.174-181

Abstract

Angka Kematian Ibu di Puskesmas Tanjung tahun 2011 (559/100.000 KH) yang masih jauh dari target penurunan tahun 2014 (118/100.000 KH), adanya trend penurunan cakupan K1 dan K4 selama 3 tahun terakhir, serta pelayanan Antenatal Care yang belum sesuai harapan, mendorong terselenggaranya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas pelayanan antenatal care terhadap kepuasan ibu hamil. Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional, sampel sebesar 89 orang dengan teknik pengambilan secara konsekutif sampling dan analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan persepsi tidak baik pada kualitas pelayanan dimensi reliability 43.8%, responsiveness 60.7%, assurance 51.7%, empathy 57.3% dan tangibles 43.8% dan persepsi ibu hamil yang tidak puas sebesar 49.4%. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara persepsi reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangibles dengan kepuasan ibu hamil. Secara bersamaan variabel yang berpengaruh adalah empathy (p = 0.0001, OR=111.507), reliability (p = 0.008, OR=22.466) dan responsiveness (p = 0.008, OR=15.074). Perbaikan kualitas empathy, reliability dan responsiveness pada pelayanan ANC diperlukan dalam peningkatan kepuasan ibu hamil. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan Antenatal Care (ANC), Kepuasan Pelayanan
Implementasi Promotion Mix dalam Upaya Penciptaan Nilai pada Pelayanan Rawat Inap di RSUD Ungaran Vinda Dwi Eriyanti; Septo Pawelas Arso; Nurhasmadiar Nandini
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 3 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.101 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.3.1-5

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Capaian kepuasan pelanggan rawat inap di RSUD Ungaran masih kurang dari 90%, menunjukkan RSUD Ungaran belum mencapai standar minimal dalam hal kepuasan pelanggan. Maka dari itu RSUD Ungaran harus menciptakan layanan bernilai dari sebelum pemberian layanan kepada pasien agar dapat meningkatkan kepuasan pasien salah satunya dengan upaya promosi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bauran promosi dalam upaya penciptaan nilai pelayanan rawat inap di RSUD Ungaran.Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif metode indepth interview dimana sampel dipilih berdasar teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan pada Februari-Maret 2019. Subjek penelitian merupakan Kepala Seksi Pelayanan Medik, Kepala Seksi Keperawatan, Kepala Ruang Rawat Inap dan Kasubag Umum Kepegawaian sebagai informan utama. Sedangkan informan triangulasi yaitu Dokter, Perawat dan pasien. Faktor yang dianalisis meliputi advertising, sales promotion, personal selling, public relations dan direct marketing.Hasil: Hasil penelitian yaitu promosi sudah dilakukan pihak RSUD Ungaran dengan talkshow kesehatan di radio, web Rumah Sakit, papan pengumuman, banner, leaflet, brosur merupakan bentuk promosi advertising. RSUD Ungaran tidak melakukan personal selling dan sales promotion. Promosi public relations melalui talkshow bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Direct marketing dilakukan dengan mengadakan kegiatan senam bersama paguyuban sayang ginjal, paguyuban stroke, serta persatuan diabetes. Simpulan dan Saran: Promosi yang sudah dilakukan pihak RSUD Ungaran adalah advertising, public relations dan direct marketing sehingga sudah mendukung upaya penciptaan nilai pelayanan rawat inap di RSUD Ungaran. Penelitian ini menyarankan kepada RSUD Ungaran untuk melakukan promosi personal selling kepada perseorangan dengan memberikan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilakukan secara berkala.
Studi di SMA Kabupaten Banyuwangi : Pengaruh Pemberian Media Booklet Kesehatan Reproduksi terkait Cybersex Rizky Dwiyanti Yunita
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.374 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.1.%p

