cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024" : 5 Documents clear
INVENTARISASI GASTROPODA YANG BERASOSIASI PADA EKOSISTEM MANGROVE DI TAPAK SEMARANG JAWA TENGAH Ghazali, Faiq Mevlana; Suryanti, Suryanti; Ain, Churun
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.30.3.2024.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi gastropoda yang berasosiasi pada ekosistem mangrove di Tapak Semarang, Jawa Tengah. Mangrove merupakan ekosistem yang memiliki peran penting, dan gastropoda sebagai salah satu komponen biotiknya memegang peran kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem ini. Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data distribusi gastropoda pada lingkungan ekosistem mangrove. Sampel gastropoda diidentifikasi hingga tingkat spesies, dan parameter lingkungan (salinitas, suhu air, pH, DO dan substrat). Analisis statistik regresi linear dan Principal Component Analysis (PCA) untuk mengevaluasi keragaman spesies dan hubungan ekologi antara gastropoda dan ekosistem mangrove. Ditemukan beberapa spesies gastropoda yaitu Telescopium telescopium, Cerithidea obtusa, Pirenella microptera, Cassidula aurisfelis, Cassidula nucleus, Littoraria scabra, Melampus globulus, dan Cerithidea cingulate memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem mangrove. Struktur komunitas pada Ekosistem Mangrove Tapak Semarang didominasi oleh gastropoda T. Telescopium dan C. cingulate. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui rentang Indeks Keanekaragaman 0,20 – 1,47 (keanekaragaman rendah), Indeks Keseragaman 0,09 – 0,47 (keseragaman rendah – sedang), Indeks Dominasi 0,26 – 0,85 (dominasi rendah – tinggi). Jumlah mangrove mempengaruhi kepadatan gastropoda sebesar 57%, sedangkan faktor lain yang mempengaruhi kepadatan gastropoda sebanyak 43%.Title: Inventory Of Gastropods Associated With Mangrove Ecosystem In Tapak Semarang, Central JavaThis research aims to carry out an inventory of gastropods associated with the mangrove ecosystem in Tapak Semarang, Central Java. Mangroves are an ecosystem that has an important role, and gastropods as one of its biotic components play a key role in maintaining the balance of this ecosystem. The research method used is an exploratory descriptive method with a quantitative approach. This research was carried out by collecting data on the distribution of gastropods in the mangrove ecosystem. Gastropod samples were identified to species level and environmental parameters (salinity, air temperature, pH, DO and substrate). Statistical analysis of linear regression and Principal Component Analysis (PCA) to trigger species diversity and ecological relationships between gastropods and mangrove ecosystems. Several species of gastropods were found, namely Telescopium telescopium, Cerithidea obtusa, Pirenella microptera, Cassidula aurisfelis, Cassidula Nucleus, Littoraria scabra, Melampus globulus, and Cerithidea cingulate which have an important role in maintaining the balance of the mangrove ecosystem. The community structure in the Tapak Semarang Mangrove Ecosystem is dominated by the gastropods T. Telescopium and C. cingulate. Based on the research conducted, it can be seen that the Diversity Index range is 0.20 – 1.47 (low diversity), the Uniformity Index is 0.09 – 0.47 (low – medium diversity), the Dominance Index is 0.26 – 0.85 (low – tall). The number of mangroves influenced gastropod density by 57%, while other factors influenced gastropod density by 43%.
ANALISIS KONDISI TERUMBU KARANG SEBAGAI HABITAT IKAN DI PULAU PRAMUKA – PULAU SERIBU, INDONESIA Pasaribu, Roberto Patar; -, R Moh Ismail
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.30.3.2024.%p

Abstract

Ekosistem terumbu karang adalah salah satu daya dukung sumberdaya yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan. Ekosistem terumbu karang memiliki fungsi ekologis diantaranya: nutrien bagi biota perairan laut, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan bagi biota laut, sedangkan fungsi ekonomi sebagai habitat dari ikan karang, udang karang dan algae. Kerusakan terumbu karang umumnya diakibatkan oleh aktivitas manusia. Untuk mengetahui kerusakan terumbu karang, diperlukan pemantauan kondisi terumbu karang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi terumbu karang yang dihubungkan dengan habitat ikan di Pulau Pramuka, kepulauan Seribu. Metode yang digunakan adalah kombinasi transek yaitu Metode Point Intercept Transect dan Belt Transect. Dari hasil pengukuran dan pengamatan diketahui kondisi tutupan terumbu karang di Pulau Pramuka tergolong dalam kategori baik, bentuk koloni yang ditemukan adalah Acropora branching, Coral folliose dan Coral massive. Keragaman terumbu karang mempunyai kriteria sedang dengan jenis terumbu karang didominasi oleh spesies Acropora formosa dan Acropora aspera. Indeks keanekaragaman terumbu karang dipengaruhi tingginya distribusi spesies, keragaman terumbu karang. Keterkaitan terumbu karang dengan habitat ikan adalah untuk ikan dengan ukuran yang beragam dicirikan dengan kemiripan coral encrusting dan dead coral with algae, sedangkan untuk ikan dengan ukuran kecil dicirikan dengan kemiripan acropora digitate, coral submassive dan karang lunak.
KEBERLANJUTAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN PURSE SEINE YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA Hatmar, Muhammad Aldhy; Nelwan, Alfa Filep Petrus
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.30.3.2024.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat keberlanjutan purse seine yang dioperasikan di rumpon plus lampu dan non-rumpon (hunting) di perairan Bontobahari, Kabupaten bulukumba. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa rekomendasi dalam pengembangan purse seine dimasa mendatang, khususnya pengaturan penangkapan, meminimalkan spesies non target dan mengoptimalkan spesies target dalam rangka mewujudkan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Dilaksanakan pada bulan Juni dan November 2020 di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri data primer dan sekunder. Data primer meliputi data biologi hasil tangkapan, teknis alat tangkap dan sosial ekonomi usaha purse seine. Sedangkan data sekunder diambil dari hasil wawancara serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bulukumba. Keberlanjutan atau keramahan lingkungan teknologi penangkapan purse seine dianalisis menggunakan 14 kriteria sesuai metode Arimoto modifikasi Mallawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi penangkapan purse seine tanpa rumpon atau purse seine yang melakukan penangkapan melalui perburuan gerombolan ikan yang dioperasikan di perairan Laut Flores memiliki tingkat keberlanjutan sedang atau ramah lingkungan dengan nilai sebesar 75%. Sedangkan teknologi penangkapan purse seine rumpon atau purse seine yang melakukan penangkapan menggunakan alat bantu rumpon plus lampu yang dioperasikan di perairan Teluk Bone memiliki tingkat keramahan lingkungan rendah atau kurang ramah lingkungan dengan nilai sebesar 63.75%. Rendahnya tingkat keberlanjutan teknologi penangkapan disebabkan oleh dominannya ikan ukuran kecil dan rendahnya ikan ukuran layak tangkap, nilai investasi, tingkat pendapatan, dan BBM dan tertangkapnya biota laut yang dilindungi.Kata kunci: Keberlanjutan, purse seine, rumpon, non-rumpon.
HUBUNGAN CATCH PER UNIT EFFORT IKAN PELAGIS KECIL DENGAN PARAMETER LINGKUNGAN DI JMF TRIANGLE Panggabean, Donwill
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.30.3.2024.%p

Abstract

The production of capture fisheries in a water area can increase or decrease, this is known from the value of Catch per Unit Effort (CPUE). This study aims to calculate the CPUE value of small pelagic fish in the JMF triangle and explain correlation of CPUE with environmental factors (sea surface temperature and chlorophyll-a). The data analyzed were Aqua-MODIS image, SNPP-VIIRS image, and capture data. The analysis used simple correlation and regression tests to determine the relationship of CPUE to sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a, further strengthened by overlay techniques for its descriptive. Information is presented in the form of spatial and temporal thematic maps and infographics. The results showed a trend of increasing the total CPUE of small pelagic fish production for the 2012-2015 period. The highest seasonal CPUE occurs in the Western Season period, and the lowest in the Transitional Season II. The highest CPUE value occurred in January 2013 with a value of 0.54 tons/ship, while the lowest CPUE was in September 2015 with a value of 0.052 tons/ship. Layang, Banyar and Bentong species responded negatively to SST, especially in the Eastern Season, while Lemuru showed no direct relationship to SST. Lemuru's response to chlorophyll-a showed a positive value, where it was seen that an increase in chlorophyll-a concentration was followed by an increase in CPUE, while Layang, Banyar and Bentong showed that an increase in the value of chlorophyll-a concentration did not directly affect the increase in the CPUE value of the three species.
Keanekaragaman Makrozoobentos pada Ekosistem Padang Lamun di Karimunjawa Ristanti, Widya Ayu
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.30.3.2024.%p

Abstract

Ekosistem lamun pada Perairan Pulau Menjangan Kecil dan Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa merupakan habitat untuk komunitas makrozoobentos. Makrozoobentos adalah organisme yang hidup pada dasar perairan yang merupakan bagian dari rantai makanan. Makrozoobentos dapat digunakan sebagai bio-indikator untuk menentukan kualitas suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobentos di Pulau Menjangan Kecil dan Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa. Metode yang digunakan yaitu metode purposive pada bulan Oktober. Terdapat 2 stasiun penelitian yaitu stasiun 1 di Pulau Menjangan Kecil dan stasiun 2 di Pulau Menjangan Besar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 jenis lamun pada kedua stasiun penelitian yaitu Thalassia hempricii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata dan Halophila ovalis. Berdasarkan hasil perhitungan tutupan lamun, kepadatan lamun pada Pulau Menjangan Kecil lebih tinggi yaitu 45,27% dibandingkan dengan Pulau Menjangan Besar dengan nilai 31,7%. Indeks ekologi yaitu indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi pada Pulau Menjangan Kecil berturut-turut yaitu H’ = 2,4 ; E = 1 dan C = 0,11, sedangkan pada Pulau Menjangan Besar memperoleh hasil H’ = 2,2 ; E = 0,85 dan C = 0,14. Kondisi tutupan lamun kedua pulau memiliki kategori sedang. Struktur komunitas makrozoobentos pada kedua stasiun tergolong dalam kondisi yang baik karena kondisi perairan tersebut tidak tercemar. Berdasarkan perhitungan indeks ekologi, keanekaragaman makrozoobentos pada Pulau Menjangan Kecil lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Menjangan Besar. Kata Kunci: Lamun ; Makrozoobentos ; Struktur Komunitas ; Pulau Menjangan

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue