cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)" : 9 Documents clear
DISTRIBUSI SPASIAL PENDUGAAN TARGET STRENGHT DAN KELIMPAHAN IKAN DENGAN METODE AKUTIK DI WADUK RIAM KANAN, KALIMANTAN SELATAN Zulkarnaen Fahmi; Endi Setiadi Kartamihardja
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3093.131 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.221-227

Abstract

Penelitian  pendugaan  distribusi spasial panjang  ukuran ikan  dengan menggunakan  metode akustik dilakukan  pada bulan  Nopember 2005 di Waduk Riam Kanan, Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan nilai target strength ikan -41 sampai -38 dB mendominansi dan tersebar merata di seluruh bagian waduk dengan rata-rata nilai target strength seeara keseluruhan -39,28 dB. Hasil konversi nilai target strength menjadi ukuran panjang total (total length) ikan diperoleh hasil rata-rata panjang ikan 22 em dengan ukuran panjang ikan kisaran 18-23 em merupakan ukuran yang banyak ditemukan di waduk. Rata-rata kepadatan daerah dan kepadatan volume ikan di Waduk Riam Kanan masing-masing 1.120 ind./ha dan 10 ind./1.000m3. The research was conducted in November 2005 in Riam Kanan Dam, South Kalimantan Province to estimate spatial distribution of fisl1 length, conversion from target strength value and fish density using acoustic method. The result shows that target strength of freshwater fish ranging from -41 to -38 dB was dominated and spread afl over part of dam and mean target strength detected equal to -39.28 dB. Convertion target strength value to fish length (total length) obtains an average of total length of fish equal to 22 em and fish length value ranging from 18-23 em was found dominantly in the dam. Mean of area density and volume density in Riam Kanan Dam were equal to 1,120 fish/ha and 10 fish/ 1,000m3.
ESTIMASIBIOMASSA IKAN DEMERSAL Dl PERAIRAN GUGUSAN PULAU PARI Asep Priatna; Sri Turni Hartati
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2361.322 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.185-189

Abstract

Perairan gugusan Pulau Pari merupakan salah satu ekosistem terumbu karang yang mempunyai sumber daya perikanan demersal ekonomis tinggi. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret 2008 di perairan Gugusan  Pulau Pari, Kepulauan  Seribu, bertujuan  untuk  mengetahui estimasi biomassa ikan demersal dengan metode akustik. Alat yang digunakan adalah Biosonics DT-X Scientific Digital  Echosounder untuk akuisisi data akustik. Komposisi ukuran panjang  dan bobot ikan  ekor kuning (Lutjanus vittus)  digunakan untuk verifikasi data akustik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi biomassa ikan demersal yang hidupnya tidak bergerombol sekitar 142 ton atau rata-rata 4 ton/km2, sedangkan  untuk  ikan yang hidupnya  bergerombol sekitar  1,3 ton. Berdasarkan  pada komposisi  ukuran  panjang, 80% ikan  demersal di daerah penelitian  adalah kurang  dari 7,5 em. Faktor ukuran tubuh lebih signifikan daripada jumlah individu ikan dalam estimasi biomassa dengan aplikasi hidroakustik.Pari Island waters is one of the coral reef ecosystem having high economic demersal fish resources. The  aim of the  research  is to obtain  the biomass  estimation of demersal  fish based  on  the survey conducted in March 2008 in the waters around  Pari Island of Jakarta  Bay. Biosonics DT-X Scientific Digital Echosounder System was used for acquisition  of acoustic  data. The body length  and weight composition of Lutjanus vittus was used for acoustic data verification. Results  show that total fish biomass estimation for solitary  fish distribution was  about 142 ton  or equal to 4 tonlkm2 while  for schooling traces were about 1.3 ton. About 80% of demersal  fish composition in the research location consisted of fish having  less  than  7.5 em body  length.  The body  length  weight  of fish  are  more significant than individual amount  of fish to improve the biomass.
POPULASIIKAN DEMERSAL Dl PERAIRAN ARU, PROPINSI MALUKU Wedjatmiko Wedjatmiko; Wijopriono Wijopriono; Suprapto Suprapto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4932.236 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.229-237

