cover
Contact Name
Iwan Ridwan
Contact Email
iwan.ridwan@polban.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
fluida@polban.ac.id
Editorial Address
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Kotak Pos Bandung 1234 Kode Pos 40559 Gedung Jurusan Teknik Kimia
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
FLUIDA
ISSN : 14128543     EISSN : 27237680     DOI : https://doi.org/10.35313/fluida
FLUIDA (FLD, ISSN: 1412-8543, e-ISSN: 2723-7680) is a science and technology journal that contains articles taken from laboratory research results, simulation results of problems, conceptual analysis (the study of problem-solving in writing) about the production process, troubleshooting, and maintenance as well as results of studies/evaluations of the performance of a system process, especially in the fields of Chemical Engineering, Sustainable and Renewable Energy, Bioprocess Technology, and Food Technology.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA" : 6 Documents clear
Penapisan Zat Warna Alam Golongan Anthocyanin dari Tanaman Sekitar Sebagai Indikator Asam Basa Budi Santoso; Edi Wahyu Sri Mulyono
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.80

Abstract

Ekstraksi zat warna alami dari beberapa macam bunga, antara lain bunga Tapak dara (Catharanthus roseus L.), Mawar merah (Rosa L.), Alamanda kuning (Allamanda canthartica), bunga rambat ungu (Ipomoea cairica), dan bunga saputangan (Maniltoa grandiflora) memiliki potensi untukdigunakan sebagai indikator asam basa. Demikian pula dengan ekstrak zat warna alami dari biji beras hitam (Oryza sativa L.) daun bayam merah (Celosia argentea), kubis ungu/merah (Brassica oleracea var.) dan umbi bit merah (Beta vulgaris). Hampir keseluruhan bagian tanaman tersebutmengandung zat warna alam yang dapat digunakan sebagai indikator alami, yakni memiliki perubahan warna yang jelas pada pH tertentu. Zat warna alam ini pada umumnya tersusun oleh senyawa antosianin. Ekstrak kubis ungu diduga mengandung kadar antosianin yang paling tinggidan menunjukkan perubahan warna yang paling lengkap pada semua perubahan nilai pH. Persen berat hasil ekstraksi senyawa golongan Antosianin dari kubis ungu dengan menggunakan pelarutair adalah 0,22 % b/b sedangkan dengan HCl 0,1 N dalam metanol 0,36 % b/b. Konsentrasi total anthocyanidin dihitung berdasarkan Cyanidin 3-glucosida dengan absorptivitas molar 26,900 L mol-1 cm-1.
Pembuatan gula Cair dari Pati Singkong dengan menggunakan Hidrolisis Enzimatis Ayu Ratna Permanasari; Fitria Yulistiani
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.81

Abstract

Pada penelitian ini dibuat gula cair dari tepung tapioka yang dihidrolisis dengan enzim. Hidrolisis enzimatis pati terdiri dari dua tahapan yaitu liquifikasi dan sakarifikasi. Pada proses liquifikasi digunakan enzim á-amilase untuk memecah pati yang mengandung amilosa dan amilopektin menjadi dekstrin. Selanjutnya pada tahapan kedua proses sakarifikasi, dimana dekstrin dihidolisa menjadi glukosa dengan bantuan enzim glukoamilase. Volume enzim cair yang ditambahkan adalah 0,3; 0,4; dan 0,5 ml sedangkan konsentrasi substrat divariasikan 25%; 33,3%; dan 40%. Hasil terbaik diperoleh pada konsentrasi substrat 33,3% dan volume enzim sebesar 0,3 ml, yaitu memiliki kecepatan hidrolisis yang paling cepat untuk proses liquifikasi dan sakarifikasi.
Optimasi Sulfonating Agent H2SO4 dan Temperatur Operasi pada Sintesis Senyawa a-Naftalen Sulfonat Rintis Manfaati; Dede Dini Rahman; Neng Sri Widianti
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.82

