cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 27 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 3 (2022): July 2022" : 27 Documents clear
Pengembangan Wisata Pantai di Kalimantan Timur Berdasarkan Persepsi Pengunjung Ardiyanto Wahyu Nugroho
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.597-608

Abstract

Kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah di Provinsi Kaltim relatif kecil. Padahal, perkembangan wisata di Kaltim cukup baik dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, sektor pariwisata di Kaltim perlu lebih diperhatikan oleh para pemangku kepentingan agar mampu memberikan dampak positif terhadap daerah dan masyarakat setempat. Untuk mengembangkan sebuah destinasi wisata, informasi mengenai pendapat dari pengunjung diperlukan sebagai bahan masukan untuk pengelolaan dan evaluasi kepada pihak pengelola. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat pengunjung di Pantai Sambera dan sekitarnya serta Pantai Mutiara Indah, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Pengambilan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi lapangan, kuesioner serta wawancara. Jumlah pengunjung yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 41 responden di pantai Mutiara Indah dan 30 responden di pantai Sambera dan Mangrove Sambera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter pengunjung kedua lokasi wisata dalam penelitian ini relatif sama, yaitu pengunjung muda yang berdomisili di kota Samarinda dan Bontang dengan penghasilan per bulan kurang dari Rp 3 juta rupiah. Strategi peningkatan daya tarik wisata pantai dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menjaga dan mempertahankan kebersihan pantai. Kemudian, strategi untuk meningkatkan aspek kenyamanan pengunjung adalah adalah dengan membangun homestay. Untuk meningkatkan aspek aktivitas, pengelola destinasi wisata dapat mengadakan berbagai acara, seperti event olahraga maupun budaya serta melakukan optimalisasi pemanfaatan media sosial.ABSTRACTTourism sector contribution to the East Kalimantan’s regional income has been insignificant although this sector has shown a consistent growth in the last few years. Therfore, stakeholders need to pay more attention to this sector to provide more positive impacts for local areas and local people. To improve a tourist destination, information from visitors’ perceptions is essential to provide input and evaluation for the management of the tourist destination. This study aims to determine perceptions of visitors in two tourist destinations: Sambera Beach and its surrounding areas and Mutiara Indah Beach. Primary data collection in this study was conducted by field observation, questionnaires and interviews. The number of visitors who participated in this study were 41 respondents at Mutiara Indah Beach and 30 respondents at Sambera and Mangrove Sambera Beach. The results showed that the characteristics of visitors at the two tourist sites in this study were relatively the similar: young visitors who lived in the cities of Samarinda and Bontang with a monthly income of less than Rp. 3 million. The strategy to increase the attraction aspect of both destinations in this study can be conducted by maintaining the cleanliness of the beach. Then, a strategy to improve the amenity aspect is to build homestays. To improve the activity aspect, tourist destination managers is to organize various events, such as sporting and cultural events and optimize the use of social media.
Short Communication: Biochemistry Analysis and Molecular Approach to Identify the Cultured Bacterial from Ex-Tin Mining Lakes Andri Kurniawan; Oedjijono Oedjijono; Tamad Tamad; Uyi Sulaeman
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.563-569

Abstract

There are two methods to identify the bacterial characteristic, namely biochemical analysis and the 16S ribosomal ribonucleic acid gene (16S rRNA) sequencing analysis. The research aimed to identify the cultured bacterial from ex-tin mining lakes by biochemistry analysis and molecular approach. Nine bacterial were cultured and isolated in nutrient agar and then biochemically characterized by microbact™ 12A and 24E (Oxoid) identification kits. In addition, molecular analysis by 16S rRNA gene was sequenced primer 1492R and primer 27F. Based on biochemistry analysis, these bacterial were identified as belonging to species of Bacillus amyloliquefaciens; Enterobacter gergoviae; Enterobacter aerogenes; Enterobacter agglomerans; and Nitrobacter spp. The sequence analysis in gene bank of NCBI indicated that these species had similarity with Klebsiella variicola strain F2R9 (Accession NR_025635.1); Enterobacter cloacae subsp. dissolvens strain LMG 2683 (Accession NR_044978.1); Serratia marcescens strain NBRC 102204 (Accession NR_114043.1); Bacillus marisflavi strain TF-11 (Accession NR_118437.1); Falsibacillus pallidus strain CW 7 (Accession NR_116287.1); Klebsiella pneumoniae strain DSM 30104 (Accession NR_117683.1); and Nitrobacter winogradskyi strain Nb-255 (Accession NR_074324.1). However, phylogenetic tree was constructed by Neighbor-Joining Test showed the cultured bacterial were not in the same clade and also with Salmonella enterica subsp. enterica strain LT2 (Accession NR_074910.1); Bacillus amyloliquefaciens strain BCRC 11601; and Escherichia coli strain NBRC 102203 (Accession NR_114042.1) as in group species and Micrococcus luteus strain NCTC 2665 (Accession NR_075062.2); Chloroflexus islandicus strain isl-2 (Accession NR_148571.2); Flavobacterium gondwanense (Accession M92278.1); and Cytophaga aurantiaca strain JM110 (Accession MN758870.1) as their out group.ABSTRAKTerdapat dua metode untuk mengidentifikasi karakteristik bakteri, yaitu analisis biokimia dan analisis sekuensing gen 16S ribosomal ribonucleic acid (16S rRNA). Karakterisasi bakteri telah dilakukan melalui analisis morfologi dan biokimia dan dikonfirmasimelalui pendekatan molekuler menggunakan sekuensing gen 16S ribosomal ribonucleic acid (16S rRNA). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri yang dapat dikultur dari danau pascatambang timah melalui analisis biokimiawi dan pendekatan molekuler. Sembilan bakteria berhasil dikultur dan diisolasi di media nutrient agar dan kemudian secara biokimiawi dikarakterisasi menggunakan microbact™ 12A and 24E (Oxoid) identification kits. Lebih lanjut, analisis molekuler menggunakan gen 16S rRNA dilakukan sekuensing dengan primer 1492R dan primer 27F. berdasarkan analisis biokimia, bakteri-bakteri tersebut termasuk ke dalam spesies Bacillus amyloliquefaciens; Enterobacter gergoviae; Enterobacter aerogenes; Enterobacter agglomerans; dan Nitrobacter spp. Analisis blasting pada gene bank di NCBI mengindikasikan bahwa spesies-spesies tersebut memiliki kemiripan atau similaritas dengan Klebsiella variicola strain F2R9 (Accession NR_025635.1); Enterobacter cloacae subsp. dissolvens strain LMG 2683 (Accession NR_044978.1); Serratia marcescens strain NBRC 102204 (Accession NR_114043.1); Bacillus marisflavi strain TF-11 (Accession NR_118437.1); Falsibacillus pallidus strain CW 7 (Accession NR_116287.1); Klebsiella pneumoniae strain DSM 30104 (Accession NR_117683.1); dan Nitrobacter winogradskyi strain Nb-255 (Accession NR_074324.1). Namun, pohon filogenetik yang dikonstruksikan dengan Neighbor-Joining Test menunjukkan bahwa bakteri yang dikultur tersebut tidak berada pada clade dan juga dengan Salmonella enterica subsp. enterica strain LT2 (Accession NR_074910.1); Bacillus amyloliquefaciens strain BCRC 11601; dan Escherichia coli strain NBRC 102203 (Accession NR_114042.1) yang digunakan sebagai spesies in group species maupun Micrococcus luteus strain NCTC 2665 (Accession NR_075062.2); Chloroflexus islandicus strain isl-2 (Accession NR_148571.2); Flavobacterium gondwanense (Accession M92278.1); dan Cytophaga aurantiaca strain JM110 (Accession MN758870.1) sebagai out groupnya.
Komposisi Rayap Dapat Menentukan Tingkat Ketergangguan Habitat : Studi Kasus di Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat Sri Heriza; Damayanti Buchori; Idham Sakti Harahap; Nina Maryana
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.678-684

Abstract

Transformasi habitat seperti pengalihan hutan alam ke bentuk habitat lain mempengaruhi aktivitas kehidupan organisme penting di dalamnya. Rayap merupakan organisme penting yang mempunyai peran sebagai dekomposer. Oleh sebab itu perlu dikaji dari komposisinya pada habitat-habitat dengan tingkat ketergangguan yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan mempelajari komposisi rayap pada beberapa tingkat ketergangguan habitat. Penelitian ini dilakukan pada empat tipe penggunaan lahan di Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, yaitu hutan alam, hutan kebun, perkebunan kelapa sawit dan permukiman. Penelitian dilakukan dengan cara observasi di lapangan dan identifikasi spesies rayap di laboratorium. Untuk observasi, dilakukan di tiap habitat dengan petak pengamatan berukuran 50 m x 10 m. Satu petak pengamatan dibagi dalam sub petak pengamatan dengan ukuran 5 m x 5 m sehingga diperoleh 20 sub petak pengamatan. Setiap sub petak pengamatan dilakukan survei selama 30 menit, sehingga total untuk satu petak pengamatan adalah 600 menit atau 10 jam. Identifikasi rayap dilakukan di laboratorium dengan berpedoman pada beberapa kunci identifikasi spesies rayap. Pada penelitian ini ditemukan 14 spesies rayap pada beberapa habitat di Kabupaten Dharmasraya. Hasil analisis terhadap feeding group, indeks keanekaragaman, indeks kekayaan dan dominansinya menunjukkan habitat hutan alam dan hutan kebun cenderung memiliki kedekatan komposisi rayap yang lebih dekat daripada komposisi rayap yang ada di perkebunan kelapa sawit dan permukiman, kemudian komposisi rayap di perkebunan kelapa sawit dan permukiman memiliki tingkat kesamaan yang lebih dekat pula.ABSTRACTThe transformation of habitats such as natural forests to other forms of habitat affects the life activities of important organisms in them. Termites are important organisms that have a role as decomposers. Therefore, it is necessary to study its composition in habitats with varying levels of disturbance. This study aims to study the composition of termites at several levels of habitat disturbance. This research was conducted on four types of land use in Dharmasraya Regency, West Sumatra Province, namely natural forest, secondary forest, oil palm plantation, and settlement. The research was conducted by observing in the field and finding termite species in the laboratory. For observations, conducted in each habitat with an observation plot measuring 50 m x 10 m. One observation plot in the observation sub-plot with a size of 5 m x 5 m in order to obtain 20 observation sub-plots. Each sub-plot was observed for 30 minutes, so that the total observations in one plot were 600 minutes or 10 hours. Termite identification is carried out in the laboratory based on several key termite discoveries. In this study, 14 species of termites were found in several habitats in Dharmasraya Regency. The results of the analysis of food groups, diversity index, richness index and dominance showed that natural forest and secondary forest tended to have closer proximity than the composition of termites in oil palm plantations and settlement and the composition of termites in oil palm plantations and settlement had high levels of even closer similarities.
Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Pengunjung Wisata Pantai di Bali Selatan dalam Membuang Sampah Masker Desak Putu Risky Vidika Apriyanthi; Ayu Saka Laksmita-W; Ni Putu Widayanti
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.609-614

Abstract

Penerapan new normal di Bali juga berimbas pada sector pariwisata, dengan adanya Surat Edaran Gubernur Nomor 15 Tahun 2021   Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Corona Virus Disease 2019 dalam tatanan kehidupan era baru di Provinsi Bali, objek wisata di Bali termasuk pantai mulai dibuka dengan kapasitas pengunjung 50% dan menerapkan protocol kesehatan yang ketat. Penggunaan masker merupakan bagian dari protocol kesehatan yang wajib digunakan dalam masa Pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 memberikan masalah baru bagi lingkungan terbukti dengan banyak ditemukannya masker, baik masker medis (single use) maupun masker non medis di tempat umum. Penemuan masker yang dibuang di sembarang tempat, terutama di daerah wisata pantai merupakan hal yang biasa kita temui akhir-akhir ini. Hal ini memiliki dampak negatif bagi lingkungan pesisir pantai dalam jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku pengunjung pantai dalam membuang sampah masker di pantai yang ada di wilayah Bali Selatan. Tempat penelitian adalah di objek wisata pantai di daerah Bali Selatan antara lain Pantai Biaung, Pantai mertasari, Pantai Matahari Terbit, Pantai Karang, Pantai Sindhu, Pantai Segara Ayu, Pantai Kuta, Pantai Jerman, Pantai Cemongkak, Pantai Dreamland dan Pantai Balangan. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study dengan sampel berjumlah 400 orang. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik Somers’d.  Penelitian menemukan bahwa para pengunjung pantai memiliki tingkat pengetahuan cukup baik (45 %) dalam memahami dampak pembuangan sampah masker terhadap pariwisata pantai dan sebanyak 35% pengunjung berperilaku baik dalam membuang sampah masker di pantai. Analisis bivariate menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pengetahuan pengunjung pantai dengan perilaku membuang sampah masker di objek wisata pantai di wilayah Bali SelatanABSTRACTThe implementation of the new normal in Bali also has an impact on the tourism sector, with the Governor's Circular Letter Number 15 of 2021 concerning the Implementation of the Corona Virus Disease 2019 Community Activity Restrictions (PPKM) in the new era of life in the Bali Province, tourist attractions in Bali including beaches began to open with 50% visitor capacity and implement strict health protocols. The use of masks is part of the health protocol that must be used during the COVID-19 pandemic. The COVID-19 pandemic has created new problems for the environment as evidenced by the discovery of many masks, both medical masks (single use) and non-medical masks in public places. The discovery of masks that are thrown away everywhere, especially in coastal tourist areas is something that we usually encounter these days. This has a negative impact on the coastal environment in the long run. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and behavior of beach visitors in disposing of mask waste on beaches in the South Bali region. The research sites are in beach attractions in the South Bali area, including Biaung Beach, Mertasari Beach, Sunrise Beach, Karang Beach, Sindhu Beach, Segara Ayu Beach, Kuta Beach, German Beach, Cemongkak Beach, Dreamland Beach and Balangan Beach. This study used a cross sectional study design with a sample of 400 people. Data were analyzed using univariate analysis and bivariate analysis with Somers'd statistical test. The study found that beach visitors had a fairly good level of knowledge (45%) in understanding the impact of mask waste disposal on beach tourism and as many as 35% of visitors behaved well in disposing of mask waste on the beach. Bivariate analysis shows a very significant relationship between the knowledge level of beach visitors and the behavior of disposing of mask waste at beach attractions in the South Bali region.
Pengaruh Kedalaman Sedimen Terhadap Emisi Gas Metana (CH4) di Situ Kuru Putri Permata Utari Andini; Zahra Yunisa; Armar Riliansyah Tamala; Nurul Akhirati Hasanah; Muhammad Indra Maulana Rizki; Megga Ratnasari Pikoli; Irawan Sugoro
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.579-587

Abstract

Sedimen perairan situ merupakan salah satu sumber emisi gas metana (CH4)  penyebab efek gas rumah kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi emisi gas metana (CH4) di Situ Kuru secara in situ berdasarkan kedalaman sedimen. Pemilihan lokasi diambil menggunakan teknik purposive sampling di 3 tempat yaitu inlet, tengah dan outlet. Sifat fisika dan kimia air yang diukur pada penelitian ini adalah suhu air, pH air, Total Dissolved Solids (TDS), konduktivitas, Dissolved Oxygen (DO), dan Biochemical Oxygen Demand (BOD5). Analisis sedimen meliputi pH, BO, rasio C/N, VFA parsial, NH3, dan analisis mikroorganisme. Analisis sampel gas metana (CH4) dan gas karbondioksida (CO2) dilakukan dengan menggunakan gas analyzer. Analisis kimia fisik air dan sedimen membuktikan bahwa sedimen Situ Kuru mampu mendukung aktivitas mikroorganisme metanogen. Hasil menunjukkan bahwa sedimen Situ Kuru memiliki potensi untuk menghasilkan emisi gas metana (CH4) yang berbeda pada setiap daerah inlet, outlet dan tengah. Hasil juga menunjukkan bahwa nilai fluks gas metana (CH4) dipengaruhi kedalaman sedimen. Hasil fluks gas metana (CH4) metana tertinggi terdapat pada kedalaman 0-30 cm lokasi tengah sebesar 5,5790 mg/m2/jam. Fluks gas metana (CH4) dipengaruhi pula oleh keberadaan gas karbondioksida (CO2). Fluks gas karbondioksida (CO2)tertinggi terdapat pada kedalaman 0-30 cm lokasi tengah sebesar 2,3910 mg/m2/jam. Berdasarkan penelitian ini maka perlu dilakukan rehabilitasi terhadap Situ Kuru karena turut berperan dalam emisi gas metana (CH4) dengan kisaran 0,0290-5,5790 mg/m2/jam.ABSTRACTSediment in the waters is one of the sources of methane gas emissions that cause the greenhouse gas effect. The purpose of this study was to determine the potential for methane (CH4) emissions at Situ Kuru in situ based on the depth of the sediment. The location selection was taken using purposive sampling technique in 3 places, namely inlet, middle and outlet. The physical and chemical properties of the air measured in this study were air temperature, air pH, Total Dissolved Solids (TDS), conductivity, Dissolved Oxygen (DO), and Biochemical Oxygen Demand (BOD5). Sediment analysis includes pH, BO, C/N ratio, VFA, NH3, and microorganism analysis. Analysis of methane gas (CH4) and carbon dioxide (CO2) gas samples was carried out using a gas analyzer. Physical chemistry analysis of air and sediment proved that the Situ Kuru sediment was able to support the activity of methanogenic microorganisms. The results show that the Situ Kuru sediment has the potential to produce different methane (CH4) emissions at each inlet, outlet and middle area. The results also show that the value of methane gas flux (CH4) is influenced by the depth of the sediment. The results of the highest methane gas flux (CH4) of methane were found at a depth of 0-30 cm in the middle location of 5.5790 mg/m2/hour. The flux of methane (CH4) is also influenced by the presence of carbon dioxide (CO2) gas. The highest flux of carbon dioxide (CO2) is found at a depth of 0-30 cm in the middle location of 2.3910 mg/m2/hour. Based on this research, it is necessary to rehabilitate Situ Kuru because it plays a role in methane (CH4) emissions in the range of 0.0290-5.5790 mg/m2/hour. 
Pengaruh Bahan Baku Kompos terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah Keriting (Capsicum annuum L.) Tiwit Widowati; Nuriyanah Nuriyanah; Liseu Nurjanah; Sylvia J.R. Lekatompessy; Rumella Simarmata
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.665-671

Abstract

Limbah pertanian dan serasah daun mengandung unsur hara yang berpotensi sebagai bahan baku kompos yang berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan baku kompos terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah keriting. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari kompos serasah daun bambu (K1), kompos serasah daun matoa (K2), kompos jerami (K3) dan kompos campuran ketiga bahan (K4). Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang, waktu berbunga dan berbuah, jumlah dan bobot buah. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi kompos jerami pada tanaman cabai menghasilkan pertumbuhan dan hasil tertinggi dibandingkan kompos lain. Perlakuan kompos jerami memberikan rata-rata tinggi sebesar 107,6 cm, jumlah cabang 51,4, waktu berbunga pada hari ke-39, waktu berbuah pada hari ke-54, jumlah buah sebanyak 118,6 dan bobot buah sebesar 230,6 g.ABSTRACTAgricultural waste and leaf litter contain nutrients that have potency as raw material for compost which is useful for improving soil structure and plant growth. The aim of this study was to determine the effect of compost raw materials on growth and yield of chili. The experiment used a completely randomized design with 5 replications. The treaments consisted of bamboo leaf litter compost (K1), matoa leaf litter compost (K2), rice straw compost (K3) and mixed compost of the tree materials (K4). The parameters observed were plant height, number of branch, time of and flowering and fruiting, number and weight of fruit. The results showed that application of rice straw compost on chili plant produced the highest growth and yield compared to other compost.    The rice straw compost treatment gave an average height 107.6 cm, number of branch 51.4, time of flowering on day 39, time of fruiting on day 54, number of fruit 118.6 and weight of fruit 230.6 g.
Penilaian Tingkat Cemaran Logam Berat Pada Lahan Pertanian di Hulu Sungai Citarum, Jawa Barat Cicik Oktasari Handayani; Sukarjo Sukarjo; Triyani Dewi
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.508-516

