cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
JURNAL PENJAKORA
ISSN : 23563397     EISSN : 25974505     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016" : 8 Documents clear
PANORAMA DANAU BUYAN BERPOTENSI SEBAGAI IKON OLAHRAGA WISATA NASIONAL I Ketut Sudiana
JURNAL PENJAKORA Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v3i2.10604

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah dalam rangka mempromosikan potensi panorama Danau Buyan kepada wisatawan lokal, nasional, maupun mancanegara bahwa Danau Buyan layak dijadikan obyek wisata nasional. Kawasan wisata Danau Buyan terletak di objek dan daya tarik wisata khusus Bedugul yaitu di Desa Pancasari. Desa Pancasari sesungguhnya banyak memiliki daya tarik wisata alam dan budaya lokal yang dapat dikemas ke dalam berbagai jenis olahraga wisata. Upaya pengembangan kawasan Danau Buyan diharapkan dapat menunjang program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pengusahaan pariwisata alam disamping meningkatkan identitas pengelolaan, pengamanan dan pelestarian Taman Wisata Alam Danau Buyan. Kawasan Danau Buyan merupakan kawasan yang memiliki keunggulan komparatif yang besar karena memiliki perpaduan antara keindahan danau, hutan dan cuaca yang sejuk serta dikelilingi oleh tempat suci dengan gelombang spiritual yang tinggi  sebagai modal pembangunan disektor pariwisata alam terutama ekowisata serta dapat juga dimanfaatkan sebagai pusat penelitian dan pengembangan bidang flora dan fauna serta ekosistem danau selain bagian dari kegiatan pendidikan, ekonomi dan rekreasi.
TES FISIK TENIS MEJA UNTUK KELOMPOK UMUR 13 – 15 TAHUN Hanik Liskustyawati
JURNAL PENJAKORA Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v3i2.11731

Abstract

Cabang olahraga tenis meja, dalam mencapai prestasi yang tinggi kualitas fisik yang optimal merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Banyak jenis tes kemampuan fisik yang digunakan untuk keperluan  pengembangan fisik pemain tenis meja, namun belum diuji domain fisik apa saja yang melekat pada penampilan tenis meja. Tujuan penelitian ini adalah (1) menyusun tes fisik  pemain kadet (13-15 tahun) pada permainan tenis meja dengan perspektif domain fisik, dan (2) menyusun norma instrumen tes fisik  pemain kadet tenis meja berdasarkan perspektif domain fisik. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan berupa pengembangan tes fisik tenis meja usia 13-15 tahun pemain PTMSI Jawa Tengah. Dari hasil Fokus Group Discussion (FGD) para pakar, ahli, dan  pelatih merekomendasikan dilakukan tes sejumlah 21 item tes fisik. Uji terbatas untuk pengukuran domain fisik tenis meja dengan jumlah pemain 21 orang terdiri dari pemain putra 10 orang dan pemain putri 11 orang. Uji keefektifan produk menggunakan data sampel terbatas dilakukan pada para atlet dan non-atlet tiap kelompok diambil 4 orang atlet dan 4 orang non-atlet. Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada uji skala terbatas menggunakan analisis interkorelasi elemen intrumen dan kriteria diperoleh hasil bahwa tes fisik pemain putra meliputi tes: (1) rentang lengan; (2) kecepatan reaksi tangan, (3) koordinasi mata-tangan, (4) shuttle run; (5) multistage fitness test (MFT). sedangkan hasil tes fisik untuk putri meliputi tes: : (1) rentang lengan; (2) kecepatan reaksi tangan, (3) koordinasi mata-tangan; (4) shuttle run; (5), lari 40 meter (6)  multistage fitness test (MFT). 
POLA PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA PELAJAR DALAM MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BALI Suratmin Suratmin; I Wayan Artanayasa; Made Budiawan
JURNAL PENJAKORA Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v3i2.11732

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji pola pembinaan cabang olahraga pelajar (13 cabang olahraga) Kota Denpasar dan Buleleng dalam membangun prestasi olahraga Bali, (2) mengkaji pola pembinaan (manajemen pembinaan, sistem rekruitmen, program pelatihan dan kualifikasi pelatih) yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar dan Buleleng pada Pekan Olahraga Pelajar (PORJAR) Bali tahun 2009, dan (3) mengkaji tingkat keberhasilan pembinaan cabang olahraga pelajar yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar dan Buleleng pada PORJAR Bali tahun 2009 dalam membangun prestasi olahraga Bali. Metode penelitian ini adalah survey yang dilakukan pada pembinaan cabang olahraga pelajar Kota Denpasar dan Buleleng dalam Pekan Olahraga Pelajar Bali tahun 2009, dilakukan melalui pendekatan deskripti kualitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuanlitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah (1) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi Bali, (2) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar dan Buleleng, (3) Pembina dan Pelatih cabang olahraga pelajar Kota Denpasar dan Buleleng, dan (4) Atlet yang memperoleh medali pada PORJAR Bali tahun 2009. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 419 orang. Simpulan yang diperoleh adalah: (1) pola pembinaan cabang olahraga pelajar Kota Denpasar tergolong sangat tinggi, (2) pola pembinaan cabang olahraga pelajar Buleleng tergolong tinggi, (3) prestasi olahraga atlet pelajar Kota Denpasar tergolong sangat tinggi, dan (4) prestasi olahraga pelajar Buleleng tergolong tinggi.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR Jamaluddin Jamaluddin
JURNAL PENJAKORA Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v3i2.11733

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model PAKEM penjas terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa SD Inpres BTN IKIP II  Makassar. Penelitian dilaksanakan di SD Inpres BTN IKIP II Makassar.  Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental, dan menggunakan randomized group pretest posttest design. Variabel bebas yaitu model pembelajaran PAKEM penjas dan model pembelajaran konvensional penjas, selanjutnya variabel terikat adalah kebugaran jasmani siswa. Sampel berjumlah 48 orang yang terdiri dari 2 (dua) kelompok atau kelas, kelompok/kelas A 24 siswa dan kelompok/kelas B 24 siswa. Penelitian dilaksanakan selama 12 kali pertemuan. Data penelitian dikumpulkan dengan tes kebugaran jasmani dengan menggunakan tes TKJI. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t. pada taraf nyata α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan: 1) Model pembelajaran PAKEM penjasorkes memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa, ( to = 11,73> t tabel 0,05 = 2,07).  2) Model pembelajaran konvensional penjasorkes tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa,(to = 1,94 < t tabel 0,05 = 2,07).  3) Model pembelajaran PAKEM penjasorkes dan model pembelajaran konvensional penjasorkes memberikan perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa,(to= 2,89> t tabel 0,05 = 1,68).
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GERAK PADA ANAK USIA DINI Wahjoedi Wahjoedi
JURNAL PENJAKORA Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v3i2.11734

Abstract

pembangunan pendidikan nasional esensinya merupakan pemberian akses yang luas, pemerataan, dan peningkatan kualitas atau daya saing sumber daya manusia yang telah menempuh jenjang pendidikan tertentu. Pendidikan nasional Indonesia sebagaimana diamanatkan sejak awal kemerdekaan hingga era reformasi melalui pemberlakuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional meliputi jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan utuh, dan tidak boleh salah satu menganggap lebih bermakana dari yang lain, yang satu menafikan yang lain. Keempatnya merupakan jembatan emas menuju terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, berkarakter Pancasila dan berdaya saing global. Untuk merenda jalan menuju tercapainya sarasan tersebut, maka pondamen awal yang harus diperhatikan secara lebih cermat dan serius adalah jenjang pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar, yang dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Yang menjadi semakin menarik adalah tentang betapa pentingnya layanan pendidikan pada anak usia dini yang harus memperhatikan karakteristik khusus, tahap tumbuh kembang, dan minat anak usia dini. Sebagaiamana dipahami bersama, dunia anak adalah dunia bermain, berfantasi, bercengkrama ria bersama kawan-kawan seusianya (joyfull learning). Berdasarkan kenyataan tersebut, maka substansi penting yang patut mendapat perhatian adalah pentingnya aktivitas fisik atau gerak bagi anak usia dini. Berangkat dari hal tersebut, maka kajian ini akan memberikan kupasan secara khusus tentang pengembangan pembelajaran gerak pada anak usia dini, khususnya di Play Group dan Taman Kanak-kanak.
KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW SISWA SMP NEGERI 1 TANASITOLO KABUPATEN WAJO Andi Rizal
JURNAL PENJAKORA Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v3i2.11735

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat kontributif yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi variabel koordinasi mata-kaki dan keseimbangan terhadap keterampilan sepaksila dalam permainan sepaktakraw pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo, menggunakan sampel sebanyak 40 siswa putera yang diperoleh secara random. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data masing-masing variabel penelitian menggunakan instrumen tes kordinasi mata-kaki (Soccer Wall Volley Test), tes keseimbangan dinamis (dynamic balance test), dan tes keterampilan sepaksila yang sudah baku. Pengolahan dan analisis data menggunakan teknik analisis regresi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut: (1) Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap keterampilan sepaksila dalam permainan sepaktakraw pada siswaSMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo,  sebesar  47,90 %. (2) Ada kontribusi yang signifikan keseimbangan terhadap keterampilan sepaksila dalam permainan sepaktakraw pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo, sebesar 59,30%. (3) Ada kontribusi yang signifikan perpaduan koordinasi mata-kaki dan keseimbangan terhadap keterampilan sepaksila dalam permainan sepaktakraw pada siswa SMP Negeri 1 Tanasitolo Kabupaten Wajo, sebesar 75,40 %.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PPL MAHASISWA PENJASKESREK FOK UNDIKSHA MENURUT PENDAPAT SISWA DI SMP DAN SMA/SMK SE-KABUPATEN BULELENG Made Agus Wijaya
JURNAL PENJAKORA Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v3i2.11736