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4-9 Nopember 2006, menggunakan alat tangkap trawl yang dioperasikan dengan KR. BawalPutih, pada 35 stasiun pengamatan. Perairan Aru bagian dariperairan Arafura, merupakan salah satu perairan Indonesia yang potensial untuk penangkapan ikan demersal maupun udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, Jaju tangkap, kepadatan stok,_dan biomassa ikan demersal yang tertangkap di perairan Aru (Propinsi Maluku). Hasil penelitian mennunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan demersal mencapai 6.063,44 kg atau 67,06%  dari total hasil tangkapan trawl,  yang terdiri atas 132 spesies dari 56 famili. lkan yang dominan tertangkap adalah famili Leiognathidae (1.604,4 kg atau 26,4%), Apogonidae (658,8 kg atau 10,9%), dan Mullidae (639,1 kg atau 10,6%). Rata-rata laju tangkap ikan demersal173,2 kg per jam, dan dugaan kepadatan stok 4,4±0,2 ton km·2,  serta dugaan biomassa ikan demersal 193.975±257 ton. The research was carried out during November 41 2006, using bottom trawl (RV. Bawal Putih). Data were collected from 35 selected stations through bottom trawl survey. Aru waters are part of Arafura waters, that area potential for demersal fish and shrimps in Indonesia. The aim of this research is to find out the catch composition, catch rate, stock density, and biomass of demersal fish. The results show that the catch composition of demersal fish was 6,063.44 kg (67.06% from total catch), consisted of  132 species and 56 families.  Tl1ere were  3 family of demersal  fish mostly caught,  namely Leiognathidae (1,604.4 kg or 26.4%), Apogonidae (658,8 kg or 10.9%), Mullidae (639.1 kg or 10.6%), respectively with the average of catch rate was 173.2 kg per hour'. The average stock density of demersal fish was estimated 4.4±0.2 ton km·2 ton km2  Whilst the total biomass of demersal fish was estimated 193,975±257 ton.
PERSENTASE TUTUPAN KARANG SEBAGAI PENDUKUNG KEANEKARAGAMAN IKAN KARANG DI PULAU PAMEGARAN DAN KUBURAN CINA Anthony Sisco Panggabean; Bram Setyadji
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4796.285 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.191-198

Abstract

Terumbu karang  merupakan  suatu ekosistem  yang mendukung  kondisi  produktivitas suatu perairan laut. Konclisi stok dan produksi ikan karang  sangat tergantung pada habitatnya.  Untuk melindungi kondisi  ekosistem  terumbu  karang  diperlukan tindakan  konservasi sumber  daya perikanan. Pembatasan masalah yang akan dibahas mencakup persentase tutupan karang, genus karang dominan yang berada pada perairan tertutup (leeward), dan perairan terbuka (windward). Untuk mengetahui persentase tutupan karang dipergunakan metode life form transek (line intercept transect) dan untuk komposisi jenis ikan  arang  dengan cara census visual (visual census). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa  kondisi karang dalam kondisi  baik  dan genus  karang  yang mendominansi yaitu Acropora, Porites, dan Montipora dengan bentuk acropora bercabang, karang masif dan karang bercabang sedangkan komposisi jenis ikan karang yang mendominansi yaitu ikan karang berkclompok atau major familyCoral reef is the most important econsystem to support marine productivity. Stock condition and productivdty of coral reef fishes depend on their habitat or coral reef ecosystem. Marine conservation of fisherie resources was needed to protect the condition of coral reef ecosystem. The problem was limited to fit.1d out coverange of coral reef, dominant reef genera in close marine area (leeward) vnd open marine lrea (windward). Line intercept transec was used to study live coral cover. Visual census is the one metl'10d to find the composition of coral reef species. The results show thtJt coral reef was in good condition  and genera were dominated by Acropora, Porites, and Montipora with acropora branching, coral1:nassive, and coral branching where are composition of reef fish was dominated by group of fishes (mc.);or family).
SEBARAN SPASIAL KARAKTERISTIK SEDIMEN DAN BEBERAPA PARAMETER KUALITAS AIR Dl PERAIRAN RAWA PENING, AMBARAWA Naila Zulfia; Chairulwan Umar
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4681.034 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.211-219