Abstract

Konsentrasi logam berat pada lahan pertanian sangat penting untuk dipantau karena berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai tingkat kontaminasi logam berat pada lahan pertanian di Kabupaten Bandung (DAS Hulu Sungai Citarum) dengan menganalisis faktor kontaminasi, faktor resiko ekologi, indeks beban polusi dan tingkat akumulasi logam berat yang berasal dari sumber antrhopogenik. Penentuan titik pengambilan sampel tanah dilakukan secara grid pada satuan (unit) lahan pada peta penggunaan lahan. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode survey pada 273 titik lokasi. Sampel tanah dianalisis kandungan logam berat Pb, Cd, Cr, Co dan Ni, kemudian dianalisis pola sebaran dan kontaminasi tanahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata konsentrasi logam Pb, Cd, Cr, Co dan Ni pada tanah masih berada di bawah batas kritis logam berat. Berdasarkan analisis kontaminasi dari faktor kontaminan (CF) dan potensi resiko ekologi (Er) menunjukkan bahwa konsentrasi logam Cd telah mencapai pada kategori sangat tercemar dan sangat berpotensi pada resiko ekologi. Tingkat pencemaran logam berat yang bersumber dari aktivitas anthropogenik menunjukkan kategori sedang hingga berat untuk logam Cd.ABSTRACTThe concentration of heavy metals in agricultural land is very important to monitor because it has an impact on the environment and public health. This study aims to provide information on the level of heavy metal contamination on agricultural land in Bandung Regency (the upstream watershed of the Citarum River) by analyzing contamination factors, ecological risk factors, pollution load index, and the level of accumulation of heavy metals from anthropogenic sources. Determination of the point of soil sampling is done on a grid on land units on the land use map. Soil sampling was carried out by survey method at 273 location points. Soil samples were analyzed for the heavy metal content of Pb, Cd, Cr, Co, and Ni, then the distribution pattern and soil contamination were analyzed. The results showed that the average concentration of Pb, Cd, Cr, Co, and Ni in the soil was still below the critical limit for heavy metals. Based on the analysis of contamination from the contaminant factor (CF) and potential ecological risk (Er) it shows that the concentration of Cd metal has reached the category of highly polluted and has a high potential for ecological risk. The level of heavy metal pollution originating from anthropogenic activities shows a moderate to a heavy category for Cd.
Analisis Korelasi Tingkat Pemahaman Masyarakat terhadap Perilaku Pemilahan dan Pengolahan Sampah di Dusun Pade Mare Lombok Utara Lolom Hutabarat; Agnes Mulyani
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.646-653

Abstract

Banyaknya volume sampah yang dihasilkan masyarakat baik berupa sampah organik sisa makanan dan daun kering, sampah anorganik seperti kertas, karton, plastik ataupun sampah lainnya saat ini semakin terasa dampaknya terhadap lingkungan. Berdasarkan sumbernya, sampah rumah tangga menempati urutan teratas berkontribusi menambah volume timbulan sampah sebesar 38,3% diikuti pasar tradisional sebesar 17,2%, kawasan 15,4%, perniagaan dan fasilitas publik 12,3% dan lainnya 16,7% dari jumlah total sampah secara nasional. Besarnya timbulan sampah meningkat 4% dari tahun 2019 sebesar 32,02 juta ton menjadi 33,17 juta ton pada tahun 2020 dimana timbulan sampah dominan berada di Pulau Jawa yaitu sekitar 60%-66% disusul dengan pulau Sumatera sekitar 18%-22%, kemudian pulau Kalimantan & Sulawesi sebesar 6%-7%, diikuti Bali, NTT, NTB, Ambon, dan Papua hanya berkisar antara 1%-3%. Perlu paradigm baru dalam pengelolaan sampah berdasarkan perspektif nilai ekonomis yang masih bisa didapatkan dari sampah sesuai prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Peran serta masyarakat secara aktif terhadap implementasi pemilahan sampah rumah tangga akan sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis korelasi perubahan perilaku pemilahan dan dan pengolahan sampah di dusun Pade Mare Lombok Utara. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan hasil nilai rata-rata 76.76 untuk pengurangan sampah, 76.67 untuk daur ulang sampah dan 79.03 untuk pengolahan sampah.ABSTRACTThe amount of waste generated by the community, both in the form of organic waste, food scraps, and dry leaves, inorganic waste such as paper/cardboard/plastic or other waste, is now increasingly having an impact on the environment. Based on the source, household waste occupies the top position, contributing to increasing the volume of waste generation by 38.3%, followed by traditional markets by 17.2%, areas by 15.4%, commerce, and public facilities by 12.3%, and others by 16.7% of the total. total waste nationally. The amount of waste generation continues to increase from year to year, wherein 2020 it reached 33.17 million tons per year, an increase of 4% compared to 2019 which was 32.02 million tons per year. Of this amount, the dominant waste generation is on the island of Java, which is around 60%-66%, followed by the island of Sumatra around 18%-22%, then the islands of Kalimantan & Sulawesi at 6%-7% followed by Bali, NTT, NTB, Ambon, and Papua only ranged from 1%-3%. There is a need for a new paradigm in waste management based on the perspective of economic value that can still be obtained from waste according to the 3R principle (Reduce, Reuse, Recycle). The active participation of the community will be strongly determined by the community knowledge level of the implementation of household waste sorting. The study was conducted in Pade Mare, Sambik Elen Village, North Lombok with an average value of 76.76 for waste reduction, 76.67 for waste recycling, and 79.03 for waste processing.
Pemanfaatan Bionanomaterial Chitosan dari Limbah Cangkang Kulit Udang Sebagai Adsorben dalam Pengolahan Air Gambut Shinta Elystia; Nur Anisyah Handayani Hasibuan; Zultiniar Zultiniar
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.570-578

