cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021" : 5 Documents clear
KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP DI KOTA LANGSA, PROVINSI ACEH Muhammad Nur Arkham; Andan Hamdani; Achmad Fahrudin; Nana Anggraini; Yaser Krisnafi; Mathius Tiku; Perdana Putra Kelana; Rangga Bayu Kusuma Haris; Ari Gunawan
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.3.2021.%p

Abstract

Informasi terkait pemanfaatan sumber daya perikanan sangat diperlukan dalam menunjang pengambilan keputusan dan pengelolaan perikanan secara berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan karakteristik pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap di Kota Langsa. Penelitian ini dilakukan di Kota Langsa, Provinsi Aceh. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan pengarsipan data pendukung. Karakteristik perikanan tangkap yang ada di Kota Langsa didominasi oleh usaha nelayan skala kecil. Alat tangkap yang digunakan adalah mini purse seine, gillnet, trammel net dan pancing, yang dioperasikan dengan kapal berukuran <5 GT. Musim penangkapan sangat dipengaruhi oleh musim barat atau musim timur dan jenis alat penangkapan ikan yang dioperasikan. Persepsi nelayan kecil terkait dengan keberlanjutan aktivitas perikanan tangkap dari aspek sosial cukup baik, hal ini dikarenakan tradisi/budaya nelayan dan peran keluarga memberikan dampak yang positif terhadap usaha perikanan tangkap. Persepsi dari aspek ekonomi menyebutkan kurang mendukung keberlanjutan aktivitas perikanan tangkap diantaranya adalah indikator biaya melaut yang meningkat akan tetapi tidak ada perubahan selama 5 tahun terakhir terkait dengan pendapatan, hasil tangkapan dan keuntungan. Persepsi dalam aspek ekologi menyebutkan keadaan lingkungan perairan yang sudah tidak dapat menampung tingginya upaya penangkapan yang dilakukan oleh nelayan. Kejadian ini dapat dilihat dari indikator jumlah dan ukuran hasil tangkapan ikan yang semakin berkurang/kecil.Information related to the exploitation of fishery resources is needed to support decision-making and sustainable fisheries management. This study describes the utilization of capture fisheries resources in Langsa City. The location of this research is Langsa City, Aceh Province. Collecting data through personal interviews, observation, and archiving supporting data have been conducted. Small-scale fishing businesses dominate the characteristics of capture fisheries in Langsa City. The fishing gear used are mini purse seine, gillnet, trammel net and fishing line, operated using fishing vessels <5GT. The fishing season is strongly influenced by the west or east monsoons and the type of fishing gear operated. The perception of small fishermen related to the sustainability of capture fisheries activities from the social aspect is quite good. This is because the traditions/culture of fishermen and the role of the family have a positive impact on the capture fisheries business. Perceptions from the economic aspect stated that they did not support the sustainability of capture fisheries activities, including indicators of rising fishing costs but no change over the last 5 years related to income, catches, and profits. Perception in the ecological aspect states that the state of the aquatic environment can no longer accommodate the high fishing effort made by fishermen. This incident can be seen from the indicator of the number and size of fish catches decreasing/smaller.
PENGARUH CELAH PELOLOSAN BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN DAN UKURAN RAJUNGAN DI PERAIRAN UTARA BEKASI Baihaqi Baihaqi; Suharyanto Suharyanto; Erfind Nurdin
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.3.2021.145-155