Abstract

Perairan Rawa Pening merupakan perairan lentik di Jawa Tengah yang dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, transportasi, pembangkil tenaga listrik, budi daya perikanan, serta wisata. Pemanfaatan sumber daya perairan  yang tidak terkendali dapat berdampak tingginya tingkat sedimentasi dan penurunan  kualitas  air. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui  sebaran  spasial karakteristik sedimen dan parameter kualitas  air di perairan Rawa Pening, sehingga dapat dijadikan  sebagai bahan acuan untuk pengelolaan berkelanjutan perairan Rawa Pening. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2007 di perairan Rawa Pening, Ambarawa. Pengambilan contoh dilakukan pada seluruh  badan  perairan  dengan  menggunakan metode systematic  sampling  secara  grid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perairan Rawa Pening terdapat dua jenis tekstur sedimen yaitu liat dan liat berpasir. Tekstur tanah liat mempunyai kandungan bahan organik sangat tinggi sedangkan tekstur tanah liat berpasir  mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Dilihat dari kisaran  nilai parameter kualitas airnya perairan Rawa Pening tergolong mesotrofik yang aslinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Rawa Pening waters is a potentiallentic water in Central Java that is used for irrigation; transportation, power generation, fish culture, and tourism. Uncontrolled resource exploitation might cause both the increasing sedimentation level and water quality degradation. The objective of this research was to observe spatial distribution of sediment characteristic and water quality in Rawa Pening, in order to use in resource management, and as reference of environmentally sustainable resource management of Rawa Pening waters. This research was conducted on May-June 2007 in Rawa Pening, Ambarawa. Sampling was done by using systematic grid sampling technique. The results show that Rawa Pening waters had two type of sediment texture that were clay and sandy clay. The clay has the highest organic matter while the sandy clay contains high organic matter. The water quality parameters indicate that Rawa Pening is categorized as mesotrophic waters. It means that the water can be used for many functions.
ESTIMASI STANDING STOCK SUMBER DAYA IKAN BERDASARKAN KANDUNGAN KLOROFIL-A Julius Anthon Nicolas Masrikat; Indra Jaya; Budhi Hascaryo Iskandar; Dede Soedharma
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3951.456 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.257-266

Abstract

Data dan informas1 standing stocK sumber daya ikan sangat diperlukan dalam upaya eksploitasi perikanan tangkap. Dalam tulisan ini, nilai standing  stock  sumber daya ikan di Laut Gina Selatan diestimas1  berdasarkan  pada  produktivitas primer bersih (net primary   product1vity!NPP)  yang merupakan  fungsi dan konsentrasi klorofil-a  permukaan (sea  surface  chlorophyll-a). Data yang digunakan c.dalah data klorofil-a insitu dan hasil survei tanggal 18-30 Jum 2005 dan 10-23 Juli 2006 dengan KR  SEAF·DEC 2  serta data klorofil-a dan net pnmary  productivity dari c1tra satelit sensor MODIS  AQUA. Rata-rata konsentrasi sea surface chlorophyll-a insitu bulan Jun1 2005 yaitu 0,23 mg m-3 dan sse citra 0 56 mg m 3 sedangkan bulan Juli 2006 sse insitu yaitu 0 09 mg m·3 dan sse citra 0,18  mg m 3•   Berdasarkan  pada  analisis  i<lorofil-a  citra satelit dengan  menggunakan  vertically generalized  production modd (VGPM)  diperoleh rata-rata produktivitas primer bulan Jun1 2005 yaitu 659,13 mgC m-2 hr' dan bulan Juli 2006 yaitu 319,27 mgC m 2 hr·• Berdasarkan pada nilai produktivitas primer, maka d1peroleh standmg stock sumber daya ikan pelagis pada daerah survei bulan Juni 2005 yaitu 2. 211,67  ton atau 1 941 202 60 ton thn 1 dan bulan Juli 2006 ya1tu 506,17 ton atau 524 314,86 ton thn-•. Accurate  informatiOn of standing stock of fish resources is prerequisite for optimal  fishing. In this paper, standing  stock of fish resources  assessment  in Indonesia  southern  part of South China Sea was determined  by net pnmary  productivity  (NPP), wh1ch was function  of sea surface  chlorophyll-a concentration (SSC).  Data of sea surface chlorophyll-a insitu were gathered through research using vessel MV SEAFDEC 2 on 18-30 June 2005 and 10-23 July 2006 and also that sea surface chlorophyll­ a concentration and net pnmary product1v1ty 1mages from ocean color remote sensmg images (MODIS AQUA). Average  of sea sudace  chlorophyll-a concentration on June 2005 were 0 23 mg m 3 (insitu) and 0.56  mg m-3   (images), whJ/e on July 2006 were 0.09 mg m·3  (insitu),  and 0.18 mg m·3 (images), respectively  The 1mages chlorophyll-a analys1s using vertically generalized production  model (VGPM). it was found average of net pnmary productivity value of 659.13 mgC m2 day' (June 2005) and 319.27 mgC m-2   day-1  (July  2006).  Based on the net primary  productivity  value  on the survey  area,  it was calculated  that standmg stock offish resources were 2,211.67 ton in June 2005 or 1,941,202.60 ton yr and 506 17 ton in July 2006 or 524,314.86 ton yr'.
PENGARUH SUHU DAN KEDALAMAN MATA PANCING RAWAI TUNA (TUNA LONG LINE) TERHADAP HASIL TANGKAPAN TUNA DI SAMUDERA HINDIA Budi Nugraha
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3585.913 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.239-247

Abstract

Untuk memperoleh hasil tangkapan yang maksimal, informasi suhu, dan kedalaman mata pancing tuna long line yang efektif perlu diketahui. penelitian mengenai suhu dan kedalaman mata pancing di perairan samudera Hindia telah dilakukan pada butan Juli-Agustus 2005 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan kedalaman mala pancing tuna long irne terhada[ hasil tangkapan tuna Hasil penelitian menuniukkan bahwa hasir tangkapan utama didominansi oleh ikan tuna mata besar 95,04%. sedangkan hasir tangkapan sampingan didominansi oreh tancetish 427!ok. Ralarata laju tangkap tuna di perairan samudera Hindia 0,52%. Daerah penangkapan berada di seratan Jawa Timur dan di ruar perairan zona Ekonomi Eksrusif indonesia. Mati pancing terdaram hasil perhitungan dengan metode yoshihara diperoreh pada pancing no.10 yaitu 359,i-g79,r1 m dan kedalaman lerendah terdapat pada pancing no.'r yaitu 101,13-121,13 m. Hasir pengukuran mnllog menunjukkan bahwa pancing lerdalam terdapat pancing no.1o, yaitu 380,60 m dengan suhu 10,60.6 dan kedalaman pancing terendah terdapat pada pan;ing 1 dengan kedaraman is1,1o.n dengun suhu 20.60'c. rkan tuna mata besar tertangkap pada kedaraman goo,o-ggs,g m, maoioinang zsd,o- 299'9 m' dan albakora '150,0-'199,9 m. rkan tuna mata besar tertangkap pada kisaran sutiu to,o- 13,9"C, madidihang 16,0-16,9.C, dan albakora 2O.O_20.9.C. To obtain maximum catch, the information of temperature and effective depth of tuna long tine llooks are impoftant to be known. Research on temperature and depth of tuna Ildbn long line hoiks in ocean was done in Jury-August 2oos, to know the infruence of temperature and depth of tuna long line hooks to the catch. Resr/rs show that the target species was dominated by btigeye tuna (95,04%), while the bvcatch was dominated by rancetfish (42,79%L Hook rate of tinai in rndian ocean was around 0,52%. Fishing ground was inside in the south of East Java walers and outside the territoial water of lndonesian Exclusive Economic zone. The deepest hook that caicutated by the Yoshihara method obtained at hook number 1o that was 3sg.11 379.11 m deplh and the towest at hook number 1 that was 101.13 121.13 m depth. The depth hom minirog measurement indicated that the deepest hook was at hook number 10 of 3g0.60 m with the temperature of 1o.6o.c and the shallowest was at hook number 1 of 151.10 m with the temperature of 20.60" c. The tunas were caugllt at 300 0-399.9 m, 250.0-299.9 m and 1so.o-l99.9 m water depth respectively for bigeye, yellowiin, and albacore. rn term of water temperature, bigeye was caught at 10.0-13.b'c, yitowiii at ta,o- 16,9'C, and albacore at 20.0-20.9.C.
EFISIENSI TEKNIS KAPAL PUKAT CINCIN Dl LAUT JAWA DAN SEKITARNYA YANG BERBASIS DI PPN PEKALONGAN Agustinus Anung Widodo; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5093.999 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.199-209

