cover
Contact Name
Ilham
Contact Email
Ilham.fishaholic@gmail.com
Phone
+6221-64700928
Journal Mail Official
jra.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Gedung Balibang KP II, Lantai 2 Jl. Pasir Putih II, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430
Location
Kab. jembrana,
Bali
INDONESIA
Jurnal Riset Akuakultur
ISSN : 19076754     EISSN : 25026534     DOI : http://doi.org/10.15578/JRA
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Riset Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of various aquaculture disciplines include genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)" : 15 Documents clear
KONDISI KUALITAS PERAIRAN DI TELUK LADA, PANDEGLANG PROVINSI BANTEN UNTUK MENDUKUNG BUDIDAYA KERANG HIJAU ( Perna viridis ) Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.406 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.3.2011.507-519

Abstract

Kerang hijau (Perna viridis) merupakan jenis kekerangan yang bernilai ekonomis penting. Teluk Lada Kabupaten Pandeglang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah Provinsi Banten sebagai sentra budidaya kekerangan, khususnya kerang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas perairan di Teluk Lada, untuk mendukung kegiatan budidaya kerang hijau. Pengumpulan data lapangan telah dilakukan pada bulan April 2010 yang diambil pada 16 titik pengamatan. Parameter yang diukur meliputi pengukuran langsung di lapangan (kandungan oksigen, pH, suhu, salinitas, kecerahan, dan kedalaman) dan analisis laboratorium (BOD, NO3, NH3, PO4, H2S, TDS, Hg, Pb, Cd, dan kelimpahan plankton). Data kualitas air dianalisis secara deskriptif dan beberapa parameter yang menjadi persyaratan utama dianalisis dengan metode Analisis Komponen Utama (AKU). Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air pada 16 stasiun pengamatan secara keseluruhan sesuai untuk budidaya kerang hijau, kecuali untuk parameter kedalaman perairan yang sesuai hanya pada 12 stasiun dan untuk parameter pH yang sesuai hanya pada 9 stasiun pengamatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi guna mendukung pengembangan budidaya kerang hijau di Teluk Lada Kabupaten Pandeglang.
HETEROSIS, MATERNAL , DAN INDIVIDUAL EFFECT PADA HIBRIDA ANTARA IKAN MAS RAJADANU, MAJALAYA, SUBANG, DAN KUNINGAN M. Hunaina Fariduddin Ath-thar; Vitas Atmadi Prakoso; Estu Nugroho; Rudhy Gustiano
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.9 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.3.2011.407-412

Abstract

Ikan mas merupakan salah satu komoditas potensial untuk mendukung pencapaian peningkatan produksi perikanan budidaya nasional sebanyak 353% pada 2014. Ikan mas yang digunakan selama ini hanya mengandalkan strain lokal yang sudah mengalami penurunan kualitas. Hibridisasi merupakan salah satu cara untuk menghasilkan ikan unggul. Hibridisasi dilakukan secara resiprok dari 4 strain ikan mas Rajadanu, Subang, Majalaya dan Kuningan sehingga didapatkan 16 kandidat strain baru. Parameter yang digunakan sebagai evaluasi hibrida ini adalah sintasan dan keragaan pertumbuhan. Nilai maternal effect, individual effect dan heterosis dari sintasan dan keragaan pertumbuhan ikan hasil hibrid menjadi acuan untuk pemilihan kandidat hibrid yang terbaik. Untuk parameter pertumbuhan, nilai maternal effect tertinggi didapat dari ikan lokal Subang dan nilai individual effect tertinggi pada Majalaya. Sedangkan untuk parameter sintasan, nilai maternal effect tertinggi didapat dari ikan lokal Kuningan dan nilai individual effect tertinggi pada Rajadanu. Dari skoring nilai heterosis didapatkan hasil bahwa hibrida ikan lokal Kuningan dan Majalaya merupakan hibrida terbaik.
TRANSFER GEN ANTIVIRUS PADA EMBRIO UDANG WINDU, Penaeus monodon DALAM BERBAGAI KONSENTRASI DEOXYRIBO NUCLEIC ACID Andi Parenrengi; Andi Tenriulo; Syarifuddin Tonnek; Samuel Lante
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.665 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.3.2011.353-361