Abstract

Penangkapan rajungan menggunakan alat tangkap bubu lipat banyak dioperasikan di perairan Pantai Utara Jawa, namun memiliki selektifitas yang rendah. Untuk itu selektifitas rajungan yang tertangkap perlu mendapat perhatian hingga tangkapan rajungan memiliki ukuran layak tangkap sesuai peraturan. Penelitian uji coba pengoperasian bubu lipat dengan celah pelolosan berupa pemotongan mata jaring (tanpa frame) dengan mata jaring tanpa pemotongan sebagai kontrol dan pemotongan 2, 3 dan 4 mata jaring (perlakuan), sehingga terbentuk celah pelolosan berbentuk persegi panjang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemotongan mata jaring sebagai celah pelolosan terhadap jumlah dan selektifitas ukuran hasil tangkapan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemotongan mata jaring sebagai celah pelolosan berpengaruh nyata terhadap jumlah tangkapan bubu lipat rajungan. Analisa lanjutan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) menunjukkan hasil tangkapan rajungan bubu lipat dengan celah pelolosan 1 mata jaring (kontrol) sebanyak (8,38 ekor/setting) tidak berbeda nyata dengan celah pelolosan 2 dan 3 mata jaring (6,25 ekor/setting dan 8,63 ekor/setting) dan berbeda nyata dengan penggunaan celah pelolosan 4 mata jaring sebesar (2,25 ekor/setting). Prosentase ukuran lebar karapas (Cw = carapace width) rajungan layak tangkap (>100 mm) dan ukuran rajungan pertama kali tertangkap (Lc) semakin tinggi dengan meningkatnya jumlah mata jaring terpotong. Nilai tertinggi prosentase tangkapan rajungan ukuran besar (CW >100 mm) diperoleh pada bubu lipat dengan pemotongan 3 mata jaring mencapai 82,6% dengan nilai Lc sebesar 105,03 mm serta celah pelolosan 4 mata jaring mencapai 83,3 % dengan nilai Lc sebesar 111,78 mm.Catching blue swimming crab using collapsible traps is operated in the North Java sea but has low selectivity. For this reason, the selectivity of blue swimming crab needs attention so that the catch of blue swimming crab has a legal-size according to the regulations. Trial research on the operation of collapsible traps with an escape gap in the form of cutting mesh (without frame) with the meshes without cutting for control and cutting 2, 3 and 4 meshes (treatment) so that a rectangular escape gap is formed. The research objective was to determine the effect of shortening the mesh as an escape gap on the number and selectivity of the catch. The analysis results showed that cutting the mesh as an escape gap significantly affected the yield of collapsible traps. Further analysis using the Least Significant Difference test (LSD) showed that the catch of collapsible traps with one mesh (control) is (8.38 fishes/setting) was not significantly different from 2 and 3 meshes of escape gaps (6.25 and 8.63 fishes/setting) and substantially different from the use of 4 meshes of escape gap (2.25 fishes/setting). The percentage of carapace width (Cw) of the crab fit to catch (>100 mm) and the size of the crab length of first seen (Lc) was higher with the increasing number of cut mesh. The highest percentage of large crab catch (Cw >100 mm) was found in folding traps with three mesh cutting reached 82.6% with an Lc value of 105.03 mm and a gap of 4 meshes reaching 83.3% with an Lc value of 111.78 mm.
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN GOSONG PASIR TANJUNG JUMLAI, KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA, KALIMANTAN TIMUR Niken Financia Gusmawati; Budhi Gunadharma Gautama; Dian Oktaviani
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.3.2021.%p