Abstract

Sulfonasi adalah proses memasukkan gugus sulfonic acid (-SO2OH) atau sulfonil halida (-SO2Cl) pada bahan baku senyawa organik hidrokarbon. Pada penelitian ini proses sulfonasi dilakukan dengan menggunakan bahan baku naftalen teknis dan sulfonating agent H2SO4 98 % untuk mendapatkan produk á-naftalen sulfonat. Sulfonasi naftalen dipilih karena memiliki kondisi operasi yang ringan yaitu berlangsung pada temperatur dibawah 80oC sehingga dapat diterapkan pada Laboratorium Satuan Proses sebagai modul praktikum Satuan Proses. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah sulfonating agent (H2SO4 98%) dan temperatur reaksi optimum pada sulfonasi naftalen. Variabel yang divariasikan adalah jumlah sulfonating agent H SO 98% yang dihitung berdasarkan pada variasi nilai ð dan temperatur operasi. Nilai pi menyatakan konsentrasi SO minimum yang harus dipertahankan di dalam 3 reaktor agar proses sulfonasi tetap berlangsung. Analisis yang dilakukan adalah pengujian titik leleh, %yield produk, serta sisa asam. Proses sulfonasi naftalen dilakukan dengan massa naftalen 5 gram, waktu reaksi 60 menit dan kecepatan pengadukan 40-50 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada jumlah sulfonating agent H2SO4 98% sebanyak 2,9 ml untuk nilai pi = 52 dan temperatur operasi 70oC dengan titik leleh 78,9oC dan persentase yield produk sebesar 43,23%.
Pembuatan Biodiesel dengan Proses Ekstraksi Reaktif dari Ampas Perasan Kelapa Iwan Ridwan; Meylin Meylin; Rima Puspitasari; Dianty Rosirda Dewi; Mukhtar Ghozali
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.83

Abstract

Biodiesel merupakan energi terbarukan yang berasal dari minyak nabati atau minyak hewani. Pada penelitian ini pembuatan biodiesel dilakukan dengan metode ekstaksi reaktif (transesterifikasi insitu). Bahan baku yang digunakan yaitu ampas perasan kelapa dengan bilangan asam 0,5426 mg KOH/g, diameter partikel sebesar 1,12 mm. Katalis yang digunakan yaitu KOH 2%b/b pro analisis sedangkan metanol atau etanol teknis sebagai pereaksi. Transesterifikasi in situ ampas kelapa dilakukan pada temperatur reaksi 65°C dan kecepatan pengadukan 1000 rpm. Variasi variabel adalah waktu reaksi 4,5,6,7,8,9 jam dan jenis pereaksi yaitu metanol dan etanol teknis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa waktu reaksi dan jenis pereaksi berpengaruh terhadap yield biodiesel. Hasil penelitian menunjukan penggunaan metanol sebagai reaktan menghasilkan yield sebesar 85,97 % sedangkan etanol sebesar 53,57 %. Yield biodiesel 85,97% dengan reaktan metanol dicapai selama 8 jam. Hasil analisis biodiesel tersebut menunjukan bahwa nilai densitas, kadar air, viskositas memenuhi standar SNI Biodiesel No.7182-2012 sedangkan untuk gliserol total, dan bebas tidak memenuhi SNI.
Evaluasi Kinerja Aqueous Ammonia Plant (Studi Deskriptif di Pabrik Pupuk) Nur Aida Amalia; Nurul Syefira Fatayatunnajmah; Bintang Iwhan Moehady
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.84

Abstract

Di Indonesian terdapat pabrik pupuk yang memproduksi aqueous ammonia dengan konsentrasi 25-30%. Pembuatan aqueous ammonia dilakukan dengan cara mencampurkan amonia anhidrat dengan air. Kendala yang dihadapi ialah adanya aqueous ammonia yang hilang sehingga kebutuhan amonia anhidrat sebagai umpan menjadi lebih banyak. Hilangnya aqueous ammonia terjadi karena kondisi operasi proses pembuatan aqueous ammonia belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu dan tekanan optimum pada proses pembuatan aqueous ammonia 25-30% dengan fasa uap yang terbentuk kurang dari 13%. Angka tersebut merupakan batas maksimum % amonia hilang yang diperbolehkan berdasarkan data aktual yang diperoleh dari lapangan. Proses optimasi menggunakan perangkat lunak HYSYS. Proses simulasi mengikuti urutan proses yang terjadi di industri yang terdiri dari Mixer, Shell and Tube Heat Exchanger (STHE), dan Tangki Penyimpanan. Simulasi diawali dengan menentukan variasi tekanan, suhu, dan fraksi aqueous ammonia untuk optimasi kondisi operasi di tangki penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi operasi optimum di Tangki Penyimpanan terjadi pada suhu 30-45oC, tekanan 1,2-2 kg/cm2 dan konsentrasi 26-30%. Optimasi kemudian dilanjutkan ke Mixer dan STHE yang mengacu pada kondisi operasi tangki penyimpanan. Suhu optimum keluaran Mixer adalah pada 57-58oC. Kondisi optimum STHE adalah pada rentang suhu masukan 57-58oC dan keluaran 43-45oC. Perbedaan kondisi antara hasil simulasi dengan data aktual adalah pada laju alir umpan amonia anhidrat dan air (kebutuhan amonia berkurang 24,9-54,9 kg/h dari kebutuhan amonia aktual), suhu keluaran STHE (2oC lebih kecil dari data aktual), dan tekanan optimum pada Tangki Penyimpanan lebih besar dari tekanan aktual (1,5 kg/cm2 terhadap 2 kg/cm2).
Simulator Storage Tank: Sebuah Alat Praktikum Untuk Melatih Pengoperasian Tangki Nurcahyo Nurcahyo; Rispiandi Rispiandi; Randy Surya Kusumah; Sandra Sopian
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.85

Abstract

Storage tank merupakan tangki penyimpanan untuk fluida cair dan gas. Dalam penelitian ini, storage tank digunakan untuk proses loading dan unloading fluida cair dan gas dengan tujuan untuk melihat fenomena yang akan terjadi akibat kekeliruan karena venting tidak dibuka yang akan menimbulkan potensi ledakan untuk proses loading dan bahaya collapse untuk proses unloading. Parameter yang digunakan adalah variasi laju alir volumetrik terhadap waktu dan tekanan ketika ledakan serta collapse. Adapun spesifikasi dari storage tank yang dibuat sesuai dengan desain dan rancangan dari API 620 dan 650 dengan ketinggian 50 cm, diameter 20.32 cm dan ketebalan 0.7 cm dari bahan carbon steel. Simulator keamanan dari storage tank ini menekankan pada aspek fenomena dari keamanan pengoperasian storage tank. Indikator untuk bahaya ledakan adalah balon, karet pipet dan plastik tebal, sementara untuk simulasi bahaya collapse, indikator yang digunakan adalah botol plastik dengan ukuran 450, 700 dan 1600 ml. Setiap indikator tersebut dimaksudkan sebagai sebuah simulator dari bahaya keamanan pada storage tank, tetapi tidak merepresentasikan daripada kekuatan tangki. Indikator yang digunakan untuk melihat fenomena ledakan saat proses loading maupun collapse saat proses unloading menekankan pada aspek penyadaran terhadap orang atau operator yang bersangkutan bahwa untuk setiap kekeliruan dari proses loading maupun unloading akan mengakibatkan konsekuensi. Dalam skala industri yang lebih besar dan dengan fluida yang lebih sensitif dan berbahaya, kekeliruan ini bisa fatal dan tidak bisa ditolerir. Hasil dari penelitian dan uji simulasi kemanan tersebut untuk proses loading fluida cair diperoleh tekanan maksimumnya 1 barg untuk indikator karet pipet pada nilai laju alir volumetrik pada 30 l/min dengan waktu loading 19.48 detik. sementara untuk proses loading fluida gas mempunyai tekanan maksimum sebesar 0.6 barg untuk indikator karet pipet pada nilai laju alir volumetrik 30 l/min dengan waktu pengisian adalah 11.91 detik untuk indikator karet pipet. sementara untuk proses unloading fluida cair botol berukuran 1600 ml menunjukan ketahanan terhadap collapse yang lebih kuat (lama) dengan waktu 0.58 detik untuk laju alir volumetrik maksimumnya. Terakhir untuk proses unloading fluida gas bahwa ketahanan botol berukuran 400 ml lebih kuat dengan waktu collapse yaitu 13.61 detik. Adapun indikator optimum untuk penelitian pada proses loading adalah dengan menggunakan karet pipet, dan proses unloading dengan menggunakan botol berukuran 700 ml.

Page 1 of 1 | Total Record : 6