Abstract

Lebih tangkap  (over fishing) dan ekses kapasitas penangkapan (excess capacity) telah diketahui sebagai dua isu  serius yang  saat ini dihadapi perikanan pelagis kecil  di Laut  Jawa. Sebagaimana diketahui, pukat cincin merupakan perikanan yang paling berkembang di wilayah ini. Saat ini jumlah kapal pukat  cincin yang aktif beroperasi di Laut Jawa dan mendaratkan ikan hasil tangkapannya di Pelabuhan Perikanan  Nusantara  Pekalongan adalah sekitar  340  unit.  Sasaran utama  kapal pukat cincin  di Laut  Jawa adalah  kelompok ikan pelagis  kecil  di antaranya ikan kembung (Rastrelliger brachysoma) dan l ayang (Decapterus sp.). Dalam  rangka  mengetahui  tingkat efisiensi teknis  kapal­ kapal  pukat cincin  yang  beroperasi di Laut  Jawa,  maka  pada  bulan  Januari Desember 2007  telah dilakukan penelitian di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Contoh kapal yang  diriset diambil  secara acak. Data  yang diambil meliputi ukuran kapal (LoA dan GT), kekuatan mesin  (HP), umur  kapal, jumlah anak buah kapal, hari operasi (melaut), konsumsi bahan bakar,  dan  hasil tangkapan. Data dianalisis dengan data envelopment  analysis dengan bantuan perangkat lunak ( software) DEAP version 2.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  43 unit  kapal mempunyai tingkat  efisiensi teknis  1,00 yang  berarti  sangat  efisien.  Sisanya,  50 unit mempunyai tingkat  efisiensi teknis  0,900-0,999, 46 unit mempunyai tingkat efisiensi teknis 0,800-0,899, dan 20 unit mempunyai tingkat efisiensi teknis 0,700-0,799. Rata-rata tingkat efisiensi teknis kapal contoh (sampel) pukat cincin  di Laut Jawa adalah  0,918. Hasil analisis menunjukkan nilai tingkat  efisiensi  teknis minimal yang  diizinkan bagi kapal-kapal pukat  cincin  di Pelabuhan Perikanan  Nusantara Pekalongan adalah  0,800. Agar kapal pukat  cincin  di Pekalongan dapat bekerja  efektif  maka  nilai tingkat  efisiensi  teknis  yang dibutuhkan e"0,950.  Guna  mencapai nilai tersebut, strategi  yang dapat  dilakukan adalah  mengurangi upaya penangkapan sampai 10,0%, mengurangi konsumsi bahan  bakar  9,5%, mengurangi jumlah anak buah kapal10,5%, ukuran kapal17,6%, panjang  kapai-LoA 10,0%, dan kekuatan mesin kapal12,0%. Over fishing and excess capacity have been identified as the two most important problems currently facing by small pelagic fisheries in Java Sea. As known well that purse seine was the most developed fishing gear in this area. The number of active purse seiner operating in Java Sea was about 340 units. Main target of the purse seine in Java Sea is smallpelagic fish i.e. scads. In order to obtain information of the technical efficiency rate of purse seiner operating in Java Sea, a research was conducted. The research was carried out on January-December 2007 in Pekalongan Fishing Port through the random sampling methods. The amount of 159 units of purse seiner sized >30 GT as respondent have been observed. The data covered length, GT, engine HP and age of vesse,l number of crew, days at sea, fuel consumption, and catch (ton). Data were analyzed by Data Envelopment Analysis using software DEAP version 2.1. Results show that average of technical efficiency rate of purse seine fleets currently operating in Java sea, was 0.914 of which 43 units had technical efficiency rate 1.00. This means those fleets are efficient. The remain 50 units had technical efficiency rate 0.900-0.999, 46 units and 20 units had 0.800-0.899 and 0.700-0.799 respectively. Minimum threshold of technical efficiency rate of purse seiner in Pekalongan Fishing Port was 0.800 with average at 0.918. It needs technical efficiency rate at 0.950 so that purse seiners might work effective. The strategies to improve of technical efficiency rate of purse seiner until 0.950 i.e. decreasing of fishing effort 10.0%, decreasing fuel consumption 9.5%, decreasing crew number 10.5%, decreasing size of vessel i.e. GT 17.6%, length-LoA 10.0%, and power of engine 12.0%.
HIDRODINAMIKA JARING KEJER PADA KONDISI ARUS DAN DAYA APUNG YANG BERBEDA Dl FLUME TANK Dahri Iskandar; Zulkarnain Zulkarnain; Singgih Prihadi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5274.416 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.249-255