Abstract

Materi seksual online yang semakin mudah untuk diakses dibandingkan dunia nyata membuat remaja menjadi konsumen setia cybersex. Penelitian di Jawa Timur menunjukkan hasil 76,8% penikmat cybersex ada pada usia 15 – 17 tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex.Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimental dengan metode Pretest – Posttest Control Group Design terhadap 66 siswa. Sampel dipilih dengan teknik Purposive Sampling, dengan jumlah 33 kelompok intervensi dan 33 kelompok kontrol. pemilihan sampel dibantu oleh guru BK, sebelum pemberian materi oleh guru BK diadakan pre test dan pada kelompok intervensi diberikan booklet, setelah pemberian intervensi dilakukan post test. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan uji wilcoxon Signed Ranks Test dan uji Mann Whitney.Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan, persepsi praktik dan variabel penganggu lainnya sebelum pemberian pendidikan kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05), ada perbedaan pengetahuan, persepsi praktik dan variabel penganggu lainnya sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0.05), ada perbedaan pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi (p<0.05), tidak ada perbedaan perubahan pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05). Disimpulkan bahwa peran keluarga dan guru sangat dibutuhkan untuk menanggulangi berkembangnya aktivitas berselancar di media cybersex, melalui pendekatan dan penyuluhan kesehatan secara continue diharapkan dapat menurunkan angka kejadian kasus HIV, KTD dan aborsi.
Hubungan Jenis Kelamin, Usia dan Media Pornografi dengan Perilaku Seksual Berisiko Siswa SMP di Kota Semarang Nurul Fitriani Rahayu; Ratih Indraswari; Besar Tirto Husodo
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 1 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.398 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.19.1.62-67

Abstract

Latar Belakang: Sifat khas remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung bertindak tanpa memikirkan akibatnya, menyebabkan remaja sering kali terjerumus ke dalam perilaku yang berisiko, salah satunya adalah perilaku seksual berisiko. Media pornografi menjadi salah satu faktor pendorong utama remaja terjerumus ke dalam perilaku seksual berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, usia dan keterpaparan media pornografi dengan perilaku seksual berisiko siswa SMP di Kota Semarang.Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah 104 remaja awal (usia 12-15 tahun) yang terpilih dengan menggunakan teknik multistage random sampling.  Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil: Sebagian besar jenis kelamin responden pada penelitian adalah laki-laki (51,9%) dan sisanya adalah perempuan (48,1%). Usia responden didominasi pada usia ≥14 tahun (76,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41,3% responden telah mengakses pornografi dengan alasan terbanyak adalah didorong rasa penasaran (26,9%) dan diajak teman (18,3%). Responden mendapatkan informasi mengenai pornografi didapatkan dari teman, baik teman sekolah (24%) dan teman di rumah (17,3%). Media sosial (22,1%) dan situs porno (19,2%) menjadi tempat dimana responden mengakses pornografi. Hasil analisis chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara jenis kelamin (p-value= 0,045) dan keterpaparan media pornografi (p-value= <0,001) dengan perilaku seksual berisiko siswa SMP di Kota Semarang.Simpulan dan Saran: Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan keterpaparan media pornografi dengan perilaku seksual siswa SMP di Kota Semarang. Pemberian pendidikan seks dan pembuatan safe browsing di area sekolah diperlukan untuk mengatasi perilaku seksual yang berisiko pada siswa SMP. Kata kunci: Media pornografi, perilaku seksual, remaja Title: The Relationship between Sex, Age and Pornography Media with Risk Sexual Behavior of Middle School Students in Semarang City Background: The special nature of adolescents who have a great curiosity, like adventure and challenges and tend to act without thinking about the consequences, causing teens often fall into risky behavior, one of which is risky sexual behavior. Pornography media is an important factor for teenagers who often fall into risky sexual behavior. This study aimed to analyze the relationship between sex, age and exposure to pornographic media with sexual behavior of junior high school students in the city of Semarang.Method: This type of research was analytic survey with cross sectional approach. The sample from this study was 104 early adolescents (aged 12-15 years) who were selected using a multistage random sampling technique. This study uses univariate and bivariate analysis using Chi Square test.Results: Most of the respondents' sex in the study were male (51.9%) and the rest were female (48.1%). The age of the respondents was dominated by age ≥14 years (76.9%). The results showed that 41.3% of respondents had accessed pornography with the most reasons being driven by curiosity (26.9%) and being invited by friends (18.3%). Respondents get information about pornography obtained from friends, both school friends (24%) and friends at home (17.3%). Social media (22.1%) and porn sites (19.2%) are places where respondents access pornography. The results of the chi-square analysis showed that there was a relationship between sex (p-value= 0,045) and exposure to pornographic media (p-value = <0.001) with risky sexual behavior of junior high school students in the city of Semarang. Conclusion and Recommendation: There was a relationship between sex and exposure to pornographic media with sexual behavior of junior high school students in Semarang City. Providing sex education and making safe browsing for school students are needed to deal with risky sexual behavior in junior high school students. Keywords: Pornographic media, sexual behavior, adolescent
Status Kerentanan Nyamuk Anopheles spp. terhadap Lambdacyhalothrin 0.05% di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo Ningtyas, Angelia Galuh; Woerjanto, Moh Arie; Saraswati, Lintang Dian; Ginandjar, Praba
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 1 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.745 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.19.1.10-13