Abstract

Teknologi transgenesis khususnya rekayasa genetik untuk menghasilkan udang windu resisten penyakit merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pemecahan masalah penyakit yang menimpa budidaya udang windu. Teknologi transgenesis khususnya transfer gen antivirus pada udang windu telah berhasil dilakukan melalui teknik transfeksi. Meskipun demikian optimalisasi komponen teknologi tersebut masih perlu dilakukan. Konsentrasi DNA gen merupakan salah satu komponen teknologi transgenesis yang harus dioptimalkan untuk mendapatkan efisiensi dalam transfer gen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi DNA gen antivirus yang optimal sebagai bahan transfer gen ke embrio menggunakan metode transfeksi. Embrio udang windu yang diperoleh dari hasil pemijahan induk asal Aceh, dikoleksi 5-10 menit setelah memijah dengan kepadatan 625 telur/2 mL. Transfeksi dilakukan dengan menggunakan media larutan transfeksi jetPEI dengan konsentrasi DNA gen antivirus sebagai perlakuan, yakni: 5, 10, dan 15 µg serta kontrol positif (tanpa plasmid DNA) dan negatif (tanpa plasmid DNA dan larutan transfeksi), masing-masing 3 ulangan. Embrio hasil transfeksi ditetaskan pada stoples berisi air laut sebanyak 2 L yang diletakkan pada waterbath. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen antivirus telah berhasil diintroduksi ke embrio udang windu. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi DNA (5-15 µg) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap daya tetas embrio udang windu. Analisis ekspresi gen pada larva udang windu juga menunjukkan adanya aktivitas ekspresi gen antivirus pada semua perlakuan konsentrasi DNA, di mana ekspresi gen antivirus pada larva transgenik lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (tanpa transfeksi). Sintasan pasca-larva PL-1 yang didapatkan pada penelitian ini adalah 12,0%; 10,0%; 10,6%; 12,3%; dan 14,2% masing-masing untuk perlakuan konsentrasi plasmid DNA 5 µg, 10 µg, 15 µg, kontrol positif dan negatif, di mana konsentrasi DNA yang berbeda tidak memperlihatkan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap sintasan larva PL-1. Hasil penelitian ini berimplikasi bahwa untuk alasan efisiensi, konsentrasi DNA 5 µg disarankan untuk digunakan dalam transfer gen pada embrio udang windu.
KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI MOLEKULER ISOLAT BT951 SERTA EVALUASI POTENSINYA SEBAGAI BAKTERI PROBIOTIK PADA BUDIDAYA UDANG WINDU ( Penaeus monodon ) Muliani Muliani; Nurbaya Nurbaya; Endang Susianingsih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.876 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.3.2011.457-468

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui karakteristik, dan menentukan posisi relatif isolat BT951 melalui identifikasi molekuler menggunakan gen 16S-rRNA, serta mengevaluasi potensinya sebagai probiotik pada budidaya udang windu (P. Monodon). Penelitian ini meliputi tahapan: (1) isolasi dan karakterisasi secara morfologi; (2) uji fisiologi dan biokimia; (3) identifikasi isolat BT951 secara molekuler; (4) uji sensitifitas terhadap antibiotik; (5) uji daya hambat isolat BT951 terhadap V. harveyi; (6) uji patogenisitas isolat BT951 terhadap larva udang; (7) uji tantang isolat BT951 dengan V. harveyi; (8) uji ketahanan isolat BT951 pada suhu ruang dan suhu 4oC. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa, secara morfologi isolat BT951 koloninya berbentuk bulat kecil, berwarna krem kekuningan, tepian licin, dan cembung, termasuk kelompok bakteri gram positif yang berbentuk batang, oksidase dan katalase positif, indol negatif, dan bersifat motil. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 40oC, salinitas 0-50 ppt, dan sensitif terhadap beberapa jenis antibiotik seperti rifanpisin, eritromisin, dan klorampenikol akan tetapi resiten terhadap ampisilin, oksitetrasiklin, gentamisin, dan furazolidon. Berdasarkan hasil analisis gen 16S-rRNA menunjukkan bahwa isolat BT951 termasuk kelompok Brevibacillus laterosporus dengan indeks kedekatan sebesar 97,7%. Bakteri ini tidak bersifat patogen terhadap udang windu, dapat menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi, dan potensial dijadikan sebagai bakteri probiotik pada budidaya udang windu.
VARIASI GENETIK HASIL PERSILANGAN NILA BEST DENGAN RED NIFI DAN NIRWANA MENGGUNAKAN PENANDA RAPD Iskandariah Iskandariah; Irin Iriana Kusmini; Otong Zenal Arifin; Rudhy Gustiano
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.848 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.3.2011.363-371

Abstract

Penelitian mengenai variasi genetik dari hibridisasi 3 varian ikan nila (BEST, Red NIFI, dan Nirwana) telah dilakukan di Laboratorium Molekuler Biologi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik hasil hibridisasi antara nila BEST, Nirwana, dan Red NIFI dengan menggunakan metode Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD). Amplifikasi DNA menggunakan primer OPA-02, OPA-03, dan OPC-05. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase polimorfisme berkisar antara 18,1818%–42,4242%, dengan nilai heterozigositas 0,0733-0,1564 dan jarak genetik antar populasi 0,3735–0,5300. Keragaman genetik tertinggi diperoleh pada hasil hibridisasi antara nila BEST dengan Nirwana. Nilai polimorfisme meningkat sebesar 10,6060% dan heterozigositas 0,0352 pada populasi hasil hibridisasi dibandingkan dengan populasi true breeding. Hal ini menunjukkan bahwa hibridisasi dapat meningkatkan nilai keragaman genetik dari suatu populasi ikan.

Page 2 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 2 (2025): Juni (2025) Vol 20, No 1 (2025): Maret (2025) Vol 19, No 4 (2024): Desember (2024) Vol 19, No 3 (2024): September (2024) Vol 19, No 2 (2024): Juni (2024) Vol 19, No 1 (2024): (Maret 2024) Vol 18, No 4 (2023): (Desember, 2023) Vol 18, No 3 (2023): (September, 2023) Vol 18, No 2 (2023): (Juni, 2023) Vol 18, No 1 (2023): (Maret 2023) Vol 17, No 4 (2022): (Desember 2022) Vol 17, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 17, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 17, No 1 (2022): (Maret, 2022) Vol 16, No 4 (2021): (Desember, 2021) Vol 16, No 3 (2021): (September, 2021) Vol 16, No 2 (2021): (Juni, 2021) Vol 16, No 1 (2021): (Maret, 2021) Vol 15, No 4 (2020): (Desember, 2020) Vol 15, No 3 (2020): (September, 2020) Vol 15, No 2 (2020): (Juni, 2020) Vol 15, No 1 (2020): (Maret, 2020) Vol 14, No 4 (2019): (Desember, 2019) Vol 14, No 3 (2019): (September, 2019) Vol 14, No 2 (2019): (Juni, 2019) Vol 14, No 1 (2019): (Maret, 2019) Vol 13, No 4 (2018): (Desember 2018) Vol 13, No 3 (2018): (September 2018) Vol 13, No 2 (2018): (Juni, 2018) Vol 13, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 12, No 3 (2017): (September 2017) Vol 12, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 12, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 12, No 1 (2017): (Maret 2017) Vol 11, No 3 (2016): (September 2016) Vol 11, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 11, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 11, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 5, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 2, No 1 (2007): (April 2007) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 10, No 3 (2015): (September 2015) Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 10, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 9, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 9, No 1 (2014): (April 2014) Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 8, No 1 (2013): (April 2013) Vol 7, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 7, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 7, No 1 (2012): (April 2012) Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011) Vol 6, No 2 (2011): (Agustus 2011) Vol 6, No 1 (2011): (April 2011) Vol 4, No 3 (2009): (Desember 2009) Vol 4, No 2 (2009): (Agustus 2009) Vol 4, No 1 (2009): (April 2009) Vol 3, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 3, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 3, No 1 (2008): (April 2008) Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) More Issue