Abstract

Persoalan air bersih merupakan masalah global yg mendesak harus segera ditangani. Khususnya masalah di daerah lahan gambut yang air bersihnya terbatas, adanya air gambut yang memiiki kuantitas besar pada daerah lahan gambut dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air, sedangkan untuk kualitas air gambut itu sendiri tidak memenuhi syarat sebagai air bersih. Upaya mengantisipasi kuantitas kebutuhan air tersebut dengan memanfaatkan bionanomaterial chitosan dari limbah cangkang kulit udang sebagai adsorben dalam pengolahan air gambut. Limbah cangkang kulit udang dihaluskan dan disaring menggunakan saringan 100 mesh lalu dilakukan sintesis chitosan dengan tahap deproitenasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Sintesis bionanomaterial chitosan dengan penambahan asam asetat 2% dan Tripoliphospat 200 ml. Hasil sintesis chitosan dikarakterisasi dengan uji FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) dimana adanya gugus amina dan hidroksil dalam pengkhelatan parameter logam Fe dan warna pada air gambut dengan nilai derajat N deasetilasi sebesar 90,9%. Bionanomaterial chitosan dikarakterisasi dengan uji XRD (X-Ray Diffraction) dengan nilai ukuran partikel bionanomaterial chitosan sebesar 73,93 nm. Variabel pada penelitian yang digunakan adalah 1 gram, 3 gram, 5 gram, dan 7 gram untuk massa adsorben, sedangkan variabel waktu pengadukan yaitu 30 menit, 60 menit dan 90 menit. Hasil Konsentrasi  penyisihan air gambut pada logam Fe sebesar 0,06 mg/L dengan efisiensi penyisihan nilai sebesar 95,65%, sedangkan penyisihan parameter warna sebesar 14,828 PtCo dengan efisiensi penyisihan nilai sebesar 97,93% dan didapatkan  massa adsorben terbaik pada 5 gram dengan waktu pegadukan 30 menit. Hasil perbandingan efisiensi penyisihan logam Fe dan warna pada baku mutu hygiene sanitasi dinyatakan sudah memenuhi sebagai sumber air.ABSTRACTThe problem of clean water is an urgent global problem that must be addressed immediately. Especially the problem in peatland areas where clean water is limited, the presence of peat water which has a large quantity in peatland areas is possible to be used as a source of meeting water needs, while the quality of peat water itself does not meet the requirements as clean water. Efforts to anticipate the quantity of water demand by utilizing chitosan bionanomaterial from shrimp shell waste as an adsorbent in peat water treatment. Shrimp shell waste was pulverized and filtered using a 100 mesh sieve, then chitosan was synthesized in the stages of deprioritization, demineralization, and deacetylation. Synthesis of chitosan bionanomaterial with the addition of 2% acetic acid and 200 ml of Tripoliphospat. The results of the chitosan synthesis were characterized by the FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) test in which the presence of amine and hydroxyl groups in the chelation of Fe metal parameters and color in peat water with a degree of N deacetylation value of 90.9%. Chitosan bionanomaterial was characterized by an XRD (X-Ray Diffraction) test with a particle size value of 73.93 nm for chitosan bionanomaterial. The variables used in this study were 1 gram, 3 grams, 5 grams, and 7 grams for the adsorbent mass, while the stirring time variables were 30 minutes, 60 minutes, and 90 minutes. Results The concentration of removal of peat water on Fe metal is 0.06 mg/L with an efficiency of removal of values of 95.65%, while the removal of color parameters is 14.828 PtCo with an efficiency of removal of values of 97.93% and the best adsorbent mass is obtained at 5 grams with stirring time 30 minutes. The results of the comparison of the efficiency of the removal of Fe and color metals in the sanitation hygiene quality standard were declared to have met the requirements as a water source.
Potensi Dampak Lingkungan Pada Industri Minyak Goreng Sawit Dengan Metode Life Cycle Assessment Serkiyan Adyaksa Krisi; M. Abu Jami'in; Mirna Apriani
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 3 (2022): July 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.3.672-677