Abstract

Latar belakang: Nyamuk Anopheles spp merupakan vector penyakit Malaria di Kabupaten Purworejo. Selama ini belum dilakukan monitoring status kerentanan nyamuk Anopheles spp di Kabupaten Purworejo. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengukur status kerentanan nyamuk Anopheles spp di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo.Metode: Penelitian ini mengginakan metode Quasi-experiment dengan sample yaitu nyamuk Anopheles spp hasil koloni F1. Pengujian status kerentanan nyamuk dilakukan pada nyamuk betina sejumlah 120 ekor nyamuk Anopheles  spp.  Pengujian  dilakukan  pengulangan  sebanyak  6  kali,  dengan  menggunakan  4  tabung  uji kerentanan dan 2 tabung control, masing-masing tabung berisi 20 ekor nyamuk.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata knock down nyamuk Anopheles spp selama 60 menit paparan adalah 19 per repetisi (92,5%). Setelah holding 24 jam, rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp adalah 20  per pengulangan (100%). Kematian nyamuk mencapai 80  nyamuk (100%) pada 12 jam. Pada kelompok kontrol, jumlah kematian nyamuk setelah 24 jam adalah 2 ekor (0,5%).Simpulan: Nyamuk Anopheles spp  masih rentan terhadap lambdacyhalothrin, sehingga lambdacyhalothrin masih dapat digunakan sebagai kontrol vektor di Kabupaten PurworejoKata kunci: Anopheles spp, lambdacyhalothrin. Status Kerentanan.ABSTRACT Title: Susceptibility Status of Anopheles spp. to Lambdacyhalothrin 0.05% in Pituruh Subdistrict, Purworejo District.Background: Anopheles spp is a  malaria mosquito vector in Purworejo Regency. The monitoring of the susceptibility status of  Anopheles spp  to  insecticides not  implemented.  The purpose of  this study was to determine the susceptibility status of Anopheles spp mosquitoes in Pituruh Subdistrict.Method: The design of this study used quasi-experiment with samples of Anopheles spp mosquitoes as a result of F1 colonization The mosquitoes used for testing are female Anopheles spp mosquitoes. The total number of mosquitoes tested was 120 mosquitoes. Repetition was carried out 6 times with the details of 4 tubes as a treatment and 2 tubes as controls for each tube containing 20 mosquitoes.Result: The results showed that the average knock down of Anopheles spp mosquitoes during the 60-minute exposure was 19 per repetition (92.5%). After a 24-hour holding, the average mortality of Anopheles spp mosquitoes was 20 per repetition (100%). Mosquito deaths reached 80 mosquitoes (100%) at 12 hours. In the control group, the number of mosquito deaths after 24 hours holding was 2 tails (0.5%), so there was no need to make corrections using the Abbots formulaConclusion: Anopheles spp mosquitoes are said to be susceptible to lambdacyhalothrin so lambdacyhalothrin can still be used as vector control in Purworejo RegencyKeywords: Anopheles spp, lambdacyhalothrin. Susceptibility 
Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah pada Petani Penyemprot Tanaman Hortikultura di Desa Trayu Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Latifa Rachmawati; Suhartono Suhartono; Budiyono Budiyono
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 1 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.142 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.19.1.38-42

Abstract

Latar belakang: Pestisida merupakanxsalahxsatuxbahan kimia yang berbahaya. Adanya kandungan bahan – bahan – bahan aktif pada pestisida yang masuk kedalam tubuh manusia dengan berbagai jalur dapat menganggu proses asetilkolin, yang dapat mengakibatkan gangguan pada tekanan darah. Desa Trayu memiliki pekerjaan dengan mayoritas sebagai petani penyemprot hortikultura denganxjumlah sebanyak 416 orang (41,06%), dimana seluruh petani masih aktif menggunakan pestisida. Tujuan penelitianxinixadalahxuntukxmengetahui beberapaxfaktorxyangxberhubunganxdenganxtekananxdarah petani penyemprot hortikultura dixDesa TrayuxKecamatanxSumowonoxKabupaten Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 66 orang diambil dengan menggunakan metode simple random sampling. Pengukuran tekanan darah dilakukan menggunakan tensimeter. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada α 95%.  Hasil: Responden rata – rata berumur 50 tahun, dengan tingkat pendidikan didominasi Sekolah Dasar, dimana untuk penggunaan pestisida di Desa Trayu mencapai 100%. Sebanyak 34 responden (51,51%)  memiliki tekanan darah sistolik tinggi dan 46 responden (69,69%) memiliki tekanan darah diastolik tinggi. Hasil menujukkanxbahwa tidakxadaxhubunganxantaraxmasaxkerjaxdenganxtekananxdarahxsistolik (p value = 0,408). Terdapat hubungan pada variabelxmasaxkerjaxdenganxtekananxdarah diastolik (pxvalue = 0,022).xTerdapat hubungan antara jumlah campuran pestisida dengan tekanan darah sistolik (p value = 0,001). Tidak ditemukan adanyaxhubunganxjumlah campuran pestisidaxdenganxtekananxdarahxdiastolik (p value = 0,238). Ada hubungan antara variabel frekuensi penyemprotan dengan tekanan darah sistolik (p value = 0,041) dan tekanan darah diastolik (p value = 0,006).Simpulan: Frekuensi penyemprotan berhubungan dengan tekanan darah petani penyemprot tanaman hortikulturaKata kunci: tekanan darah, pestisida, petani penyemprot, tanaman hortikultura.ABSTRACT Title: The Analysis Factors Related to Blood Pressure on Horticulture Spraying Farmers in Trayu Village, Subdistrict Sumowono, District SemarangBackground: Pesticides are a dangerous chemical. The composition of active ingredients in pesticides that enter the human body with various pathways can interfere with the process of acetylcholine, which can disturbing blood pressure. The highest occupation in Trayu Village is horticulture sprayer, the total is 416 people (41,06%), where all farmers are actively using pesticides. Thexpurposexofxthis research was to determine severalxfactorsxrelated to blood pressure.Method: This research was an observational analytic study with a cross-sectional design. The sample of this study was 66 people taken by simple random sampling method. Blood pressure was measured using tensimeter. Data collection were gathered by interview using a questionnaire. Statistical analysis using Rank Spearman test with α 95%.Result: The average respondent is 50 years, with an education level dominated by elementary school, meanwhile the use of pesticides in Trayu Village reaches 100%. There were 34 respondents (51,51%) had high systolic blood pressure and 46 respondents (69,69%) had high diastolic blood pressure. xThexresultsxshowxthere is no correlation between a work period and systolic pressure (pxvaluex= 0,408). Therexisxaxcorrelation work period with diastolicxbloodxpressurex(pxvaluex=x0,022). Therexisxan associationxbetweenxthexamount of pesticide mixture with systolic blood pressure (p value = 0,001). There was no correlation between the amount of pesticide mixture with diastolic blood pressure (p value = 0,238). There was no association btween the variable frequency of srpaying with systolic blood pressure (p value = 0,041) and diastolic blood pressure (p value = 0,006).Conclusion: The frequency of spraying associated with the blood pressure of horticulture spraying farmers.Keywords: blood pressure, pesticides, spraying farmers, horticulture plants
Kemampuan Hidrogen Peroksida dan Formaldehid dalam Menurunkan Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada Limbah Jarum Suntik di RS X Kota Semarang Riza Dwi Utami; Nur Endah Wahyuningsih; Budiyono Budiyono
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 1 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.19.1.68-76