Abstract

Gosong pasir Tanjung Jumlai merupakan gugusan kawasan yang terletak sekitar 7 mil dari Pelabuhan Semayang di Balikpapan, Kalimantan Timur. Penelitian tentang komunitas ikan karang telah dilakukan di tiga lokasi stasiun pengamatan di daerah terumbu karang Tanjung Jumlai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, sebaran, kelimpahan, serta struktur komunitas ikan karang di perairan tersebut. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan metode sensus visual. Selama penelitian tercatat 31 jenis ikan karang termasuk dalam 9 famili, dengan rata-rata nilai kelimpahan ikan karang sebesar 91 individu/stasiun. Komposisi jenis ikan karang terdiri dari 7 jenis ikan target (ikan konsumsi), 5 jenis ikan indikator, dan 19 jenis ikan kelompok lainnya (major grup). Kelompok ikan target sebagai bagian dari aktivitas perikanan tangkap yang dominan adalah jenis Achanturus auranticavus, Pterocaesio pisang, dan Caesio teres. Jenis dominan dari kelompok ikan indikator adalah Chaetodon octofasciatus, dan dari kelompok lainnya yang dominan adalah jenis Thalassoma lunare, Chromis ternatensis, dan Pomacentrus moluccensis. Kelimpahan jenis dan jumlah individu ikan pada masing-masing stasiun pengamatan berkisar antara 15 – 18 jenis per stasiun serta 48 – 129 individu. Indeks keanekaragaman Shanon Wiener (H’ berbasis log) berkisar antar 1,889-2,258, Indeks keseragaman (e) berkisar 0,698-0,881, dan indeks dominansi berkisar 0,127-0,241. Pengelolaan kawasan gosong pasir Tanjung Jumlai yang efektif dibutuhkan untuk meningkatkan tutupan karang hidup, kekayaan jenis dan kelimpahan ikan karang antara lain dapat memberikan manfaat bagi masyarakat perikanan tangkap secara berkelanjutan di kawasan tersebut.Tanjung Jumlai sandbar is an area located about 7 miles from Semayang Harbor in Balikpapan, East Kalimantan. Research on coral fish communities has been carried out at three observation stations in the Tanjung Jumlai reef. This study aims to determine the species composition, distribution, abundance, and community structure of reef fish in these waters. The study was conducted in October 2019. Data collection was carried out by the visual census method. During the study, 31 reef fish species from 9 families were found, with an average coral fish abundance of 91 individuals/station. The composition of reef fish species consists of 7 target fish (edible fish), 5 indicator fish, and 19 major fish species. The dominant target fish groups are Achanturus auranticavus, Pterocaesio banana, and Caesio teres. The dominant type of the indicator fish group is Chaetodon octofasciatus, and the dominant of major groups are Thalassoma lunare, Chromis ternatensis, and Pomacentrus moluccensis species. The abundance of species and number of individual fish at each observation station ranged from 15-18 species per station and –8 - 129 individuals. Shanon Wiener’s diversity index (H log-based) ranged from 1.889 to 2.258, Uniformity index (e) ranged from 0.698 to 0.881, and dominance index ranged from 0.127 to 0.241. Effective management of Tanjung Jumlai sandbank is needed to increase live coral cover, species richness, and abundance of reef fish to bring sustainable benefits for fisheries communities in the area.
STATUS PEMANFAATAN DAN ASPEK BIOLOGI IKAN LAYANG DELES DI PERAIRAN SELATAN BALI Acacia Zeny Araminta Mourniaty; Meuthia Aula Jabbar; I Nyoman Suyasa; Arief Wujdi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.3.2021.%p