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pembelajaran PPL mahasiswa Penjaskesrek FOK Undiksha menurut pendapat siswa di SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Buleleng ditinjau dari aspek hasil, kemauan, metode dan kerjasama. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa peserta PPL-Real Penjaskesrek FOK Undiksha Semester Ganjil tahun akademik 2013/2014 berjumlah 136 orang mahasiswa terdiri dari 71 orang mahasiswa PPL Real di SMP dan 65 orang mahasiswa PPL Real di SMA/SMK se-Kabupaten Buleleng. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuisioner Formative Class Evaluation (FCE). Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif  kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisa data dan pembahasan, disimpulan penelitian ini adalah: (1) efektifitas  pembelajaran PPL mahasiswa Penjaskesrek FOK Undiksha menurut pendapat siswa SMP secara keseluruhan sebesar 2,80 termasuk pada kategori sangat baik, sedangkan menurut siswa SMA/SMK sebesar 2,73 termasuk baik, (2) efektifitas  pembelajaran PPL mahasiswa Penjaskesrek FOK Undiksha menurut pendapat siswa SMP ditinjau dari aspek hasil sebesar 2,80 (sangat baik), aspek kemauan sebesar 2,88 (baik), aspek metode sebesar 2,72 (sedang) dan aspek kerjasama sebesar 2,82 (baik), (3) efektifitas  pembelajaran PPL mahasiswa Penjaskesrek FOK Undiksha menurut pendapat siswa SMA/SMK ditinjau dari aspek hasil sebesar 2,75 (sangat baik), aspek kemauan sebesar 2,78 (sedang), aspek metode sebesar 2,63 (sedang) dan aspek kerjasama sebesar 2,76 (sedang). Disarankan kepada: (1) mahasiswa PPL Penjaskesrek FOK Undiksha agar secara periodik menggunakan FCE untuk meminta pendapat siswa tentang proses pembelajaran sebagai umpan balik perbaikan proses pembelajaran selanjutnya, (2) dosen pembimbing PPL dan Guru pamong dalam memberikan penilaian akhir mahasiswa PPL agar mempertimbangkan pula hasil pendapat siswa seperti yang tercantum pada kuisioner FCE.
ASMA DAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) DI SEKOLAH I Made Kusuma Wijaya
JURNAL PENJAKORA Vol. 3 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v3i2.11737

Abstract

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran pernafasan, yang ditandai mengi episodik, sesak nafas, batuk dan dada terasa berat. Populasi asma terus meningkat dan menduduki urutan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Peningkatan terutama terjadi pada anak-anak yang sedang berada pada usia sekolah. Siswa ataupun orang tua sering menganggap asma sebagai penghalang dalam melakukan aktivitas fisik sehingga mereka sering melarang anaknya untuk bermain ataupun berolahraga pada saat mereka mendapatkan mata pelajaran penjasorkes di sekolah. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu, apabila asma tersebut dikelola dengan baik dan terkontrol. Untuk itu diperlukan strategi praktis untuk mengatasinya agar penyakit asma pada siswa dapat terkontrol dengan baik. Strategi yang dapat dilakukan oleh seorang guru penjasorkes adalah dengan melakukan pengelolaan yang baik terhadap latihan dan penyakit asma pada siswa. Guru penjasorkes diharapkan dapat memperhatikan jenis olahraga dan dosis yang tepat yang dapat diberikan pada siswa penderita asma. Dalam pengelolaan penyakit asma guru diharapkan dapat menjalin kemitraan dengan siswa, keluarga, dan petugas kesehatan. Guru penjasorkes dapat membuat catatan yang berisikan tentang nama obat dan dosisnya, mengenali faktor pencetus, serta tanda-tanda memburuknya penyakit asma pada siswa berdasarkan atas koordinasi dengan keluarga dan petugas kesehatan yang merawatnya. Berdasarkan atas pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru penjasorkes harus memandang sama terhadap siswa yang sehat ataupun yang menderita asma sehingga mereka harus mampu memberikan pembelajaran penjasorkes yang tepat dan rencana pengelolaan penyakit asma yang jelas pada siswa. Dengan demikian siswa penderita asma tidak perlu merasa takut dan dapat berpartisipasi secara penuh dan aman dalam melakukan aktivitas fisik/olahraga di sekolah.

Page 1 of 1 | Total Record : 8