Abstract

Produksi minyak goreng kelapa sawit meningkat seiring dengan banyaknya permintaan masyarakat. Peningkatan yang begitu pesat mempengaruhi sistem kinerja dari perusahaan. Pola perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar disisi lain juga mengakibatkan timbulnya dampak lingkungan yang disebabkan oleh proses produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi besarnya dampak lingkungan yang ditimbulkan adanya proses produksi minyak goreng sawit. Perusahaan ini juga telah menerapkan sistem manajemen lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab serta upaya untuk memperbaiki lingkungan. Salah satu upaya dalam memperbaiki lingkungan yaitu dengan melakukan penilaian siklus hidup. Penilaian siklus hidup adalah salah satu metode yang dapat mengidentifikasi dampak lingkungan yang disebabkan oleh proses produksi dan dinilai lebih sistematis mengeluarkan dampak terhadap lingkungan. Hasil analisis menggunakan pendekatan penilaian siklus hidup ini dapat mengetahui titik kritis (Hotspot) yang menyebabkan dampak lingkungan, baik dari proses produksi maupun produknya, sehingga didapatkan beberapa alternatif rekomendasi. Penentuan alternatif rekomendasi terbaik menggunakan metode Analytical Network Process (ANP). ANP merupakan salah satu metode untuk mengukur skala prioritas dalam mengambil suatu keputusan. Hasil dampak lingkungan menggunakan pendekatan daur hidup dengan metode CML-IA Baseline adalah Abiotic Depletion (fossil fuels) 12,56 MJ/ Ton, Pemanasan Global 0,00117 kg CO2 eq/ Ton, Toksisitas pada manusia 0,03718 kg 1,4 -DB eq/ Ton, Oksidasi Fotokimia 0,00043 kg C2H4 eq/ Ton, Asidifikasi 0,02586 kg SO2 eq/ Ton, dan Eutrofikasi 0,00394 kg PO4/Ton. Sedangkan hasil keputusan dari berbagai alternatif dan kriteria dengan metode ANP disimpulkan bahwa alternatif penggunaan biomassa tandan kosong atau empty fruit bunch (EFB) sebagai bahan bakar Boiler dan kriteria dampak lingkungan sebagai prioritas utama dalam perbaikan lingkungan.ABSTRACTPalm oil production increases along with the many people's demand. Such rapid improvements affect the performance systems of the company. The company's pattern of meeting market demand on the other hand also resulted in the onset of environmental impacts caused by the production process. The purpose of this study is to find out and identify the magnitude of the environmental impact caused by the palm oil production process. The company has also implemented an environmental management system as a form of responsibility as well as an effort to improve the environment. One of the efforts in improving the environment is to conduct a life cycle assessment. Life cycle assessment is one method that can identify the environmental impact caused by the production process and is considered more systematically issuing an impact on the environment. The results of the analysis using this life cycle assessment approach can find out the critical point (Hotspot) that causes environmental impact, both from the production process and the product, so that several alternative recommendations are obtained. The best alternative recommendations are determined using the Analytical Network Process (ANP) method. ANP is a method for measuring the scale of priority in making a decision. The result of environmental impact with CML-IA Baseline method is Abiotic Depletion 12,56 MJ/ Ton, Global Warming 0,00117 kg CO2 eq/ Ton, Human Toxicity 0,03718 kg 1,4 -DB eq/ Ton, Photochemical Oxidation 0,00043 kg C2H4 eq/ Ton, Acidification 0,02586 kg SO2 eq/ Ton, and Eutrophication 0,00394kg PO4/ Ton. While the results of decisions from various alternatives and criteria with the ANP method concluded that the alternative use of empty fruit bunch (EFB) as boiler fuel and environmental impact criteria as the main priority in environmental improvement.

Page 2 of 3 | Total Record : 27


Filter by Year

2022 2022