Abstract

Ikan layang merupakan komoditas ekonomis penting dari famili Carangidae yang banyak tertangkap di perairan Bali Selatan. Upaya penangkapan ikan yang tidak terkontrol terhadap spesies ikan ini dapat mengancam kelestariannya sehingga memerlukan kebijakan pengelolaan perikanan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status pemanfaatan dan aspek biologi ikan layang deles. Penelitian dilakukan pada 7 Maret – 6 April 2020 di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Kedonganan dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. Hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan ikan layang deles bersifat alometrik negatif. Ukuran pertama kali ikan layang deles yang tertangkap di perairan Bali selatan adalah 17,10 cmFL. Nisbah kelamin jantan : betina adalah 1:1,68 mengindikasikan dominasi ikan betina. Panjang pertama kali matang gonad (Lm) ikan layang deles adalah 18,42 cmFL. Dengan nilai Lc<Lm dapat menyebabkan, terjadinya growth overfishing. Alat tangkap yang digunakan nelayan setempat adalah pukat cincin yang beroperasi secara harian (one day fishing). Kondisi perikanan telah mengalami lebih tangkapan, dimana produksi dan upaya penangkapan telah melebihi level tangkapan dan upaya yang lestari. Hal ini ditunjukkan dengan tren CPUE yang menurun. Pengelolaan yang perlu ditempuh antara lain pengurangan upaya penangkapan dengan cara penutupan area penangkapan pada musim tertentu, dan pembentukan kelembagaan pengelolaan berbasis komunitas.Shortfin Scad (Decapterus macrosoma) is one of the economically crucial pelagic fish belonging to the family of Carangidae, which is caught mainly in South Bali waters. Uncontrolled fishing efforts of this fish species can threaten its sustainability; therefore, sustainable management is needed in this case. This research aims to utilize status and determine the biological of shortfin scad. The study was conducted at PPI Kedonganan and PPN Pengambengan from March 7 to April 6, 2020. The research results showed that the growth pattern of shortfin scad is negative allometric. Length-at-first capture (Lc) of purse seine is 17,10 cmFL. A sex ratio of (M: F) 1:1,68 was observed, which indicates female was dominant. The length at first maturity (Lm) is 18.42 cmFL. The value of Lc<Lm can cause the occurrence of growth overfishing. The fishing gear used by local fishermen is purse seine which is operated in one-day fishing. The fishery condition is already in an overfishing condition in which the production and capture efforts have exceeded the level of catch and sustainable efforts. A downward trend in CPUE indicates this condition. The fishery management that needs to be taken includes reducing fishing effort by covering the fishing area at certain seasons, having a marine festival and establishing a community-based management institution. 
KARAKTERISTIK HABITAT ASUHAN DAN PARAMETER PERTUMBUHAN IKAN HIU DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NRI 712 (LAUT JAWA), INDONESIA Andrias Steward Samusamu; Priyo Suharsono Sulaiman; Puput Fitri Rachmawati; Dian Oktaviani; Ngurah N. Wiadnyana
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.3.2021.129-144

Abstract

Keberadaan kelompok ikan hiu di suatu perairan dipengaruhi oleh kondisi oseanografi yang secara langsung dapat mempengaruhi penyebaran ikan, migrasi, agregrasi, pemijahan, persediaan makanan, tingkah laku ikan dan variabilitas hasil tangkapannya. Paper ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah asuhan hiu dan mengetahui karakteristik habitatnya di wilayah perairan Laut Jawa, dan sekaligus untuk mendukung program Kementerian Kelautan dan Peikanan dalam pengembangan Marine Protected Area. Metode yang digunakan adalah enumerasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa habitat asuhan ikan hiu terutama dari jenis Sphryna lewini, Carcharhinus dussumieri, Carcharhinus falciformis, Carcharhinus sorrah, dan Rhizoprionodon oligolinx tersebar pada wilayah yang cukup luas di WPP 712 Laut Jawa dengan cakupan koordinat 3o Lintang Selatan (LS) - 6o LS dan 108o Bujur Timur (BT) - 115o BT dengan rentang kedalaman sekitar 21,60 m hingga 77,85 m, pada suhu rata-rata berkisar 16,66oC-30,35oC dan salinitas rata-rata pada kisaran 25,13 psu-34,56 psu.The existence of shark groups is influenced by oceanographic conditions which can directly affect fish distribution, migration, aggregation, spawning, food supply, fish behavior and variability in their catch. This paper aims to predict nursery ground of shark and determine the characteristics of their habitat in the Java Sea waters, and at the same time to support the Ministry of Marine Affairs and Fisheries program in developing Marine Protected Areas. The methods used were enumeration and interviews. The results showed that the habitat for sharks, especially those of Sphryna lewini, Carcharhinus dussumieri, Carcharhinus falciformis, Carcharhinus sorrah, and Rhizoprionodon oligolinx, is spread over a fairly large area in WPP 712 Java Sea or in the coordinates of -3o to -6o LS and 108o sd. 115o BT with a depth range of about 21.60 m to 77.85 m, at an average temperature ranging from 16.66oC-30.35oC and an average salinity of 25.13psu-34.56psu.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue