Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Studi Alternatif Bangunan Pengaman Pantai di Pesisir Kabupaten Karawang Roberto Patar Pasaribu; Asep Irwan; Liliek Soeprijadi; Chrisoetanto Pattirane
PELAGICUS Volume 1 Nomor 2 Mei 2020
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.016 KB) | DOI: 10.15578/plgc.v1i2.8875

Abstract

Dinamika oseanografi pantai Karawang sangat dipengaruhi oleh gelombang dari Laut Jawa. Proses hidro-oseanografi ini menyebabkan kerusakan di beberapa tempat di Pantai Utara Karawang. Penyebab kerusakan yang paling utama adalah gelombang laut yang datang dari arah timur laut. Gelombang ini menyebabkan adanya arus sejajar pantai dan tegak lurus pantai yang menyebabkan terjadinya abrasi dan sedimentasi pantai. Kerusakan pantai dapat dicegah dengan mendirikan bangunan pengaman pantai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis bangunan pengaman pantai sebagai salah satu cara mencegah kerusakan pantai di pesisir kabupaten Karawang dengan cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data batimetri, angin dan pasang surut.  Berdasarkan analisis data pasang surut dapat menentukan elevasi bangunan, dari pengolahan data angin diperoleh peramalan gelombang berupa tinggi, periode, dan arah gelombang. Hasil analisis gelombang, batimetri dan topografi, diperoleh bahwa jenis bangunan pantai yang sesuai untuk pengaman pantai di pesisir kabupaten Karawang adalah bangunan breakwater dan groin. Breakwater dan groin dipilih untuk pengaman pantai di pantai Karawang karena dapat mengurangi limpasan gelombang yang terjadi, sehingga dapat melindungi pantai dari gempuran gelombang supaya tidak terjadi abrasi.
Kajian Hidro-Oseanografi di Perairan Kabupaten Karawang Firman Agus; Liliek Soeprijadi; Roberto Pasaribu
PELAGICUS Volume 1 Nomor 1 Januari 2020
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.411 KB) | DOI: 10.15578/plgc.v1i1.8653

Abstract

Pantai Karawang merupakan salah satu wilayah yang memiliki kesuburan perairan dan potensi sumber daya ikan yang cukup baik. Kondisi hidro-oseanografi yang meliputi arus laut, gelombang laut, dan pasang surut sampai saat ini belum dipublikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kondisi hidro-oseanografi wilayah tersebut. Pengamatan kondisi hidro-oseanografi dilaksanakan pada bulan September 2017 di 3 kecamatan. Secara umum perairan kabupaten Karawang mempunyai kedalaman berkisar antara 0-20 meter. Pada bagian pinggir pantai mempunyai kedalaman antara 0-5 meter. Peta batimetri perairan kabupaten Karawang memperlihatkan morfologi yang berbentuk punggungan berselingan dengan cekungan kemiringan lereng yang relatif datar. Berdasarkan pengamatan dan hasil pengolahan data, parameter hidro-dinamika di perairan kabupaten Karawang memiliki tinggi gelombang laut antara 2,0-3,0 m dengan arah dari timur menuju Barat, kecepatan arus antara 0,125-0,167 m/detik dengan arah arus membentang dari Timur-Barat sedangkan rata-rata ketinggian pasang 0,446 m dan surut 0,349 m.
Perencanaan Bangunan Pelindung Pantai untuk Pencegahan Abrasi di Pantai Utara Karawang Roberto Patar Pasaribu; Asep Irwan; Chrisoetanto Pattirane
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.54 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.9831

Abstract

Pantai Karawang adalah pantai yang dipengaruhi aktifitas hidro-oseanografi yang terjadi disepanjang pantai seperti arus, gelombang dan pasang surut. Akibat dari himpasan gelombang laut dan transport sedimen mengakibatkan terjadinya abrasi dan sedimentasi yang menimbulkan kerusakan disepanjang pantai. Untuk  melindungi pantai dari kerusakan yang diakibatkan abrasi dilakukan dengan membuat bangunan pelindung pantai. Bangunan pelindung pantai adalah infrastruktur yang dibangun di garis pantai yang berfungsi sebagai pelindung pantai. Bangunan ini berfungsi untuk mengurangi besarnya gelombang yang sampai di pantai. Beberapa contoh bangunan pelindung pantai adalah Breakwater dan Groin. Penelitian ini bertujuan merencanakan bangunan pelindung pantai untuk mecegah abrasi yang terjadi di pantai utara kabupaten Karawang. Data yang digunakan adalah data hidro-oseanografi seperti gelombang, arus, pasang surut dan batimetri, sedangkan untuk pengolahan data digunakan program GENESIS. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data serta kondisi pantai, bangunan pelindung pantai yang direncanakan adalah Breakwater dengan letak dan dimensi bangunan adalah: jarak bangunan dari pantai 50 meter, tinggi bangunan 6 meter, panjang bangunan 100 meter, jarak antara bangunan 20 m.
Kajian Abrasi dan Sedimentasi dengan Teknologi Remote Sensing di Pantai Karawang Roberto Patar Pasaribu; Liliek Soeprijadi; Dian Sutono
Jurnal Airaha Vol 8 No 02: DEC 2019
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.767 KB) | DOI: 10.15578/ja.v8i02.124

Abstract

The existence of the coastline in the northern part of Karawang Regency is very worrying due to abrasion and sedimentation where sea water that was far from the side of the road is now on the edge of the road and several areas along the coast have been damaged affected by the abrasion. The process of abrasion and sedimentation can be monitored by using Remote Sensing technology, which is technology that uses electro magnetic waves to produce images obtained from sensors carried by satellites with the physical properties of objects observed on the surface of the earth. The purpose of this study was to determine the process of abrasion and sedimentation that occurred in the Karawang regency coast by using remote sensing technology. Based on the results of data processing and analysis conducted in 6 sub-districts along the Karawang coast, abrasion and sedimentation have occurred, where 4 villages experienced abrasion while 2 villages experienced sedimentation. The largest area formed due to abrasion occurred in Sedari village covering 166,802 hectares and the largest area formed by sedimentation occurred in Muara Cilamaya village of 276,318 hectares. The fastest speed of abrasion process occurred in Sukajaya village by 10.00 meters / year while the fastest sedimentation process was in Muara Cimalaya village at 4.50 meters / year.
Kajian Pengembangan Wisata Bahari Di Kabupaten Banggai Kepulauan Roberto Patar Pasaribu; Aris Kabul Pranoto; Chrisoetanto Pattirane
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.054 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.309

Abstract

The development of marine tourism is essentially an effort to develop and utilize marine tourism objects and attractions in coastal and ocean areas, in the form of beautiful natural wealth, diversity of flora and fauna. and beach recreation. Based on secondary data and direct observations, it shows that in the Banggai Islands there is a very large marine tourism potential, namely the attractiveness of beaches, coasts, islands and underwater biodiversity. The purpose of this study is to provide an overview of the potential conditions for marine tourism in the Banggai Islands and create a concept for developing marine tourism for the area. This study also seeks to make an inventory of the existing marine tourism potential by providing potential data, both biological-non-biological and social and cultural uniformity as a supporting attraction for the development of marine tourism. The analysis is carried out using a SWOT analysis to see the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the development of marine tourism. From the SWOT analysis, it was found that the marine tourism area in the Banggai Islands can be developed because it has internal strengths, namely it has a lot of potential for marine tourism and there are opportunities, namely the existence of routine sea transportation routes and marine tourism routes that pass through the area.
PEMETAAN TINGKAT KERENTANAN PESISIR DENGAN METODE CVI (COASTAL VULNERABILITY INDEX) DI KABUPATEN INDRAMAYU Roberto Patar Pasaribu; Aris Kabul Pranoto; Waluyo Waluyo; Amelia Fitrina Devi
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v14i2.19007

Abstract

Kerentanan (vulnerability) adalah suatu kondisi dari suatu komunitas yang menyebabkan ketidak mampuan dalam menghadapi ancaman bahaya. Tingkat kerentanan dapat ditinjau dari kerentanan fisik (infrastruktur), sosial kependudukan, dan ekonomi. Kerentanan fisik menggambarkan suatu kondisi fisik yang rawan terhadap faktor bahaya (hazard) tertentu.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat kerentanan kawasan pesisir dengan menggunakan metode CVI (Coastal Vulnerability Index). Penelitian dilakukan di Pesisir Kabupaten Indramayu, mengingat wilayah tersebut merupakan kawasan padat penduduk dimana sebagian besar aktivitas penduduknya berpusat di pesisir tersebut.Dari hasil pemetaan kerentanan yang dilakukan, diperoleh kisaran  tingkat kerentanan di Pesisir Indramayu adalah  antara 2.887 – 3.651 atau berada dalam kerentanan sedang. Nilai kerentanan yang lebih tinggi terdapat di beberapa lokasi seperti di Desa Juntikedokan dan Benda.
ANALISIS TUTUPAN TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PANJANG KECIL DAN PULAU KELAPA, KEPULAUAN SERIBU Roberto Patar Pasaribu; Rakhma Fitria Larasati; Melda Satria Saragih
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 2 (2022): JKPT Desember 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i2.10939

Abstract

Terumbu karang adalah ekosistem di perairan laut yang berperan penting untuk keberlangsungan hidup biota ikan dan biota-biota lainnya. Pertumbuhan terumbu karang memerlukan kualitas perairan yang baik dengan melihat kondisi kecerahan, suhu dan salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tutupan terumbu karang di perairan Pulau Panjang Kecil dan Pulau Kelapa yang terletak di Kepulauan Seribu, dengan mengolah data persentase tutupan, keanekaragaman dan dominasi terumbu karang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan Underwater Photo Transek (UPT), kemudian dianalisa dengan Coral Point Count with Excel extentions (CPCe). Hasil penelitian menunjukkan persentase tutupan karang di Pulau Panjang Kecil adalah 34,98% dan di Pulau Kelapa 23,29 %. Nilai indeks keanekaragaman di kedua pulau ini 1,06 dan 1,09 serta dominasi karang adalah 0,12 dan 0,24.
MODELING OF SALINITY PARAMETERS USING MIKE-21 SOFTWARE IN PANGANDARAN WATERS Roberto Patar Pasaribu; Anasri Tanjung; Rifal Ramadhany; Rini Handayani
Aurelia Journal Vol 5, No 1 (2023): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v5i1.11659

Abstract

Salinity is the level of saltiness or salt content dissolved in water. Salinity is the total concentration of dissolved ions in water. The amount of salinity greatly affects the growth and survival rate of biota in the waters. To find out the salinity can be done by direct measurements in the field or by modeling. The purpose of this study was to determine the value of the salinity parameter by modeling salinity using the MIKE-21 Software at the mouth of the Citanduy River, Pangandaran Waters. MIKE-21 software is a hydrodynamic modeling software used to predict marine physics parameters, one of which is the value of the salinity parameter. The results of salinity modeling carried out at 4 observation stations at the mouth of the Citanduy River obtained an average value of salinity at high tide at the mouth of the river was 17.05 ppt and at low tide was 14.31 ppt.
The Use of An Arduino Uno Ultrasonic Sensor in Desalination Equipment's Water Filling Control Larasati Putri Hapsari; Roberto Patar Pasaribu; Ika Anjani
Circuit: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : PTE FTK UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/crc.v7i2.15567

Abstract

A sensor called an ultrasonic sensor works by converting electrical quantities into physical quantities (sound) and vice versa. An Arduino Uno is required to activate the system's ultrasonic sensor. The reservoir's water level is determined using ultrasonic sensors. The purpose of this investigation is to learn how to put together, program, and utilize the HC-SR04 Arduino Uno ultrasonic sensor with the Arduino IDE (Integrated Development Environment) application. Controlling the water in the desalination system is required so that the water entering the reservoir does not waste or overflow and pollute the desalinated water. An ultrasonic sensor is attached to a seawater desalination system using the evaporation method, and the sensor is put on the edge of the evaporation pond in order to conduct experimental testing of the ultrasonic sensor on the device. The desalination tool can operate more efficiently and under control with the help of the HC-SR04 ultrasonic sensor by automatically filling the water in the evaporation pond. The sensor will automatically supply the water shortage when the seawater evaporates. Results of experimental observations made with the HC-SR04 ultrasonic sensor on an evaporation bath with three water filling cycles are available. so that after 7 days, 13% of the volume that was filled in the evaporation basin has evaporated.
PERUBAHAN GARIS PANTAI AKIBAT ADANYA BREAKWATER DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, INDONESIA Roberto Patar Pasaribu; Larasati Putri Hapsari; Anthon Anthonny Djari; Abdul Rahman; Anasri Tanjung; Fany Arsanti Kapitan
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 14 No 2 (2023): NOVEMBER 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.14.125-136

Abstract

Garis pantai pada umumnya mengalami perubahan posisi dari waktu ke waktu akibat adanya abrasi dan sedimentasi. Perubahan garis pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya akibat adanya bangunan pantai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan garis pantai akibat adanya bangunan pantai breakwater di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Metode pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Dari hasil pengolahan dan analisis data citra satelit Landsat 7 dan 8 dari tahun 2010 sampai tahun 2017 terdapat endapan sedimen atau akresi di pantai Pulau Pramuka akibat adanya bangunan breakwater. Luas endapan sedimen yang terjadi pada tahun 2010 sebesar 7.731 ha, pada tahun 2015 sebesar 7.974 ha, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 5.285 ha dan pada tahun 2017 sebesar 5.387 ha. Timbulnya endapan sedimen di pinggiran pantai akibat breakwater ini mengakibatkan terjadinya perubahan garis pantai di sekitar Pulau Pramuka.