Abstract

Latar belakang:Pada limbah jarum suntik ditemukan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa sebanyak 1,3x103 dan 2,1x103 CFU/ml. Desinfeksi dengan Hidrogen Peroksida dan Formaldehiddapat digunakanuntuk menurunkan mikroorganisme pathogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas desinfektan Hidrogen Peroksida dan Formaldehid dengan variasi dosis dan lama waktu kontak terhadap penurunan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa pada limbah jarum suntik.Metode:Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan non equivalent control group design. Analisis statistikmenggunakan uji Repeated ANOVA (α=5%).Hasil:Hasil penelitian pada sampel sebelum diberikan perlakuan pada desinfektan Hidrogen Peroksida dan formaldehid masing-masing adalah 2,2x103 dan 2,0x103 CFU/ml. Dosis Hidrogen Peroksida diberikan sebanyak 0,75% dan 1,5% (v/v). Dosis Formaldehid sebanyak 0,0185% dan 0,037%(v/v), masing-masing menggunakan variasi lama waktu kontak 1 menit, 5 menit, 10 menit dengan 4 kali pengulangan. Hidrogen Peroksida dapat menurunkan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa dosis 1,5% (p=0,032), waktu kontak 10 menit (p=0,024). Sedangkan Formaldehid menurunkan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa dosis 0,037% (p=0,027), waktu kontak 10 menit (p=0,049).Simpulan:Hidrogen Peroksida dan Formaldehid mampu menurunkan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosapada limbah jarum suntik meskipun belum semuanya hilang. Kata kunci: Hidrogen Peroksida, Formaldehid, Pseudomonas aeruginosa, Limbah jarum suntik ABSTRACT Title: The Ability of Hydrogen Peroxide and Formaldehyde in Reducing Pseudomonas aeruginosa Bacteria in Syringe Waste in X Hospital Semarang City Background:In needle syringe waste, the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa was 1,3x103 and 2,1x103 CFU/ml. Disinfection with Hydrogen Peroxide and Formaldehyde can be used to reduce pathogenic microorganisms. The purpose of this study was to determine the effectiveness of Hydrogen Peroxide and Formaldehyde disinfectants with variations in dosage and contact time to decrease the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa bacteria in needle syringe waste. Method:This type of research is quasi experimental with a non equivalent control group design. Statistical analysis using Repeated ANOVA test (α=5%). Result:The results of the study on the sample before being given treatment for disinfecting Hydrogen Peroxide and formaldehyde were 2,2x103 and 2,0x103 CFU/ml. The dose of Hydrogen Peroxide is given as much as 0.75% and 1.5% (v/v). Formaldehyde dosages are 0.0185% and 0.037% (v/v), each using a variation of the duration of contact time 1 minute, 5 minutes, 10 minutes with 4 repetitions. Hydrogen Peroxide can reduce the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa bacteria by 1.5% (p=0.032), contact time 10 minutes (p=0.024). Whereas Formaldehyde reduced the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa bacteria by a dose of 0.037% (p=0.027), contact time of 10 minutes (p=0.049). Conclusion:Hydrogen Peroxide and Formaldehyde can reduce the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa bacteria in syringe waste even though not all of them are lost. Keywords: Hydrogen Peroxide, Formaldehyde, Pseudomonas aeruginosa, Syringe waste  
Peran Tenaga Pelaksana Eliminasi dalam Pelaksanaan Program Pemberian Obat Secara Massal (POPM) Filariasis di Kota Pekalongan Jorghi, Herlysse Jorghi; Ginandjar, Praba; Kusariana, Nissa; Saraswati, Lintang Dian
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 19, No 1 (2020): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.354 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.19.1.14-18

Abstract

Latar belakang: Penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria. Kota Pekalonganmerupakan kota dengan endemis filariasis dan telah dilakukan Program Pemberian Obat secara Massal (POPM) sejak tahun 2011 hingga 2015, Namun, hasil Survei Darah Jari (SDJ) menunjukkan nilai Mikrofilaria Rate di Kota  Pekalongan  masih  >  1%.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menggambarkan  peran  Tenaga  Pelaksana Eliminasi (TPE) filariasis dan hambatan yang ditemui pada pelaksanaan POPM di Kota Pekalongan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectiona. Jumlah sampel 95 orang petugas TPE dengan menggunakan simple ramdom sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa EP dalam memilih anggota keluarga target yang akan dirawat adalah optimal (63,2%). EP dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat-obatan untuk masing-masing keluarga yang dibantu (52,6%). EP dalam merekam keluarga yang dibantu yang minum obat pada kartu sudah optimal (55,8%). EP dalam memantau dan mencatat reaksi perawatan yang mungkin timbul dan melaporkan kepada petugas kesehatan adalah optimal (61,1%).Simpulan: Peran tenaga pelaksana eliminasi TPE di Kota Pekalongan dalam menyeleksi anggota keluarga binaan yang akan diobati, dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat pada setiap keluarga binaan, dalam pencatatan keluarga binaan yang meminum obat pada kartu, dan dalam pengawasan dan pencatatan reaksi pengobatan yang mungkin timbul serta pelaporan kepada petugas kesehatan sudah optimalKata kunci: Filariasis, Tenaga Pelaksana EliminasiABSTRACT Title: The role of Elimination Personnel (EP) implementing filariasis MDA in Pekalongan City Background: Filariasis is a disease caused by filarial worms, Pekalongan City has carried out filariasis MDA (Mass Drug Administration) since 2011-2015. However, the results of the Finger Blood Survey (SDJ) showed that the microfilaria rate was > 1%. This study aims to describe the role of Elimination Personnel (EP) and the obstacles faced in implementing filariasis MDA in Pekalongan City.Method: This study used a cross sectional research method. Sampling in this study used simple random side, total 95 respondents. Data obtained by structure interviews using questionnaires.Result: The results showed that EP in selecting the target family members to be treated is optimal (63.2%). EP in helping puskesmas determine the dosage and administration of medicines for each of the assisted families (52.6%). EP in recording the assisted families who drank the medicine on the card was optimal (55.8%). EP in monitoring and recording treatment reactions that may arise and reporting to health workers was optimal (61.1%).Conclusion: The roles of TPE elimination workers of Pekalongan City were optimum, such as selecting family member who will be treated, helping Puskesmas in deciding the dosage and giving the medicine to every treated family, record of treated family who take the medicine in the given card, and in the supervision and record of medical reaction that might happen and reporting it to health workers.Keywords: Filariasis, Elimination Personnel  

Page 6 of 29 | Total Record : 283