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menentukan hidrodinamika jaring kejer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kecepatan arus 15, 20, 25, dan 30 cm/detik,  jaring kejer dengan mesh size  3,5 inci secara berturut-turut mengalami drag force  7,78, 13,51, 20,78,  dan 29,72 gf. Jaring kejer dengan mesh size 4,0 inci mengalami drag force 6,66, 11,55, 17,76, dan 25,41 gf. Tinggi jaring kejer dengan mesh size 3,5 inci ketika dipasang pada flume tank dengan kecepatan arus yang sama sedikit lebih pendek dibanding jaring kejer dengan mesh size 4,0 inci. Tinggi jaring kejer dengan mesh size 3,5 dan 4,0 inci yang menggunakan pelampung kontrol ketika dipasang pada kecepatan arus 15 em/ detik secara berturut-turut 47,2 dan 48, 5 em. Penambahan daya apung menjadi 1,5 kali dari daya apung pelampung kontrol, merubah ketinggian jaring kejer dengan mesh size 3,5 dan 4,0 inei menjadi 56,4 dan 60,8 em. The objective  of this experiment  was to determine  hydrodynamic of jaring kejer (bottom  gil/net). Result of this ex periment indicates that at current speed of 15, 20, 25, and 30 cmls, jaring kejer of 3. 5 inch mesh size encountered  drag force of 7. 78, 13.51, 20.78, and 29.72 gf, respectively Whilstjaring kejer of 4.0 inch mesh size encountered  drag force of 6.66, 11. 55, 17. 76, and 25.41 gf, respectively Net height of jaring kejer of 3. 5 inch mesh size was slightly lower than jaring kejer of 4.0 inch mesh size during  encounter of similar  current  speed. Net height of jaring  kejer using control buoyancy  for 3.5 and 4.0 inch mesh  sizes during  encountered current speed  of 15 cmls  were  47.2 and 48.5 em. Increasing  of buoyancy to 1.5 times  of control  buoyancy  might  increases  net height  of jaring kejer using 3.5 and 4.0 inch mesh sizes to 56.4 and 60.8 em, respectively.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2009 2009


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue